2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

I. PENDAHULUAN. sebanyak 237,6 juta jiwa, dengan 27,6% dari jumlah penduduknya adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. terlarang serta tingginya budaya kekerasan merupakan contoh permasalahaan

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

BAB I PENDAHULUAN. banyak menjadi permasalahan di indonesiaterutama di kota-kota besar yang padat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional identik dengan cita-cita dan tujuan nasional, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. boleh merampas hak hidup dan merdeka tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Oleh Ratna Novita Punggeti

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Para pendiri negara Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah menetapkan cita-cita bangsa yang hendak dicapai. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea keempat, yaitu Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial Demi mewujudkan cita-cita bangsa tersebut, maka seluruh komponen masyarakat haruslah berupaya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Disamping itu Indonesia harus mempersiapkan modal yang paling fundamental dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian global. Kehadiran persaingan berbasis global di setiap aspek kehidupan menjadi suatu gejala baru yang penuh dengan perubahan. Dengan demikian akan mengakibatkan tantangan-tantangan baru bagi sumber daya baru yang sedang dipersiapkan hari ini, baik di sekolahsekolah maupun di masyarakat. Sumber daya manusia yang paling utama sekaligus modal dasar suatu bangsa dalam menghadapi tantangan global ialah generasi muda. Generasi muda ini yang kelak akan meneruskan tongkat estafet pembangunan suatu negara. Baik dalam aspek ekonomi, pemerintahan, maupun kebudayaan atau karakteristik bangsanya. Generasi muda biasa diartikan sebagai pemuda. Pemuda merupakan salah satu komponen penting bangsa ini. Pemuda selain menjadi aset ekonomi, karena tergolong dalam usia produktif, juga merupakan aset dalam bidang ideologi, politik, sosial dan budaya. Jadi selain secara kategori ekonomi, pemuda juga menjadi bagian dari kategori sosial. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemuda Pasal 1 menjelaskan bahwa Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang

2 berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Pendapat lain menurut Abdullah (1987:1), yang menyatakan bahwa generasi muda adalah dari sudut kependudukan, yang terpantul pula dalam statistik dan ekonomi, lebih dikenalkan pada pembagian umur - 15 dan 25 tahun sering dihitung sebagai pemuda. Berdasarkan penjabaran berbagai definisi di atas, dapat ditarik garis besar bahwasannya pemuda yang berusia 15 sampai dengang 30 tahun merupakan generasi yang bertanggung jawab atas perkembangan dan proses pembangunan bangsa. Proses pembangunan bangsa tidak bisa lepas dari peran serta pemuda, karena pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Sejarah juga telah membuktikan bahwa generasi muda telah turut serta menentukan nasib dan perjalanan perjuangan bangsa Indonesia. Layaknya pergerakan Budi Utomo pada 20 Mei 1908 sebagai cikal bakal pergerakan dan kesadaran nasional yang ditopang oleh para tokoh muda intelektual yaitu para pemuda. Sampai pada lahurnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, lahir suatu prakarsa dalam semangat sumpah persatuan. Dewasa ini, berbagai permasalahan tengah dihadapi para generasi muda Indonesia. Arus globalisasi telah melahirkan corak pergaulan baru yang cenderung merusak mental dan daya juang generasi muda suatu bangsa. Permasalahan ini pernah dikemukakan oleh Direktorat Kesejahteraan Anak dan Remaja (1978: 37) yakni sebagai berikut: 1. Kekurangan generasi muda dihari depan 2. Tidak seimbangnya jumlah anak dan remaja/generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia 3. Cukup besarnya jumlah anak dan remaja yang berhenti sekolah dan anak/remaja yang tidak sekolah 4. Kekurangan/terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi pemuda/pemudi dan jumlah pengangguran dikalangan generasi muda yang semakin mengkhawatirkan 5. Kekurangan gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak 6. Perkawinan di bawah umur yang masih banyak dilakukan oleh golongangolongan masyarakat terutama pedesaan

