Orang Munafik Akan Kehilangan Cahaya di Tengah Kegelapan

dokumen-dokumen yang mirip
Buah Keimanan. Abdul Jabbar. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Apa Yang Terjadi Pada Mayit Di Kuburnya

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Negeri Yang Wajib Ditinggalkan

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

Hukum Mengubah Nazar

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Isra Dan Mi'raj. Muhammad bin Abdullah bin Mu aidzir. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Pertama Kali Wahyu Turun

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Ar-Rabb, Yang Maha Mengatur Dan Menguasai Alam Semesta

Nabi Musa dan Hidhir alaihimassalam

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Nabi Yahya dan Lima Ajaran untuk Kaumnya

Orang yang Terakhir Masuk Surga dan yang Paling Rendah

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu Seorang Orator Ulung

Membalas Kebaikan Orang Lain

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Salaf Dan Sabar Terhadap Musibah

Tata Cara Sujud Tilawah

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam

Salaf dan Berbakti Kepada Ibu

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Syafaat Kubra. Abu Ishaq al-huwaini al-atsari. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Mimpi Yang Dilihat Oleh Nabi Shalallahu'alaihi wasallam

Tiga Kedustaan Yang Dilakukan Nabi Ibrahim alaihissalam

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Lima Syarat Wajib Haji

Kisah Sebuah Amanah. Abu Ishaq al-huwaini al-atsari. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihimassalam

Tata Cara Shalat Malam

Cara Terbaik Untuk Amar Ma ruf dan Nahi Munkar

Siksa Neraka. Muhammad Ahmad al- Amari. Terjemah : Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Membatalkan Shalat Witir

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

Pelajaran Dari Perang Badar

Konsisten dalam kebaikan

Pembelahan Dada Nabi Muhammad serta Peristiwa Mi rajnya

Hukum Undian Keberuntungan dan Menginfakkan Hasilnya di Jalan Kebaikan

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Iman Kepada KITAB-KITAB

Bacaan dalam Shalat Malam

Sekelumit Tentang Perang Badar

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

Memetik Pelajaran Dari al-qur'an Surat At Taubah

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Kesalah Pahaman Terhadap Masalah Penting Dalam Islam

Abu Ishaq al-huwaini al-atsari

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Syaikh Dr. Sa id bin Ali bin Wahf al-qahthani

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Hakim yang Adil dan Bijaksana

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Siapakah Mukmin Sejati?

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

Hukum membuka wajah dan Berkhalwah

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan:

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Dajjal. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa

Apakah Wanita yang Dicerai Mendapat Warisan Dari Mantan Suaminya yang Wafat?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Hukum Mustahadoh. Diambil dari kitab: "Masuliyatul Marah al Muslimah" Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim al-jarullah

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

Nawaqidhul Islam: Matan dan Terjemah Pustakasyabab.blogspot.com

BAB VI KELUARNYA DABBAH. Dabbah yaitu sebangsa hewan yang juga disebut Sahab, kakinya empat, mempunyai dua sayap dan bulu, kepalanya

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT Nawaqidusy Syahadatain. Oleh: Fais al-fatih

TAKWA DAN KEUTAMAANNYA

Tiga Orang Yang Terkurung didalam Goa

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Kisah Orang Botak, Orang Tuli, dan Orang yang Sakit Kusta

Cinta Sejati. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

PUASA DI BULAN RAJAB

Mendulang Faidah Dari Surat al- Qomar (Ayat : 54-55)

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Salafus Shalih Tidak Suka Ketenaran

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Fadhilah Siwak. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar

Perusak Keislaman. Tim Majalah As sunnah. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Doa Setelah Khatam al-qur`an

Tata Cara Qunut dan Kadarnya

Balasan Itu Sesuai dengan Amalan

Keutamaan Puasa Ramadhan

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Cara Menyisir Rambut

Transkripsi:

