ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN KOTA DI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA. Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA DENGAN PROGRAM DIGITAL MAPPING SIHATI TESIS

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA DENGAN PROGRAM DIGITAL MAPPING SIHATI TESIS

SUGIYARTO Jurusan Biologi FMIPA UNS Jl Ir Sutami 36 A Surakarta; sugiyarto ABSTRAK

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN


TINJAUAN PUSTAKA. ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka

Analisis Vegetasi Hutan Alam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

PENGUKURAN BIODIVERSITAS

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

IV. METODE PENELITIAN

Momentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

METODOLOGI PENELITIAN

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB I PENDAHULUAN. dalam Ilmu Ekologi dikenal dengan istilah habitat. jenis yang membentuk suatu komunitas. Habitat suatu organisme untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

Struktur Dan Komposisi Tegakan Sebelum Dan Sesudah Pemanenan Kayu Di Hutan Alam. Muhdi

Kampus USU Medan Staf Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat km 10,5 Sibaganding-Parapat

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

III. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE DAERAH TEPI (EDGES) TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROPINSI RIAU DEFRI YOZA

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

LAPORAN PENGAMATAN EKOLOGI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. dilakukan dari bulan Mei hingga Juni Peneliti. mengambil lokasi penelitian di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Jamili

ANALISIS POTENSI LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 WONOSARI

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

EVALUASI ASPEK FUNGSI TANAMAN PADA LANSKAP JALAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Universitas Sam Ratulangi, Manado

TINJAUAN PUSTAKA. rekreasi alam, yang mempunyai fungsi sebagai: Kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. kesempatan untuk tumbuhan mangrove beradaptasi (Noor dkk, 2006). Hutan

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

SEBARAN VEGETASI DAN KONSENTRASI GAS CO - Pb DI TAMAN KB, SIMPANG LIMA, DAN TUGU MUDA KOTA SEMARANG

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

Transkripsi:

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN KOTA DI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA Triyadi 1, Sugiyarto 2, Marsusi 3 1 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS 2 Dosen Pembimbing I Prodi Biosain Pascasarjana UNS 3 Dosen Pembimbing II Prodi Biosain Pascasarjana UNS ( e-mail: triyadi_akh@yahoo.com ) ABSTRAK. Kampus UNS Kentingan merupakan salah satu hutan kota yang berada di Kota Surakarta yang memiliki manfaat yang besar kepada civitas akademika UNS dan masyarakat di sekitarnya. Peran besar ini perlu adanya kajian lebih dalam dengan pendataan database pohon dan melakukan analisis vegetasi untuk memberikan penanganan yang tepat. Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan data tentang jenis pohon, kerapatan dan frekuensi, struktur vegetasi, indeks nilai penting dan pola sebaran jenis pohon penyusun area kampus UNS Kentingan Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksploratif dengan sensus seluruh anggota jenis pohon penyusun vegetasi. Lokasi pengamatan dibagi menjadi 10 zona untuk memudahkan penelitian. Adapun data profil vegetasi meliputi: jenis pohon, cacah individu pohon, tinggi pohon, dan luas basal area. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Di area kampus UNS Kentingan didapatkan sejumlah 8480 individu pohon, terdiri dari 151 jenis dengan nilai indeks diversitas 0,94. Jenis-jenis pohon yang dengan Indeks Nilai Penting tertinggi berturut-turut adalah angsana (Pterocarpus indicus) dengan INP 44,10%, glodokan (Polyaltia longifolia) dengan INP 41,99% dan jati (Tectona grandis) dengan INP 18,95%. Ada 10 pohon yang memiliki frekuensi 1,0. Zona dengan kerapatan tertinggi adalah zona FT dengan kerapatanan 270.03 ind/ha, Jumlah jenis paling banyak di zona FP dengan 87 jenis, dan zona dengan indeks diversitas tertinggi adalah zona FK dengan nilai 0.95. Kata kunci: analisis vegetasi, hutan kota, Kampus UNS Kentingan PENDAHULUAN Hutan kota adalah komunitas tumbuhan berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol dengan struktur menyerupai hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan estetis. (Irwanto, 1997). Pengembangan hutan kota senantiasa ditujukan untuk penataan ruang dalam rangka mewujudkan satu bentuk susunan kota tertentu. (Wahyuni.2012) Hutan kota berfungsi sebagai sistem hidroorologi, menciptakan iklim mikro, menjaga keseimbangan oksigen dan karbon dioksida, mengurangi polutan, dan meredam kebisingan. Selain itu, berfungsi juga untuk menambah nilai estetika dan keasrian kota sehingga berdampak positif terhadap kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat 64

