PENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA DAN BEBAN ANGIN PADA BANGUNAN DENGAN VARIASI GEOMETRIS BANGUNAN YANG TIDAK BERATURAN

KAJIAN KEANDALAN STRUKTUR TABUNG DALAM TABUNG TERHADAP GAYA GEMPA

PERHITUNGAN SIMPANGAN STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KOMPARASI MODEL PEMBALOKAN ARAH RADIAL DAN GRID)

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

PENGARUH PENGGUNAAN RANGKA BAJA SEBAGAI PENGGANTI SHEAR WALL EXSISTINGPADA CORE BUMIMINANG PLAZA HOTEL PADANG SUMATERA BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

sendiri dan daya dukung beban yang dapat dipikulnya, yaitu cukup kecii jika langsing, sehingga menjadi kurang menguntungkan pada perilaku respon

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

ANALISIS TORSI PADA BANGUNAN ASYMMETRI DENGAN MODEL STATIK 3D

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN DINDING GESER (SHEAR WALL) PADA PORTAL GEDUNG UTAMA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU DINAMIK STRUKTUR OPEN FRAME PADA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN DINDING GESER

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

Studi Perbandingan Dinding Geser dan Bracing Tunggal Konsentris sebagai Pengaku pada Gedung Bertingkat Tinggi

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET MAKALAH TESIS

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH EKSENTRISITAS PUSAT MASSA BANGUNAN BETON BERTULANG TERHADAP STABILITAS STRUKTUR YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

BAB III MODELISASI STRUKTUR

Pengaruh Penambahan Dinding Geser (Shear Wall) pada Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung

BAB II LANDASAN TEORI. kestabilan struktur dalam menahan segala pembebanan yang dikenakan padanya,

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Serbaguna 2 lantai Latar Belakang. 1.2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. vertikal maupun beban puntir yang bekerja padanya. Disain bangunan tinggi harus bersifat flexible untuk pengaturan tata letak,

PENGARUH DINDING PENGISI PADA LANTAI DASAR BANGUNAN TINGKAT TINGGI TERHADAP TERJADINYA MEKANISME SOFT STORY

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SIMPANGAN PADA STRUKTUR GEDUNG 10 LANTAI MENGGUNAKAN SNI DAN RSNI X

PENGGUNAAN BRACED FRAMES ELEMENT SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK. Reky Stenly Windah ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

PERILAKU DINAMIS PORTAL BAJA BIDANG BERTINGKAT DENGAN VARIASI BUKAAN TITIK PUNCAK PENGAKU DIAGONAL GANDA K JURNAL. Disusun Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara vertikal yaitu Pembangunan gedung bertingkat. bangunan gedung yang tepat sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. apartemen, perkantoran, sekolahan dan rumah sakit, ataupun untuk penggunaan ganda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH BENTUK SHEAR WALL TERHADAP PERILAKU GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ABSTRAK

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perbandingan Efektifitas Struktur Gedung dengan Menggunakan Shearwall dan kombinasi antara Shearwall-Outrigger

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG DENGAN VARIASI RASIO KELANGSINGAN BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kebutuhan tempat usaha atau perkantoran di wilayah

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

PENGARUH KONFIGURASI PENEMPATAN BALOK ANAK TERHADAP PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG KANTOR KALIMANTAN SAWIT KUSUMA

Pada saat gempa terjadi, titik tangkap gaya gempa terhadap bangunan berada pada pusat massanya, sedangkan perlawanan yang dilakukan oleh bangunan berp

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

BABI PENDAHULUAN. Perancangan bangunan sipil terutama gedung tingkat tinggi harus

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan analisis non-linier yang sederhana namun dapat

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

Transkripsi:

PENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Strata-1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas Oleh : FITRIA RASYID 07 172 068 JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

