PENYEMBUNYIAN DATA SECARA AMAN DI DALAM CITRA BERWARNA DENGAN METODE LSB JAMAK BERBASIS CHAOS

dokumen-dokumen yang mirip
Enkripsi Selektif Citra Digital dengan Stream Cipher Berbasiskan pada Fungsi Chaotik Logistic Map

Eksperimen Steganalisis dengan Metode Visual Attack pada Citra Hasil EzStego Berformat GIF

Perancangan Algoritma Kriptografi Stream Cipher dengan Chaos

Enkripsi Selektif Audio Digital Dengan Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaotik Logistic Map

ANALISIS KEKUATAN DAN DAYA TAMPUNG PESAN OPTIMAL PADA CITRA STEGANOGRAFI METODE STEGO N BIT LSB DENGAN PENGURUTAN GRADASI WARNA

Algoritma Enkripsi Citra dengan Pseudo One-Time Pad yang Menggunakan Sistem Chaos

Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

Pemanfaatan Second Least Significant Bit dan Kunci Dua Kata Untuk Mencegah Serangan Enhanced LSB Pada Citra Digital

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

Pemanfaatan Steganografi dalam Kriptografi Visual

1.1 LATAR BELAKANG I-1

PENGAMANAN DATA TEKS DENGAN KOMBINASI CIPHER BLOCK CHANING DAN LSB-1

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang telah dilakukan berpedoman dari hasil penelitian-penelitian

Endang Ratnawati Djuwitaningrum 1, Melisa Apriyani 2. Jl. Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan 1 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TRIPLE STEGANOGRAPHY

Metode BPCS (Bit-Plane Complexity Segmentation) Oleh: Dr. Rinaldi Munir Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

BAB II LANDASAN TEORI

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi

ANALISIS KEAMANAN PESAN MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI MODIFIED ENHANCED LSB DAN FOUR NEIGHBORS DENGAN TEKNIK KRIPTOGRAFI CHAINING HILL CIPHER

Digital Watermarking pada Gambar Digital dengan Metode Redundant Pattern Encoding

Diyah Ayu Listiyoningsih Jurusan Informatika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

STEGANOGRAFI DALAM GAMBAR BEREKSTENSI BMP MENGGUNAKAN METODE CHAOTIC LEAST SIGNIFICANT BIT

Pengamanan Data Teks dengan Kriptografi dan Steganografi Wawan Laksito YS 5)

Optimasi Konversi String Biner Hasil Least Significant Bit Steganography

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Perangkat Lunak untuk Penyembunyian Data Digital Menggunakan 4-Least Significant Bit Encoding dan Visual Cryptography

ALGORITMA ENKRIPSI CITRA DIGITAL DENGAN KOMBINASI DUA CHAOS MAP DAN PENERAPAN TEKNIK SELEKTIF TERHADAP BIT-BIT MSB

BAB II LANDASAN TEORI

Studi dan Analisis Mengenai Teknik Steganalisis Terhadap Pengubahan LSB Pada Gambar: Enhanced LSB dan Chi-square

STEGANOGRAPHY CHRISTIAN YONATHAN S ELLIEN SISKORY A. 07 JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam. kehidupan kita. Seperti dengan adanya teknologi internet semua

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DALAM PENGAMANAN DATA PADA FILE AUDIO MP3

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN KOMPRESI UNTUK PENGAMANAN DATA PENGIRIMAN SURAT ELEKTRONIK

Penerapan Metode End Of File Pada Steganografi Citra Gambar dengan Memanfaatkan Algoritma Affine Cipher sebagai Keamanan Pesan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Aplikasi Validasi Citra Dokumen Menggunakan Chaos dan Steganografi

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Metode Pencegahan Serangan Enhanced LSB

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

ANALISIS STEGANOGRAFI METODE TWO SIDED SIDE MATCH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini memberikan kemudahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1. aa

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

2017 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserve

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI VALIDASI CITRA DOKUMEN MENGGUNAKAN CHAOS DAN STEGANOGRAFI

Perancangan Aplikasi Penyembunyian Pesan Teks Terenkripsi Pada Citra Digital Dengan Metode Least Significant Bit (LSB)

Pemberian Hiddentext Palsu pada Steganografi Visual

OPTIMASI KONVERSI STRING BINER HASIL LEAST SIGNIFICANT BIT STEGANOGRAPHY (LSB)

BAB II DASAR TEORI. 1. Citra diam yaitu citra tunggal yang tidak bergerak. Contoh dari citra diam adalah foto.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

EKSPLORASI STEGANOGRAFI : KAKAS DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. mengirim pesan secara tersembunyi agar tidak ada pihak lain yang mengetahui.

