PENGUKURAN PARAMETER DOSIMETRI PESAWAT TELETERAPI 60Co ALCYON II PlI 213A311. Dani PTKMR - BATAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

Eni Suswantini PTKMR - BATAN

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

MENGGUNAKAN PROTOKOL IAEA TRS No. 398

PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

PENENTUAN DOS IS SERAP BERKAS ELEKTRON ENERGI NOMINAL 4 MeV DI DALAM FANTOM AIR MENGGUNAKAN DETEKTOR IONISASI KEPING SEJAJAR

KALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR - BATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC

UNIVERSITAS INDONESIA

PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

KALIBRASJ KELUARAN BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100C NO. SERI 1402 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSA T Dr. SUTOMO, SURABA Y A

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

PERSENTASE DOSIS KEDALAMAN (PDD) PADA PESAWAT TELETERAPI CO-60. Fisikawan medik Habib Syeh Az /

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System

ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

ANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

KARAKTERISASI DETEKTOR IN VIVO UNTUK DOSIMETRI RADIOTERAPI EKSTERNA

KALIBRASI KELUARAN PESA W AT SINAR-X ORTHOVOL TAGE MONOGIL GILARDONI

Prediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS)

PERBANDINGAN PENGUKURAN PDD DAN BEAM PROFILE ANTARA DETEKTOR IONISASI CHAMBER DAN GAFCHROMIC FILM PADA LAPANGAN 10 X 10 CM 2

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

Correction of 2D Isodose Curve on the Sloping Surface using Tissue Air Ratio (TAR) Method

PERHITUNGAN EFISIENSI DAYA BERDASAR PROSEN- TASE KEDALAMAN DOSIS (PDD) PADA LINAC MEDIS RS DR. SARDJITO

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin, Nina Herlina, dan Bambang Supriyanto PTKMR - BAT AN

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

PERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

Berkala Fisika ISSN : Vol. 16, No. 4, Oktober 2013, hal

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60

BAB III PERHITUNGAN JUMLAH MONITOR UNIT MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK MODEL GK MENGGUNAKAN PROTOKOL TRS 277 DAN TRS 398

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

PENENTUAN DISTRIBUSI DOSIS SUMBER RADIASI LDR 192 Ir BRAKITERAPI MENGGUNAKAN FILM GAFCHROMIC EBT 2 DI MEDIUM AIR DAN UDARA

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

Analisis Dosis Keluaran Radiasi Dengan Sumber Cs-137 Pada Proses Kalibrasi Pendosimeter. Muhijrah 1,Wira Bahari Nurdin, Bannu Abdul

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

Assef Firnando Firmansyah, Nurman Rajagukuguk

bahwa semakin besar jarak ukur maka dosis serap yang diterima semakin kecil. Kata kunci :Kalibrasi, survei meter, dosis serap, faktor kalibrasi

5~f Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan, Agustus 1996

Nurnian Rajagukguk dan Tuyono Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuklir -BAT AN. I. PENDAHULUAN diafragma pengatur berkas radiasi dari

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

PENENTUAN DOSIS SERAP BERKAS ELEKTRON ENERGI NOMINAL MENGGUNAKAN DETEKTOR IONISASI KEPING SEJAJAR

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 1-8

Transkripsi:

