BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN JEJAK PETUALANG TRANS7 PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN. 1991: 3 dalam Sobariah, 2008: 2). Hal ini bisa disebabkan oleh kekeliruan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) terdapat dalam mata

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eka Purnama, 2014 Keefektifan teknik imagine (khyalan visual) dalam pembelajaran menulis puisi lirik

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. pembentukan karakter anak. Sangatlah penting sebagai seorang guru untuk. mendidik dan membimbing anak untuk mengembangkannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa menengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian tentang penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia materi yang dirasa sulit oleh

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam pembelajaran. Suatu pembelajaran, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa kelas VII semester dua adalah keterampilan menulis puisi. Dalam silabus bahasa Indonesia berkarakter SMP kelas VII semester dua, terdapat salah satu Kompetensi Dasar yaitu menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam. Kompetensi Dasar tersebut menuntut siswa untuk mengasah kemampuan menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat. Kemampuan siswa dalam menggunakan pilihan kata atau diksi, menjadi faktor penting untuk tercapainya Kompetensi Dasar menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam tersebut. Akan tetapi masih terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan siswa kelas VII kesulitan untuk menulis puisi. Permasalahan yang dihadapi di antaranya adalah terbatasnya diksi atau pilihan kata yang dimiliki oleh siswa, sehingga siswa masih kesulitan mencari padanan kata yang sesuai dalam puisinya. Pemilihan kata ini erat kaitannya dengan kandungan majas serta kata-kata konotatif yang banyak terkandung dalam sebuah puisi (Novitasari, 2011:1). Permasalahan lain terungkap dalam penelitian Meirliane (2012). Dalam penelitiannya, Meirliane mengungkapkan bahwa puisi merupakan salah satu genre sastra yang kurang diminati oleh siswa (2012:2). Selain itu faktor lain yang menyebabkan siswa kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi tidak lepas dari peran serta guru. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan minimnya penggunaan media serta sumber belajar yang variatif, menyebabkan siswa sulit mengembangkan kemampuan menulis terutama menulis puisi (Muharam, 2010:3). 1

2 Dalam mengatasi berbagai permasalahan yang telah diungkapkan di atas, diperlukan langkah-langkah yang tepat agar menulis puisi tidak lagi dianggap sulit oleh siswa. Beberapa langkah tersebut di antaranya adalah: 1) Menggunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik keingintahuan siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Sadiman, dkk. (2008:7), bahwa media pembelajaran atau pendidikan merupakan alat-alat yang dapat memberikan pengalaman konkret serta meningkatkan motivasi belajar siswa, 2) Menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik, seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan di dalam kelas, 3) Menggunakan sumber belajar yang menarik dan variatif, sehingga siswa dapat memperluas wawasan mengenai suatu materi selain pengetahuan yang didapat dari guru. Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian eksperimen pada pembelajaran menulis puisi. Di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Muharam (2010) yang berjudul Penerapan Media Film Dokumenter dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA : Studi Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian tersebut menunjukan bahwa media berupa film dokumenter dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010. Film dokumenter yang berisi kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar siswa, ternyata mampu memotivasi siswa untuk menulis puisi berdasarkan kejadian yang dialami atau disaksikan siswa sehari-hari. Penelitian lain dilakukan oleh Novitasari (2011) yang berjudul Pemanfaatan Video Keindahan Alam dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa video keindahan alam efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut ditunjukan dengan

