Grafik 1: Transmisi Pengetahuan Agama 9.6. Grafik 2: Bertetangga dengan orang yang berbeda Suku dan Agama

dokumen-dokumen yang mirip
TOLERANSI SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

Toleransi Siswa SMA Negeri di Jakarta & Bandung Raya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Toleransi beragama harus tercermin pada tindakan-tindakan atau

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

I. PENDAHULUAN. dan ingin meraih kekuasaan yang ada. Pertama penulis terlebih dahulu akan

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. surat kabar harian Suara Pembaruan. Yang pertama adalah deskripsi mengenai

Kontroversi Agama dan Pancasila

ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA GUNUNG KIDUL DI JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dengan merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Angket Motivasi Belajar. 1) Isilah identitas nama anda dengan lengkap dan benar. 2) Bacalah dengan seksama butir pertanyaan

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

Agama Resmi dalam RUU PUB: Solusi konflik agama? Tobias Basuki

Aneh jika ada orang yang mengaku Muslim tapi takut terhadap penerapan syariah.

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan kemajemukan.

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling

Sebagai warga Bogor, tidakkah Anda bangga acara puncak kontes Miss World digelar di kota Anda?

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

SURVEY SETARA INSTITUTE : Membangun Stigma Negatif Terhadap Islam

FKUB, Pilkada Dan Pengelolaan Isu SARA

RANCANGAN INSTRUMEN SURVEY LAPANGAN 1 PASIS SESKOAD TAHUN 2004 BIDANG SOSIAL BUDAYA A. Kependudukan/Demografi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara. Pertanyaan Wawancara

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Survei Nasional: Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 16 Maret 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fety Novianty, 2013

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

NOVIYANTI NINGSIH F

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

SOSIALISASI SKB 3 MENTERI DAN SEB TERKAIT JAI DAN GAFATAR

[97] UU Hamidy, Budayawan Melayu: Melayu Butuh Solusi Namun Bukan Demokrasi Sunday, 03 February :58

ISLAM DAN KEBANGSAAN. Jajat Burhanudin. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

POTRET KEBERAGAMAAN MUSLIM INDONESIA ALVARA RESEARCH CENTER

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Barangsiapa berpaling dari peringatan-ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (Q.s. Thaha [20]: 124)

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

MATRIK SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK TAHUN

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindakan atau suatu prilaku yang perlu dilaksanakan oleh seseorang yang menempati

Radikalisasi dan Ekstremisme Kekerasan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB VI PENUTUP A. Simpul-Simpul

KAJIAN SEPUTAR PILGUB DKI JAKARTA Media Survei Nasional

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

Kumpulan Soal CPNS Pancasila

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. dari yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara yang

Transkripsi:

Grafik 1: Transmisi Pengetahuan Agama Orang tua/keluarga 68.1 Pendidikan di sekolah 9.6 Majelis-majelis agama/ pengajian/ kebaktian 19 Tidak tahu/menjawab 3.3 Grafik 2: Bertetangga dengan orang yang berbeda Suku dan Agama 59.42 54.5 39.75 44.08 BEDA SUKU 0.83 1.42 BEDA AGAMA Suka Tidak suka Tidak jawab/ tidak tahu

Grafik 3: Memasuki Perkumpulan Berbeda Suku dan Agama 57.08 52.08 40.92 45.58 BEDA SUKU 2.00 2.33 BEDA AGAMA Suka Tidak suka Tidak jawab/ tidak tahu Grafik 4: Pertimbangan Suku dan Agama dalam Memilih Teman 81.5 82% Kesamaan agama menjadi pertimbangan utama Kesamaan agama tidak menjadi pertimbangan agama Tidak tahu/ tidak menjawab 14.4 14% 4.1 4%