Prosldi~Portemuan dan Presentasillmiah Fungslonal Toknls Non PonoliU.19 Dosembor 2006.. -- ISSN :1410-5381 PENGUKURAN PARAMETER DOSIMETRI PESAWAT TELETERAPI 60Co ALCYON II PlI 213A311 Dani PTKMR - BATAN ABSTRAK PENOUKURAN PARAMETER DOSIMETRI PESA WAT TELETERAPI 60Co ALCYON II P 11 213A311.Tclah dilakukan pengukuran parameter dosinietri pesawat teleterapi 60Co Alcyion II nomoi' seri P 1/213A311 yang akan digunakan sebagai masukan untuk sistem perencanaan perlakuan radioterapi yang berbasis komputer. Paramett:r-parameter dosimetri yang akan diukur adalah nilai laju dosis serap acuan, faktor keluaran, nilai transmisi dan kurva transmisi baji kompensator (wedge) serta faktor koreksi tray. Pengukuran laju dosis serap acuan dilakukan di dalam fantom air dengan jarak sumber ke permukaan fantom ( SSD ) 80 em, luas lapangan 10 cm x 10 cm dan kedalaman pengukuran 5 cm. Sedangkan pengukuran yang lainnya diukur di udara pada jarak sumber ke detector,sdd, 80- em dan berbagai 1uas lapangan radiasi. Pengukuran dilakukan dengan detektor volume 0,6 cc tipe NE 2581 yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer tipe NE 2570 A. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai dosis serap acuan adalah (81,41 ± 0,52) coy/menit, nilai transmisi baji kompensator adalah (0,711 ± 0,01), (0,585 ± 0,01), dan (0,414 ± 0,01) masing-masing untuk baji kompensator dengan sudut 30, 45 dan 60 dengan luas lapangan 10 em x 15 cm. Sedangkan faktor koreksi tray adalah (0,937 ± 0,01). ABSTRACT DOSIMETRIC PARAMETERS MEASUREMENT OF ALCYON II P1I 213A311 60Co TELETHERAPY UNIT. The measurement of dosimetric parameters of an Alcyon II PI serial number 213A311 60Co teletherapy unit had been carried out. Dosimetric parameters measured were the reference absorbed dose mte, the output factor, the transmission rate and the transmission curve of the wedge filter and the tray correction factor. The absorbed dose measurement was carried out inside a water phantom at the source to the surface distance (SSD) of 80 cm, a field size of 10 cm x 10 em and 5 em depth. Meanwhile, the other parameters were measured in air at the source to the detector distance (SDD) of 80 em and some different field sizes. The measurement was carried out by using an ionization chamber with the type of NE 2581 having 0,6 cc volume connected to Farmer electrometer with the type of NE 2570A. The results obtained showed that the reference absorbed dose rate was (81.41 ± 0.52) coy/minute, the transmission rate of the wedge filter with the field size of 10 em x 15 em were (0.711 ± 0.01), (0.585 ± 0.01), and (0.414 ± 0.01} each for the 30, 45 and 60 wedges. The tray correction factor was (0.937 ± 0.01). 190

Pl'oslllinU pertemuan dan PresentaslllmIah Funosionai TeknIs Non PeneUU. m Desember 2006 iiii -ISSN :14W - 5381 PENDAHULUAN Berkas radiasi yang paling efektif digunakan untuk tempi tumor (kanker) yang letaknya di dalam tubuh adalah radiasi yang berasa] dari berkas radiasi foton atau sinar X yang mempunyai energi dan daya tembus sangat tinggi[l].icru merekomendasikan bahwa dosis yang diberikan pada volume target memerlukan ketelitian dengan ktidakpastian hanya ± 5%[2]. Dengan mempertimbangkan bahwa prosedur radioterapi meliputi beberapa tahapan.','. maka setiap tahapan diusahakan memiliki ketelitian dengan ketidakpastian lebih kecil ± 3% untuk memperoleh seluruh ketidakpastian sebesar ± 5%[3], Salah satu tahapan dalam prosedur radioterapi adalah perhitungan dosis serap radiasi yang akan diberikan pada pasien ketika sumber radiasi itu digunakan.prosedur radioterapi yang dilakukan dengan mengacu pada publikasi IAEA (International Atomic Energy Agency) Technical Report Series No. 277 yang memberikan petunjuk atau prosedur tentang dosimetri radioterapi (termasuk berkas sinal' gamma 60Co). Di dalam publikasi IAEA tersebut juga diuraikan pengaruh kondisi lingkungan (tekanan dan suhu udara ruangan) dan faktor lktor lain yang diperlukan untuk penentuan dosis serap rudiasi[4]. Pesawat terapi 60Co A lcyon II nomor seri PI / 213A311 adalah pesawat terapi yang digunakan oleh rumah sakit dr. Cipto Mangunkusumo untuk menyinari penderita kanker. Pesawat ini dilengkapi dengan tiga buah baji kompensator dengan sudut 30, 45 dan 60 dengan lapangan radiasi 10 cm x 15 em. Baji kompensator garis isodosis dengan kemiringan ini digunakan untuk mendapatkan tertentu pada salah satu arah dengan sudut tertentu[5]. Hal ini untuk mempertimbangkan adanya volume target atau permukaanjaringan yang tidak rata. Salah satu parameter dosimetri dari baji konpensator ini adalah kurva transmisi baji kompensator yang menggambarkan variasi laju dosis di titik-titik pada bidang yang sarna yang disebabkan penggunaan baji kompensator tersebut[6]. Parameter ini rnerupakan salah satu data masukan pada program pereneanaan perlakuan radioterapi "ISIS" yang akan digunakan oleh rumah sakit dr. Cipto Mangunkusumo. Dengan adanya data masukan ini maka komputer dapat melakukan perhitungan dosis pada titik-titik yang diinginkan [6]. Data dosim~tri lainnya antara lain meliputi : nilai dosis serap acuan, nilai faktor keluaran, dan nilai laju dosis serap yang disebabkan oleh faktor tray. 191

