BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

Bab 3 Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif sebagai Modal Pembangunan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

Melindungi kesehatan ibu :

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi diikuti dengan keseimbangan antara jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kandungan zat gizi yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

PDF Create! 3 Trial. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Air Susu Ibu ( ASI ) 1. Pengertian ASI Eksklusif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan sampai bayi berumur lebih kurang dua tahun.10. secara eskklusif kepada bayinya, diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB II TINJAUAN TEORI. pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

8

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan. gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ASI Eksklusif 2.1.1 Pengertian Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu ibu. Penelitian telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai usia enam bulan. ASI eksklusif adalah Pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai usia enam bulan (Roesli, 2000). WHO menganjurkan pemberian ASI eksklusif, yakni bayi diberi ASI selama enam bulan pertama tanpa mendapat tambahan apapun. Selama ASI eksklusif pemantauan tumbuh kembang bayi harus dilakukan rutin tiap bulan baik posyandu atau di rumah sakit (Tjipta, 2009). Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif. Oleh karena itu, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai enam bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO dan Pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 7

8 450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia mulai tanggal 7 April 2004 ( Puslitbang Gizi dan Makanan, 2009). 2.1.2 Komposisi ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, vitamin, dan mineral yang berfungsi sebagai makanan bayi. ASI mengandung laktosa yang merupakan karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kandungan laktosa di dalam ASI hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan di dalam susu formula. Namun kejadian diare akibat tidak mampu mencerna laktosa jarang ditemukan pada bayi (intoleransi laktosa). Ini disebabkan penyerapan laktosa ASI jauh lebih baik dibandingkan dengan susu sapi atau susu formula (IDAI, 2008). Laktosa dirubah menjadi asam laktat dan asam asetat dengan bantuan lactobacillus bifidus. Asam laktat dan asam asetat ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorgaisme (Roesli, 2000). Protein merupakan makronutrien yang ditemukan pada ASI. Susu sapi mengandung lebih banyak protein (3,5 g/dl) dibandingkan dengan ASI (0,7 g/dl), tetapi kadar ini melebihi kebutuhan bayi. ASI lebih banyak mengandung protein whey, terutama laktalbumin suatu protein yang lebih komplek dibandingkan dengan protein kasein. Tingginya persentase kasein dalam susu sapi menyebabkan terbentuknya gumpalan keju keras dan besar (Wong dkk, 2009).

9 ASI mengandung asam amino yang lebih lengkap dibandingkan dengan susu sapi. ASI juga kaya akan nukleotida (berbagai sebanyawa organik yang tersusun dari tiga jenis basa nitrogen, karbohidrat dan fosfat) dan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan susu sapi. nukleotida ini memiliki peran dalam pertumbuhan dan kematangan usus serta meninkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh (IDAI, 2008). Asam lemak tak jenuh tunggal lebih banyak terkandung di dalam ASI, terutama asam linokleat, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung lemak tak jenuh ganda. ASI memiliki butiran lemak yang lebih kecil dibandingkan susu sapi yang memungkinkan bayi mampu mengabsorbsi lemak ASI lebih efisien (Wong dkk, 2009). Lemak mampu membantu meningatkan berat badan bayi dengan cepat karena ASI mengandung lemak dengan nilai kalori tinggi. ASI mengandung lipase yang mampu memecah lemak agar mudah diserap (Mainstone, 2008). Lemak omega 3 dan 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi, yang banyak ditemukan pada ASI. ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang dari pada asam Dokosahesaoik (DHA) dan asam Arakidonat (ARA) yang berkembang terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada tiga minggu pertama menyusui, bahkan dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi. Karnitin ini membantu dalam proses pembentukan energi yang dapat mempertahankan metabolism tubuh. Konsetrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingan bayi yang mendapat susu formula.

