BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Meity H. Idris, Peran Guru dalam Mengelola Keberbakatan Anak, Cet.2, PT Luxima Metro Media, Jakarta, hlm, 171.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang saling mempengaruhi, misalnya persoalan administrasi,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 54.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah yang kompleks dan selalu berubah. Karena yang menjadi. subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan pendidikan Integratif di Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219.

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

PENGEMBANGAN KURIKULUM DITINJAU DARI TINGKAT KABUPATEN SAMBAS PADA DAERAH TERTINGGAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH KABUPATEN SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. Overseas Publication Ltd, 1959), hlm 4. 1 Frederick Y. Mc. Donald, Educational psychology, (Tokyo:

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidiknya. 1 Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikanlah manusia dapat berfikir dan juga dapat memelihara segala sesuatu ada di bumi ini. Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam setiap proses pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, baik lingkungan bersifat fisik maupun lingkungan sosial. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didik menuju kedewasaan, baik dewasa dari segi fisik, mental, emosional, moral, intelektual, maupun sosial. Harus diingat bahwa walaupun pendidikan dan pembelajaran adalah upaya untuk mengubah perilaku manusia, akan tetapi tidak semua perubahan perilaku manusia/peserta didik mutlak sebagai akibat dari intervensi program pendidikan. 2 Sehingga dalam hal ini orang tua adalah pendidik utama anakanaknya. Pendidikan agama merupakan faktor menentukan perilaku/ watak dan kepribadian siswa sehingga siswa dapat memotivasi untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (aqidah) dan akhlakul karimah (akhlak) dalam kehidupan sehari-hari, agar anak mempunyai sifat/ perilaku (akhlak) dengan baik. Pada hakekatnya akhlak ialah suatu kondisi atau sifat telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak sebagai kondisi jiwa atau sifat telah 1 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 26 1

2 meresap dan terpatri dalam jiwa. 3 Namun dalam kenyataannya, perilaku mereka masih di bawah standar. Pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak diarahkan pada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama Islam.4 Pendidikan agama Islam perlu diajarkan sebaik-baiknya dengan memakai metode dan alat tepat serta manajemen baik. Bila pendidikan agama Islam di sekolah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka insya Allah akan banyak membantu mewujudkan harapan setiap orang tua, yaitu memiliki anak beriman, bertakwa kepada Allah swt, berbudi luhur, cerdas dan terampil, berguna untuk nusa, bangsa, dan agama (anak saleh).5 Pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berorientasi pada pendidikan nilai (afektif), lebih menekankan pengalaman karakteristik peserta didik, terutama dalam hal perkembangan nilai sekaligus dapat mempengaruhi pilihan strategi (pendekatan metode dan teknik) dikembangkannya. Sehingga pembelajaran PAI tidak sekedar terkonsentrasi pada persoalan teoritis dan kognitif semata, akan tetapi juga sekaligus mampu menginternalisasikan makna dan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam diri siswa melalui berbagai cara, media, dan forum. Salah satu permasalahan pendidikan dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya dengan pengembangan kurikulum, peningkatan profesionalisme guru, pengadaan 3 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, CV Rajawali, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992, hlm. 3 4 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm. 22 5 Ibid, hlm. 23

3 sarana dan prasarana pendidikan seperti, pengadaan buku dan alat peraga, serta peningkatan manajemen sekolah. Kebijakan bertujuan untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan menuntut pengembangan kurikulum dapat meminimalkan angka putus sekolah dan mengulang kelas, penyelenggaraan pendidikan secara terbuka dan polivalen lintas jenis, jenjang dan jalur pendidikan, serta penyelenggaraan pendidikan dengan sistem belajar jarak jauh. Pengembangan kurikulum berorintasi pada mutu pendidikan ditandai dengan pelaksanaan proses pembelajaran afektif, penilaian hasil belajar berkelanjutan dan memberdayakan peserta didik dan penyelenggaran pendidikan didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan memadai serta sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan. 6 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.7 Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran berjudul KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN mengemukakan pengertian kurikulum ditinjau dari tiga dimensi, yaitu sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai rencana. Kurikulum sebagai ilmu dikaji konsep, asumsi, teori-teori dan prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem dijelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan sistem-sistem lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dan sebagainya. Kurikulum sebagai rencana diungkap beragam rencana dan rancangan atau desain kurikulum. Rencana bersifat menyeluruh untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau khusus untuk jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Demikian pula dengan rancangan atau desain, 6 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 4 7 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Konsep Teori, Prinsip, Prosedur, Komponen, Pendekatan, Model, Evaluasi & Inovasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm. 184