.Pr'osldlJJJpartumuan dad ProsaDtasllimlah FWluslonai TBknls Non PaDaUn, 19 Dosambor 2006 ISSN :14W - 6381 Makalah ini akan menguraikan pengukuran parameter dosimetri dari pesawat terapi 60Co Aleyon II nomor seri PI 1213A311 milik rumah sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta lintuk dipakai scbagai data masukan dari sistcm pcrcneanaan pcrlakuan radiotcrapi "ISIS". TAT A KER.JA Pcngukuran Lajll Oosis Serap Aeuan Pengukuran dosis serap air dari sumber radiasi 60Co dilakukan di dalam fantom air pada kedalaman 5 em dengan jarak permukaan fantom ke sumber radiasi, SSO = 80 em dan lnas lapangan radiasi, FS = lox 10 em2. Pengukuran dilakukan dengan detektor kamar ionisasi volume 0,6 ee model NE 2531 yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer tipe 2570 A. Data temperatur dan tekanan udara dimasukkan ke dalam elektrometer sehingga bacaan yang dipcrolch sudah terkoreksi terhadap temperatur dan tekanan udara. LLaju dosis scrap air pada kedalaman 5 em dapat dihitung dnegan persamaan berikut: dengan : Ms. ND. Sw,air. ps. Pu. Prepl... ( 1 ) sow: dosis serap pada kedalaman 5 em ( coy) Ms : baeaan dosimeter terkoreksi temperatur, tckanan pada kedalaman 5 em (digit) ND : faktor kalibrasi dosis scrap rongga udara detektor Sw,air : nisbah daya henti masa air terhadap udara Ps : faktor koreksi rekombinasi ion Pu : faktor koreksi pertubasi Prepl : koreksi titik efektif pengukuran Oosis maksimum, Omaks dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: Dmaks= 1001 (PDDsem) x sdw (2) PDDs em = persentase dosis pada kedalaman 5 em Jika faktor kalibrasi detektor dari sertifikat kalibrasi dalam nilai paparan, Nx dengan satuan R/digit, maka untuk mendapatkan faktor kalibrasi dalam kerma udara, Nk dengan satuan Gy/digit digunakan persamaan berikut : 192

Prosl~ Pertllmuan!lan Prusontasilimiah Funoslonal Toknls Non PonoUtl.18 Dosomber 2006 ii------------- ISSN :1410-5381 w e --------- (3) I-g dengan : \VIe = Energi untuk menghasilkan satu ionisasi di udara per muatan elektron ( 33,97 ± 0,06 llc ) g = fraksi energi sekunder partikel bermuatan yang hilang menjadi brel11strahlung (0,003) Selanjutnya untuk mendapatkan faktor kalibrasi dosis serap udara detektor, ND digunakan persal11aan sebagai berikut : NI)=Nk( I-g) k"l1 krn.................... (4) dengan : k"tt : faktor atenuasi dinding detektor krn : faktor ketidaksetaraan udara dari dinding dan selubung penil11bul (build up cap) detektor Pcngukuran Faktor Kcluaran Faktor keluaran didefinisikan sebagai perbandingan keluaran di udara dari suatu lapangan radiasi terhadap keluaran di lapangan radiasi aeuan yaitu 10 em x 10 em.. Pengukuran faktor keluaran dilakukan dengan menyinari detektor pada jarak sumber ke detektor 80 (;111dengan lapangan radiasi yang bervariasi 111u]ai dari 4 em x 4 em sampai dengan lapangan radiasi 30 em x 30 em. Hasil pengukuran setiap lapangan dinormalisasikan kc lapangan radiasi 10 em x 10 em. Pcngukuran Faktor Korcksi "Tray" Pengukuran dilakukan di udara dengan menyinari detektor tanpa menggunakan tray pada jarak sumber ke detektor 80 em dan iapangan radiasi 10 em x 10 em. Selanjutnya pada 193

