!JJ~g>~tPlJ~~ wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 157 TAHUN 2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 26 TAHUN 2015 SERI E.21 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN IZIN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 15 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang :

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Nomor : 40 TAHUN 2000 Tentang : Pedoman Tata Kerja Komisis Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG IZIN LINGKUNGAN BUPATI KUDUS,

WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 257 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PELAYANAN DOKUMEN LINGKUNGAN

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 69 /KUM/2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 25 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

~Ja/wn,a PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR :188.45/ 306 / /2010 TENTANG

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 176 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

MEKANISME PENGAJUAN UKL-UPL, AMDAL DAN IZIN LINGKUNGAN. Mekanisme Awal Pengajuan Permohonan Dokumen Lingkungan :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN / ATAU IZIN GANGGUAN

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2009 Seri: E

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 47 Tahun : 2014

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2001 TENTANG

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni Presiden Republik Indonesia,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN B UPATI PAMEKASAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN IZIN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 3A TAHUN 2014 TENTANG ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Gubernur Jawa Barat;

BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

SOP PENILAIAN AMDAL, PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL DAN IZIN LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN (KUDR)

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KA atau Andal dan RKL-RPL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

Transkripsi:

Iy,;-!JJ~g>~tPlJ~~ wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 157 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KOMISI PENILAI ANALISIS MENGENAI DAMPAK L1NGKUNGAN HIDUP DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang a. bahwa berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 57 Tahun 2001 telah ditetapkan mengenai Pembentukan Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; b. bahwa dengan berlakunya Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak LingklJngan Hidup, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam huruf a; C. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pembentukan Komisi Penilai Analisis Mengenai DampaK Lingkungan Hidup Daerah; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 2. Undang-Undang Nemer 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009' tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembertlukan Peraturan Perundang-undangan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Allalisis"Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 8. Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan Perigendalian Dampak Lingkungan; 9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 2000 tentang Susunan Keanggotaan Komisi Penilai dan Tim Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Pusat;,- 10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;,-- 12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2008 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota; 13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Daerah; 14. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 15. Peraturan GLibernur Nomor 165 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN KOMISI PENILAI ANALISIS MENGENAI DAMPAK L1NGKUNGAN HIDUP DAERAH. BABI KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta. 2. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3 -,... - 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah yang selanjutnya disingkat BPLHD adalah Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Badan Penanaman Modal dan Promosi yang selanjutnya disingkat BPMP adalah Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. 9. 10. 11. Kota Administrasi adalah Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.. Dinas adalah Dinas Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kantor Perencanaan Pembangunan Kota yang selanjutnya disebut Kantor adalah Kantor Perencanaan Pembangunan Kota Administrasi. Komisi Penilai adalah Komisi yang bertugas menilai dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup dengan pengertian bahwa kewenangan di tingkat pusat berada pada kepala instansi yang ditugasi mengendalikan dampak Iingkungan dan di tingkat daerah berada pada Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. 12. Tim Teknis adalah tim yang bertugas membantu Komisi Penilai untuk menilai dokumen-dokumen analisis mengenai dampak lingkungan.,.'... 13. Sekretariat Komisi adalah Sekretariat Komisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang membantu pelaksanaan teknis administrasi harian serta tugas-tugas lainnya yang Iingkup, tugas, keanggotaan dan taia kerjanya ditetapkan oleh Ketua Komisi. 14. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum Yilng bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. 15. Instansi Lingkungan Hidup adalah instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. 16. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pad a lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 17. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat KA-ANDAL adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang'merupakan hasil pelingkupan. 18. Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat ANDAL adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. 19. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RKL adalah upaya penanganan dampak-dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. 20. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RPL adalah upaya pemantauan komponen Iingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