Orang Munafik Akan Kehilangan Cahaya di Tengah Kegelapan ] إندوني [ Indonesia Indonesian Ibnu Qayyim al-jauziyah ( I lamul Muwaqqi in an Rabbil alamin dan at-tafsirul Qayyim) Terjemah : Qomar Suaidi Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2013-1434

هاب نور املنافق مقتبس من كتاب: علام املوقع» باللغة الا ندونيسية «ابن القيم جلوز ة تر ة: قمر سعيدي مراجعة: أبو ز اد إي و هار انتو 2013-1434

ۥ Muqodimah Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallah u alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Allah Shubhanahu wa ta alla berfirman: هب مث ذ و ءت ما ح ض ا ل م ا أ ار ق د ن و م ي ٱست قال ا تعا : م ث ل ه ك ل ون ور ه م ج ع ر ي ه م م ب ١ م ب ون تر ه م ظ ل ب ن و ت ءاذان ه م ه م رع ر ت ء ي ه ظ ل م ن لسما و د و ق ع ل ون أ ب ع ب ١ أو ك ص ي ت وٱ ي ل ف ر ن ١ ] ا قرة : ١٩-١ [ و ٱلم ذر بٱ م ن لص ع ق ح Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. (al-baqarah: 17 19) 3

Allah Shubhanahu wa ta alla menyebutkan dua permisalan bagi orang-orang munafik sesuai dengan keadaan mereka, permisalan api dan permisalan air karena keduanya mengandung sinar, cahaya dan kehidupan. Api adalah sumber cahaya dan air adalah sumber kehidupan. Allah Shubhanahu wa ta alla telah menjadikan wahyu yang Ia turunkan dari langit mengandung kehidupan bagi kalbu dan keterangan baginya. Oleh karena itu, Allah Shubhanahu wa ta alla menamakan wahyu dengan roh dan cahaya sehingga -Dia menjadikan penerimanya sebagai orang-orang yang hidup dalam cahaya, sedangkan orang yang tidak tergerak sama sekali -Dia jadikan sebagai orang yang mati dalam kegelapan. Allah Shubhanahu wa ta alla mengabarkan keadaan orangorang munafik terkait dengan bagian mereka dari wahyu bahwa mereka bagaikan orang yang menyalakan api untuk menyinarinya dan mengambil manfaat darinya. Hal ini karena mereka telah masuk ke dalam agama Islam sehingga mereka mendapatkan cahaya dan manfaatnya. Mereka beriman dengannya. Mereka pun berbaur dengan kaum muslimin. Akan tetapi, manakala pembauran mereka dengan muslimin tidak dilandasi oleh sumber cahaya Islam dalam kalbu mereka, cahaya itu pun padam. Allah Shubhanahu wa ta alla pun melenyapkan cahaya mereka. 4

Allah tidak mengatakan Allah melenyapkan api mereka karena api itu bersifat menyinari dan membakar. Allah Shubhanahu wa ta alla hanya menghilangkan sinarnya namun menyisakan sifat membakarnya. Lalu Allah Shubhanahu wa ta alla membiarkan mereka dalam kegelapan sehingga mereka tidak dapat melihat. Inilah keadaan seseorang yang dahulu melihat lalu menjadi buta. Dahulu mengenal yang baik lalu ingkar, dan dahulu memasuki agama Islam lalu memisahkan diri darinya dengan kalbunya. Dia tidak akan kembali kepadanya. Oleh karena itu, Allah Shubhanahu wa ta alla berfirman: Maka mereka tidak kembali. 1 ١ ون ج ع ر ي ه م Kemudian Allah Shubhanahu wa ta alla menjelaskan keadaan mereka dengan permisalan air (hujan). Allah Shubhanahu wa ta alla menyerupakan mereka dengan orang-orang yang tertimpa hujan, yang turun dari langit membawa kegelapan, halilintar, dan kilat. Allah Shubhanahu wa ta alla menyerupakan petunjuk dengan hujan, karena dengan hidayah, kalbu menjadi hidup sebagaimana hidupnya bumi dengan hujan. Allah Shubhanahu wa ta alla juga menyerupakan bagian seorang munafik dari hidayah tersebut seperti bagian seseorang yang tidak mendapatkan dari hujan selain 5