PI'osldl~PortBmuan dan ProsBlltasllimiah FWluslonai Toknls Non PolJIIIIU,18 Dosombor 2DD8 ISSN - :1410 6381 kondisi yang sarna dilakukan pengukuran dengan menggunakan tray. Hasil pengukuran laju dosis serap dengan menggunakan tray dan tanpa tray ini dibandingkan untuk mendapatkan f:lktor koreksi tray yang menggambarkan fraksi dad radiasi primer yang diserap oleh tray. Pengukuran Nilai Transmisi dan Kurva Transmisi Baji Kompensator Nilai transmisi baji kompensator didefinisikan sebagai perbandingan laju dosis pada sumbu utama berkas radiasi dari medan radiasi yang diperolbh dengan menggunakan baji kompensator terhadap medan radiasi tanpa menggunakan baji kompensator. Pengukuran nilai transmisi dari baji kompensator di1akukan dengan menyinari detektor pada jarak sumber ke detektor 80 em dan lapangan radiasi 10 em x 10 em. Selanjutnya detektor ditempatkan pada beberapa titik di sepanjang bidang yang tegak 1urus sumbu utama ke sisi tipis dan ke sisi teba1 dengan selang jarak 0,5 em dari pengukuran sebelumnya. Mula-mula dilakukan pengukuran laju dosis serap tanpa mcnggunakan baji kompensator, kemudian mcnggunakan baji kompensator. I-Iasil kedua pengukuran tersebut dibandingkan untuk mendapatkan ni1ai transmisi dari baji kompensator. Kurva transmisi baji kompensator menggambarkan variasi laju dosis temorma1isasi di tjtik-titik yang terletak pada bidang yang sarna yang disebabkan adanya baji kompensator. Untuk suatu titik P yang berjarak r dari sumbu utam barkas radiasi pada bidang pengukuran, transmisi didefinisikan sebagai: TR PT- ORw P T - ORo AX - ORo -----------------... (5) AX - DRw dengan : Pr - ORw Pr - DRo AX - ORw AX - ORo = laju dosis di Per) untuk berkas radiasi dengan baji kompensator = 1aju dosis di per) untuk berbs radiasi tanpa baji kompcnsator = 1aju dosis di sumbu utama berkas radiasi dengan baji kompensator = 1aju dosis di sumbu utama berkas radiasi tanpa baji kompensator 194

P'ros_ PortBmuan dan ProsontaslllmJah FunosJonaJToknls Nun PonoUU,19Dosombor 2006 ISSN :1410 6381 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran laju sosis serap aeuan berdasarkan hasil pengukuran di sumbu utama berkas radiasi pada kondisi aeuan dapat dilihat pada Tabel 1. berikut : FS PDD Dmaks Tabeli. egy/menit 78,8 Baeaan 0,990 Prepl 81,41 11.09 nc/menit egy/menit Rata2 ± 64,16 0,52 D5c~ (%) Hasil pengukuran laju dosis serap aeuan Hasil pengukuran Tabel 2. berikut: faktor keluaran untuk berbagai lapangan radiasi dapat dilihat pada em x em) Tabel 2. Hasil pengukuran faktor keluaran dari berbagai lapangan radiasi No. Field 10 12 15 27 25 22 20 30 18x18 4x4 5x5 6x6 7x7 8x8 9x9 x 10 12 IS 27 22 20 25 30 Size (nc/30 Baeaan 6,62 6,69 6,74 6,79 6,84 6,49keluaran 0,9447 0,9636 0,9738 0,9883 0,9956 0,9811 1,0771 1,0699 1,0393 1,0553 1,0000 1,0844 1,0626 1,0175 7,14 7,25 6,87 6,99 7,35 7,45 7,30 7,40 Faktor detik) rata2 Hasil pengukuran faktor koreksi dari laju dosis yang disebabkan adanya "tray" dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini: Tabel 3. Hasil pengukuran faktor koreksi "tray" Baeaan tanpa "tray" Bacaan nc/menit 12,87 0,937 Faktor dengan ± 0,00koreksi" "tray" tray" 195