ABSTRAK Bangunan tinggi memerlukan area fungsional yang yang cukup luas. untuk memperoleh area fungsional yang luas tersebut, maka area servis pada bangunan tinggi akan ditempatkan pada satu tempat yang sama pada tiap lantainya. Area servis bangunan tinggi di tempatkan pada core (inti) bangunan yang juga merupakan sistem struktur yang berfungsi menjaga kestabilan bangunan tinggi. Fungsi core sebagai area servis menuntut penempatan core yang fleksibel terhadap kebutuhan ruang fungsional. Sehingga penempatan core pada bangunan tinggi sangat beragam, tidak terpaku pada titik berat penampang melintang bangunan saja. Untuk itu perlu ditinjau perilaku bangunan tinggi akibat variasi penempatan core wall tersebut. Variasi tersebut dibuat dalam 4 (empat) model. Dari hasil studi yang dilakukan model 1 yang memiliki eksentrisitas terkecil mengalami simpangan horizontal terkecil 113.9483 mm, model 2 sebesar 118.5607 mm dan model 3 sebesar 130.102 mm. Sedangkan model 4 dengan nilai eksentrisitas pusat massa dan pusat kekakuan terbesar (11,726 m) mengalami simpangan terbesar yakni 150.9228 mm. Penempatan core wall dengan eksentrisitas terkecil terhadap titik berat penampang juga dapat mereduksi gaya dalam elemen struktur. Kata Kunci : Core wall, bangunan tinggi, eksentrisitas, beban gempa, respon struktur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keterbatasan lahan dewasa ini menyebabkan manusia mencari alternatif untuk menyiasati sempitnya lahan untuk berbagai kegiatan dengan inovasi-inovasi terhadap bangunan vertikal. Bangunan multi storey menjadi pilihan yang tepat untuk dikembangkan guna mengurangi penggunaan lahan. Akan tetapi, bangunan multi storey dalam hal ini khususnya high-rise buildings harus menghadapi tantangan tersendiri dalam perancangan struktur dan pembangunannya untuk memperoleh kestabilan (stability) bangunan gedung serta kenyamanan (serviceability) bagi penghuni gedung. Selain diperoleh dari kekuatan (strenght) dan kekakuan (stiffness) elemen penyususun sistem struktur, kestabilan suatu sistem struktur dapat diperoleh dengan mengikat elemen-elemen sistem struktur satu sama lain sehingga deformasi yang terjadi pada sistem struktur akibat beban yang bekerja menjadi relatif lebih kecil. Pada struktur yang stabil, gaya-gaya dalam sistem struktur tersebut memberikan kecenderungan untuk mengembalikan struktur ke bentuk semula. Sebaliknya, pada struktur yang tidak stabil gaya dalam yang bekerja tidak mampu menahan beban yang diberikan sehingga struktur tersebut collapse (runtuh) seketika. Stabilitas adalah hal yang cukup sulit dalam perencanaan struktur yang merupakan gabungan dari beberapa elemen-elemen struktur. Beberapa elemen struktur dapat menahan beban vertikal

tertentu dengan nilai yang cukup besar tetapi tidak dapat menahan beban horizontal seperti gempa. Akan tetapi ada beberapa cara untuk merubah elemen struktur yang berdiri sendiri tersebut menjadi satu kesatuan struktur yang stabil. Beberapa cara untuk menjaga kestabilan struktur tersebut antara lain menambah elemen struktur diagonal pada struktur sehingga struktur tidak mengalami deformasi jajaran genjang. Cara lainnya adalah dengan menggunakan dinding geser baik dinding penuh maupun sebagian (Schodek, 1999). (a) (b) (c) Gambar 1. 1: Tiga Metode dasar untuk menjamin kestabilan struktur sederhana meliputi: (a) penopang diagonal, (b) dinding geser dan (c) titik hubung kaku Sumber: Struktur, Daniel L. Schodek (1999) Dalam perkembangannya, cukup banyak cara yang dilakukan untuk menjaga kestabilan bangunan tinggi terutama dalam menahan beban lateral yang berpengaruh sangat besar pada bangunan tinggi. Beberapa sistem yang diperkenalkan untuk menjaga kestabilan bangunan tinggi antara lain adalah shear wall dan bracing. Sistem struktur ini terus berkembang menjadi beberapa sistem struktur yang popular digunakan dalam perancangan bangunan tinggi seperti core yang merupakan modifikasi dari shear wall dan outriggers yang

merupakan modifikasi dari sitem bracing serta gabungan kedua sistem tersebut. Sebagai salah satu sistem yang berfungsi menjaga kestabilan struktur, penempatan core harus diperhatikan agar dapat berfungsi dengan baik. Penempatan sistem penjaga kestabilan ini juga dapat berpengaruh terhadap perilaku bangunan dalam menerima beban, sebagai contoh terhadap simpangan horizontal bangunan serta torsi yang akan terjadi. Hal tersebut melatarbelakangi penulisan Pengaruh Penempatan Core wall dengan Eksentrisitas Tertentu Terhadap Titik Berat Bangunan Pada Bangunan Tinggi di Bawah Pengaruh Beban Gempa 1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1) Untuk menganalisis perilaku simpangan bangunan tinggi akibat beban gempa pada penempatan core wall yang berbeda 2) Untuk menganalisis nilai perbandingan periode bangunan akibat beban gempa pada penenpatan core wall yang berbeda 3) Untuk menganalisis perbandingan gaya dalam elemen struktur akibat beban gempa pada penempatan core wall yang berbeda

