BAB I PENDAHULUAN. Wajar kalau setiap sekolah mengalami banyak kendala walaupun. persoalannya berbeda-beda tapi substansinya sama yaitu bagaimana

dokumen-dokumen yang mirip
HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu 206 juta jiwa merupakan kekayaan hidup yang. eksistensinya berpeluang untuk memimpin dunia.

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan khusus sehingga dapat mentransformasikan wawasan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

KONSEP DASAR KURIKULUM 2004

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan intelek. Pendidikan yang bermutu

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di awal tahun ajaran 2007/2008 banyak sekolah mengalami kendala dalam menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengingat dalam penyusunan harus dimulai dan berangkat dari mana??? Wajar kalau setiap sekolah mengalami banyak kendala walaupun persoalannya berbeda-beda tapi substansinya sama yaitu bagaimana kurikulum itu bisa jadi dengan berbagai cara ada yang langsung copy paste dari hasil browsing dari internet pada hal itu bukan yang diharapkan. Harapan dari Dinas Pendidikan baik itu di level Propinsi maupun Kotamadya dan Kota Kabupaten bahwa produk kurikulum sekolah yang diberi label Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan sebuah kurikulum yang benar -benar dibuat oleh sekolah yang meilibatkan unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, konselor, komite sekolah dan nara sumber, sehingga dengan sinerginya unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam pembuatan kurikulum (Sahrudin dan Sri Iriani, 2009 : 1). Pencerdasan suatu bangsa tidak akan pernah lepas dari grand design system pendidikan begitu pula dalam pencapaian kualitas sumber daya manusia sebagai subjek policy itu sendiri diharapkan mampu membangun komunitas futuristic. Indonesia, negara yang memiliki potensi penduduk dengan kuantitas urutan ke empat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat yaitu 206 juta jiwa merupakan 1

2 kekayaan hidup yang eksistensinya berpeluang untuk memimpin dunia (Sukarno dan Titik Handyani. 2003: 2). Permasalahan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia antara lain berupa kurikulum yang memuat banyak mata pelajaran, belum optimal mengangkat muatan lokal seperti produk batik, seni tradisional, kerajinan gerabah, pertanian. Di samping itu, juga kompetensi guru dalam persiapan, pelaksanaan/, evaluasi, dan tindak lanjut dalam pembelajaran belum optimal, terbatasnya fasilitas.pembelajaran baik yang berupa referensi siswa dan guru, alat peraga, laboratorium maupun media pembelajaran. Untuk itu, guru SMP diharapkan mampu mengembangkan materi dan pembelajaran yang mencerminkan strategi untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan misi dan mewujudkan visi sekolah, perlu kerjasama dengan guru yang lain, kepala sekolah, dan komite sekolah untuk menyampaikan permasalahan tersebut agar dapat diselesaikan secara kolektif dan komprehensif. Dalam kaitannya dengan pembelajaran tersebut, guru dituntut harus mampu mengedepankan peran serta aktif pada sekolah dan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Semua unit pelaksana pembelajaran (guru) mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran secara komprehensif. Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) senantiasa untuk melakukan pengkajian dan pengembangan pembelajaran yang bermutu dan menjamin terjadinya pemutahiran semua komponen-komponennya. Dalam menjamin dan mutu pembelajaran, guru SMP harus melakukan 2

3 monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran secara berkala. Untuk itu, pendidikan jenjang SMP juga harus menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung interaksi akademik antara guru, siswa, dan nara sumber lainnya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2005: 120). Guru masa depan seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah Planner, artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas, program kerja tersebut tidak hanya berupa program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran seperti Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar kerja siswa, dan sebagainya, akan tetapi guru harus merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan berhasil maksimal. Terkait dengan konsekuensi logis dari UU nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tersurat, bahwa seorang guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, seperti disebutkan pada (Pasal 1 Ketentuan Umum), dan guru harus profesional, dan dimaksud adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi Oleh sebab itu, sejalan dengan Pasal 2 dinyatakan bahwa Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang 3

4 pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesioanl sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Selanjutnya disebutkan pula bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan, dan Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi atau ditunjuk pemerintah. Dampak dari sertifikasi pendidikan akan memperoleh penghasilan di atas kebutuhan minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, fungsional, khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan perundangundangan, Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Selanjutnya Pemerintah memberikan tunjangan profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1 ) kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh 4

5 masyarakat, dan pemberian tunjangan profesional tidak membedakan antara guru yang diangkat pemerintah maupun masyarakat. Selain itu, UU tersebut akan dapat mengangkat marwah dan martabat guru secara hakiki, karena selama ini andil dan kontribusi guru di dalam mencerdaskan anak negeri ini sepertinya dipandang sebelah mata, dan memandang profesi guru sebagai profesi biasa. Belajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antara sesama siswa dalam pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima. Dalam interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah unsur : tujuan yang hendak dicapai, siswa, guru dan sumber belajar lainnya, bahan pelajaran, dan metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar. Hakekat belajar adalah suatu perubahan sikap, tingkah laku, dan nilai setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini selain guru dapat berupa buku, lingkungan, atau sesama pembelajar (sesama siswa). Sedangkan istilah mengajar dalam pengertian di atas adalah kegiatan dalam menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian mengajar tidak harus merupakan tranformasi pengetahuan dari guru kepada siswa. itu merupakan pembelajaran. Tugas guru adalah menciptakan situasi siswa belajar. Berdasarkan kondisi nyata di SMP Negeri 2 Kartasuro Kabupaten Sukoharjo memiliki 1 kepala sekolah, 48 guru, 5 tenaga administrasi/ tata usaha, dan 3 penjaga sekolah. Khusus terkait dengan guru, dalam pengelolaan pembelajaran dan mengimplementasikan Kurikulum Tingkat 5

6 Satuan Pendidikan (KTSP) masih perlu dioptimalkan, t erutama dalam hal pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan evaluasi guru dalam pembelajaran, bahkan dipandang perlu untuk meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan dan pelatihan, workshop, melaksanakan inovasi pembelajaran, dan sebagainya. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengelolaan pembelajaran dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri 2 Kartasuro Kabupaten Sukoharjo? 2. Bagaimana model pengelolaan pembelajaran di SMP Negeri 2 Kartasuro Kabupaten Sukoharjo dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan tentang : 1. Pengelolaan pembelajaran dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri 2 Kartasuro Kabupaten Sukoharjo? 2. Model pengelolaan pembelajaran di SMP Negeri 2 Kartasuro Kabupaten Sukoharjo dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)? 6

7 Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pengelolaan pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru yang mencakup kegiatan yang dimulai dari menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai dengan penilaian pembelajaran sebagai satu kesatuan D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi guru, dapat menambah pengetahuan tentang pengelolaan pembelaran dalam implementasi KTSP. b. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai kajian dan pengembangan dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). c. Bagi siswa, dapat meningkatkan optimalisasi kegiatan bersama guru dalam pembelajaran yang mengacu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, dapat digunakan sebagai contoh pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pedoman yang terdapat dalam KTSP. b. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pelaksanaan in house training dan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. c. Bagi siswa, dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP. 7

8 E. Definisi Istilah 1. Pengelolaan pembelajaran adalah kegiatan mengelola kegiatan pembelajaran yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi sebagai satu kesatuan (sistematis) yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah di satuan pendidikan sekolah. 2. Studi situs dimaksudkan sebagai penelitian yang mengambil lokasi penelitian tertentu, yaitu sekolah yang merupakan penelitian kualitatif, maka data yang dikumpulkan berupa informasi yang digali dari nara sumber yang ada di lokasi penelitian. 8