BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan serta kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. mengukur dan menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti manajemen, pemegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

BAB I PENDAHULUAN. go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan, khususnya oleh beberapa pihak seperti kreditor, investor,

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. tersebut (Givoly dan Palmon, 1982). Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dirancang untuk

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan merupakan aspek penting untuk menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di Indonesia diwajibkan menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Hal ini berdasarkan pada Keputusan Ketua Bapepam dan LK peraturan Nomor X.K.6, bagi perusahaan yang go public, perusahaan wajib mempublikasi laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik agar informasi ini bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan, yaitu dapat dipahami (understandability), relevan (relevance), handal (reliable) dan dapat diperbandingkan (comparability). Dalam proses akuntansi, laporan keuangan merupakan proses akhir yang memiliki peranan penting sebagai penilai kinerja perusahaan. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajeman harus bermanfaat serta dapat dipercaya bagi pengguna laporan keuangan. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan keuangan auditan menjadi prasyarat utama bagi peningkatan harga saham suatu perusahaan. Perusahaan publik yang terlambat menerbitkan laporan keuangan auditnya mengindikasikan bahwa perusahaan tidak dapat menyelesaikan laporan keuangan tahunannya untuk memenuhi batas waktu penyelesaian. Hal tersebut akan 1

berdampak pada terlambatnya pelaporan pajak, sehingga dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari. Siaran pers hasil pemeriksaan tentang kasus laporan keuangan dan perdagangan saham PT. Bank Lippo Tbk. yang disampaikan oleh Bapepam, menyatakan bahwa diduga telah melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Kelalaian Akuntan Publik Drs. Ruchjat Kosasih yang merupakan partner KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja, berupa keterlambatan dalam menyampaikan peristiwa penting dan material mengenai penurunan nilai Agunan Yang Diambil Alih-bersih (AYDA) PT. Bank Lippo Tbk. kepada Bapepam. Akuntan Publik Drs. Ruchjat Kosasih dikenakan sanksi administratif berupa kewajiban menyetor uang ke kas negara sebesar Rp 35.000.000,00 (tiga puluh lima juta rupiah) atas keterlambatannya menyampaikan informasi penting tersebut selama 35 (tiga puluh lima) hari. Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyebutkan jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Hal ini menjelaskan pentingnya relevansi yang tidak mugkin didapatkan tanpa adanya ketepatan waktu. Akan tetapi, ketepatan waktu merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dengan audit report lag. Audit report lag merupakan jangka waktu penyelesaian audit. Oleh karena itu, auditor harus dapat mengestimasi waktu penyelesaian audit untuk dapat mempublikasikan secara tepat waktu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan merupakan suatu konsekuensi yang harus dipenuhi dalam publikasi laporan keuangan. Hal ini juga mengartikan 2

bahwa hasil audit memiliki konsekuensi yang besar karena hasil audit harus dilaporkan secara tepat waktu. Audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit (Anastasia,2007). Menurut Iskandar dan Trisnawati (2010) lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal pelaporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan tersebut disebut audit report lag. Knechel dan Payne (2001) menyatakan audit report lag merupakan periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal audit perusahaan. Audit report lag yang berlebihan akan membahayakan kualitas pelaporan keuangan dengan tidak memberikan informasi yang tepat waktu kepada investor serta mengurangi tingkat kepercayaan investor terhadap pasar (Hashim dan Rahman, 2011). Faktor yang mempengaruhi audit report lag sangat banyak, salah satunya adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukan besar kecilnya suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan besar atau kecil dilihat dari beberapa sudut pandang seperti total nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya. Sesuai keputusan ketua BAPEPAM Nomor: Kep- 11/PM/1997 menjelaskan bahwa perusahaan menengah dan kecil adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan (total aset) tidak lebih dari seratus miliar rupiah, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan (total aset) lebih dari seratus miliar. Perusahaan besar umumnya lebih diperhatikan oleh masyarakat, mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak 3

perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki permintaan publik akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil. Permintaan publik akan informasi yang tinggi terhadap perusahaan memungkinkan tumbuhnya kepercayaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Kepercayaan tersebut dapat meningkatkan tingkat keberlangsungan usaha dari perusahaan tersebut. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas modal dan pemerintah. Dyer dan McHugh (1975) menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan oleh karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh investor. Ukuran perusahaan yang besar tentunya memiliki aset yang besar pula, transaksi yang terjadi juga banyak. Semakin maksimal aktiva perusahaan maka laba yang didapat menjadi maksimal pula, karena aktiva perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan yang tujuannya untuk menghasilkan laba. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) sistem 4

pengendalian yang intern menjadi faktor pendukung perusahaan besar sehingga dapat memudahkan di dalam melakukan proses audit. Kamarudin dan Ahmad (2003) menyatakan perusahaan besar memiliki sumber daya untuk membayar biaya audit lebih tinggi dan dapat membayar secepatnya setelah tahun berakhir. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi auditor sehingga berakibat pada penyelesaian audit yang lebih tepat waktu. Tanggung jawab auditor yang besar mendorong auditor untuk bekerja Standar Profesional Akuntan Publik merupakan standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Prosedur ini mengatur perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti yang kompeten diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Aktivitas pemenuhan dalam penyesuaian standar dan prosedur yang berlaku di Indonesia membuat auditor membutuhkan waktu dalam penyelesaian audit. Jika auditor tidak memiliki kecermatan, ketepatan dan keahlian dalam mengaudit. Hal ini mempengaruhi lamanya penyelesaian audit atau audit report lag (ARL) yang semakin panjang. Hal ini juga berdampak pada publikasi laporan keuangan perusahaan yang mengakibatkan kualitas dari laporan keuangan akan semakin turun terutama keandalan dan relevansi informasi. Perolehan kecermatan, ketepatan dan keahlian audit akan semakin diperoleh dengan lamanya masa perikatan audit dengan kliennya. Lamanya masa perikatan kerja auditor dengan kliennya dalam pemeriksaan laporan keuangan disebut dengan tenure audit. Dalam penelitian ini penentuan tenure audit adalah sebagai 5