prosltlljjj PertemuaR dar PreseRtaslllmlah FunoslonaI Teknls Non PeReUtI. 19 Desember 2006 - ISSN :1410. 6381 Dari tabel di atas dapat dilihat adanya penyerapan radiasi primer sebesar 6,3% oleh "tray". Hasil pengukuran nilai transmisi dari dasis yang disebabkan oleh adanya baji kompensator dapat dilihat pada Tabel 4. berikut: Tabel 4. Hasil pengukuran laju transmisi baji kompensator Baj i Kompensator Baeaan 0,710 0,414 0,585 6,84 4,86 2,83 4,00 Nilai Baeaan baji tanpa kompensator transmisi dengan baji kompensator Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa di sumbu utama berkas radiasi terjadi penyerapan dosis yang disebabkan baji kompensator sebesar 29%, 41,5 % dan 58,6% masingmasing untuk baji kompensator dengan sudut 30, 45 dan 60. Hal ini disebabkan semakin besar sudut baji kompensator semakin bertambah ketebalan baji kompensator sehingga dosis yang diserap akan semakin besar. Hasil perhitungan nilai transmisi dengan menggunakan persamaan 2 dapat dilihat pada Tabel 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 dan kurva t{ansmisi dapat dilihat pada GambaI' 1. Tabel 5. Hasil pengukuran dan perhitungan nilai transmisi baji kompensator pada posisi tipis untuk sudut 30 (10 em x 15 em). No. Off-axis 0,0 3,5 2,0 0,5 4,0 3,0 2,5 1,0 1,5 4,5 5,0 5,5 6,744,90 6,745,05 2,89 6,84 6,79 6,33 6,69 5,27 Transmisi 1,21 0,863 0,816 0,749 0,794 0,831 0,764 1,413 0,694 0,873 0,685 0,727 1,014 (wedge) (open) 2,0628 1,4803 1,71 4,75 4,60 4,65 1,0131 1,2745 2,93 1,0000 1,0613 5,46 1,2599 1,1912 1,0934 5,31 1,1591 5,56 1,213 5,15 1,1153 Reading Ratio1 196

PrDsld~ Portom/lan dan ProsontaslllmJah FWlDsionai TBknls Non PBDBDtJ,18 Dosombor 2006 ISSN :1410-5381 Tabel 6. Basil pengukuran dan perhitungan nilai transmisi baji kompensator pada posisi No. tebal untuk sudut 30 (10 em x 15 em). Off-axisReading 0,5 4,0 4,5 2,5 3,5 3,0 2,0 1,0 ),5 5,0 5,5 6,694,24 6,74 3,49 6,64 6,59 5,78 1,57 Transmisi 0,324 0,244 0,541 0,589 0,509 0,675 0,604 0,660 0,619 0,634 0,437 (wedge) (open) 2,88, 0,3562 0,9854 0,8599 0,80 0,9036 0,4730 0,7898 0,6380 0,7431 0,8818 0,9635 0,9255 4,55 4,04 4,45 4,14 3,59 3,94 1,87 Ratio Tabel 7. Basil pengukuran dan perhitungan nilai transmisi baji kompensator pada posisi No. tipis untuk sudut 45 (10 cm x 15 cm). Off-axisReading 0,0 2,0 4,0 3,5 2,5 3,0 0,5 1,0 1,5 4,5 5,5 5,0 2,89 6,84 6,79 6,74 6,33 6,69 5,27 Transmisi 1,21 0,289 0,798 0,755 0,576 0,551 0,599 0,653 0,695 0,725 0,629 0,804 0,962 (wedge) (open) 2,3394 3,94 3,74 1,0000 4,04 4,40 4,65 1,2613 4,85 1,3158 4,24 2,78 1,0454 1,0871 1,1851 1,56 1,1416 1,4592 5,05 1,4483 1,7459 1,3702 Ratio 197