3 adanya peningkatan nilai rata-rata pascates yang signifikan antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan video keindahan alam dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan media berupa lukisan keindahan alam. Selain penelitian yang telah dilakukan oleh Muharam (2010) dan Novitasari (2011), Meirliane (2012) melakukan penelitian yang berjudul Keefektifan Media Tayangan Anak-anak Bocah Petualang Trans7 dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012). Hasil yang ditunjukkan dalam penelitian tersebut adalah media tayangan Bocah Petualang efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Hal itu ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata pascates siswa setelah menggunakan media tayangan Bocah Petualang dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam. Penelitian-penelitian di atas, memiliki satu kesamaan yaitu upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa, yang ternyata masih cukup rendah karena beberapa faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan meningkatkan kemampuan menulis puisi di antaranya adalah: 1) kesulitan siswa dalam mencari ide, 2) menggunakan pilihan kata yang tepat, dan 3) kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran 4) penggunaan metode pembelajaran yang monoton sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi, 5) peran guru yang kurang mampu menghidupkan suasana pembelajaran, dan 6) sumber belajar yang masih minim. Penelitian ini bersifat melengkapi penelitian yang telah dilakukan oleh Muharam (2010), Novitasari (2011), dan Meirliane (2012). Penelitian ini menggunakan media pembelajaran berupa tayangan televisi Jejak Petualang TRANS7 untuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam pada kelas VII. Oleh karena itu terdapat beberapa perbedaan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Berbeda dengan penelitian Muharam (2010) dan Novitasari (2011) yang menggunakan media audio-visual berupa video keindahan alam dan film

4 dokumenter, penelitian ini menggunakan media audio-visual berupa tayangan televisi yang mengeksplorasi keindahan alam Indonesia yaitu Jejak Petualang Trans7. Eksplorasi alam yang ditampilkan dalam program tersebut dapat membawa siswa untuk menyaksikan secara langsung keindahan alam negerinya, sehingga membantu siswa menumbuhkan imajinasinya untuk menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Meirliane (2012) yang menggunakan media berupa tayangan televisi Bocah Petualang Trans7 pada siswa kelas VIII, peneliti meneliti subjek yang berbeda yaitu siswa kelas VII. Sifat dari tayangan televisi yang digunakan dalam penelitian Meirliane dengan penelitian ini memiliki beberapa perbedaan. Tayangan Bocah Petualang merupakan tayangan anak-anak yang hidup di berbagai daerah di Indonesia. Sifat tayangan tersebut lebih menunjukkan sisi kanak-kanak seperti permainan atau kebiasaan anak-anak yang dilakukan di alam terbuka. Sedangkan tayangan Jejak Petualang Trans7 lebih menunjukkan keindahan alam dengan melakukan petualangan ke tempat-tempat yang indah dan menarik di berbagai pelosok Indonesia. Selain itu dalam penelitian Meirliane, tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding untuk menilai keefektivan penggunaan media tayangan Bocah Petualang Trans7. Media tayangan Jejak Petualang Trans7 merupakan salah satu program unggulan Trans7 yang mengeksplorasi keindahan alam Indonesia. Tayangan Jejak Petualang Trans7 ini menyajikan keindahan alam berbagai daerah yang berbeda di Indonesia pada setiap episodenya. Selain itu tayangan Jejak Petualang Trans7 memiliki nilai edukasi berupa pengenalan terhadap penontonnya mengenai berbagai daerah di Indonesia dengan segala keindahan alam, kekayaan hasil alam, maupun kebudayaannya. Dengan demikian tayangan Jejak Petualang Trans7 ini akan tepat untuk digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam.

5 Setelah mencermati penelitian-penelitian terdahulu yang juga memanfaatkan media audio-visual dalam penelitiannya, penelitian ini masih memanfaatkan media audio-visual yaitu media tayangan televisi Jejak Petualang Trans7 dalam pembelajaran menulis puisi. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul Penggunaan Media Tayangan Jejak Petualang Trans7 pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas Vii Semester Dua SMP Negeri 29 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut. 1. Keterbatasan siswa dalam menggunakan diksi terutama majas dan kata-kata konotatif dalam puisinya (Novitasari, 2011). 2. Masih rendahnya motivasi siswa dalam menulis puisi, karena menulis puisi masih dirasa sulit bagi siswa (Meirliane, 2012). 3. Keterbatasan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di dalam kelas serta memaksimalkan peran media pembelajaran, menyebabkan siswa seringkali jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi (Muharam, 2010). 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti membatasi penelitian ini pada keterampilan menulis puisi berkenaan keindahan alam pada siswa kelas VII-K (kelas eksperimen) dan VII-L (kelas kontrol) SMP Negeri 29 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan media berupa tayangan eksplorasi alam Jejak Petualang Trans7 episode gunung Rinjani dan episode gunung Tambora. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