kegelapan, halilintar dan kilatnya. Ia tidak mendapatkan manfaat di balik hujan tersebut yang merupakan tujuan turunnya hujan, yaitu hidupnya suatu negeri dan penduduknya, tumbuh-tumbuhan serta hewan-hewan. Adapun kegelapan yang beserta hujan, halilintar dan kilat itu punya tujuan lain, yakni sebagai sarana menuju kesempurnaan pemanfaatan hujan tersebut. Maka dari itu, seorang yang bodoh, karena sangat bodohnya dia hanya merasakan kegelapan, halilintar, kilat, dan rasa dingin yang sangat dari hujan tersebut. Demikian juga tertundanya perjalanan seorang musafir dan terhentinya pekerjaan seorang tukang. Dia tidak punya pandangan (jauh) yang bisa menerobos akibat baik hujan tersebut berupa kehidupan dan manfaat yang menyeluruh. Karena lemahnya pandangan dan akal mereka (orang-orang munafik), peringatan-peringatan Al-Qur an terasa berat bagi mereka. Ancaman-ancaman, perintah-perintah, larangan-larangan, dan pembicaraan Al-Qur an bagi mereka laksana halillintar. Karena itu, kondisi mereka seperti orang yang tertimpa hujan yang disertai kegelapan, halilintar dan kilat. Karena kelemahan dan ketakutannya terhadap halilintar yang akan menyambarnya, ia meletakkan dua jarinya di telinganya serta menutupkan kedua matanya. Kata Ibnul Qayyim selanjutnya, Sungguh, kami telah menyaksikan sebagaimana orang yang lain menyaksikan, banyak para banci anak 6

didik aliran Jahmiyah dan ahli bid ah jika mendengar sebagian ayat dan hadits yang menyebutkan sifat-sifat Allah yang (tentu saja) tidak sesuai dengan bid ah mereka aku perhatikan mereka berpaling bagaikan keledai-keledai yang lari menyelamatkan diri dari singa. Salah seorang dari mereka mengatakan, Tutuplah pembahasan ini dari kami. Bacalah ayat selain ini. Engkau perhatikan bahwa kalbu mereka berpaling. Mereka marah karena akal dan kalbu mereka berat untuk mengenal Allah, nama-nama -Nya dan sifat-sifat -Nya. Demikian pula orang-orang musyrik dengan kesyirikan mereka yang beraneka ragam. Jika dihunuskan kepada mereka pembahasan tauhid dan engkau bacakan kepada mereka ayat-ayat yang membantah kesyirikan mereka, kalbu mereka membeku dan terasa berat bagi mereka. Andai mereka dapat menutup telinga mereka tentu mereka akan melakukannya. Oleh karena itu, engkau dapati orang-orang yang memusuhi para sahabat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam jika mendengar ayat-ayat yang memuji al-khulafa ar-rasyidin dan para sahabat, mereka merasa sangat berat dan kalbu mereka mengingkarinya. Ini semua adalah keserupaan yang nyata dan perumpamaan yang telah terbukti pada saudara-saudara mereka, orang-orang munafik, yang disebutkan oleh Allah Shubhanahu wa ta alla dengan permisalan air (hujan).ketika kalbu mereka serupa, kelakuan mereka pun serupa. 7

(I lamul Muwaqqi in an Rabbil alamin, 1/200, dan at-tafsirul Qayyim, disusun dan diterjemahkan oleh al-ustadz Qomar Suaidi) Catatan Kaki: 1. Oleh karena itu, kondisi orang-orang munafik di akhirat adalah seperti yang diceritakan oleh Allah Shubhanahu wa ta alla dalam surat al-hadid ayat 12 14: 2. (Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu. Dikatakan (kepada mereka), Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu). Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orangorang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata, Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan 8

kamu? Mereka menjawab, Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong hingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu. 9