ProsllJq Pertemuan dan Presontasilimiah FWlDslonal Yoknts Non Plinolltl. 19 Dosomber 2006 ISSN -. :1410-5381 Tabel 8. Hasil pengukuran dan perhitungan nilai transmisi baji kompensator pada posisi No. tebal untuk sudut 45 (10 em x 15 em). Off-axisReading 0,5 2,5 4,0 2,0 3,5 3,0 4,5 1,5 1,0 5,5 5,0 6,743,38 6,693,23 6,64 3,49 5,78 6,59 Transmisi 1,57 0,318 0,324 0,46S. 0,533 0,501 0,483 0,382 0,404 0,423 0,445 0,352 (wedge) (open) 0,60 0,9673 0,9093 0,8766 0,6933 0,8494 0,7332 0,5771 0,7677 0,5880 0,8076 0,6388 2,68 2,83 2,98 2,32 3,59 3,13 1,11 1,87 Ratio Tabel 9. Hasil pengukuran dan perhitungan nilai transmisi baji kompensator pada posisi No. tipis untuk sudut 600( 10 em x 15 em). Off-axisReading 0,0 3,5 4,0 2,0 0,5 2,5 3,0 1,0 4,5 1,5 5,0 5,5 6,743,23 6,743,03 2,89 6,69 6,79 6,84 5,27 6,33 1,21 Transmisi 0,574 0,658 0,711 1,248 0,729 0.910 0,378 0,406 0,479 0,450 0,518 0,604 (wedge) (open) 3,3016 2,4084 4,40 4,50 2,57 2,78 1,7404 1,8810 3,84 1,9286 2,63 1,0000 1,0741 1,2672 1,1905 3,49 1,3704 1,5185 4,04 1,5979 Ratio 198

- ISSN PrlJsldInU Portomuan dan Prosontasilimlah Funoslonal TBknls Non PoooUtI, 18 D8sombor 2006 :1410-6381 Tabe! 10, Basi! pengukuran dan perhitungan nilai transmisi baji kompensator pada posisi No. tipis untuk sudut 60 (10 em x 15 em), Off-axisReading 0,5 2,5 4,0 2,0 3,0 3,5 4,5 1,0 1,5 5,5 5,0 6,74 3,49 6,691,77 6,691,61 6,64 6,59 5,78 Transmisi 1,57 0,265 0,241 0,227 0,199 0,290. 0,201 0,166 0,352 0,329 0,302 0,223 (wedge) (open) 0,9312 0,5899 0,8704 0,7989 0,7672 0,7011 0,6376 0,5317 0,6005 0,4391 0,5265 2,37 2,22 2,02 0,96 ] 1,51 1,31 Ratio,94 sisi tipis baji kompensator. Kurva ini dipisahkan menjadi dua semi kurva, masing-masing pada sisi teba! dan pada Z' 8 :2> 7 "C ::- 6 Q) ii) 5 E 'w 4 o 3 c: ~ 2 ~ 1 IX) o -5-2.5 o 2.5 5 [Sisi Tipis] Jarak ke Sumbu Utama (em) [Sisi Tebal] Gambar 1. Kurva transmisi berkas radiasi menggunakan beberapa baji kompensator 199