Grafik 5: Menikah Beda Agama dan Suku 84.13 52.17 46.17 BEDA SUKU 1.67 14.25 1.58 BEDA AGAMA Suka Tidak suka Tidak jawab/ tidak tahu Grafik 6: Sikap terhadap Anggota Keluarga yang Berpindah Agama (1) 78.8 5.3 15.9 Dapat menerima karena agama adalah urusan pribadi Menyayangkan karena sebaiknya yang bersangkutan tetap pada agama semula Tidak menjawab/ tidak tahu

Grafik 7: Sikap terhadap Anggota Keluarga yang Berpindah Agama (2) 82.6 45.4 46.9 12.3 5.0 7.7 ISLAM AGAMA LAINNYA Dapat menerima karena agama adalah urusan pribadi Menyayangkan karena sebaiknya yang bersangkutan tetap pada agama semula Tidak menjawab/ tidak tahu Grafik 8: Pandangan terhadap Orang yang Tidak Beragama Dapat Menerima karena agama adalah urusan pribadi 25.2 Menyayangkan, karena sebaiknya yang bersangkutan memilih agama yang sama dengan yang Anda anut 17.8 Menyayangkan, karena sebaiknya yang bersangkutan memilih salah satu dari agama-agama yang ada 41.7 Menganggap mereka sebagai orang yang sesat 10.2 Tidak tahu/tidak menjawab 5

Grafik 9: Pandangan terhadap Orang yang tidak Beragama (2) Crosstabulation Tangerang Depok Bogor Bekasi Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Utara Jakarta Timur Jakarta Pusat 22 22 38 12 15 10 38 29 24 17 48 8 25 37 15 17 25.5 10.5 53.5 7 23.5 18.5 47 7.5 26 24.7 41.3 4.7 41.3 11.3 40 2 18 16 38 18 Dapat menerima karena agama adalah urusan pribadi. Menyayangkan karena sebaiknya yang bersangkutan memilih agama yang sama dengan yang Anda anut. Menyayangkan karena sebaiknya yang bersangkutan memilih salah satu dari agama yang ada. Menganggap mereka sebagai orang-orang sesat. Grafik 10: Pandangan terhadap orang yang tidak bergama Dapat menerima Tidak dapat menerima Tidak menjawab/ tidak tahu

Grafik 11: Pandangan terhadap orang yang tidak bergama 51.6 TAAT 43.4 47.5 TIDAK TAAT 45 48 BIASA SAJA 46 Tidak dapat menerima Dapat menerima Grafik 12: Pandangan terhadap Keberadaan Rumah Ibadah Agama Lain di Lingkungan Responden (3) Crosstabulation

Grafik 13: Pandangan terhadap Keberadaan Rumah Ibadah Agama Lain di Lingkungan Responden (4) Crosstabulation Tangerang Depok 31 29 62 66 7 5 Dapat menerima Tidak dapat menerima Tidak tahu/tidak menjawab Bogor 44 49 7 Bekasi 24 74 2 Jakarta Barat 60.5 35 4.5 Jakarta Selatan 51 44 5 Jakarta Utara 54 42 4 Jakarta Timur 58.7 36 5.3 Jakarta Pusat 20 68 12 Grafik 14: Pendirian Rumah Ibadah Diatur sepenuhnya oleh pemerintah 21.2 Diatur berdasarkan kesepakatan antara para pemuka lintas agama bersama pemerintah 53.4 Berdasarkan kesepakatan antara para pemuka lintas agama 12.2 Berdasarkan keinginan dari masingmasing umat beragama 8.4 Tidak tahu/menjawab 4.7

Grafik 15: Pandangan terhadap Adanya Agama lain di luar 6 Agama 60.9 29.8 9.2 Dapat menerima Tidak dapat menerima Tidak tahu/ menjawab Grafik 16: Pandangan terhadap Ahmadiyah 40.3 28.7 31 9.2 Adalah orang-orang yang sesat Memiliki hak untuk menganut sesuatu yang mereka yakini Tidak tahu/ menjawab

