b. Sapi/kerbau: Berumur di atas 2 (dua) tahun ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap. (Lihat Gambar 1b).

dokumen-dokumen yang mirip
Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

PEMOTONGAN HEWAN HARI RAYA IDUL ADHA (QURBAN)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114/Permentan/PD.410/9/2014 TENTANG PEMOTONGAN HEWAN KURBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 501

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

PENANGANAN DAGING KURBAN

BAB I PENDAHULUAN. Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa kita

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

TEORI FENOMENA ORGAN

Penyembelihan Hewan. Ringkasan Materi

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

Prosedur Operasional Standard Pemotongan Hewan di RPH

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

Fikih Ringkas dalam Berkurban

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

Standar Kerja dan Perencanaan Kualitas Potongan Daging Sapi dari RPH Sampai Display Pasar Tradisional

JMSC Tingkat SD/MI2017

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

MATERI. Lokasi dan Waktu

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

MAKANAN HALALAN THAYYIBAN DALAM PANDANGAN ISLAM. Oleh :

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

MATERI DAN METODE. Materi

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMOTONGAN HEWAN DAN PENANGANAN DAGING

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT

بسم اهلل الرمحن الرحيم BERKURBAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 141 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

Lampiran I kuisioner GSP pada Tempat Pemotongan Kambing

Press Release. 1. Terkait persiapan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan:

Keutamaan Bulan Dzulhijjah


PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PENYULUHAN TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN KURBAN DI DESA ATEUK PAHLAWAN KECAMATAN BAITURRAHMAN BANDA ACEH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN DI RUMAH POTONG HEWAN Oleh. drh. Aryani Widyawati

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik D.I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI,

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

KURBAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan antara lain karena pertumbuhannya yang cepat, konversi ransum yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

[Pengelolaan Rumah Potong Unggas]

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

1 of 5 02/09/09 11:07

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

EDIBLE PORTION DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN PAKAN RUMPUT GAJAH DAN POLLARD

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN, PEMOTONGAN HEWAN DAN PEREDARAN DAGING

Badan Standardisasi Nasional

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci


KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Panduan pengobatan sapi feedlot

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Gambar 2.1. Telur Fasciola hepatica (Sumber : CDC, 2012)

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

TINJAUAN YURIDIS PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENGGELONGGONGAN SAPI (Studi Di Polres Boyolali)

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

Gambar 1. Domba Penelitian.

RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

Untuk menjamin makanan aman

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

PENGAMATAN POST-MORTEM KUALITAS KULIT KAMBING DI KOTA MANADO

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN (DICABUT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

MENERAPKAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN

Transkripsi:

Ourban adalah suatu upaya untuk mendekatkan din kepada Allah SWT dengan melakukan penyembelihan hewan atas dasar ketakwaan dan kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya ''Darjingdaging unte.dan darahnya ilu sekali-kali tidak dapal mencapai (keridhaan) AI/atl, tetapi ketakwaan dari kamulahyang dapatmencapainya" (OS. AI Hajj:37). Perintah berqurban ini bertak1jbagi setlap muslim yang mampu dan dilaksanakan satu kali dalam setahun, yaitu pada Hari Raya Idul Adha. Hukum berqurban adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dikuatkan, sebagaimana Hadist yang artinya "Rasulullah SAW bersabda: Saya disuruh menyembelih qurban dan qurban itu sunah bagi kamu" (HR. Tirmioz Bagi mereka yang mampu melaksanakan qurban teiao tidak berqurban, mereka mendapat ancaman keras car Rasulullah SAW, sebiga'imana dlsebutkar da a:- -2'::':5 yang artinya "Dari -Abu Hurairah 18 ::)B~ -~E. -=::. bersabda Rasullullah SAW: Bararqsiaza.''2'"'f -", berqurban tetapi tidak qurban IT'I8Ka.a:r-~a- a- :a: :-='E: ke tempat shalat kami". HR. Ahma: :::a- :- '.'a_a- II. TUJUAN I 1. Memberikan pedoman bagi Petugas Penyembelihan dan Petugas yang membidangi fungsi Kesmavel di da(:y&h dalam tata cara penyembelihan hewan qurban secara halal, baik, dan benar. 2. Menjamin ketentraman ~thin masyarakat dalam rnenqonsurnsi daging hewan qurban yang halal dan thoyyib. 1. Berdasarkan pemeriksaan anle-mortem din~atakan sehat, yaltu bulu bersih dan tidak kusam, lincah, nafsu makan baik, suhu tubuh normal, lubang kumlah (mulut, mata, hidung, telinqa dan anus) bersih dan normal. 2. Toak cacat, misalnya pincang, buta, mengalami er;;sa an telinga, dll.

