REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL

BAB I PENDAHULUAN 1.2. JENIS PEMBANGUNAN JALAN REL

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

BAB I KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANAN NYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan

KULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

BAB III STRUKTUR JALAN REL

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun

REKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL

REKAYASA JALAN REL. MODUL 4 : Penambat rel dan balas PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

Geometri Jalan Rel. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB X PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Kuliah Prasarana Transportasi Kode MK.CEC 611 Kuliah Minggu Ke-2 STRUKTUR JALAN REL DAN POLA DISTRIBUSI BEBAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1. Kelas jalan rel lebar jalan rel 1067 mm

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

REL. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

WESEL (SWITCH) Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB III LANDASAN TEORI

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan atas jalan kereta api terdiri dari:

Jenis las Jenis las yang ditentukan dalam peraturan ini adalah las tumpul, sudut, pengisi, atau tersusun.

BAB III METODE PENELITIAN. melalui tahapan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan berikut :

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

KA Nomor Urut Kecelakaan:

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

EVALUASI ALINEMEN HORIZONTAL PADA RUAS JALAN SEMBAHE SIBOLANGIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

PERANCANGAN JEMBATAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan Pembelajaran:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

REKAYASA JALAN REL. MODUL 6 : Tanah dasar, badan jalan dan Drainase jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 12

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUMPULAN SOAL SOAL UNTUK UJIAN KOMPETENSI

Komponen dan Disain Rel

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

PERENCANAAN JALAN REL KERETA API

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA

Komponen Struktur Tarik

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis Jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

PERENCANAAN JALUR KERETA API ANTARA STASIUN DUKU DENGAN BANDARA INTERNASIONAL MINANG KABAU

Dinding Penahan Tanah

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2

1. BAB III LANDASAN TEORI. A. Struktur Jalan Rel

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ( Suryadarma H dan Susanto B., 1999 ) bahwa di dalam

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

ANALISIS SAMBUNGAN PAKU

Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan

Transkripsi:

REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA

OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan komponen struktur jalan rel dan kualitas rel yang baik berdasarkan standar yang berlaku di Indonesia Mahasiswa mampu untuk menjelaskan prinsip kekuatan dari rel Mahasiswa dapat menjelaskan pengelompokan jalan rel berdasarkan standar yang berlaku di Indonesia khususnya yang digunakan oleh PT.KAI

KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA Jalan rel dan Fungsinya Tipe rel yang digunakan di Indonesia Jenis rel menurut panjangnya Konstruksi dan penampang melintang jalan rel Beban yang bekerja pada struktur jalan rel Sambungan rel Pengelompokan jalan rel

PRINSIP PERENCANAAN JALAN REL Sangat dipengaruhi oleh : jumlah beban, kecepatan maksimum beban gandar beban yang diterima jalan rel dari satu gandar yaitu 18 ton pola operasi.

STRUKTUR JALAN REL Struktur bagian atas Struktur bagian bawah Rel Bantalan Penambat Balas Konstruksi perlintasan dan wesel Sub balas Tubuh baan (badan jalan) Drainase Konstruksi pelindung lereng Pangkalan jembatan dan pilar patok-patok batas dan tanda

BANGUNAN ATAS wesel perlintasan

BANGUNAN BAWAH Pangkalan jembatan dan pilar jembatan Konstruksi pelindung lereng drainase

JALAN REL DAN FUNGSINYA Rel pada sepur menyediakan permukaan yang mendatar secara menerus untuk gerakan kereta api Rel pada sepur sebagai jalan kecil yang halus dan rata dan mempunyai kofisien gesek yang kecil. Rel bekerja sebagai pemandu arah jalannya kereta api Rel bekerja memikul tekanan vertikal akibat beban kereta api, termasuk gaya akibat pengereman dan gaya akibat termal Rel bekerja meneruskan semua beban kereta api ke area yang luas pada tubuh ban melalui bantalan dan balas. ( disarikan dari M.M.AGARWAL pada buku INDIAN RAILWAY TRACK )

KLASIFIKASI REL MENURUT LEBAR SEPUR A. Sepur standar (standard gauge), memiliki lebar sepur 1435 mm B. Sepur lebar (broad gauge), memiliki lebar sepur > 1435 mm C. Sepur sempit (narrow gauge), memiliki lebar sepur < 1435 mm

KLASIFIKASI REL MENURUT KECEPATAN MAKSIMUM Kelas Jalan Rel I II III IV V Kecepatan Maksimum (km/jam) 120 110 100 90 80

KLASIFIKASI REL MENURUT KELANDAIAN KELOMPOK LINTAS JALAN REL Lintas datar Lintas Pegunungan Lintas dengan rel gigi KELANDAIAN ( ) 0-10 10-40 40-80 MENURUT JUMLAH JALUR Jalur tunggal (single track), jumlah lajur pada lintasan bebas hanya 1 dan digunakan untu melayani lalu lintas 2 arah. Jalur ganda (double track), jumlah jalur pada lintas bebas terdiri dari dua buah, masing-masing jalur hanya digunakan untuk arus kereta api dari satu arah saja.

