BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan sudah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No.20 tahun 2003, menyatakan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SMK memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi yang menimbulkan perubahan di segala bidang. Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja yang semakin kompleks menuntut tenaga kerja sebagai sumber daya manusia harus mampu berkompetisi dengan bekal keahlian yang profesional. Dengan majunya perkembangan dunia tersebut, diharapkan lahir generasi bangsa yang cerdas dan terampil, serta berkepribadian untuk membangun kemajuan bangsa. Salah satu institusi sekolah yang mempersiapkan siswanya untuk mampu terjun langsung di dunia kerja setelah lulus adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi di berbagai pengembangan. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Pasal 15 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa: SMK merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan mempunyai tujuan umum untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki akhlak mulia, pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang luhur; serta mempunyai tujuan khusus yaitu menyiapkan peserta didik dengan pengetahuan, kompetensi, teknologi dan seni agar menjadi manusia produktif, maupun bekerja mandiri, mengisi lowongan 1

2 pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi. Salah satu tujuan SMK Negeri 1 Garut adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mampu beradaptasi di lingkungan kerja sesuai bidangnya, dan mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat, untuk mempersiapkan tenaga kerja menengah yang mampu bersaing. Hal tersebut sejalan dengan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2003 yang menyebutkan : Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sebagai lembaga yang mempersiapkan lulusannya untuk memasuki lapangan kerja, pendidikan di SMK diharapkan menghasilkan kualitas lulusan yang baik. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, efektivitas dan efisiensi program pendidikan kejuruan harus benar-benar dibuktikan meskipun masih banyak pihak yang meragukannya. Mengingat kualitas lulusan SMK selama ini dianggap belum sesuai dengan yang diharapkan, keraguan tersebut merupakan hal yang wajar, seperti yang dijelaskan oleh Balitbang Depdiknas (2009) bahwa: Tamatan SMK dikritik karena tidak luwes menyesuaikan diri terhadap perubahan di tempat kerja, hanya memiliki keterampilan tunggal atau spesifik yang cepat usang, tidak mudah dilatih ulang, mobilitas kerja lamban, tidak mampu mengembangkan dirinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian lulusan SMK kurang memenuhi kualifikasi di tempat kerja dan bahkan tidak dapat diserap di lapangan kerja, dikarenakan kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan

3 dunia kerja. Sejalan dengan data yang ditunjukkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa lulusan SMK masih mendominasi angka pengangguran per Agustus 2011, yaitu sebesar 10,43%. Tingginya angka pengangguran tingkat SMK diduga karena tingkat penguasaan kompetensi siswa yang belum optimal. Prabowo (2009) menjelaskan bahwa: Selama ini kualitas SMK dianggap belum sesuai dengan yang diharapkan, karena lulusan SMK kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut diduga bahwa motivasi belajar siswa SMK yang kurang maksimal yang menyebabkan lulusan tidak bisa diserap di lapangan kerja, karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan kerja. Selanjutnya, Prabowo (2009) menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan tidak terserapnya siswa dalam dunia kerja, sebagai berikut: Tidak terserapnya siswa dalam dunia kerja dapat diduga karena tiga hal, yaitu: yang pertama karena kompetensi yang tidak sesuai dengan peluang kerja, yang kedua karena tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran kerja, dan yang ketiga karena ketidaksiapan siswa untuk bekerja. Berdasarkan pendapat Prabowo tersebut, salah satu faktor yang menyebabkan tidak terserapnya siswa di dunia kerja adalah karena tingkat pencapaian kompetensi siswa yang belum maksimal. Seperti yang terjadi di SMK Negeri 1 Garut, tingkat pencapaian kompetensi siswa akuntansi belum maksimal, hal tersebut terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam mata diklat Praktek Kerja Industri (yang selanjutnya disingkat Prakerin). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