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian

Aplikasi Kriptografi dengan Menggunakan Algoritma Vigenere Cipher dan Implementasi Steganografi Least Significant Bit (LSB) pada Matlab R2013a

Pembangunan Perangkat Lunak Steganografi Audio MP3 dengan Teknik Parity Coding pada Perangkat Mobile Phone

TEKNIK STEGANOGRAFI UNTUK PENYEMBUNYIAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFSHUFFLE

ABSTRCTK & EXEUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING. Sistem Pengkodean File Image Kedalam Citra Foto Menggunakan Teknik Steganografi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

Implementasi Steganografi Pesan Text Ke Dalam File Sound (.Wav) Dengan Modifikasi Jarak Byte Pada Algoritma Least Significant Bit (Lsb)

KOMBINASI KRIPTOGRAFI DENGAN HILLCIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN LSB UNTUK KEAMANAN DATA TEKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK PENYISIPAN PESAN

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. Media digital merupakan media yang sangat berpengaruh di era modern. Dengan

BAB II LANDASAN TEORI

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan penggunaan komputer pada kehidupan setiap hari telah menjadi

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DES DAN REGION-EMBED DATA DENSITY.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE LSB DALAM MELAKUKAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

Studi Kriptografi Visual dengan Enkripsi Gambar Lain

Perbandingan Steganografi Metode Spread Spectrum dan Least Significant Bit (LSB) Antara Waktu Proses dan Ukuran File Gambar

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

Steganografi. Pesan rahasia: Lari jam satu. Pengantar: Prisoner s Problem. Bob. Alice. Fred

Pengembangan Aplikasi Steganografi pada Citra dengan Metode Blowfish dan Sequential Colour Cycle

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teknik Penyisipan Pesan pada Kanal Citra Bitmap 24 bit yang Berbeda-beda

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PENYEMBUNYIAN DATA SECARA AMAN DI DALAM CITRA BERWARNA DENGAN METODE LSB JAMAK BERBASIS CHAOS Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB rinaldi@informatika.org Abstrak Makalah ini mempresentasikan metode penyembunyian data di dalam citra berwarna berbasis chaos. Penyisipan data dilakukan pada bit LSB dari pixel-pixel citra. Untuk meningkatkan kapasitas data yang bisa disembunyikan, jumlah bit LSB yang dimanipulasi dapat lebih besar dari 1 asalkan kualitas citra yang dihasilkan masih relatif baik (metode LSB jamak). Untuk meningkatkan keamanan data, enkripsi sederhana dengan XOR dilakukan terhadap data sebelum disisipkan ke dalam citra. Fungsi chaos digunakan dua kali, pertama untuk menentukan posisi penyisipan data di di dalam citra, dan kedua untuk enkripsi data. Eksperimen menunjukkan bahwa ekstraksi data dari citra sensitif terjadap perubahan nilai awal chaos. Jumlah bit LSB yang dimanipulasi mempengaruhi kualitas citra yang dihasilkan. Kata Kunci: penyembunyian data, citra, LSB jamak, chaos, enkripsi. 1. PENDAHULUAN Menjaga kerahasiaan pesan atau data merupakan salah satu aspek penting di dalam komunikasi. Solusi yang umum digunakan untuk menjaga kerahasiaan pesan adalah dengan cara mengenkripsinya. Tetapi, pesan terenkripsi dapat menimbulkan kecurigaan bagi pihak lawan yang menduga pesan tersebut merupakan pesan rahasia [1]. Selain itu, eksistensi pesan tetap tidak bisa dihilangkan. Steganografi atau penyembunyian data (data hiding) dapat mengatasi masalah ini. Pesan disembunyikan di dalam media lain (cover) sehingga pengiriman pesan tidak menimbulkan kecurigaan. Media cover yang umum digunakan adalah citra, video, dan audio. Tujuan steganografi adalah menyisipkan sebanyak mungkin data ke dalam cover sehingga keberadaannya tidak dapat dipersepi (secara visual jika medianya gambar atau video, atau secara auditori jika medianya adalah sinyal audio) [2]. Hal ini memungkinkan pesan terenkripsi dapat disembunyikan keberadaannya sehingga tidak menarik perhatian pihak ketiga. Dengan kata lain, kriptografi dan steganografi dapat dilakukan secara serial. Satu metode sederhana yang digunakan untuk menyembunyikan data adalah memanipulasi least significant bit (LSB) cover [1]. Manipulasi bit dilakukan dengan banyak cara, misalnya mengganti bit cover dengan bit data atau operasi aritmetika (biasanya operasi XOR) antara kedua bit tersebut [2]. Pada media cover berupa citra, biasanya hanya 1 bit LSB pixel yang dimanipulasi. Jika 1 pixel berukuran 1 byte ( = 8 bit), maka bit paling kanan yang dimanipulas i. Untuk memperbesar ukuran data yang disembunyikan, kita dapat memanipulasi tidak hanya 1 bit LSB, tetapi bisa lebih banyak lagi asalkan kualitas cover tidak rusak secara berarti. Inilah yang kita namakan metode LSB jamak. -1-