KLASIFIKASI REL MENURUT KELAS JALAN REL

STANDAR JALAN REL INDONESIA Sejak tahun 1977, untuk keperluan pemeliharaan jalan, PT.KAI mengikuti klasifikasi lintas menurut UIC yang memperhatikan volume lalu lintas dan kondisi jalannya (terdiri dari golongan 1 sampai 9)

Syarat profil rel yang baik Momen pertahannya harus cukup besar untuk menahan tegangan lentur akibat tekanan roda. Sehingga irisannya berbentuk I Permukaan rel harus sesuai dengan bentuk roda, sehingga keausan lambat Rel harus mudah ditambatkan pada bantalan, sehingga kaki rel harus dibuat lebar dan sisi bawahnya datar

Bentuk rel 1. Rel berkepala dua (double head rail) 2. Rel berkepala banteng (bull headed rail) 3. Rel berkaki datar (flat footed rail) Kepala rel Badan rel kaki rel

Penampang Jalan rel

Kedudukan roda pada rel Apabila jarak antara tepi dalam flens dibuat sama dengan lebar sepur, maka flens akan menggesek tepi kepala rel. Untuk menghindari terjadi gesekan maka jarak antara tepi dalam kedua flens dibuat lebih kecil daripada lebar sepurnya. Rel dipasang dengan klemiringan 1 : 20 atau 1 : 40 disesuaikan dengan kemiringan bandase tipe roda dan pelat landas yang digunakan

Kedudukan roda pada rel Kedudukan roda pada saat salah satu flens merapat pada rel Kedudukan roda pada saat melewati tikungan

Tipe Rel di Indonesia Type of Rail used in Indonesian Railway : a. R. 25 b. R. 33 c. NP. 34 d. P. 38 e. R. 41/42 f. R. 50 g. R.54. Apa definisi angka tersebut???

Penampang dimensi rel Karakteristik Rel Karakteristik Notasi / Satuan Tipe Rel R 42 R 50 R 54 R 60 Tinggi Rel H (mm) 138,0 153,0 159,0 172,0 Lebar kaki B (mm) 110,0 127,0 140,0 150,0 Lebar kepala C (mm) 68,50 65,00 70,00 74,30 Tebal badan D (mm) 13,50 15,00 16,00 16,50 Tinggi kepala E (mm) 40,50 49,00 49,40 51,00 Tinggi kaki F (mm) 23,50 30,00 30,20 31,50 Jarak tepi bawah kaki rel ke grs horisontal dari pusat kelengkungan badan rel Jari-jari kelengkungan badan rel G (mm) 72,00 76,00 74,97 80,95 R (mm) 320,0 500,0 508,0 120,0 Luas penampang A (cm²) 54,26 64,20 69,34 76,86 Berat rel Momen inersia terhadap sumbu X Jarak tepi bawah kaki rel ke garis netral W (kg/m) 42,59 50,40 54,43 60,34 cm4 1.369 1.960 2.346 3.055 Yb ( mm) 68,50 71,60 76,20 80,95

UKURAN DARI TIPE- TIPE REL 53 58 68 R.25 R.33 R.41 11 0 10 13 11 13 13. 4 8 5 90 68. 5 R.42 10 5 63. 8 R.50 11 0 70 R.54 13 8 13. 5 15 3 15 15 9 16 11 0 12 7 14 0

Bahan dan kekuatan rel REL HARUS TAHAN AUS DAN TIDAK MUDAH RETAK BAHAN UTAMA REL ADALAH UNSUR Fe, dan juga mengandung Mn dan C Chemical composition : a. C : 0,6 0,8 % b. Si : 0,15 0,35 % c. Mn : 0,90 1,10 % d. P : 0,035 % e. S : 0,025 % C berfungsi untuk memperoleh sifat kuat dan keras dan Mn diperlukan sebagai bahan campuran untuk mengurangi sifaty getas yang mudah putus, Si mencegah keausan Standard hardness for rail 270 BHN, for HHR (Head Hardened Rail) reaches 350 Brinnel Hardnes Number (BHN) Kekuatan rel diukur dengan kuat tarik, minimum 90 kg/mm2 dengan perpanjangan minimum 10 %

Bahan dan kekuatan rel Terdapat tiga macam rel tahan aus (wear resistance WR) menurut UIC, yaitu WR A, WR-B dan WR-C

WR-A termasuk baja berkadar Carbon tinggi sehingga mempunyai ketahanan terhadap aus lebih besar. WR-B termasuk baja berkadar Carbon sedang WR-C termasuk baja berkadar Carbon rendah e a h Keausan rel diukur pada 2 arah yaitu : Arah vertikal ( a ) dan arah 45º dari sumbu vertikal ( e ) Tipe Rel e maks (mm) a maks (mm) R 42 13 10 Harga e maks = 0,54 h 4 R 50 15 12 R 54 15 12 Batas aus maksimum ditentukan untuk masing-masing tipe rel seperti daftar disamping. R 60 15 12

Golongan UIC Batas aus vertical (mm) Rel 33 Rel 42 1 sampai 6 7 dan 8 dengan lintas penumpang 7 dan 8 tanpa lintas penumpang 9 Jika terdapat aus melintang dan arus vertical, maka harga batas-batas ditabel dikurangi dengan setengahnya aus melintang itu (diukur dari sisi dalam kepala rel), 15 mm di bawah muka rel 9 9 10 10 14 14 16 16 Jika garis lurus yg menyinggung sisi dalam kepala rel sudah aus melintang membentuk sudut > 26⁰ dengan sudut vertikalnya, rel harus diganti Jika aus melintang pada kepala rel sudah sampai bulatan kepala rel yang bawah, maka rel harus diganti.