4 Kelas Tabel 1.1 Nilai Kompetensi Siswa Mata Diklat Praktek Kerja Industri Tahun Pelajaran 2012/2013 Nilai ratarata kelas Nilai < 75 Nilai 75 Jumlah siswa XI AK-1 83,45 9 29 38 Siswa XI AK-2 85,84 8 24 32 Siswa XI AK-3 82,59 10 27 37 Siswa XI AK-4 84,87 6 33 39 Siswa Jumlah 84,19 33 113 146 Siswa % - 22,60% 77,40% - (Sumber : Jurnal Kegiatan Siswa Praktek Kerja Industri SMK Negeri 1 Garut 2012/2013) Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk tahun pelajaran 2012/2013 yaitu 75. Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sebanyak 113 siswa atau sebesar 77,40% mendapatkan nilai di atas KKM. Sebanyak 22,60% atau sebanyak 33 siswa memperoleh nilai di bawah 75 atau dengan kata lain tidak memenuhi nilai KKM. Fenomena ini belum sejalan dengan tujuan SMK Negeri 1 Garut untuk mempersiapkan lulusannya dalam memasuki lapangan kerja. Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa pencapaian kompetensi siswa yang diraih kurang optimal, karena masih berada dibawah standar KKM. Masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM dalam pencapaian kompetensi akuntansi, yang akan diperlukan dalam memasuki dunia kerja. Pencapaian kompetensi siswa yang belum optimal dalam mata diklat Prakerin akan berpengaruh terhadap kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja. Siswa SMK dituntut untuk mandiri, pandai melihat peluang kerja, mampu berkompetisi dalam dunia kerja serta lebih meningkatkan keterampilannya dibanding siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu, pada era

5 globalisasi sekarang ini juga dituntut kemandirian individu. Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik dalam menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal pengembangan dirinya pada masa yang akan datang. Seorang individu yang memasuki dunia kerja harus mempunyai pengembangan diri untuk pembentukan watak dan peningkatan kompetensi sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja. Hal ini juga ditegaskan dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK, bahwa: Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler. (Balitbang Depdiknas: 2009) Peningkatan kemampuan diri, pengetahuan, dan pengalaman tersebut nantinya akan menjadi modal siswa dalam memasuki dunia kerja. Upaya meningkatkan kompetensi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan adanya layanan bimbingan karir. Arifah (2005:83) menyatakan bahwa, Semakin efektif pelaksanaan bimbingan karir terhadap siswa akan memberikan tingkat kemandirian siswa dalam menghadapi karir. Dengan adanya bimbingan karir tersebut akan membantu siswa mendapat pengetahuan tentang karakteristik pekerjaan yang akan berguna dalam menentukan pilihannya secara bijaksana dan meningkatkan kompetensi yang ada dalam dirinya untuk memasuki dunia kerja. Sekolah perlu memperhatikan faktor-faktor pendukung dalam pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja. Salah satu diantaranya seperti

6 yang telah diuraikan sebelumnya yaitu dengan memanfaatkan layanan bimbingan karir. SMK Negeri 1 Garut adalah salah satu SMK yang berorientasi di bidang Bisnis dan Manajemen. Materi yang diajarkan mengacu pada kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan lapangan kerja. Dari uraian latar belakang tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa untuk Memasuki Dunia Kerja (Pada Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut Tahun Ajaran 2012/2013). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran pemanfaatan layanan bimbingan karir di SMK Negeri 1 Garut khususnya pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi. 2. Bagaimana gambaran pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja khususnya pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi. 3. Bagaimana pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan karir terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja, khususnya siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut.

7 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, data dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan variabel pemanfaatan layanan bimbingan karir dan pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja serta pengaruh kedua variabel tersebut. 1.3.2 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memperoleh gambaran pemanfaatan layanan bimbingan karir SMK Negeri 1 Garut khususnya pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi. 2. Memperoleh gambaran pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja khususnya pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi. 3. Mengetahui pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan karir terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja, khususnya siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pembaca Sebagai bacaan dan menambah kekayaan pustaka, khususnya pengetahuan mengenai pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan karir terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja.

8 2. Bagi Penulis a. Mendorong diadakannya penelitian-penelitian baru mengenai masalah hubungan pemanfaatan layanan bimbingan karir dengan pencapaian kompetensi siswa SMK untuk memasuki dunia kerja, sehingga siswa siap memasuki pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya. b. Menambah pengetahuan tentang pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan karir terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja di sekolah kejuruan khususnya Kompetensi Keahlian akuntansi dan umumnya untuk semua program. 3. Bagi Pihak Sekolah a. Sebagai bahan pertimbangan pihak sekolah dalam menentukan kebijakankebijakan apa yang akan diambil dalam hubungannya dengan bimbingan karir dan pencapaian kompetensi siswa. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam usaha pengembangan pelayanan bimbingan karir ke depannya.