Untuk membuat penyembunyian data aman, maka data disembunyikan secara acak di dalam cover. Sembarang pembangkit bilangan acak dapat digunakan. Di dalam makalah ini digunakan fungsi chaos sebagai pembangkit bilangan acak. Chaos mempunyai karaktersitik yang penting yaitu peka terhadap perubahan nilai awal. Jika nilai awal chaos diubah sedikit, maka barisan nilai chaos yang dihasilkannya berubah secara signifikan. Sifat ini bersesuaian dengan prinsip diffusion dari Shannon [1]. Karena barisan nilai chaos yang dibangkitkan menyatakan posisi penyisipan acak di dalam cover, maka posisi penyisipan bit data di dalam cover berubah secara signifikan jika nilai awal chaos diubah hanya sedikit saja. Makalah ini memaparkan eksperimen menyembunyikan data di dalam citra berwarna dengan metode LSB jamak dan menggunakan chaos untuk membangkitkan nilai-nilai acak. Untuk membuat pesan tersembunyi lebih aman, pesan tersebut dienkripsi terlebih dahulu dengan barisan chaos. Jadi, barisan chaos dibangkitkan dua kali: barisan pertama untuk mengenkripsi data dan barisan kedua untuk menentukan posisi penyisipan data di dalam pixel-pixel citra. 2. METODE LSB JAMAK Tinjau 3 buah byte pada pixel sebuah citra: 11010100 10111101 10010110 dan pesan yang disembunyikan: 101101011 Dengan metode modifikasi LSB 1-bit, maka hanya 3 bit pertama data yang bisa disembunyikan pada setiap bit LSB dari setiap byte pixel tadi: 11010101 101111001 10010111 Kita dapat meningkatkan jumlah bit data yang disembunyikan dengan memanipulasi 2-bit LSB sehingga kita dapat menyembunyikan 6 bit data: 11010110 10111111 10010101 atau memanipulasi 3-bit LSB sehingga kita dapat menyembunyikan 9 bit data: 11010101 10111101 10010011 Semakin banyak bit LSB yang dimodifikasi dapat mempengaruhi mutu citra cover, oleh karena itu ada hubungan timbal balik antara jumlah bit LSB dan fidelity citra penampung. Untuk ukuran data yang relatif sangat kecil dibandingkan ukuran citra, peningkatan jumlah bit LSB yang dimanipulasi tidak terlihat pengaruhnya secara visual sebab jumlah pixel yang dimanipulasi relatif sedikit. Sebaliknya untuk ukuran data yang besar, semakin banyak pixel yang dimanipulasi dan penyembunyian pada bit-bit LSB yang lebih banyak dapat menyebabkan degradasi pada citra penampung. 3. TEORI CHAOS Teori chaos berasal dari teori sistem yang memperlihatkan kemunculan yang tidak teratur, meskipun sebenarnya teori ini digunakan untuk menjelaskan kemunculan data acak [4,5]. Karakteristik yang umum di dalam teori chaos adalah kepekaannya terhadap perubahan kecil nilai awal (sensitive dependence on initial condition). Kepekaan ini berarti bahwa perbedaan kecil pada nilai awal fungsi, setelah fungsi diiterasi sejumlah kali, akan menghasilkan perbedaan yang sangat besar pada nilai fungsinya. Salah satu fungsi chaos sederhana adalah persamaan logistik (logistic map). Persamaan logistik dinyatakan sebagai x i+1 = r x i (1 x i ) (1) dengan x0 sebagai nilai awal iterasi. Daerah asal x adalah dari 0 sampai 1. Konstanta r menyatakan laju pertumbuhan fungsi, yang dalam hal ini 0 r 4.. -2-