Grafik 17: Tindakan yang Perlu dilakukan oleh Pemerintah terhadap Ahmadiyah Dibubarkan 45.4 Didiamkan tapi dibatasi perkembangannya 20.7 Dijamin keberadaannya 6.1 Tidak tahu/ menjawab 27.8 Grafik 18: Perlakuan Pemerintah terhadap Agama yang dianut Responden 80.7 9.5 3.2 6.7 Diperlakukan lebih istimewa daripada atau dibandingkan dengan umat agama lain. Diperlakukan sama/setara dengan umat agama lainnya Diperlakukan tidak adil/ dinomorduakan daripada/dibandingkan dengan umat agama lain Tidak tahu/ menjawab

Grafik 19: Perlakuan Pemerintah terhadap Kelompok Agama Minoritas 12.6 56.8 30.7 Menjamin Tidak menjamin Tidak tahu/menjawab Grafik 20: Agama Domain Privat versus Domain Negara 88% 5% 7% Keyakinan agama merupakan urusan pribadi Keyakinan agama merupakan urusan pemerintah/negara Tidak tahu/menjawab

Grafik 21: Pola Hubungan antar Umat Beragama 84.8 5.1 3.7 6.4 Umat beragama yang lebih kecil mengalah kepada umat beragama yang lebih besar Umat beragama yang lebih besar mengalah kepada umat beragama yang lebih kecil Semua umat beragama di Indonesia berkedudukan sama Tidak tahu/ menjawab Grafik 22: Cara Menjaga dan Meningkatkan Kerukunan Antar Umat Beragama 49.3 45.8 5.8 Pemerintah atau negara menjamin dan melindungi kebebasan beragama kepada semua umat beragama Para tokoh atau pimpinan masing-masing umat menyadarkan umat atau pengkutnya untuk hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Tidak tahu/ menjawab

Grafik 23: Arti Kebebasan Beragama/ Berkeyakinan (1) 85.3 84.8 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/ menjawab 53.8 40.5 11.8 12.2 2.8 3.1 5.7 Bebas memeluk agama/ keyakinan apapun Bebas melaksanakan ibadah/ keyakinan Bebas mendirikan rumah ibadah Grafik 24: Arti Kebebasan Beragama/ Berkeyakinan (1) Crosstabulation Bebas memeluk agama/ keyakinan apapun 2.9 12.5 84.6 ISLAM Bebas melaksanakan ibadah/ keyakinan 3 12.7 84.3 Bebas mendirikan rumah ibadah 5.7 37.7 56.6 AGAMA LAINNYA Bebas memeluk agama/ keyakinan apapun Bebas melaksanakan ibadah/ keyakinan Bebas mendirikan rumah ibadah 6.2 2.3 7.7 3.8 5.4 30.8 63.8 91.5 88.5 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/ menjawab

Grafik 25: Pandangan terhadap Kondisi Hubungan antar Umat Beragama 12.8 3.3 3.1 1.8 3.9 5.6 2.8 9.7 19.1 10.6 5.2 10.7 7.2 3.8 6.6 6.1 22.8 7.4 12.7 12.8 4.8 8 12.8 8.7 10.8 18.9 19 12.8 8.4 11.5 12.8 6.8 9.5 (-) 5 (-) 4 (-) 3 (-) 2 (-) 1 (+) 1 (+) 2 (+) 3 (+) 4 (+) 5 5 tahun yg akan datang Bertikai (25.8 ) Saat ini Bertikai (45 ) 5 tahun yang lalu Bertikai (28.5 ) 0 5 tahun yg akan datang ukun (51.4 ) Saat ini ukun (47.6 ) 5 tahun yang lalu ukun (58.8 ) 5 tahun mendatang saat ini 5 tahun yg lalu Grafik 26: Hal-hal yang Paling Mempengaruhi Kerukunan Kesadaran dan kebutuhan masyarakat untuk hidup rukun 63.3 ampur tangan pemerintah mengatur masyarakat untuk hidup rukun 11.8 Asal muasal bangsa Indonesia yang rukun dan gotong royong 17.2 Tidak tahu/menjawab 7.8