(Sibarani, 2003). Optimalisasi hutan kota bisa dilaksanakan dengan menanam tanaman berupa semak belukar dan herba diantara pohon utama akan membantu menambah produksi total oksigen. (Septriana, dkk.2004) Penyediaan ruang terbuka hijau untuk hutan kota bisa dilaksanakan dengan melakukan analisa emisi karbondioksida dan penyerapan oksigen. (Setiawan dan hermana, 2013). Kampus UNS Kentingan Surakarta dengan luas sekitar 60 hektar sangat berpotensi dimanfaatkan untuk pembangunan bagian dari hutan kota Surakarta. Pemanfaatannya sebagai green campus adalah suatu harapan besar agar lahan tersebut dapat berfungsi dalam penyelesaian masalah lingkungan sekaligus sebagai wahana pendidikan (Sugiyarto, 2011). Istilah green campus sering dikaitkan dengan kampus konservasi dimana memiliki sistem tata kelolanya berdasarkan pada konsep gabungan green campus dan nilai luhur dari budaya bangsa. (Arswendi, 2013). Program green campus sangat dipengaruhi oleh kebijakan kampus itu sendiri, seperti penggunaan tanah hutan kota Kampus Universitas Indonesia ditetapkan berdasarkan SK Rektor Universitas Indonesia No. 84/SK/12/1988. (Kusratmoko, et al. 2002) Identifikasi jenis pohon penyusun, pembuatan data base serta melakukan analisis vegetasi akan sangat membantu dalam pengembangan kebijakan green campus yang sudah dicanangkan dalam kebijakan kampus UNS. Oleh sebab itu, perlu diadakan penelitian tentang analisis struktur dan komposisi vegetasi hutan kota di kampus UNS Kentingan Surakarta. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Mei 2013. Tempat penelitian di kampus UNS Kentingan, Jl Ir Sutami 36 A Surakarta seluas 60 hektar. Identifikasi, kuantifikasi dan analisis data dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA UNS Surakarta. Cara Kerja Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus seluruh anggota vegetasi di kampus UNS Kentingan. Lokasi pengamaan dibagi menjadi 10 zona pengamatan, yaitu: GOR, FK, FP, FKIP, FH, FE dan FISIP, FSSR, FT, Kantor Pusat, dan Boulevard. Setiap zona pengamatan dilakukan pengukuranpengukuran, meliputi: a. Luas area zona kajian b. Data profil vegetasi, meliputi: jenis pohon, tinggi pohon cacah individu pohon, dan c. Luas basal area, diukur berdasar diameter batang setinggi dada dengan cara mengukur lingkaran pohon, 65

kemudian dihitung diameter pohon (Dharmono, 2007). Analisis Data Metode analisis menggunakan parameter kuantitatif yang mengacu kepada Kusmana (1997). Dengan menghitung: a. Kerapatan (jumlah individu/ha) b. Kerapatan Relatif (%) c. Dominansi (cm²/ha) d. Dominansi Relatif (%) e. Frekuensi (jumlah plot ind/jumlah total plot) f. Frekuensi Relatif (%) Indeks Nilai Penting = KR + DR + FR g. Indeks Keanekaragaman ((Ludwig and Reynold, 1988) beda. Sebaran populasi vegetasi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi tempat tumbuh dan asosiasi vegetasi yang berada di sekitarnya. (Kalima,2008). Faktor ketinggian dan kerapatan jenis juga sangat berpengaruh pada keragaman jenis. (Lianah et al.2013) Zona dengan jumlah individu pohon yang paling banyak adalah zona FT dengan jumlah 1928 pohon dikarenakan kawasan tersebut ditetapkan oleh pemerintah Kota Surakarta sebagai hutan kota. Gambar 1. Persebaran jumlah pohon di seluruh zona pengamatan Kampus UNS Kentingan h. Melengkapi dengan mengelompokkan pohon berdasarkan: sapling (diameter <10 cm), small trees (10 cm diameter 35 cm), dan big trees (diameter > 35 cm). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa area Kampus UNS Kentingan merupakan daerah hijau yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan nilai indeks keanekaragaman simpson 0,94. Vegetasi di Kampus UNS Kentingan tersusun atas 8480 individu pohon. Dari sepuluh zona pengamatan, diperoleh sebaran pohon yang berbeda Zona FP dengan jumlah 1645 pohon. Zona FP didukung waduk buatan sehingga banyak pohon yang hidup disekitarnya, selain itu pula ada lokasi hutan yang berisikan banyak pohon. Sedangkan untuk urutan ketiga diduduki oleh zona Kantor Pusat dengan total 881 pohon. Area yang paling sedikit jumlah pohonnya adalah zona FH, hal ini dikarenakan area FH yang paling kecil dari seluruh zona yang dimana hanya 3,89 hektar. (Gambar.1) Berdasarkan dominansi luas basal area didapatkan hasil berupa pohon glodokan (Polyalthia longifolia) menempati peringkat pertama dengan total 646.093,07 cm²/ha, pada urutan 66