1.3. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang disajikan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Struktur yang akan ditinjau adalah struktur beton bertulang bangunan 40 lantai dengan tinggi masing-masing lantai adalah 4 m. 2. Layout bangunan berbentuk persegi dengan luas masing-masing lantai diasumsikan sama. 3. Dimensi komponen-komponen utama seperti: balok, kolom, dan plat lantai direncanakan sendiri, dimana volume dari masing-masing sistem struktur akan diusahakan sama atau hampir sama. 4. Luasan core berkisar 20-30% dari luas lantai bangunan. 5. Beban lateral yang diperhitungkan hanya beban gempa dinamis. 6. Respon spektrum yang digunakan adalah respon spektrum pada wilayah gempa 6 dengan kondisi tanah lunak menurut SNI 03-1726- 2002. 7. Penyusunan tugas akhir ini berpedoman pada peraturan-peraturan sebagai berikut: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) 8. Material yang digunakan adalah beton dengan kuat tekan fc 45 MPa dan baja tulangan dengan tegangan leleh fy 400 Mpa.

1.4. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini mengacu pada peraturan penulisan yang terdapat pada buku Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Tugas Akhir yang dikeluarkan oleh Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas tahun 2007. Sistematika penulisan skripsi ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang pemilihsn judul skripsi, tujuan dan manfaat dibahasnya tugas akhir, batasan pembahasan pada tugas akhir serta sistematika penulisan tugas akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan teori teori yang pendukung permasalahan yang akan dibahas pada skripsi. Tinjauan pustaka berupa kutipan-kutipan dari referensi yang berhubungan dengan core wall, gempa dan titik berat bangunan. BAB III METODOLOGI Membahas metode yang akan digunakan dalam pengerjaan skripsi dimulai dari studi kepustakaan, hasil yang akan ditinjau hingga kesimpulan dan saran dari hasil analisis yang dilakukan. BAB IV PROSEDUR DAN HASIL KERJA Berisi langkah-langkah perhitungan dan analisis serta hasil dari analisis yang dilakukan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Memuat perbandingan-perbandingan sesuai rencana analisis yang terdapat pada bab prosedur dan hasil kerja. BAB VI KESIMPULAN Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil analisis yang dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi perilaku struktur yang menggunakan core wall adalah penempatan core wall tersebut pada bangunan tinggi. Perilaku bangunan tinggi akibat variasi penempatan core wall tersebut adalah: 1. Pergeseran core wall searah sumbu Y menyebabkan bangunan memiliki eksentrisitas pusat massa dan pusat kekakuan searah sumbu Y. 2. Semakin besar eksentrisitas pusat massa dan pusat kekakuan gedung akibat penempatan core wall mengakibatkan simpangan bangunan semakin besar. 3. Selisih simpangan akibat beban gempa arah X dan arah Y akan semakin besar pada penempatan core wall dengan eksentrisitas yang besar. 4. Secara umum, eksentrisitas pusat massa dan pusat kekakuan yang kecil dapat mereduksi gaya dalam elemen struktur. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dapat disarankan desain bangunan tinggi dengan core wall yang baik adalah bangunan dengan core wall yang berada pada pusat massa bangunan. Hal ini dikarenakan penempatan core wall pada pusat massa bangunan dapat

mengurangi eksentrisitas pusat massa dan pusat kekakuan bangunan sehingga kinerja sistem struktur dalam menahan beban lateral akan lebih efektif. Untuk kajian lebih lanjut disarankan untuk mengamati penempatan core wall yang memiliki eksentrisitas pusat massa dan pusat kekakuan arah sumbu X dan Y sehingga dapat diketahui pola simpangan dan gaya dalam yang dapat digunakan sebagai pertimbangan desain penempatan core wall.

DAFTAR PUSTAKA [1] Ali, Mir M. dan Kyoung Sun Moon. Structural Development in Tall Buildings: Current Trends and Future Prospects. Architectural Science Review vol. 50 no. 3 September 2007. [2] Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, 1981, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. [3] Irwin, A.W, 1984. Design of Shear Wall Buildings. Project Culminating, CIRIA, London. [4] Jayachandran, P. Design of Tall Buildings, Preliminary Design and Optimization. National Workshop on High-rise and Tall Buildings, University of Hyderabad, Hyderabad, India, May 2009. [5] Lin, T ung-yen dan Sidney D. Stotebury, 1981, Structural Concepts and System for Architects and Engineers, New York : Jhon Willey & Sons, INC. [6] Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Permukiman, 2001, Standar Perencanaan Ketahan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2001, Bandung: Badan Standardisasi Nasional. [7] Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Permukiman, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan SNI 03-2847-2002, Bandung: Badan Standardisasi Nasional. [8] Schueller, Wolfgang, 1990, The Vertical Building Structure, New York: Van Nostrand Reinhold Company. [9] Shodeck, Daniel L., Struktur, edisi kedua, Jakarta: Erlangga. [10] Stafford Smith, Bryan dan Alex Coull, 1991, Tall Building

Structure: Analysis and Design, New York: Jhon Willey & Sons, INC.