6 1. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan media tayangan Jejak Petualang Trans7? 2. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan media video pemandangan alam? 3. Seberapa besar perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah menggunakan media tayangan Jejak Petualang dan video pemandangan alam? 1.5 Tujuan Penilitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan media tayangan Jejak Petualang Trans7 pada pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengkaji sejauh mana media tayangan Jejak Petualang Trans7 efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi dan mempengaruhi kemampuan menulis puisi pada siswa. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung sebelum dan sesudah menggunakan media tayangan Jejak Petualang Trans7. 2. Mendeskripsikan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung sebelum dan sesudah menggunakan media video pemandangan alam. 3. Mendeskripsikan perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapat perlakuan berupa penggunaan media tayangan Jejak Petualang dan video pemandangan alam. 1.6 Manfaat Penelitian

7 Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru untu mengoptimalkan penggunaan media khususnya dalam pembelajaran menulis puisi yang hingga saat ini masih dianggap sulit oleh siswa. Oleh karena itu, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat Teoretis Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap teori penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis puisi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran nyata bagi pendidik, agar mampu mengoptimalkan media pembelajaran di dalam kelas. 2) Manfaat Praktis a. Bagi Guru Penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memilih media pembelajaran yang tidak hanya menarik, tetapi juga tepat sasaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. b. Bagi Siswa Penelitian ini memberikan pengalaman belajar menulis puisi yang menyenangkan dengan menggunakan media yang menarik bagi siswa. c. Bagi peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman, pengetahuan, serta memperluas wawasan peneliti untuk mengoptimalkan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa. 1.7 Anggapan Dasar Masih rendahnya kemampuan menulis puisi siswa dalam pembelajaran menulis puisi disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya dapat berasal dari siswa, guru, media, atupun metode pembelajaran yang digunakan. Dalam penelitian ini penulis mengajukan beberapa anggapan dasar sebagai berikut:

8 1) menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa; 2) pembelajaran menulis puisi keindahan alam merupakan salah satu Standar Kompetensi yang terdapat dalam silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; 3) pemanfaatan media yang menarik dan tepat guna dapat membantu siswa meningkatkan imajinasi dalam pembelajaran menulis kreatif puisi; 1.8 Definisi Operasional Meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahpahaman terhadap istilahistilah yang terdapat dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan beberapa konsep utama dalam penelitian ini. 1) Menulis puisi adalah suatu kegiatan menuangkan imajinasi, pemikiran, serta ide-ide yang ada di sekitar penulis ke dalam sebuah tulisan yang bernilai puitis. 2) Kemampuan menulis puisi siswa dapat diketahui dari pemenuhan unsur-unsur yang terdapat di dalam puisi. Unsur-unsur tersebut terdiri atas unsur batin dan unsur fisik. 3) Media adalah salah satu elemen dalam proses pembelajaran, yang dapat digunakan sebagai stimulus bagi siswa untuk semakin memahami materi yang dipelajari. 4) Media tayangan Jejak Petualang Trans7 adalah salah satu tayangan yang mengeksplorasi keindahan alam Indonesia dengan konsep petualangan yang menarik dan berbeda-beda tempat pada setiap episodenya. Tayangan Jejak Petualang Trans7 menunjukkan berbagai keindahan alam Indonesia baik yang sudah diketahui maupun yang belum banyak diketahui oleh khalayak, sehingga menciptakan kesan menarik serta bernilai edukatif bagi penontonnya.