ProsldI~Purtumuan dan ProsontaslllmJah FWlOSlonal 'Bkllls Non PoooUtI, 18 Dosombel' 2008 ISSN. :1410-6381 Dari Gambar 1. dapat Jilihat bahwa profil berkas radiasi yang tidak menggunakan baji kompensator menunjukkan simetri y,mg eukup baik dimana untuk daerah lapangan radiasi 3,5 em sampai dengan daerah lapangan radiasi 4 em menunjukkan laju paparan yang eukup homogen dengan laju paparan maksimum di sumbu utama berkas radiasi. Hal ini menunjukkan bahwa penempatan detektor di sumbu utama medan radiasi dalam pengukuran sudah tepat. Sedangkan untuk baji kompensator dengan sudut 30 dapat dilihat bahwa kurva transmisi pada sisi tipis untuk sudut baji kompensator yang'lebih besar diperoleh kurva transmisi yang kemiringan semakin besar. Hal ini disebabkan dosis pada jarak r dari pusat sumber radiasi penyerapannya makin keeil sehingga dosisnya semakin besar sebaliknya pada sisi tebal dosis pada jarak r dari pusat sumber radiasi penyerapannya makin besar sehingga dosisnya s~makin keeil. Begitu juga kurva transmisi untuk baji kompensator dengan sudut45 dan 60. Jika dibandingkan hasil perhitungan nilai transmisi antara ketiga baji kompensator terse but terlihat bahwa nilai transmisi pada sisi tebal semakin keeil untuk sudut yang semakin bcsar dan sebaliknya pad a sisi tipis nilai transmisi semakin besar untuk sudut yang semakin besar. Hal ini karena pad a sisi tebal dosis yang diserap akan semakin besar dengan semakin tebalnya baji kompensator. Sebaliknya pada sisi tipis dosis yang diserap semakin keeil dengan semakin besarnya sudut baji kompensator. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran parameter dosimeteri diperoleh besarnya dosis serap aeuan adalah 81,41 egy untuk waktu penyinaran 1 menit sedangkan faktor koreksi tray adalah 0,937. Nilai laju transmisi yang diperoleh untuk baji kompensator dengan sudut 30, 45 dan 60 adalah 0,710,0,585 dan 0,414. Dengan demikian di sumbu utama berkas radiasi terjadi penyerapan dosis yang disebabkan baji kompensator sebesar 29%, 41,5 % dan 58,6 % masing-masing untuk baji kompensator dengan sudut 30, 45 dan 60 Profil berkas radiasi yang tidak menggunakan baji kompensator menunjukkan simetri yang eukup baik. Hal ini terlihat bahwa untuk daerah lapangan radiasi - 3,5 em sampai dengan daerah lapangan radiasi 4 em menunjukkan laju dosis yang eukup homogen dengan laju dosis maksimum di sumbu utama berkas radiasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa penempatan detektor di sumbu utama medan radiasi dalam pengukuran sudah tepat. 200

pros_ PartBmnan I!an Prasentasl UmlaIJFunuslonaJTBknls Nun PenaUtI.19DasamlJor 2008 ISSN :1410-6381 Hasil perhitungan untuk penentuan kurva transmisi baji kompensator ini dapat dijadikan sebagai data masukan untuk sistem program perencanaan perlakuan radiaoterapi "ISIS". Disamping itu data pengukuran ini bisa digunakan sebagai data acuan untuk program kendali mutu dari pesawat teleterapi 60Co A1cyon II nom or seri PI /213A311 DAFT AR PUST AKA I. TUTI BUDIANT ARI, NURMAN RAJAGUKGUK, SUSETYO TRIJOKO, SRI INANG SUNARY AT!., Interkomparasi Dosis Berkas Foton Energi Tinggi dari Pesawat Akselerator linier Medik, Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan VI, PSPKR-BATAN, Jakarta 2-3 September 1998 2. ICRU (International Comission on Radiation Units and Measurements), Determination of Absorbed Dose in Patient Irradiation by Beams of X-ray or Gamma Rays in Radiotherapy Procedures, Washington DC, USA (1976) 3. NURMAN RAJAGUKGUK, Penentuan Parameter Dosimetri Pesawat Teleterapi CO-60 Alcyon I, Prosiding Seminar Pranata Nuklir dan Litkayasa II PSPKR-BA TAN, Jakarta, 3 4 November 1998 4. IAEA, Absorbed Dose Determination in Photon and Electron Beams, Technical Report Series No. 277, IAEA, Vienna, 1987 5. SRI INANG SUNARY ATI,. Menentukan Kurva Transmisi Baji Kompensator Pesawat Teleterapi Co-60 A1cyon II P1I2038 P, Prosiding Seminar Pranata Nuklir ~an Litkayasa III PSPKR-BA TAN, Jakarta 30-31 Maret 1999 6. Buku Petunjuk "ISIS" 201