Grafik 27: Pilihan Penyelesaian Konflik Agama 67.4 63.7 58.7 24.3 13.3 12.1 15.2 14.7 10.8 5.3 6.2 8.3 Didiamkan saja Dimusywarahkan oleh pimpinan umat Diproses secara hukum Tidak tahu/menjawab rang yang segama merendahkan agama yang Anda anut rang yang beda agama merendahkan agama yang Anda anut rang yang seagama dengan Anda merendahkan agama lain Grafik 28: Pemicu Konflik/ Pertikaian antar agama Pendirian rumah ibadah 9.2 Aliran agama yang berbeda 12.2 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang agama 40.2 Pro okasi pimpinan-pimpinan agama 21.5 Penyebaran agama (kristenisasi atau islamisasi) 5.1 Tidak tahu/menjawab 11.9

Grafik 29: Reaksi Responden dalam Melihat Konflik Agama 86.8 4.2 1.2 7.8 Para pemeluk agama yang seagama dengan Anda pasti benar Para pemeluk agama yang seagama dengan Anda pasti salah Melihat terlebih dulu duduk perkaranya sebelum mengambil kesimpulan Tidak menjawab/tidak tahu Grafik 30: Persetujuan terhadap Organisasi Radikal yang Menggunakan Kekerasan 87.4 8.5 4.1 Setuju (ingin bergabung dan bersedia memberi sumbangan) Tidak setuju Tidak tahu/menjawab

Grafik 31: Penilaian terhadap Organisasi Radikal yang Menggunakan Kekerasan Mereka adalah orang-orang yang sangat memahami ajaran agama 3.8 Mereka adalah orang-orang yang cukup memahami ajaran agama 6.5 Mereka adalah orang-orang yang kurang memahami ajaran agama 48.1 Mereka adalah orang-orang yang tidak memahami ajaran agama 29.4 Tidak tahu/menjawab 12.2 Grafik 32: Persetujuan terhadap Aksi Memberantas Aliran Sesat dan Maksiat 52.1 41.4 6.4 Mendukung Tidak Mendukung Tidak tahu/ menjawab

Grafik 33: Alasan Generasi Muda Terlibat Melakukan Aksi Kekerasan Atas Nama Agama 75.6 15.9 Didasarkan atas keyakinannya sendiri Dipengaruhi oleh orang lain Tidak tahu/menjawab 8.5 Grafik 34: Organisasi yang Sering Melakukan Aksi-aksi Kekerasan NU Muhammadiyah 2.6 1.9 Front Pembela Islam (FPI) 61.9 Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lainnya 0.9 3.5 Tidak ada 20.2 tidak tahu/jawab 9

Grafik 35: Tindakan Pemerintah terhadap Organisasi yang Sering Melakukan Aksi-aksi Kekerasan Membubarkan organisasi 21.8 Menangkap dan mengadili pelaku-pelaku kekerasan 14.1 Membubarkan organisasi dan menangkap pelaku kekerasan etat 14.2 Mengatur pendirian dan pengawasan organisasi-organisasi secara k 41.7 Tidak tahu/ menjawab 8.2 Grafik 36: Penyebab Terjadinya Terorisme Adanya ketidakadilan politik 20.7 Adanya ketidakadilan ekonomi 41.9 Adanya keinginan untuk memperjuangkan syariat Islam 22.7 tidak tahu/jawab 10.8

Grafik 37: Hubungan antara Organisasi Radikal dan Terorisme 32.6 27.8 Ada hubungan Tidak ada hubungan Tidak tahu/ menjawab 39.7 Grafik 38: Bentuk Hubungan antara Organisasi Radikal dan Terorisme Mempunyai tujuan yang sama 49.1 Saling mendukung antar keduanya 29 Saling simpati 13.2 Lainnya 2.1 tidak tahu/jawab 6.6