kedua didapatkan pohon angsana (Pterocarpus indicus) dengan luas basal area sebesar 624.710,02 cm²/ha, serta pohon johar (Cassia siamea) sebesar 147.582,77 cm²/ha. Dari 151 jenis pohon yang tersebar merata ke seluruh zona pengamatan diperoleh zona yang menduduki peringkat pertama atas tingkat keragaman jenis pohon adalah zona FP dengan 87 jenis. Zona FT menduduki peringkat kedua dengan total 74 jenis pohon yang tumbuh. Sedangkan peringkat ketiga adalah zona FK yang memiliki 67 jenis (Gambar.2). Gambar 2. Komposisi jumlah jenis pohon di zona pengamatan Dari hasil pengamatan, zona FT memiliki kerapatanan tertinggi mencapai 270,03 ind/ha. Peringkat kedua adalah zona FP yang memiliki tingkat kerapatan 257,03 ind/ha. Di zona FSSR memiliki keratapan 179,01 ind/ha sehingga menduduki peringkat yang ketiga (Gambar 3). Gambar 3. Kerapatan populasi pohon di zona pengamatan Dari seluruh area pengamatan didapatkan data bahwa pohon jati (Tectona grandis) merupakan jenis yang paling banyak ditemukan. Total jenis ini mencapai 1234 pohon yang tersebar ke seluruh area pengamatan. Pohon mahoni (Swietenia mahagoni) menempati urutan kedua karena jumlahnya mencapai 1007 pohon. Pohon angsana (Pterocarpus indicus) yang paling banyak tersebar di zona boulevard, zona kantor pusat serta zona FE dan FISIP menempati urutan ketiga dimana memiliki total 804 pohon. Jenis pohon flamboyan (Delonix regia), glodokan (Polyalthia longifolia) dan akasia (Acasia auriculiformis) menempati urutan selanjutnya. (Gambar.4) Di masing-masing zona pengamatan, jenis pohon yang menyusun juga beragam. Pohon angsana (Pterocarpus indicus) menjadi jenis yang paling banyak dijumpai di zona Boulevard, FE, FISIP dan Kantor Pusat. Di zona FT, FH dan GOR jenis paling banyak adalah jati (Tectona grandis). Pohon glodokan (Polyalthia longifolia) merupakan jenis terbanyak di wilayah zona FKIP dan FK. Pohon flamboyan (Delonix regia) paling banyak didapati di 67

wilayah zona FP sedangkan untuk wilayah zona FSSR paling banyak didapatkan pohon mahoni (Swietenia mahagoni). Gambar 4. Jenis pohon yang paling banyak ditemukan di masing-masing zona pengamatan di Kampus UNS Kentingan Jenis-jenis pohon dengan INP tertinggi berturut-turut adalah angsana (Pterocarpus indicus) dengan INP 44,10%, glodokan (Polyaltia longifolia) dengan INP 41,99% dan jati (Tectona grandis) dengan INP 18,95%. Penyusun struktur vegetasi vertikal meliputi lapisan pohon, small trees, sapihan, semai dan herba penyusun vegetasi.(kershaw.1973). Bisa dilihat dari tabel.1 bahwa total individu ada 8480 pohon, terdapat 4848 pohon yang masih berbentuk sapling, 2188 pohon berbentuk small trees dan 1444 berbentuk big trees. Hal ini mengindikasikan bahwa vegetasi di UNS Kentingan Surakarta masih dalam proses menuju vegetasi yang klimaks. Masih banyak potensi kedepan untuk menjadi kampus dengan vegetasi yang stabil. Tabel 1. Persebaran Pohon berdasarkan Pancang, Tiang maupun pohon dewasa di UNS Kentingan Surakarta Data yang sudah diperoleh akan sangat membantu program green campus yang sudah dicanangkan dari pihak pengelola kampus, sehingga pemanfaatannya bisa dikembangkan tidak hanya bagi sivitas akademika saja, akan tetapi bisa untuk kawanan burung. Seperti di Kampus Kandang Limun Bengkulu, kawasan kampus tersebut merupakan kombinasi dari beberapa tipe habitat antara lain hutan hasil penghijaun, rawa, kolam, dan persawahan. Keberagaman habitat yang dimiliki tersebut memberikan kesempatan terhadap berbagai jenis burung untuk tinggal dan berkembang biak didalamnya. (Jarulis.2007) Pola pengembangan hutan kota bisa dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. (Rijal.2008) Khusus untuk UNS Kentingan Surakarta pengembangan hutan kota lebih dioptimalkan dengan program intensifikasi berupa penanaman tanaman untuk mengkayakan dan 68