3. Cukup Umur : a. Kambing/domba: Berumur di atas 1 (satu) tahun ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap.(lihat Gambar 1a). Gambar 1a b. Sapi/kerbau: Berumur di atas 2 (dua) tahun ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap. (Lihat Gambar 1b). 4. Tldak kurus 5. Jantan a. Tidak dikastrasildikebiri b. Testis/buah zakar masih lengkap (2 buah) dan bentukserta letaknyasimetris IV. PERSYARATAN PE"(UGAS 1. Laki-Iakimuslim dewasa 2. Sehatjasmani dan rohani. 3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis dalam penyembelihanhewan halal yang baik dan benar. Pisau atau golok yang digunakan harus tajam, sehingga menjamin dapat memutus pembuluh darah, tenggorokan dan saluran makanan, serta senantiasa terjaga kebersihannya dan tidak berkarat.

1. Kandang penampungan sementara yang bersih, kering dan mampu melindungi hewan dari panas matahari dan hujan. 2. Tempat penyembelihan yang kering dan terpisah dari sarana umum serta tempat penjualan makanan dan minuman. 3. Lubang penampungan darah berukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m untuk tiap 10 ekor kambing atau 0,5 x 0,5 x 1 m untuk tiap 10 ekor sapi. 4. Tersedia air bersih yang mencukupi untuk mencuci peralatan dan jeroan selama proses penyembelihan berlangsung. 5. Tempat khusus untuk penanganan daging yang harus terpisah dari penanganan jeroan, yang senantiasa terjaga kebersihannya. 1. Pemeriksaan ante-mortem oleh petugas berwenang. 2. Harus diperlakukan secara wajar dengan memperhatikan azas kesejahteraan hewan agar tidak stres dan daging yang dihasllan berkualitas baik. 3. Diistirahatkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum disembelih. 4. Diberi pakan dan minum yang cukup. 5. Cara menjatuhkan/merebahkan hewan harus hati-hati, dihindarkan cara paksa atau perlakuan kasar yang menyebabkan rasa takut berlebihan atau kesakitan pada hewan serta risiko kecelakaan pada petugas penyembelih VIII. TATA CARA PENYEMBEL!IHAN Penyembelihan dilakukan dengan tata cara agama Islam sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia dan persyaratan teknis hiegene dan sanitasi antara lain: 1. Hewan dirobohkan dengan kepala menghadap ke arah kiblat. 2. Membaca basmalah 3. Hewan disembelih dengan sekali gerakan tanpa mengangkat pisau dari leher pada sa at memotong 3 (tiga) saturansekaligus, yaitu:

a. Saluran makanan (mar'l) b. Pembuluhdarah (wadajain) c. Memutussaluran nafas(hu/qum) 4. Proses selanjutnya dilakukan setelah hewan benar-benarmati sempurna. 5. Penangananhewansetelahdisembelih sebaiknya dilakukan dengan posisi digantung pada kaki belakangnya agar pengeluaran darah berlangsung sempurna, kontaminasi silang dapat dicegahdan penangananlebih mudah. 6. Ikat saluran makanan (esofagus) dan anus agar isi lambungdan usus tidak mencemaridaging. (Gambar 2 a dan b) 7. Lakukan pengulitan secara berhati-hati dan bertahap,diawali dengan membuatsayatan pada bagian tengah sepanjang kulit dada dan perut, dilanjutkan dengan sayatan pada bagian medial kaki. (Gambar3 a) 8. Selanjutnya keluarkan isi rongga dada dan rongga perut secara hati-hati agar dinding lambung dan usus tidak tersayat. (Gambar 3b) 9. Pisahkanjeroan merah (hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal, lidah) dari jeroan hijau (Iambung, ijsus, esofagusdan lemak).

10. Pemeriksaan post-mortem. 11. Pindahkan karkas ke tempat khusus untuk penangananlebih lanjut. Pemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas dan organ tertentu (jeroan) setelah penyembelihan yang bertujuan untuk memutuskan apakah daging aman dan layak dikonsumsi. Dilakukan oleh dokter hewan atau juru uji daging atau petugas teknis yang telah mendapatkan pelatihan tentang meat inspector di bawahsupervisi dokter hewan. DA~ING QURBANYANGHIGIENIS 1. Jeroan dan daging dikemas terpisah manggunakan plastik khusus pembungkus makanan. 2. Hindari kontaminasi dari tangan manusia yang kotor, lalat atau serangga, peralatan yang kotor (pisau, talenan, alas meja dll), air yang kotor dan lantai/alas tanah yang kotor dengan daging qurban. 3. Petugas yang menangani daging harus selalu menjaga kebersihan diri (memakai pakaian yang bersih, mencuci tangan setiap kali menyentuhl memegang benda/bahan yang kotor dan terutamasetelah dari toilet). 4. Segera distrlbusikan daging qurban, penyimpanan tanpa pendingin tidak boleh lebih dari 4 jam. Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Informasi lebih lanjut dapat mehghubungi SUBDITPRODUKHALAL DIREKTORATURUSANAGAMA ISLAM DAN PEMBINAANSYARIAH DIREKTORATJENDERAL BIMBINGANMASYARAKATISLAM KEMENTERIANAGAMA RI Website produk halal : http://www.bimasislam.kemenag.go.id/halal Telp. 021-3811429, Fax: 021-3920449