Grafik 39: Pandangan terhadap Terorisme sebagai Rekayasa 21 9.9 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/menjawab 69.1 Grafik 40: Terorisme dilakukan oleh Kelompok Agama Tertentu (1) 69.3 15 15.7 Yakin Tidak yakin Tidak tahu/ menjawab

Grafik 41: Terorisme dilakukan oleh Kelompok Agama Tertentu (2) Croostabulation 14.9 Islam 71.7 13.5 22.3 Agama lainnya 50 27.7 Yakin Tidak yakin Tidak tahu/ menjawab Grafik 42: Cara yang Paling Tepat Menangani Terorisme Menembak mati para pelaku di lokasi kejadian 16.2 Menghukum pelaku dengan hukuman yang seberat-beratnya 19.6 Menghukum mati pelaku 24.8 Menghukum dan membina para pelaku 33.7 Tidak tahu/ menjawab 5.8

Grafik 43: Urgensi Pancasila 17.2 7.3 Masih diplukan Tidak diperlukan lagi Tidak tahu/menjawab 75.4 Grafik 44: Kesungguhan Penyelenggara Negara dalam Menjalankan Pancasila 68.5 Sungguh-sungguh Tidak sungguh-sungguh 10.3 Tidak menjawab/ tidak tahu 21.2

Grafik 45: Kesesuaian Prilaku Masyarakat dengan Pancasila Sesuai 33.6 Tidak Sesuai 11.4 Biasa saja 50.2 Tidak tahu/menjawab 4.8 Grafik 46: Alasan Pancasila Kurang Optimal di Jalankan Masyarakat tidak tahu dan memahami Pancasila 41.97 Tidak ada suri tauladan dari para pemimpin 34.31 Ada banyak idiologi lain yang bisa dipedomani Tidak tahu/menjawab 13.14 10.58

Grafik 47: Cara Membudayakan Pancasila Meningkatkan pendidikan kewarganegaraan 26.79 Membentuk kader-kader penyuluh Pancasila 17.63 Memberikan teladan prilaku yang sesuai Pancasila 31.96 Mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendorong prilaku sesuai Pancasila 23.38 Tidak tahu/jawab 0.25 Grafik 48: Syariat Islam di Jadikan Dasar Penyelenggaraan Negara 50.2 35.3 Tidak Ya 14.4 Tidak tahu/ menjawab

Grafik 49: Persetujuan Pemberlakuan Hukum Rajam di Indonesia (1 53.4 37.4 9.2 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/ menjawab Grafik 50: Persetujuan Pemberlakuan Hukum Rajam di Indonesi (2) Tangerang 51 44 5 Depok 58 35 7 Bogor 46 50 4 Bekasi 35 63 2 Jakarta Barat 28 56.5 15.5 Jakarta Selatan 34.5 60 5.5 Jakarta Utara 38 50.7 11.3 Jakarta Timur 28.7 56.7 14.7 Jakarta Pusat 34 55 11 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/menjawab

Grafik 51: Dukungan terhadap Pewajiban Jilbab bagi Pelajar Islam 20% 6% Setuju Tidak setuju Tidak tahu/menjawab 74% Grafik 52: Dukungan terhadap Perbankan Syariah di Indonesia 72.2 17.2 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/menjawab 10.6

Grafik 53: Dukungan terhadap Label Halal 4.7 10 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/menjawab 85.3 Grafik 54: Persetujuan terhadap Sistem Khilafah (1) 49.2 34.6 16.2 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/ menjawab

Grafik 55: Persetujuan terhadap Sistem Khilafah (2) Crosstabulation Tangerang 37 55 8 Depok 41 41 18 Bogor 46 44 10 Bekasi 42 53 5 Jakarta Barat 29.5 39 31.5 Jakarta Selatan 32.5 49.5 18 Jakarta Utara 21.3 70 8.7 Jakarta Timur 42 47.3 10.7 Jakarta Pusat 30 45 25 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/menjawab Grafik 56: Demokrasi adalah Produk Barat 59.2 16.2 24.5 Setuju Tidak setuju Tidak tahu/ menjawab