4,- 21. Organisasi lingkungan hidup adalah organisasi yang dibentuk baik oleh orang perorangan maupun oleh badan hukum yang tujuan dan kegiatannya di bidang Iingkungan hidup. 22. Badan Usaha adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer dan perseroan lainnya dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan perkumpulan, firma, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya. 23. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan Iingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. 24. Daya dukung Iingkungan hidup adalah kemampuan Iingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. 25. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan Iingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI Pasal,2 (1) Komisi Penilai merupakan pembantu pelaksana Pemerintah Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. (2) Komisi Penllai dipimpin oleh seorang Ketua yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tim teknis dan sekretariat Komisi Penilal. (3) Komisi Penilai di tingkat provinsi berkedudukan pad a BPLHD. (4) Bagan struktur organisasi Komisi Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini. Pasal3 Susunan keanggotaan Komisi Penilai terdiri dari : a. Ketua Komisi merangkap anggota dijabat oleh KepalCl' BPLHD; b. Sekretaris Komisi merangkap anggota dij~bat oleh ~epala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Perkotaan BPLHD; dan " c. Anggota Komisi terdiri dari : 1. Unsur BPLHD : a) Sekretaris BPLHD; b) Kepala Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan BPLHD; c) Kepala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Perkotaan BPLHD;

5 d) Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Sanitasi Lingkungan BPLHD; e) Kepala Bidang Penegakan Hukum Lingkungan BP,~HD; f) Kepala UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD; dan g) Kepala UPT Pengelola Limbah Lingkungan dan Air Tanah BPLHD. 2. UnsurBappeda; 3. Unsur BPMP; 4. Unsur Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Provinsi DKI Jakarta; 5. Unsur Dinas yang berkaitan dengan rencana kegiatan; 6. Unsur Biro yang berkaitan dengan rencana kegiatan; 7. Unsur Pusat Studi Lingkungan; 8. Unsur Kantor yang berkaitan dengan rencana kegiatan; 9. Unsur Kantor Perencanaan Pembangunan Kota; r-- 10. Unsur Badan KSP Jabodetabek; 11. Unsur Sekretariat Kota Administrasi di wilayah Kota Administrasi terkait; 12. Unsur organisasi yang lingkup kegiatannya menyangkut masalah Iingkungan hidup; 13. Unsur masyarakat yang terkena dampak kegiatan di wilayah studi; 14. Unsur Kodam Jaya; 15. Unsur Polda Metro Jaya; 16. Unsur TNI Angkatan Laut (Armabar); dan 17. Anggota lain'nya yang diperlukan berdasarkan pertimbangan Gubernur. Pasal4 (1) Untuk membantu tugas Tim, Ketua Komisi Penilai dapat membentuk Tim Teknis dalam hal menilai dokumen AMDAL dari segi kepakaran teknis. (2) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari tenaga ahli yang memiliki kualifikasi di bidangnya dan/atau memiliki kualifikasi penyusun AMDAL maupun Penilai, yang terdiri dari : a. Ahli IImu Lingkungan; b. Ahli Kimia; c. Ahli Biologi; d. Ahli Sosial; e. Ahli Tata RU,ang; f. Ahli Hidro Oceanografi; g. Ahli Sosial Kelautan; h. Ahli Kelistrikan; i. Ahli Transportasi; j. Ahli Geologi; k. Ahli Getaran dan Kebisingan;

6 I. Ahli Kesehatan Masyarakat; m.ahli Hukum Lingkungan Hidup; n. Ahli Sumber Daya Air; dan o. Ahli Struktur dan Pavement. BAB III TUGAS KOMISI PENILAI Pasal 5 to.- Komisi Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mempunyai tugas: a. menilai KA-ANDAL; b. menilai ANDAL; c. menilai RKL; d. menilai RPL e. memeriksa Ringkasan Eksekutif; f. memberikan masukan dan dasar pertimbangan dan pengambilan' keputusan Kerangka Acuan dan Kelayakan Lingkungan Hidup atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan kepada Gubernur; g. memberikan Surat Kesepakatan kepada Kepala BPLHD tentang suatu rencana kegiatan dan kegiatan yang sedang berjalan berdasarkan hasil penilaian KA-ANDAL; dan h. memberikan rekomendasi kepada Gubernur melalui Kepala BPLHD tentang suatu rencana kegiatan dan kegiatan yang sedang berjalan berdasarkan hasil penilaian AMDAL. Pasal6 Ketua Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, mempunyai tugas memimpin dan mengoordinasikan proses penilaian KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif. Pasal? (1) Sekretaris Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, mempunyai tugas : a. membantu tugas Ketua dalam melaksanakan koordinasi proses penilaian KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif; b. menyusun rumusan hasil penilaian KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif; c. memimpin dan mengoordinasikan kegiatan administrasi Komisi; d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua. (2) Sekretaris Komisi, dapat dibantu oleh Tim Teknis dalam menyiapkan bahan-bahan untuk rapat komisi. '

