PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan Pendapatan Daerah pada sektor Perikanan dan Kelautan maka perlu diatur Retribusi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah pertama kali dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548), dan diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republlik Indonesia Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republlik Indonesia Nomor 3928); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republlik Indonesia Nomor 4737); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 18,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 3). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT dan BUPATI KOTAWARINGIN BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat; 4. Dewan Pewakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 5. Dinas Perikanan dan Kelautan adalah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kotawaringin Barat;
6. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Kotawaringin Barat; 7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat; 8. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah yang merupakan kumpulan berbagai kegiatan menyangkut administrasi, keuangan, kepegawaian, keamanan, pengaturan kapal yang tambat/labuh di dermaga, tempat pelelangan ikan, penyediaan air tawar, bahan baker, es keperluan laut, kamar dingin dan paket kegiatan yang dibutuhkan nelayan dalam kelancaran usahanya; 9. Tempat Pelelangan Ikan adalah suatu tempat untuk berkumpulnya nelayan dan pedagang-pedagang ikan/pembeli ikan dalam rangka transaksi jual beli ikan, untuk mempertemukan penawaran dan permintaan sehingga tercapai harga yang sesuai serta masing-masing pihak tidak merasa dirugikan; 10. Pengelola Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah Pejabat Daerah dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kotawaringin Barat yang diangkat sesuai dengan pangkat/golongan/eselon jabatannya dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kotawaringin Barat; 11. Usaha Perikanan adalah semua usaha perorangan atau berbadan hokum untuk menangkap ikan atau membudidayakan ikan, termasuk antara lain kegiatan memuat, menampung, menyimpan, mengolah, mendinginkan, mengawetkan dan mengangkat ikan untuk tujuan komersial; 12. Usaha Penangkapan Ikan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan diperairan dalam keadaan tidak dibudidayakan dengan alat atau cara yang legal, termasuk kegiatan menggunakan kapal, untuk memuat, menampung, menyimpan, mengolah, mendinginkan, mengawetkan dan mengangkat ikan untuk tujuan komersial; 13. Kapal Perikanan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan termasuk untuk melakukan survey atau eksplorasi Perikanan;
14. Kapal Penangkap Ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk memuat, menampung, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan; 15. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan; 16. Petani ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan; 17. Dermaga adalah tempat tambat/labuh kapal dan bongkar muatan ikan; 18. Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) adalah suatu lembaga yang melaksanakan sebagian tugas Dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan; dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan dengan camat; 19. Retribusi Daerah adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan hukum; 20. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta; 21. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang menurut peraturan perundang-undangan tentang Retribusi Daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi; 22. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa yang disediakan Pemerintah Daerah; 23. Surat Pemberitahuan Tagihan Retribusi Daerah yang disingkat SPTRD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran yang terutang menurut Peraturan Retribusi; 24. Perhitungan Retribusi Daerah adalah perincian besarnya retribusi yang harus dibayar oleh Wajib Retribusi baik
pokok retribusi, bunga, kekurangan pembayaran retribusi, kelebihan pembayaran retribusi maupun sanksi administrasi; 25. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang; 26. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atau jumlah Retribusi Daerah yang telah ditetapkan; 27. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari retribusi yang terutang atau yang tidak seharusnya terutang; 28. Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD ke Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk dengan batas waktu yang telah ditentukan; 29. Surat Setoran Retribusi Daerah yang disingkat SSRD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati; 30. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga maupun denda; 31. Utang Retribusi Daerah adalah sisa utang retribusi atas nama retribusi yang tercantum pada STRD, SKRDKB atau SKRDKBT yang belum kadaluarsa dan retribusi lainnya yang masih terutang; 32. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban terhadap peraturan perundangan yang berlaku; 33. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 untuk mencari serta mengumpulkan
bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 34. Solar Packet Dealer Nelayan, yang selanjutnya disingkat SPDN adalah penyediaan kebutuhan BBM jenis Solar bagi Nelayan dan Pembudidaya Ikan yang diprogramkan Pemerintah Pusat melalui Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) melalui kerjasama antara Departemen Kelautan dan Perikanan RI, PT. Pertamina (persero) dan Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). BAB II NAMA, SUBYEK DAN OBYEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Nama Retribusi adalah Retribusi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). (2) Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang menggunakan/ menikmati pelayanan jasa usaha Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). (3) Obyek Retribusi adalah pelayanan Pangkalan Pendaratan Ikan yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah yang meliputi pemakaian tempat pelelangan ikan, bongkar muat ikan, tambat labuh kapal, pemakaian gudang pengering ikan, pemakaian pabrik es pemakaian gudang beku, pemakaian perkantoran, pemakaian gudang ikan, pemakaian mess pegawai, pemakaian kios, pemakaian gudang bengkel, pemakaian mess operator dan pemakaian tempat untuk usaha SPDN.
BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 3 Retribusi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha. BAB IV WILAYAH RETRIBUSI Pasal 4 Retribusi yang terhutang dipungut di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal 5 Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar. BAB VI BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 6 (1) Setiap orang pribadi atau badan hukum yang melakukan pemakaian tempat pelelangan ikan, bongkar muat ikan, tambat
labuh kapal, pemakaian gudang pengering ikan, pemakaian pabrik es, pemakaian gudang beku, pemakaian perkantoran, pemakaian gudang ikan, pemakaian mess pegawai, pemakaian kios, pemakaian gudang bengkel, pemakaian mess operator dan pemakaian tempat untuk usaha SPDN pada Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kabupaten Kotawaringin Barat wajib membayar Retribusi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) kepada Pemerintah Daerah. (2) Besarnya Tarif Retribusi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : No 1. 2. 3. Jenis Retribusi Tempat Pelelangan Ikan Tambat Labuh Kapal Gudang Pengeringan Ikan Besarnya Retribusi 5 % (lima prosen) dari harga lelang Rp. 5.000,- Rp. 250.000,- Keterangan - per trip per bulan 4. Pabrik Es Rp. 1.500.000,- per bulan 5. Gudang Beku Rp. 3.500.000,- per bulan 6. Perkantoran Rp. 2.500.000,- per tahun 7. 8. Gudang Ikan Mess Pegawai Rp. 130.000,- Rp. 30.000,- per bulan per bulan untuk pegawai dan pegawai tidak tetap
9. 10. 11. 12. Kios Gudang Bengkel Mess Operator Tempat Untuk Usaha SPDN Rp. 150.000,- Rp. 150.000,- Rp. 350.000,- Rp. 250.000,- Rp. 5.000,- per bulan untuk pengusaha/ masyarakat nelayan per bulan per bulan per bulan per tahun untuk per meter persegi BAB VII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 7 Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan atau ditetapkan lain oleh Bupati berdasarkan kontrak hak pemakaian. Pasal 8 Retribusi Terutang terjadi saat diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB VIII SURAT PEMBERITAHUAN TERUTANG
Pasal 9 (1) Setiap Wajib Retribusi, wajib mengisi SPTRD. (2) SPTRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya. (3) Bentuk, isi dan tata cara pengisian serta pengambilan SPTRD ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 10 (1) Penetapan retribusi berdasarkan SPTRD dengan menerbitkan SKRD. (2) Dalam hal SPTRD tidak dipenuhi oleh Wajib Retribusi sebagaimana mestinya, maka diterbitkan SKRD karena Jabatan. (3) Bentuk, isi SKRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 11 Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap sehingga menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRD Tambahan. BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 12 (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB X TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN Pasal 13 (1) Pembayaran retribusi dilakukan oleh Wajib Retribusi ke Kas Daerah melalui Kantor UPTD dengan mengunakan SKRD atau SKRD Tambahan. (2) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai/ lunas. (3) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain harus ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 14 Semua hasil penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 wajib disetorkan ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 X 24 jam atau dalam waktu yang ditetapkan oleh Bupati. BAB XI TATA CARA PENAGIHAN Pasal 15 (1) Pengeluaran surat teguran/ peringatan/ surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/ peringatan/ surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi terutang.
(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati melalui Kepala Dinas Pendapatan Daerah. BAB XII TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 16 (1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Pelaksanaan pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 17 Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Pemerintah Daerah diancam pidana denda paling banyak 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan atau kurungan paling lama 3 (tiga) bulan. BAB XIV KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 18 (1) Selain Pejabat Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi Peraturan Daerah ini diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan
penyidikan atas pelanggaran tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) karena kewajibannya mempunyai wewenang : a. memiliki surat tugas setiap melakukan penyidikan; b. mempelajari laporan dan pengaduan tentang adanya tindak pidana; c. melakukan penghentian usaha dan atau kegiatan atas perbuatan tersangka selama proses penyidikan; d. memeriksa bukti diri dari tersangka; e. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan benda fisik dan atau dokumen usaha/ kegiatan; f. melakukan pemeriksaan, penahanan dan penyitaan bukti fisik dan atau dokumen usaha/ kegiatan; g. mengambil sidik jari dan memotret bukti fisik maupun tersangka; h. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi; i. meminta pendapat para ahli yang berhubungan dengan pemeriksaan perkara; j. melakukan penghentian penyidikan. (3) Pejabat Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. pemeriksaan tersangka; b. penggeledahan tempat kejadian usaha dan atau kegiatan; c. penyitaan benda/ barang bukti; d. pemeriksaan surat dan saksi; e. pemeriksaan di tempat kejadian dan mengirimkannya kepada Penuntut Umum dan khusus bagi Penyidik Pegawai Negeri Sipil melalui Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 14 Juli 2008 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd H. UJANG ISKANDAR, ST, M.Si
Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 15 Juli 2008 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, ttd Drs. BUDASMAN, M.Si NIP. 010 163 741 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2008 NOMOR 23.