10 Zat gizi lainya yang terkandung di dalam ASI yaitu vitamin D, E, A, K dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin D rendah di dalam ASI tetapi sudah cukup mampu memenuhi kebutuhan bayi. Vitamin E berfungsi dalam mempertahankan diding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan anemia. Bahan baku pembuat vitamin A yaitu beta karoten banyak ditemukan pada ASI. Vitamin A berfungsi menjaga kesehatan mata, mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Hal ini yang dapat menerangkan kenapa anak dengan ASI mengalami tumbuh kembang dan daya tahan yang baik. Vitamin K dibutuhkan dalam pembekuan darah, kadar vitamin K di dalam ASI hanya seperempat dibandingkan dengan susu formula, oleh karena itu bayi baru lahir diberikan vitamin K dalam bentuk injeksi (IDAI, 2008). Hampir seluruh vitamin yang larut di dalam air seperti vitamin B, asam folat, dan vitamin C terdapat di dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi di dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah di dalam ASI ibu yang gizi kurang. Vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal pertumbuhan bayi, sehingga ibu menyusui penting diberikan vitamin ini. Vitamin B12 cukup banyak ditemukan pada makan sehari-hari kecuali pada orang vegetarian (IDAI, 2008). Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mepunyai fungsi pertumbuhan jaringan otak dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Kekurangan kalsium berupa kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang hanya mendapat susu formula. Kandungan zink rendah pada susu sapi dan ASI, akan tetapi zink pada ASI lebih cepat diserap bayi (Wong dkk, 2009). Zink merupakan mineral yang sangat

11 esensial di dalam tubuh manusia. Mineral ini dibutuhkan dalam metabolisme tubuh. Salah satu penyakit akibat kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal pada tumbuh (IDAI, 2008). ASI mengandung banyak anti bodi yang dibagi menjadi dua bagian yaitu sel darah putih dan faktor lain. Pada sel darah putih mengandung limfosit B, limfosit T, makrofag, dan neutrophil. Molekul lain yang ditemukan di dalam ASI adalah IgA, bifidus, oligosakarida, asam lemak, laktoferin, dan mucin (Mainstone, 2008). ASI terutama kolostrum mengandung kadar tinggi aktivitas lisoenzim dan IgA yang memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit bakteri dan virus terutama yang mengenai saluran pernafasan termasuk otitis media akut dan gastrointestinal. Bukti bahwa ASI melindungi tubuh terhadap terjadinya alergi dan memperkuat respon imun aktif terhadap vaksin Haemophilus influenza tipe B (Wong dkk, 2009). 2.1.3 Manfaat Manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan (Danuatmaja, 2006). a. ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik. ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan secara premature komposisinya akan berbeda dengan ASI yang yang dihasilkan ibu yang melahirkan cukup bulan. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara

12 baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi hingga usia enam bulan (IDIAI, 2008). b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri imunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar empat bulan. Pada saat kadar imunoglobulin dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan imunoglobulin pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI. Air Susu Ibu merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur (IDIAI, 2008) c. ASI eksklusif membantu perkembangan anak Kecerdasan perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat. Lompatan pertumbuhan pertama atau growth sport sangat penting pada periode inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Nutrisi pada ASI yang tidak ada atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi yaitu taurin, laktosa, hidrat arang, dan asam lemak ikatan panjang (Prastyo, 2010).

13 d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang bayi Hal ini karena anak sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui dapat merasakan kasih sayang ibu, rasa aman, tenteram dan terlindung. Perasaan terlindung dan disayang inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi anak, yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri (IDIAI, 200)8 e. Pemberian ASI dapat menurunan risiko kanker payudara (breast cancer). Ibu yang tidak pernah menyusui menurut American Cancer Society (2011) berisiko 3,4 kali mengalami kanker payudara. Dengan menyusui kelejar payudara akan berfungsi secara fisiologis, tetapi pada ibu yang tidak menyusui kelenjar payudara tidak difungsikan secara maksimal sehingga dapat memicu pembentukan sel kanker. 2.2 Ibu Primipara Primipara adalah wanita yang pertama kali melahirkan anak yang mampu bertahan hidup. Ibu primipara sebagai wanita yang telah menyelesaikan satu kehamilan dengan bayi yang dapat bertahan hidup. Ibu primipara merupakan wanita yang baru pertama kali mempunyai anak dan baru menjadi seorang ibu. Beberapa ibu primipara biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas dari gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari pengetahuan tentang perawatan maternal, salah satunya yaitu tentang cara pemberian ASI yang benar (Lowdermilk, 2005)

14 2.3 Konsep Pengetahuan 2.3.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2010) 2.3.2 Manfaat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan yakni: a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam diri mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

15 d. Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.apabila penerimaan perilaku baru atau diadopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2009). 2.3.3 Tingkat pengetahuan Menurut (Notoatmodjo, 2009) tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat, yaitu: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar, dengan cara menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang real (sebenarnya).