7 (3) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Komisi bertanggung jawab kepada Ketua. Pasal8 Anggota Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf C, bertugas : a. menilai dokumen AMDAL dari aspek administrasi dan aspek teknis sebelum diajukan ke sidang Komisi AMDAL Daerah; b. memberikan masukan teknis berupa hasil penilaian dokumen AMDAL kepada Komisi Penilai;, c. memberikan saran, pendapat dan tanggapan berupa kebijakan pembangunan daerah dan pengembangan wilayah serta pertimbangan sesuai dengan kaidah i1mu pengetahuan; dan d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Komisi Penilai.,- Pasal9 (1) Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pas13I 2 ayat (2) bertugas menilai secara teknis KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif berdasarkan permintaan Ketua Komisi Penilai. (2) Penilaian secara teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1): meliputi : a. kesesuaian lokasi dengan rencana tata ruang wilayah; b. kesesuaian dengan pedoman umum dan/atau pedoman teknis di bidang AMDAL; c. kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan di bidang sektor bersangkutan; d. ketetapan dalam penerapan metoda penelitian/analisis;; e. konsistensi penulisan dalam dokumen Iingkungan; f. kesahihan data yang digunakan; g. kelayakan desain, teknologi dan proses produksi yang digunakan; dan h. kelayakan ekologis. Pasal 10 Sekretariat Komisi Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) mempunyai tugas di bidang kesekretariatan, perlengkapan, penyediaan informasi pendukung dan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Komisi Penilai. BABIV TATA KERJA KOMISI Pasal11 Tala kerja Komisi Penilai AMDAL sebagai berikul : a. Sekretariat Komisi Penilai menerima dan memeriksa kelengkapan administrasi dan memberikan tanda bukti penerimaan kepada pemrakarsa yang telah memenuhi kelengkapan administrasi dan sudah digandakan sejumlah anggota Komisi Penilai yang diundang;

8 r, b. Sekretariat Komisi Penilai dipimpin oleh Kepala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Perkotaan BPLHD atau Kepala Unit Instansi yang bertanggung jawab untuk usaha atau kegiatan yang dibahas; c. Tim teknis melakukan penilaian dokumen atas permintaan Komisi Penilai dalam bentuk rapat Tim teknis yang dipimpin oleh Ketua Tim teknis yang hasilnya akan disampaikan pada rapat Komisi Penilai; d. Semua saran, pendapat dan tanggapan anggota Tim teknis dicatat oleh petugas dari sekretariat Komisi Penilai; e. Komisi Penilai selanjutnya melakukan penilaian terhadap dokumen AMDAL dalam bentuk rapat Komisi Penilai yang dipimpin oleh Ketua Komisi Penilai; f. Rapat Komisi Penilai dilakukan secara periodik untuk membahas dokumen AMDAL yang telah lengkap/memenuhi syarat; g. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Penilai wajib mengacu pada : 1. kebijakan di bidang pengelolaan lingkungan hidup sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. rencana tata ruang wilayah; dan 3. kepentingan pertahanan keamanan. h. Rapat Tim teknis dan rapat Komisi Penilai wajib dihadiri oleh pemrakarsa atau wakil yang ditunjuk oleh pemrakarsa yang memiliki kapasitas untuk pengambilan keputusan dan Tim penyusun dokumen AMDAL; i. Semua saran, pendapat dan tanggapan para anggota Komisi Penilai dan pemrakarsa dicatat oleh petugas dari sekretariat Komisi Penilai dan dituangkan dalam berita acara r'apat penilaian; j. Pemrakarsa wajib menanggapi dan menyempurnakan KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif berdasarkan hilsil penilaian Komisi Penilai dan menyerahkan kepada Ketua Komisi Penilai melalui 'sekretariat Komisi Penilai sebagaimana yang ditetapkan dalam berita acara rapat penilaian atau paling lambat 30 (tiga puluh) hari Kerja terhitung sejak hari dan tanggal berita acara rapat penilaian Komisi Penilai diterima; k. Dalam hal dokumen yang telah disempurnakan sebagaimana dimaksud pada huruf h, belum memenuhi ketentuan perbaikan berdasarkan hasil penilaian, Ketua Komisi Penilai setelah mendengarkan saran-saran dari Tim teknis berhak meminta pemrakarsa untuk memperbaiki kembali dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja; I. Dalam hal pemrakarsa tidak menanggapi dan menyempumakan KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak dikembalikannya dokumen dimaksud, maka dokumen KA ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif dinyatakan kadaluwarsa;.. m. Penilaian dan pengambilan keputusan atas hasil penilaian dokumen KA ANDAL, ANDAL, RKL. RPL dan Ringkasan Eksekutif paling lama 75 (tujuh puluh lima) hari kerja terhitung sejak tanda bukti penerimaan diberikan; n. Waktu yang digunakan oleh pemrakarsa untuk menanggapi dan menyempurnakan KA-ANDAL, ANDAL, RKL,. RPL dan.. Ringkasan. Eksekutif tidak termasuk dalam hitungan 75 (tujuh puluh lima) hari kerja terhitung sejak tanda bukti penerimaan diberikan;

9 r ~ o. Rapat komisi wajib mendengar saran dan pendapat wakil masyarakat yang terkena dampak kegiatan yang bersangkutan dan memperhatikannya dalam pengambilan keputusan; p. Penelitian dan penilaian terhadap dokumen AMDAL dilakukan dengan berpedoman pad a Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup serta pedoman-pedoman penjabarannya dari Menteri Negara Lingkungan Hidu'p, Gubernur dan Kepala BPLHD; q. Apabila dipandang perlu, KomiSi Penilai dapat melakukan penelitian/ pengecekan di lapangan dan/atau mengadakan konsultasi dengan pihakpihak yang terkait; r. Dalam menyelenggarakan pembahasan, penelitian dan penilaia[1 dokumen AMDAL yang kegiatannya berdampak nasional dan regional, Komisi Penilai mengikutsertakan Wakil Komisi Pusat, serta melakukan konsultasi dengan Gubernur; s. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Penilai wajib memperhatikan kebijakan nasional pengelolaan Iingkungan hidup, rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang wilayah dan kepentingan pertahanan keamanan; t. Dalam meneliti dan menilai dokumen ANDAL, Komisi berpedoman pada KA-ANDAL yang telah disepakati oleh Komisi; u. Keputusan Komisi Penilai didasarkan kepada keseimbangan segi teknologi dan lingkungan hidup, baik lingkungan fisik maupun non fisik termasuk sosial-budaya, ekonomi dan kesehatan masyarakat; v. Berdasarkan penelitian dan penilaian terhadap AMDAL, Komisi Penilai dapat menyimpulkan sebagai berikut : a. menerima ANDAL tanpa syarat; atau b. menerima ANDAL dengan syarat; atau c. menolak ANDAL. w. Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Penilai dibantu oleh Tim teknis yang bertugas memberikan pertimbangan teknis atas KA-ANDAL, RKL dan RPL; dan x. Komisi Penilai menyerahkan hasil penilaiannya kepada instansi yang bertanggung jawab untuk dijadikan dasar surat kesepakatan atas Kerangka Acuan, serta rekomendasi atas AMDAL, RKL dan RPL. BABV PEMBIAYAAN Pasal 12 (1) Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Komisi Penilai dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BPLHD. (2) Pembiayaan untuk keperluan penyiapan bahan-bahan/dokumen AMDAL, dibebankan kepada pemrakarsa.

~ 10 r, BABVI KETENTUAN PENUTUP, Pasal 13 Pada saat Peraturan Gubemur ini mulai berlaku, Keputusan'Gubemur Nomer 57 Tahun 2001 tentang Pembentukan Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, Pasal 14 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubemur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukola Jakarta. Ditetapkan di Jakarta padatanggal 28 Septem~er 2012 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKialTA JAKARTA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 3 0kto ber 2012 ( SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, I!!!!E FADJAR PANJAITAN NIP 195508261976011001 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012 NOMOR 147