memperbaiki serta meningkatkan mutu tata hijau pada wilayah yang sudah merupakan daerah tata hijau. Hal ini dikarenakan kemungkinan penambahan luas ruang terbuka hijau sangat kecil sebab keterbatasan lahan. Tentunya program ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, dipadukan dalam program green campus yang sudah dicanangkan berdasarkan data-data yang sudah diperoleh KESIMPULAN 1. Di area kampus UNS Kentingan didapatkan sejumlah 8480 individu pohon terdiri atas 4848 individu berbentuk sapling, 2188 individu berbentuk small trees, dan 1444 berbentuk big trees, diperoleh 151 jenis dengan nilai indeks diversitas 0,94. 2. Jenis-jenis pohon yang memiliki Indeks Nilai Penting tertinggi di vegetasi UNS Kentingan berturutturut adalah angsana (Pterocarpus indicus) dengan INP 44,10%, glodokan (Polyaltia longifolia) dengan INP 41,99% dan jati (Tectona grandis) dengan INP 18,95%. Ada 10 pohon yang memiliki frekuensi 1,0 yaitu: akasia (Acasia auriculiformis), angsana (Pterocarpus indicus), asam londo (Pithecelobium dulce), beringin (Ficus benjamina spp), flamboyan (Delonix regia), glodokan (Polyaltia longifolia), jati (Tectona grandis), johar (Senna siamena), kere payung (Filicium desipiens), ketapang (Terminalia catappa), mahoni (Swietenia mahagoni), mangga (Mangifera indica), dan talok (Muntingia calabura). 3. Zona dengan kerapatan tertinggi adalah zona FT dengan kerapatan 270.03 ind/ha, Jumlah jenis paling banyak di zona FP dengan 87 jenis, dan zona dengan indeks diversitas tertinggi adalah zona FK dengan nilai 0.95. DAFTAR PUSTAKA Arswendi, R. 2013. Konservasi Berbasis Komunitas (Studi Tentang Strategi Branding Universitas Negeri Semarang sebagai Universitas Konservasi). Jurnal Interaksi. 2(2): 31-41 Dharmono. 2007. Dampak Tumbuhan Gelam (Melaleuca cajuputi powell) Terhadap Struktur dan Komposisi Vegetasi Lahan Gambut (Studi Kasus Terhadap 4 Lahan Gambut di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Bioscientiae 4 (1) : 19-28 Irwanto. 2007. Analisis Vegetasi Untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Pulau Marsegu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.Tesis.Program S2 Ilmu Kehutanan UGM. Yogjakarta Jarulis. 2007. Pemanfaatan Ruang Secara Vertikal Oleh Burung- Burung Di Hutan Kampus Kandang Limun Universitas Bengkulu. Jurnal Gradien 3(1) : 237-242 Kalima, T. 2008. Profil Keragaman Dan Keberadaan Spesies Dari Suku Dipterocarpaceae Di Taman Nasional Meru Betiri, Jember.Jurnal Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam 4(2):1-10. Kershaw. K.A. 1973. Quantitative and Dynamic Plant Ecology. 2nd ed.american elseiver Publ. Co. New York 69

Kusmana C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor Kusratmoko, E., Sukanta, D. Tambunan, M.P. dan Sobirin. 2002. Studi Hidrologi Hutan Kota Kampus Universitas Indonesia Depok. MAKARA SAINS. 6(1): 7-14 Lianah,Anggoro,S, R, H. dan Izzati, M. 2013. Perbandingan Analisis Vegetasi Lingkungan Alami Tetrastigma Glabratum Di Hutan Lindung Gunung Prau Sebelum Dan Sesudah Eksploitasi. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.1(2): 202-211 Ludwig, J.A. dan Reynolds,J.F. 1988. Statistical Ecology: A. Primer on Method on Competing. John Willey and Son Inc. New York. Rijal,S. 2008. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar Tahun 2017. Jurnal Hutan dan Masyarakat 3(1): 65-77 Septriana, D, Indrawan, A, Dahlan, EN, dan Jaya, NS. 2004. Prediksi Kebutuhan Hutan Kota Berbasis Oksigen Di Kota Padang, Sumatera Barat.Jurnal Manajemen Hutan Tropika 10(2):47-57 Setiawan, A dan Hermana, J. Analisa Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyerapan Emisi Co2 dan Pemenuhan Oksigen di Kota Probolonggo. Jurnal Teknik Pomits 2(2):171-174 Sugiyarto. 2011. Konservasi keanekaragaman hayati berbasis kearifan lokal (Jawa). Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Biologi Konservasi FMIPA UNS Surakarta.Sidang Senat Terbuka. 14 Desember. Surakarta Sundari, E.S. 2007. Studi Untuk Menentukan Fungsi Hutan Kota Dalam Masalah Lingkungan Perkotaan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 7 (2) : 1-16 Wahyuni, T dan Samsoedin, I. 2012. Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota Di Kalimantan Timur.Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan 9(3): 219-239 70