Sebagai con toh, jika kita menggunakan r = 4.0 dan nilai awal x0 = 0.456, maka kita memperoleh barisan bilangan acak: x 1 = 4.0x 0 (1 x 0 ) = 0.992256 x2 = 4.0x1(1 x1 ) = 0.030736 x 99 = 4.0x 98 (1 x 98 ) = 0.914379 x 100 = 4.0x 99 (1 x 99 ) = 0.313162 Nilai-nilai chaos tersebut teletak di antara 0 dan 1 dan tersebar secara merata serta tidak ada dua nilai yang sama. Sifat chaos yang peka terhadap perubahan kecil nilai awal diilustrasikan sebagai berikut. Jika nilai awal diubah sebesar 0.00001 menjadi x 0 = 0.45601, maka setelah iterasi ke-14 nilai chaos mulai lebih besar dari 0.0625 dan semakin lama nilainya mengalami divergensi dari nilai-nilai chaos bila x 0 = 0.456. 4. METODE YANG DIUSULKAN Citra yang digunakan sebagai cover adalah citra berwarna yang berukuran m x n dengan kedalaman warna 24 -bit. Setiap pixel panjangnya 3 byte (masing-masing bersesuaian dengan komponen R (red), G (green), dan B (blue). Jadi, setiap pixel dapat menyimpan minimal 3 bit data. Nyatakan pixel -pixel citra dalam sebuah larik I yang berukuran mn. Misalkan D adalah larik sepanjang yang berukuran ab yang berisi bit-bit data yang akan disembunyikan ke dalam I. Sembarang data harus dinyatakan dalam biner dan setiap bit data disimpan di dalam matriks D tersebut. Mula-mula bangkitkan barisan chaos C 1 dengan logistic map dengan nilai awal i1 untuk menentukan posisi penyisipan bit data di dalam citra (posisi pixel adalah dari 1 sampai nm ). Karena nilainilai chaos adalah bilangan riil sedangkan lokasi pixel adalah integer, maka setiap x C1 dikonversi ke integer dengan mengalikannya dengan nm. Bilangan integer yang dihasilkan menyatakan nomor indeks pixel dalam rentang nilai 1 sampai nm. Hasil konversi ke integer disimpan di dalam larik K. Kita harus menjamin tidak boleh nilai-nilai integer yang dihasilkan ada yang sama. Selanjutnya bangkitkan barisan chaos C 2 sepanjang ab dengan nilai awal i 2 untuk enkripsi data. Setiap x C 2 dikonversi ke {0, 1} dengan menggunakan operasi pengambangan (thresholdding) berikut: 1, x u T( x) = (2) 0, x > u yang dalam hal ini u adalah nilai ambang yang dispesifikasikan pengguna. Hasil pengambangan disimpan di dalam matriks P. Data D yang akan disembunyikan dienkripsi terlebih dahulu dengan barisan P sebagai berikut: E = D P (3) Selanjutnya E disisipkan ke dalam I pada posisi pixel yang ditentukan oleh K dengan memanipulasi bit LSB-nya. Jumlah bit LSB pada setiap byte yang dimanipulasi dispesifikasikan di awal, tetapi jumlahnya harus dalam rentang 1 sampai 7. Citra baru yang dihasilkan setelah penyembunyian data dinamakan stego-image. Kedua nilai awal barisan chaos (yaitu i1 dan i 2 ) berlaku sebagai kunci penyisipan dan keduanya digunakan kembali pada saat ekstraksi data dari stego-image. Bit-bit data diekstraksi dari stegoimage pada posisi pixel yang ditentukan oleh K. Bitbit hasil ekstraksi harus didekripsi terlebih dulu dengan barisan P untuk mendapatkan data semula dengan persamaan: D = E P (4) Selama parameter kunci yang dimasukkan pada waktu ekstraksi sama dengan kunci pada waktu penyisipan, data yang diekstraksi dari stego-image tepat sama dengan data semula. -3-