Bagaimana membuat rel tahan aus????? Kepala rel dibuat harus lebih keras daripada badan dan kaki relnya heat treatment Merubah susunan kimia dari bahannya, misalnya dengan mencampurkan dari elemen lain, misalnya Mn Memakai rel yang profilnya besar (banyak digunakan pada masa sekarang)

Jenis rel menurut panjangnya Rel standar Awalnya di Indonesia memiliki panjang rel standar 17 m, naumun PT.KAI sekarang menggunakan panjang rel 25 m. Rel pendek Dibuat dari beberapa rel standar yang disambung dengan las di balai yasa, melalui sistem flash welding atau welded rail. Panjang maksimum rel pendek 100 m Rel panjang Dibuat dari beberapa rel pendek yang disambung dengan las di lapangan (continuous welded rail)

Penentuan panjang minimum rel panjang ialah berdasarkan pada pemuaian rel, gaya normal pada rel dan gaya lawan bantalan, yaitu : L = L α T L = panjang rel (m) = koefisien muai panjang T = pertambahan temperatur Bagaimana keuntungan menggunakan rel panjang?

PRINSIP PEMBEBANAN PADA JALAN REL Prinsipnya, jalan rel KA harus dapat mentransfer tekanan yang diterimanya dengan baik yang berupa beban berat (axle load) dari rangkaian KA melintas. Dalam arti, jalan rel KA harus tetap kokoh ketika dilewati rangkaian KA, sehingga rangkaian KA dapat melintas dengan cepat, aman, dan nyaman. Roda-roda KA yang melintas akan memberikan tekanan berupa beban berat (axle load) ke permukaan trek rel. Oleh batang rel (rails) tekanan tersebut diteruskan ke bantalan (sleepers) yang ada dibawahnya. Lalu, dari bantalan akan diteruskan ke lapisan ballast dan sub-ballast di sekitarnya. Oleh lapisan ballast, tekanan dari bantalan ini akan disebar ke seluruh permukaan tanah disekitarnya, untuk mencegah amblesnya trek rel.

BEBAN YANG BEKERJA PADA REL Gaya Vertikal Gaya ini adalah gaya dominan yang menyebabkan defleksi vertikal. Beban vertikal yang dihasilkan dari : Gaya Lokomotif, Gaya Kereta, Gaya Gerbong. Beban vertikal diperhitungkan berdasarkan beban gandarnya. Gaya horizontal membujur searah sumbu sepur Gaya ini disebabkan adanya pengereman, gesekan antara roda dan rel, factor pemuaian dan gaya berat akibat adanya tanjakan

BEBAN YANG BEKERJA PADA REL Gaya Lateral Gaya ini disebabkan oleh gaya sentrifugal, snake motion dan ketidakrataan geometrik jalan rel yang bekerja pada titik yang tidak sama dengan gaya vertikal. Gaya ini dapat menyebabkan tercabutnya penambat rel dan anjoknya kereta api (derailment). Besarnya gaya lateral dibatasi sebagai berikut : P lateral / P vertikal < 1,2 atau 0,75 (kondisi aus)

BEBAN YANG BEKERJA PADA REL Gaya horizontal tegak lurus sumbu sepur (lateral) Gaya ini disebabkan oleh gaya sentrifugal, snake motion dan ketidakrataan geometrik jalan rel yang bekerja pada titik yang tidak sama dengan gaya vertikal. Gaya ini dapat menyebabkan tercabutnya penambat rel dan anjoknya kereta api (derailment). Besarnya gaya lateral dibatasi sebagai berikut : P lateral / P vertikal < 1,2 atau 0,75 (kondisi aus)

BEBAN YANG BEKERJA PADA REL

BEBAN YANG BEKERJA PADA REL

SAMBUNGAN REL Sambungan rel adalah konstruksi yang mengikat dua ujung rel, namun merupakan titik lemah dari kekuatan rel itu sendiri Persyaratan sambungan rel yang baik : 1. Kuat menahan momen,gaya yang bekerja, maupun sentuhan yang ditimbulkan roda KA 2. Mampu mengakomodasi pemuaian rel

Jenis Sambungan rel Sambungan menumpu (supported joint) Sambungan menggantung (suspended joint)

Penempatan Sambungan rel Penempatan sambungan secara siku Penempatan sambungan secara selang seling

Penempatan Sambungan rel Sambungan di lengkung Sambungan di jembatan