BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diantaranya adalah ilmu bersosialisasi, ilmu kepemimpinan dan cara berbicara dimuka umum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

PERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagai salah satu program kerja pemerintah, Ujian Nasional diadakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu manusia sudah diberi nama julukan Zoon Politicon

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

Modul ke: Pedologi. Gangguan Kepribadian. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang dalam prakteknya, anak tidak selalu memahami arti. mendengarkan ceramah dari guru, mengerjakan tugas, dan belajar

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, individu tidak dapat terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. upaya mengaktifkan siswa belajar. Pelaksanaan pengajaran yang menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja merupakan salah satu tujuan hidup manusia agar dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu sistem, pengorganisasian,

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku dan segala sifat yang membedakan antara individu satu dengan individu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat mengungkapkan apa yang dipikirkanya, dinalar dan dirasakannya.

BAB I PENDAHULUAN. individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

Ciri dan Watak Wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Tarigan. bahasa tertentu sebagai alat komunikasinya.

KEPRIBADIAN TIPE A DAN B

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT

Niken Kartikasari F

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang dalam kepemimpinan yang efektif memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. populasi penduduk yang sangat besar, tentunya membutuhkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kampus adalah tempat menimba ilmu pengetahuan sekaligus tempatsosialisasi bagi mahasiswa.banyak hal yang dapat ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi kepada mahasiswa, diantaranya adalah ilmu bersosialisasi, ilmu kepemimpinan dan cara berbicara dimuka umum dengan baik. Mahasiswa sebagai calon sarjana sangat dibutuhkan sumbangan pemikiran dan kreativitasnya untuk ikut berpartisipasi menyukseskan pembangunan.sumbangan-sumbangan tersebut dapat berwujud karya ilmiah atau usaha-usahanya untuk ikut mempengaruhi atau memotivasi sikap dan perilaku masyarakat disekitarnya kearah yang lebih positif. Sebagai calon pemimpin bangsa dan intelektual muda mahasiswa juga dituntut untuk mampu berbicara dimuka umum. Berbeda dengan masa selama menjadi siswa, ditingkat perguruan tinggi mahasiswa dihadapkan pada situasi belajar yang menuntut mereka lebih mandiri, aktif dan berinisiatif dalam mencari informasi, semua ini untuk menyiapkan mahasiswa untuk menjadi pribadi yang mandiri dan inovatif ketika terjun kemasyarakat mengabdikan ilmunya, yang tentunya hal ini harus didukung oleh kemampuan berbicara agar orang lain mengerti dan memahami apa yang mahasiswa ungkapkan. Cooper & Sawaf (1998) menegaskan bahwa seorang pemimpin dituntut kepiawaiannya dalam menulis, berbicara, mendengarkan, bernegosiasi, berstrategi, dan mempengaruhi orang lain sehingga dengan ini dapat kita simpulkan bahwa kemampuan berbicara dimuka umum memang benar-benar harus dimiliki oleh mahasiswa yang merupakan calon pemimpin tersebut. Berbicara dimuka umum adalah suatu situasi yang formal, sehingga pembicara akan menjadi pusat perhatian dan mempunyai kesempatan dilihat orang banyak, sehingga mahasiswa mengalami kesulitan dalam berbicara dimuka umum.