16 d. Analisis (Analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis). Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulas-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu: a. Umur Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita

17 simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. b. Inteligensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu model untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan. c. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. d. Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

18 e. Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. f. Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. g. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. 2.3.5 Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2007). Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk

19 jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Dikatakan baik(> 75%), cukup (60-75%), dan kurang (<60%) (Nursalam, 2008) 2.4 Konsep Motivasi 2.4.1 Pengertian motivasi Istilah motivasi (Motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yaitu moreve, yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs (Notoatmodjo, 2007). Motivasi adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu, memotivasi individu tersebut untuk memenuhi (Sunaryo, 2004). Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia, supaya mau antusias untuk mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan (Ghufron, 2010). 2.4.2 Macam-macam Motivasi Menurut Sunaryo (2004) ada dua macam motivasi, yaitu : a. Motivasi primer Motivasi primer adalah motivasi yang tidak dapat dipelajari karena berbentuk insting dan untuk mempertahankan hidup serta mengembangkan keturunan. Motivasi ini sering di sebut drive.

20 b. Motivasi sekunder Motivasi sekunder adalah motivasi yang dapat dimodifikasi, dikembangkan, dan dipelajari, seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu. 2.4.3 Aspek Motivasi Menurut Ghufron, (2010) ada beberapa aspek motivasi yaitu : a. Kesenangan Kesenangan berupa bentuk ekspresi individu dalam melakukan tugas pekerjaaan tanpa disertai dengan keterpaksaan. b. Ketertarikan Ketertarikan keinginan individu dalam melakukan karena merasa pekerjaan tersebut memiliki daya tarik tersendiri. c. Mengerti akan kemampuan Mengerti akan kemampuannya yang bermakna derajat atau tingkat individu dalam melakukan pekerjaan secara baik dan benar didorong oleh kemampuan yang ada pada diri individu tersebut d. Kebebasan untuk memilih Kebebasan untuk memilih. Setiap individu bebas memilih suatu tugas pekerjaan yang dirasa sangat tepat dan cocok untuk dijalaninnya. 2.4.4 Faktor Penggerak Motivasi Menurut Djamarah (2002), motivasi terbagi menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

21 a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran. Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu: 1. Kebutuhan (need) Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis. 2. Harapan (expentancy) Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan. 3. Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain). b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Hamzah, 2009). Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :

22 1. Dorongan keluarga Ibu memberikan ASI bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. 2. Lingkungan Lingkungan adalah tempat di mana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. 3. Media Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi seseorang mungkin karena pada era globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah berhadapan dengan media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio, komputer/internet) sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang positif terhadap kesehatan. 2.4.5 Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Menurut Ghufron (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu : a. Prestasi Kebutuhan untuk berprestasi adalah keinginan manusia untuk memperjuangkan tugas dan melibatkan usaha individu dalam menghadapi lawan dan tantangan.

23 b. Pengakuan Pengakuan adalah keinginan untuk diakui secara sosial dan keinginan untuk terampil. Sementara reputasi adalah penghargaan orang lain terhadap individu karena kecakapannya. Individu akan merasa dihargai apabila pengalaman digunakan dalam partisipasi menyelesaikan tugas yang lebih rumit dan penting. c. Pekerjaan itu sendiri Individu senang dengan pekerjaannya karena pekerjaan itu sendiri. Individu menyukai pekerjaan tersebut karena diikuti dengan minat dan bakat yang dimiliki. Individu merasa pekerjaan yang ada menjadi sesuatu yang menantang untuk berkembang dan menjadi lebih baik. d. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah keinginan manusia agar dapat mengerjakan tugas dengan baik dan memadai. Hal ini berarti individu mempunyai keinginan untuk merasa dapat melakukan tugas dan tanggung jawab. e. Kemajuan Individu merasa bahwa pekerjaan yang diperoleh sekarang ini memberikan kemajuan dalam bekerja. Pekerjaan memberikan kesempatan bagi individu untuk menambah wawasan, mengembangkan bakat, dan kemajuan. f. Perkembangan Sejalan dengan kemajuan, perkembangan mempunyai dimensi yang banyak dan jangkauan yang lebih luas. Kemajuan tidak hanya dalam bidang kerja, tetapi meluas pada bidang kehidupan. Prestasi kerja dan pekerjaan akan memberikan kepercayaan pada diri sendiri untuk mengembangkan diri pada segi kehidupan