suatu KAP sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011). Menurut Lee et al. (2009) menyatakan bahwa semakin meningkat tenure audit maka pemahaman auditor atas operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan akan turut meningkat sehingga menghasilkan proses audit yang lebih efisien. Sebaliknya jika auditor melakukan perikatan audit pada klien baru maka jangka waktu penyelesaian audit akan lebih panjang. Hal ini disebabkan auditor membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan pencatatan, kegiatan operasional, kendali internal, serta kertas kerja (working paper) periode lalu perusahaan pada awal perikatan, Ashton et al. (1989) dan Lee et al. (2009). Chi dan Huang (2010) menyatakan bahwa tenure audit dapat meningkatkan pemahaman dan pengalaman dalam mempelajari karakteristik perusahaan. Geiger dan Raghunandan (2002) menemukan bahwa kegagalan audit sering terjadi di tahun pertama auditor dan perusahaan menjalin hubungan, dibandingkan dengan auditor yang telah mengaudit klien untuk jangka waktu yang lebih panjang. Penelitian Permata (2013) dalam Rustiarini dan Sugiarti (2013) menyatakan bahwa tenure audit berpengaruh negatif pada penyampaian informasi laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan Giri (2010) menemukan hasil yang sama bahwa tenure audit berpengaruh negatif pada kualitas audit. Adapun alasan yang disimpulkan bahwa tenure yang panjang akan menciptakan pengetahuan yang cukup bagi auditor/kap untuk melaksanakan tugas audit secara professional. Semakin lama masa penugasan antar KAP dengan perusahaan, maka memungkinkan auditor untuk mengenali industri klien, sehingga mampu 6

memperpendek masa penyelesaian audit dan dapat menyelesaikan laporan keauditan secara tepat waktu. Penelitian-penelitian yang terdahulu masih memiliki hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2012) menemukan hasil pengujian pada variabel tenure audit tidak sesuai dengan prediksi. Kesimpulan yang dihasilkan dari pengujian yang dilakukan bahwa audit delay berpengaruh positif. Hal ini dikarenakan semakin lama tenure maka akan menimbulkan kedekatan dengan perusahaan. Dugaan ini kemudian memberikan kesempatan KAP untuk mengulur waktu penyelesaian audit. Sejalan dengan penelitian Rahayu pada tahun 2012, Rustiarini dan Sugiarti (2013) menemukan hasil, bahwa tenure audit tidak berpengaruh pada audit delay, karena lamanya waktu penugasan auditor dengan perusahaan klien justru menyebabkan auditor tidak bisa menyelesaikan kewajibannya secara tepat waktu sehingga mengurangi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan auditan. Berdasarkan paparan yang telah diuraikan di atas menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga diduga terdapat pengaruh faktor kontinjensi yang mempengaruhi audit report lag dan ukuran perusahaan salah satunya adalah tenure audit. Terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti dengan variabel yang sama, hal ini menyebabkan ketertarikan penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai ukuran perusahaan serta pengaruhnya pada audit report lag. Perbedaannya dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel pemoderasi yaitu tenure audit yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, 7

maka permasalahan dalam penelitian ini mengenai Kemampuan Tenure Audit Sebagai Variabel Pemoderasi Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag. Penelitian ini menggunakan objek penelitian perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur jumlahnya banyak di Indonesia dan memiliki kompleksitas dalam informasi laporan keuangan. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian teori pada latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada audit report lag? 2) Apakah tenure audit mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag. 2) Untuk mengetahui kemampuan tenure audit dalam memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 8

1) Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan yang berupa bukti empiris bagi para akademisi mengenai pengetahuan di bidang audit, khususnya tenure audit sebagai pemoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag. 2) Kegunaan Praktis Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka menjaga meningkatkan kredibilitas laporan keuangan agar bermanfaat bagi para penggunanya serta sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan kinerja, kualitas dan kompetensi auditor dalam melakukan proses audit laporan keuangan. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan secara sistematis, sehingga antara sub bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan diuraikan secara ringkas meliputi 5 (lima) bab sebagai berikut. Bab 1 Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini memuat uraian sistematis tentang teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yaitu, teori keagenan, laporan keuangan, 9

tenure audit, ukuran perusahaan dan audit report lag. Selain itu, akan dibahas hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini serta hipotesis penelitian. Bab 3 Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, serta teknik analisis data. Bab 4 Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai deskripsi sampel dan variabel penelitian, hasil penelitian serta pada bab ini juga berisi tentang interpretasi dari hasil penelitian yang memberikan jawaban atas permasalahan dari penelitian ini. Bab 5 Simpulan dan Saran Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta saran kepada peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang telah dilakukan. 10