Komunikasi adalah: (1) pernyat aan diri yang efektif; (2) pertukaran pesan -pesan yang tertulis, pesan-pesan dalam percakapan, bahkan melalui imajinasi; (3) pertukaran informasi atau hiburan dengan kata-kata melalui percakapan atau dengan metode lain; (4) pengalihan informasi dari seseorang kepada orang lain; (5) pertukaran makna antar pribadi dengan sistem simbol; dan (6) proses pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu (Walhstrom, 1992; liliweri 2007). Salah satu syarat menjadi seseorang yang mampu berkomunikasi di depan umum adalah keberanian yang cukup untuk menyokong dirinya (Supriyatmoko, 2010). Keberanian adalah kemampuan untuk menghadapi rasa takut, rasa sakit, bahaya, ketidakpastian, atau intimidasi (Peterson & Seligman, 2004). Keberanian berbicara didepan umum merupakan salah satu yang harus dimiliki oleh seseorang dalam public speaking. Public speaker yang sukses tidak hanya dibutuhkan di bidang entertainment, melainkan di semua bidang profesi termasuk profesi psikolog (Sirait, 2010). Berdasarkan hasil survey terhadap 3000 orang Amerika tentang hal yang ditakuti oleh individu di dalam kehidupan sehari-hari (Juniarti, 2006) adalah sebagai berikut. Tabel.1 Hasil survey terhadap 3000 orang Amerika tentang hal yang ditakuti dalam kehidupan sehari-hari. No Hal yang ditakuti Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Berbicara didepan 630 21 kelompok 2. Ketinggian 510 17 3. Serangan dan hama 360 12 4. Masalah keuangan 360 12 5. Air yang dalam 360 12 6. Penyakit 270 9

7. Kematian 270 9 8. Terbang 240 8 Total 3000 100 Sumber: General Public Speaking, Public Speaking School, 2006 Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data bahwa sebagian besar orang justru lebih takut ketika akan menghadapi orang banyak untuk berbicara, seperti itu juga yang di alami oleh semua orang di Indonesia pada umumnya dan sebagian dari kalangan mahasiswa khususnya didalam menjalani proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa adalah seseorang yang telah memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Pendidikan Menengah Atas (SMA sederajat) dan diterima secara sah dalam suatu Perguruan Tinggi (Kansil, 1997). Mahasiswa merupakan obyek dan subyek pendidikan yang harus dibina dan diarahkan sesuai dengan azas dan tujuan perguruan tinggi (Kansil, 1997). Berbagai kegiatan perkuliahan yang dilakasanakan dalam Perguruan Tinggi yaitu berupa kegiatan tatap muka terstruktur dan terjadwal, kegiatan akademik terstruktur, dan kegiatan akademik mandiri (Kansil, 1997). Salah satu kegiatan Akademik Terstruktur adalah melakukan diskusi kelas sesuai dengan topik yang telah ditetapkan oleh koordinator mata kuliah. Setiap mahasiswa harus melaksanakan/mengerjakan kegiatan tersebut tanpa terkecuali karena kegiatan tersebut akan dihitung prosentase nya sebagai salah satu indikator penilaian mahasiswa (Kansil, 1997). Berjalannya sebuah diskusi dengan baik, tidak terlepas dari keaktifan semua mahasiswa untuk mengeluarkan pendapat dalam proses diskusi. Dengan demikian, keberanian untuk mengeluarkan ide dan pendapat sangat perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam proses pembelajaran terutama dalam diskusi.

Istilah kepribadian (personality) berasal dari kata latin persona yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang (Sujanto, 2006). Menurut Ahmadi (2005) kepr ibadian adalah keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang. Allport (1951, dalam Yusuf, 2007) juga mendefinisikan keprib adian sebagai susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud Allport meliputi kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik anak secara umum. Kepribadian terbentuk melalui pengalaman-pengalaman umum yaitu pengalaman yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat (Ahmadi, 2005). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama disebut proses pembentukan identitas diri yang akhirnya dapat membentuk tipe kepribadian seseorang. Dalam psikologi kepribadian, ada berbagai macam teori yang membahas tentang tipe kepribadian. Salah satunya adalah tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Menurut Jung (Suryabrata, 2003), menggolongkan manusia berdasarkan sikap jiwanya menjadi dua tipe yaitu manusia yang bertipe ekstrovert dan manusia yang bertipe introvert. Orang yang bertipe ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia diluar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar, pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh

lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun dilingkungan fisik. Dia bersifat positif terhadap masyarakatnya, hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar. Orang yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia dalam dirinya. Orientasinya terutama tertuju kedalam pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subyektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwa tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain tetapi penyesuaian dengan batinnya sendiri baik. Tipe kepribadian tersebut akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam kemampuan dan keberanian berkomunikasi. Berdasarkan ciri-ciri kepribadian yang dijelaskan diatas, dapat dikatakan bahwa berjalannya sebuah diskusi dengan baik, tidak terlepas dari keaktifan semua mahasiswa untuk mengeluarkan pendapat dalam proses diskusi. Dengan demikian, keberanian untuk mengeluarkan ide dan pendapat sangat perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam proses pembelajaran terutama dalam diskusi. Seseorang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert cenderung akan lebih mempunyai keberanian berbicara didepan umum Dibandingkan dengan orang yang bertipe kepribadian introvert. Ini dapat terjadi karena orang yang bertipe kepribadian ekstrovert memiliki sifat yang aktif dan mudah dalam menyesuaikan diri dengan duina luar seperti lingkungan sosial maupun dilingkungan fisik. Orang yang memiliki tipe ekstrovert membuat mereka berani dalam mengeluarkan pendapat / ide diforum diskusi perkuilahan. Sedangkan bagi orang yang memiliki tipe kepribadian introvert, mereka ini tidak berani dalam mengeluarkan pendapat / ide karena penyesuaian terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan fisik kurang baik, sehingga ketika berhadapan dengan orang banyak mereka akan menemui kesulitan yang sama dan menyebabkan mereka cenderung pendiam dan pasif dibandingkan dengan orang yang memiliki tipe

kepribadian ekstrovert, karena orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert memiliki sifat yang aktif dan penyesuaian terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan fisik baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didalam lokal yang mana peneliti pernah mengikuti pembelajaran dengan mahasiswa dan wawancara yang peneliti lakukan kepada Dosen Pengajar, diperoleh informasi bahwa didalam proses belajar mengajar masih banyak mahasiswa yang kurang aktif dalam berdiskusi, dan juga masih ada dijumpai mahasiswa yang tidak berani dalam menyampaikan pendapat didepan umum. diantara mereka mengatakan tidak berani dan malas mengungkapkan pendapat ketika diperkuliahan dengan alasan kurang percaya diri karena takut pendapat yang disampaikannya salah. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEBERANIAN BERBICARA DIDEPAN UMUM PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SUSKA RIAU. B. Rumusan Masalah Mahasiswa dalam melakukan kegiatan kuliah tidak terlepas dari keberanian mengeluarkan pendapat di forum diskusi perkuliahan. Maka, dibutuhkan keberanian berbicara untuk menyokong diri dalam menyampaikan pendapat, sehingga kepribadian juga mempunyai peran yang cukup penting dalam menentukan keberanian berbicara didepan umum. Tipe kepribadian yang peneliti maksud adalah tipe kepribadian ekstrovert dan introvert berdasarkan pada teori Eysenck. Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan tipe kepribadian dengan keberanian berbicara didepan umum pada mahasiswa fakultas psikologi UIN SUSKA RIAU.

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengkaji gambaran tipe kepribadian mahasiswa fakultas psikologi UIN SUSKA RIAU. 2. Mengkaji gambaran keberanian berbicara di depan umum mahasiswa fakultas psikologi UIN SUSKA RIAU. 3. Mengkaji hubungan tipe kepribadian dengan keberanian berbicara didepan umum pada mahasiswa fakultas psikologi UIN SUSKA RIAU D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai tipe kepribadian dan public speakingkhususnya mengenai keberanian berbicara didepan umum sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan keahlian dalam kemampuan berkomunikasi didepan publik. 2. Bagi Fakultas Psikologi Sebagai bahan masukan bagi pihak fakultas psikologi UIN SUSKA RIAU khususnya mengenai tipe kepribadian dan keberanian mahasiswa untuk tampil didepan umum, sehingga dengan hasil penelitian tersebut dapat melakukan evaluasi terhadapmetode pembelajaran yang telah diterapkan dalam proses pembelajaran.