4 terdapat desain berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa.8 Definisi-definisi kurikulum (secara luas atau sempit) tersebut mempunyai titik persamaan, yaitu ingin mempengaruhi belajar. Sehingga kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan ditempuh dan dikuasai untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan atau suatu tingkat tertentu atau ijazah. Pelaksanaan kurikulum terkadang tidak mengena karena pelaksanaan/ skenario pembelajaran dilaksanakan di suatu lembaga pendidikan hanya sekedar menyampaikan mapteri pada peserta didik. Ketauladan kurang menjadikan pembelajaran tidak bermakna dalam kehidupan. Namun, ada saja model pembelajaran dilaksanakan menjadi menarik dan saling berkesinambungan karena ia dikelola dengan pengelolaan kurikulum tepat dan terstruktur. Pengembangan kurikulum PAI merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu mata pelajaran PAI. Selain itu pengembangan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas siswa baik secara afektif, psikologis maupun psikomotorik. Mata pelajaran PAI sangat erat kaitannya dengan psikologi siswa. Pengetahuan psikologi siswa tentang sangat diperlukan dalam pembelajaran, dengan tujuan guru dapat memperlakukan anak didiknya dengan tepat. Psikologi berasal dari kata Yunani psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu pengetahuan. Pengertian ilmu jiwa itu sebenarnya berbeda dengan psikologi karena jiwa mencakup pengertian sangat luas termasuk khayalan dan spekulasi tentang jiwa sedangkan psikologi sesungguhnya adalah ilmu pengetahuanmengenai jiwa dibangun dengan penggunaan metode ilmiah.9 Setiap lembaga pendidikan mempunyai rencana tersendiri untuk mengembangkan kurikulum PAI. Salah satunya yaitu SMP N 1 Jaken. SMP N 8 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Op. Cit, hlm. 6 Sumanto, Psikologi Umum, CAPS (Center of Academic Publishing Service), Yogyakarta, 2014, hlm. 2 9

5 1 Jaken merupakan salah satu sekolah menengah Negeri terletak di pinggiran pesisir. Siswa SMP N 1 Jaken mayoritas anak seorang petani kurang memperhatikan pendidikan Agama Islam. Contohnya yaitu banyak siswa SMP N 1 Jaken yaitu kelas 7, 8 dan 9 belum lancar membaca al Qur an. Hal tersebut menjadi penyebab rendahnya mutu PAI.10 Berdasarkan observasi dan wawancara diketahui bahwa, struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Struktur kurikulum SMP Negeri 1 Jaken mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, meliputi: mata pelajaran wajib, muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri.11 Pengembangan mutu pendidikan di sekolah erat kaitannya dengan pengembangan suatu mata pelajaran. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai satu-satunya mata pelajaran di sekolah menengah memiliki peran vital dalam membentuk akhlak, karakter dan kepribadian siswa. Oleh karena itu, pengembangan mata pelajaran/materi PAI perlu diupayakan secara maksimal. Jika hanya guru PAI mengembangkan materi PAI tampaknya kurang begitu maksimal hasilnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut ke dalam penelitian berjudul Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam kelas VIII di SMP N 1 Jaken Pati Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Fokus Penelitian Penelitian ini akan menjelaskan secara rinci dan detail tentang wilayah penelitian dan ruang lingkup permasalahan akan diteliti, untuk memperoleh gambaran jelas mengenai penelitian ini dan agar tidak terjadi pelebaran dalam pembahasan maka peneliti memfokuskan analisis materi PAI 10 Wawancara dengan Bapak Abdul Jalil, Selaku Guru Mata Pelajaran SMP N 1 Jaken, Tanggal 16 Februari 2016, Pukul: 09.15 WIB 11 Wawancara dengan Bapak Slamet Suladi, Selaku Wakil Kepala Sekolah SMP N 1 Jaken, Tanggal 6 Februari 2016, Pukul:08.45 WIB

6 kelas VIII SMP KTSP berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), pelaksanaan kurikulum PAI, serta faktor pendukung dan faktor penghambat ditemukan guru dalam pelaksanaan kurikulum PAI dan solusi dalam mengatasi hambatan tersebut di SMP N 1 Jaken Pati. C. Rumusan Masalah Setelah melakukan penelitian penulis mendapati banyak masalah. Diantaranya: 1. Bagaimana Analisis kurikulum materi PAI kelas VIII berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di SMP N 1 Jaken Pati? 2. Bagaimana pelaksanaan Kurikulum PAI kelas VIII di SMP N 1 Jaken Pati? 3. Faktor apa saja menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kurikulum PAI di SMP N 1 Jaken Pati? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah telah ada maka dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui Analisis kurikulum materi PAI kelas VIII berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di SMP N 1 Jaken Pati. 2. Mengetahui pelaksanaan kurikulum PAI di SMP N 1 Jaken Pati. 3. Mengetahui faktor apa saja menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kurikulum di SMP N 1 Jaken Pati. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian dalam bahasan ini, dibedakan menjadi dua : 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, diharapkan pembaca mampu mengetahui pengembangan kurikulum PAI dan pelaksanaannya ada di SMP N 1 Jaken sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu

7 kependidikan dan dapat menambah wawasan dan bagi peneliti lain ada relevansinya dengan judul penelitian ini. 2. Manfaat praktis Bagi madrasah menjadi fokus penelitian, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan agama Islam dalam menyiapkan siswa agar mempunyai ajaran agama Islam lebih baik. Sedangkan bagi kalangan akademisi, khususnya berkecimpung dalam dunia pendidikan Islam. Hasil studi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam memikirkan masa depan peserta didik di Negara ini pada khususnya dan masa depan pendidikan Islam pada umumnya. Kemudian bagi penulis sendiri, dapat memberikan kontribusi pada khazanah sejarah pendidikan islam khususnya peserta didik di SMP N 1 Jaken.