24 yang lain seperti bersosialisai, mengembangkan bakat, dan menambah wawasan dan pengetahuan. 2.4.6 Cara Meningkatkan Motivasi Dengan tehnik verbal menurut Widayatun (dalam Sriami, 2010) yaitu : a. Berbicara untuk membangkitkan semangat. b. Pendekatan pribadi. c. Diskusi dan sebagianya. d. Tehnik tingkah laku (meniru, mencoba, menerapkan). e. Tehnik intensif dengan cara mengambil kaidah yang ada. f. Supertisi (kepercayaan akan sesuatu secara logis, maupun membawa keberuntungan). g. Citra/image yaitu dengan imajinasi atau daya khayal yang tinggi maka individu termotivasi. 2.4.7 Penilaian Motivasi Menurut Winardi (dalam Eka Desi, 2012) ada 2 macam metode yang sering kali digunakan untuk menilai kekuatan keinginan yaitu dengan cara: a. Pertama-tama pernyataan yang berhubungan dengan keinginan-keinginan spesifik untuk memberikan ASI eksklusif, dirumuskan dan para ibu diminta untuk menunjukkan ada tidaknya keinginan-keinginan demikian pada diri mereka. b. Prosedur kedua adalah mengasumsi bahwa masing-masing pekerja memiliki suatu hirarki kebutuhan, dimana ada kebutuhan tertentu, yang lebih kuat

25 dibandingkan dengan kebutuhan lain, dan bahwa seorang individu akan berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada waktu permulaan. Setelah data terkumpul akan dihitung menggunakan rumus: Keterangan : N SP SM = Presentase = Jumlah nilai yang di dapat = Jumlah item yang dinilai Penilaian motivasi menurut Arikunto (dalam Eka Desi, 2012) dapat dibedakan menjadi : 1) Tinggi :75-100% 2) Sedang :56-75% 3) Rendah : <56% 2.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Dengan Motivasi Ibu Primipara Untuk Memberikan ASI Eksklusif Pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan murapakan hal yang penting. ASI mengandung nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik bagi bayi yang dapat memaksimalkan tumbuh kembang anak, status gizi dan menurunkan risiko terjangkit suatu penyakit sperti diare dan ISPA (Friedman, 2005). Untuk itu penting diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

26 Menurut Yani (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif salah satunya adalah motivasi ibu dan pengetahuan. Pengetahuan dan motivasi ibu dalam memberikan ASI merupakan faktor yang berhubungan. Semakin tinggi pengetahuan semakin tinggi pula motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Seseorang yang memiliki pengetahuan tetapi tanpa motivasi atau kepercayaan diri tidak akan melakukan hal positif (Nurma, 2009). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Perubahan prilaku maupun motivasi ibu didasari oleh pengetahuan bagaimana pentingnya ASI eksklusif. Pada awalnya pengetahuan akan memberikan Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam diri mengetahui terlebih dahulu pentingnya ASI eksklusif. Setelah itu ibu akan merasa Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. Munurut wadjosumidjo (2002) sikap merupakan arah intensitas perasaan yang didasari keyakinan, penalaran, pemahaman dan penghayatan mengenai suatu objek yang relatif tetap serta memberikan motivasi kepada individu untuk membuat respon positif maupun negatif terhadap objek tersebut. Hal ini berarti sikap hanya menunjukkan adanya ketertarikan individu terhadap pemberian ASI eksklusif dan dengan motivasi yang tinggi diharapkan sikap ini akan menjadi prilaku yang nyata. Sedangkan menurut Ghufron, (2010) dengan pengetahuan dan sikap yang baik akan dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk melakukan apa yang

27 diyakininya baik bagi dirinya. Dengan tiga komponen ini baik pengetahuan, sikap, motivasi akan mendorong seseorang mencoba terus prilaku positif dan beradaptasi dengan kebiasaan tersebut sehingga prilaku positif ini akan bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2009). Hasil ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh Widiarti (2012) menemukan ada hubungan signifikan pengetahuan dengan motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif dan penelitian lain yang dilakukan Kartikasari (2009) menemukan ada hubungan signifikan motivasi dengan pemberian ASI eksklusif.