5. EKSPERIMEN DAN ANALISIS HASIL Metode ini telah diuji dengan menggunakan kakas MATLAB 7. Citra yang digunakan sebagai penampung adalah citra peppers yang berukuran 256 x 256 dengan kedalaman warna 24 bit. Data yang disembunyikan adalah sebuah citra hitam - putih (biner) yang berisi sebuah tulisan (berukuran 18 KB). Keduanya diperlihatkan pada Gambar 1(a) Stego-image yang dihasilkan dengan jumlah bit LSB yang dimanipulasi adalah 1 bit diperlihatkan pada Gambar 2(a). PSNR nya = 53,29. Kualitas stego-image ini sangat baik dan tidak berbeda dengan citra semula. dan 1(b). Nilai i 1 yang digunakan adalah 0.35 dan i 2 = 0.2785. Kualitas citra hasil diukur dari PSNR nya (selain dari pengamatan secara visual). (a) (b) Gambar 2. (a) Stego-image (bit_lsb = 1 dan PSNR = 53,29); (b) Data yang diekstraksi salah jika nilai i 1 diubah dari 0.35 menjadi 0.35001 (a) (b) Gambar 1. (a) Citra cover; (b) data yang disembunyikan Percobaan lain dilakukan dengan mengubah nilai i 1 pada saat ekstraksi data sebesar 10-5 menjadi 0.35001. Karena barisan chaos dengan nilai awal i 1 menentukan posisi penyisipan data di dalam citra, maka sifat chaos yang peka terhadap perubahan kecil nilai awal menyebabkan posisi penyisipan data menjadi kacau, akibatnya bit data yang diekstraksi salah. Data salah yang diekstraksi karena perubahan kecil pada i 1 diperlihatkan pada Gambar 1(d). Percobaan ini menunjukkan efek diffusion pada chaos dan ini berguna untuk meningkakan sensivitas keamanan data. Percobaan dilanjutkan dengan memanipulasi bit LSB lebih banyak (2 bit, 3 bit, hingga 6 bit). Stego-image yang dihasilkan untuk masing-masing jumlah bit LSB diperlihatkan pada Gambar 3. Hasil percobaan menunjukkan kualitas citra yang dihasilkan dengan memanipulasi berbagai jumlah bit LSB hingga bit LSB = 6 secara visual masih relatif bagus meskipun PSNR nya terus menurun. Hal ini disebabkan ukuran data yang disisipkan masih relatif kecil dibanding jumlah pixel yang ada. -4-

(a) (a) bit LSB = 1, PSNR =53,3 (b) bit LSB = 2, PSNR =49,3 (c) bit LSB = 3, PSNR =44,8 (d) bit LSB = 4, PSNR =39,9 Gambar 4. Stego-image yang cacat ketika jumlah bit LSB yang dimanipulasi = 7 bit (PSNR = 24,9) (e) bit LSB = 5, PSNR =34,9 (f) bit LSB = 6, PSNR =29,6 6. KESIMPULAN Penyembunyian data pada citra berwarna dengan metode LSB jamak dapat meningkatkan kapasitas data yang disisipkan, tetapi ada timbal baliknya dengan penurunan kualitas stego-image. Penggunaan chaos di dalam metode ini berhasil meningkatkan keamanan keamanan data terhadap perubahan kecil nilai kunci. Gambar 3. Stego-image dengan berbagai percobaan jumlah bit LSB yang dimanipulasi Tetapi ketika jumlah bit LSB yang dimanipulasi = 7 bit, terlihat bintik-bintik putih pada stego-image yang mengindikasikan timbulnya kerusakan gambar karena nilai-nilai pixel yang dimanipulasi berubah secara signifikan dibandingkan nilai semula (Gambar 4). 7. DAFTAR PUSTAKA [1] Munir, Rinaldi, Kriptografi, Penerbit Informatika, Bandung, 2006. [2] Marvel, Lisa M., Image Steganography for Hidden Communication, Disertasi di University of Delaware, 1999. [3] Schneier, Bruce, Aplied Cryptography 2 nd, John Wiley & Sons, 1996 [4] www.yahoo.com, Chaos Theory: A Brief Introduction, diakses pada bulan November 2005 [5] James Lampton, Chaos Cryptography: Protecting Data Using Chaos, Mississippi School for Mathematics and Science. -5-