3 7. Adanya generasi muda yang menderita fisik, mental sosial 8. Keberandalan dan kenakalan remaja 9. Penyalahgunaan narkotika di kalangan muda mudi Melihat permasalahan di atas, terlihat bahwa mentalitas para generasi muda (pemuda) kian hari kian melemah. Jangankan dalam hal memperjuangkan cita-cita negaranya, untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hidup pun para pemuda masih sangat minim motivasi dan kemauan. Padahal kualitas pembangunan bangsa seyogyanya sinergis dengan kualitas pemuda yang potensial, berkarakter, bertanggung jawab dan aktualisasi diri. Dalam hal ini perlu adanya sebuah wadah yang mampu menampung dan menumbuhkembangkan pemuda sehingga bisa menjadi generasi penerus dan pelurus bangsa. Pembinaan generasi muda melalui pengembangan mentalitas pemuda merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas diri generasi muda, sehingga mampu menjadikan pemuda yang memiliki rasa tanggung jawab mengenai hak dan kewajibannya serta berperan aktif dalam menjalankan hidup bernegara. Almasdi (2006: 26) berpendapat mengenai sikap mental sebagai berikut: Sikap mental (mentalitas) yang terkendali terpuji secara sempit dapat berfungsi sebagai pendorong bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas dirinya. Secara luas, sikap mental itu akan berfungsi menghimpun dan memelihara penggunaan sumber daya manusia Salah satu wadah pembinaan dan pengembangan tersebut ialah melalui organisasi pemuda. Upaya pengembangan potensi pemuda bisa melalui organisasi kepemudaan yang di dalamnya tedapat program kerja dan kegiatan-kegiatan demi menunjang peengembangan mentalitas pemuda. Dalam hal ini keberadaan organisasi kepemudaan memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan mentalitas pemuda. Berkenaan dengan hal di atas, berdasarkan hasil pra penelitian disalah satu organisasi karang taruna yang terletak di Desa Jayagiri Kecamatan Lembang, diperoleh informasi bahwa karang taruna Bhina Jaya Bhakti bergerak dibidang kepemudaan dalam upaya mengembangkan potensi pemuda Desa Jayagiri. Fakta lain

4 mengenai karang taruna Bhina Jaya Bhakti, dalam menjalankan program kerjanya memiliki karakteristik progresif dan visioner dalam mengembangkan mentalitas dan kemampuan sosial pemudanya. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan ini dijadikan penelitian dikarenakan adanya kesesuaian pembahasan bagi mahasiswa PKn khususnya dalam rumpun sosial. Sebagaimana diketahui bahwasannya seorang warga negara harus memiliki kompetensi sosial yang baik sehingga dapat berdaya guna di masyarakat. Dengan demikian diharapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan bisa dijadikan pisau analisis dalam membahas permasalahan yang ada. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan seperti halnya yang dijelaskan Kalidjernih (2010: 167): Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan bentuk apapun adalah mempersiapkan seorang warga negara yang baik. Secara tradisional, warganegara yang baik adalah individu yang paham dan dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan dapat berpartisipasipasi secara baik pula dalam masyarakat. Adapun penelitian ini difokuskan terhadap karang taruna untuk memberikan pemahaman urgensinya keberadaan karang taruna dalam mengembangkan mentalitas pemuda. Penelitian ini berjudul Peranan Karang Taruna dalam Mengembangkan Sikap Mental Generasi Muda (Studi Kasus di Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan satu masalah pokok dalam penelitian ini yaitu, bagaimana peranan karang taruna dalam mengembangkan sikap mental generasi muda? Berdasarkan masalah pokok tersebut, untuk mempermudah pembahasan penelitian, penulis menjabarkan masalah pokok kedalam beberapa sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana program kerja karang taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang?

5 2. Bagaimana metode yang digunakan karang taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang dalam mengembangkan mental generasi muda? 3. Apa kendala yang dihadapi karang taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang dalam mengembangkan mental generasi muda? 4. Bagaimana upaya karang taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang dalam mengembangkan mental generasi muda? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peranan karang taruna dalam mengembangkan sikap mental generasi muda. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan memberikan informasi mengenai: 1. Program kerja Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang 2. Metode yang digunakan Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang dalam mengembangkan mental generasi muda 3. Kendala yang dihadapi Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang dalam mengembangkan mental generasi muda 4. Upaya Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kecamatan Lembang dalam mengembangkan mental generasi muda D. Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Dari Segi Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih keilmuan PKn, khususnya berkenaan dengan peran karang taruna dalam mengembangkan sikap mental generasi muda. 2. Dari Segi Praktis a. Bagi masyarakat Desa Jayagiri Penelitian ini berguna dalam memberikan informasi bagi masyarakat bagaimana pentinya karang taruna dalam mengembangkan sikap mental generasi muda.

6 b. Bagi generasi muda Penelitian ini berguna dalam memberikan informasi pentingnya organisasi kepemudaan sehingga terjadinya kerjasama antara organisasi kepemudaan dengan generasi muda dalam mewujudkan generasu muda yang berkualitas. c. Bagi jurusan PKn Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah keilmuan khususnya rumpun sosial kemasyarakatan. 3. Dari Segi Kebijakan Penilitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dalam hal pembinaan mental generasi muda. Disamping itu diharapkan pemerintah terkait baik di tingkat desa maupun yang lebih tinggi, dapat melihat dan menindaklanjuti kebutuhan pembinaan mental generasi muda. 4. Dari Segi Isu Memberikan gambaran betapa pentingnya pembinaan mental generasi muda melalui organisasi kepemudaan setempat, sehingga mampu memberikan rasionalitas dalam mengembangkan organisasi pembinaan lainnya. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I :Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II :Merupakan pengembangan dari landasan teoritis yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji (kajian teori). 3. Bab III :Merupakan Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian. 4. Bab IV :Merupakan bab yang mengkaji tentang hasil penelitian dan menganilisis data yang telah diperoleh. 5. Bab V :Merupakan bab penutup yang berisi tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian.