PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

BAB I PENDAHULUAN. apartemen, perkantoran, sekolahan dan rumah sakit, ataupun untuk penggunaan ganda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. struktur baja yang digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan struktur yang kuat, aman dan murah. Baja adalah salah satu

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri adalah beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang. yang tak terpisahkan dari gedung.

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA. Oleh : A.A.M

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai inovasi yang ditemukan oleh para ahli membawa proses pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beban mati, beban hidup dan beban gempa yang bekerja pada struktur bangunan. tak terpisahkan dari gedung (SNI ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. basement dan Roof floor. Dimana pelat lantai yang digunakan dalam perencanaan

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Konstruksi Rangka. Page 1

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB I PENDAHULUAN. tanah, dan batu digunakan langsung sebagai bahan utama pembuatan bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkantoran, sekolah, atau rumah sakit. Dalam hal ini saya akan mencoba. beberapa hal yang harus diperhatikan.

perencanaan yang umum dilakukan pada proyek pembangunan meliputi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memikul tekan pada semua beban bekerja distruktur tersebut.

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.

Transkripsi:

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M

DINDING

Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur, selain juga berfungsi sebagai pembatas ruang. a. Jika beban dominan adalah beban vertikal (gravitasi), disebut bearing wall (dinding pendukung). b. Jia beban dominan adalah beban horisontal (misal akibat beban gempa), disebut shear wall (dinding geser). Shear wall yang terdiri dari beberapa dinding dan membentuk susunan tertutup (misal persegi) disebut core. 2. Dinding Non-Struktural Yaitu dinding yang berfungsi sebagai pembatas/penyekat ruang. Tidak ikut mendukung beban struktur, kecuali beartnya sendiri.

Bahan : Dinding pada bangunan gedung dapat dibuat dari berbagai macam bahan : Anyaman bambu Papan kayu Kayu lapis, kaca, gips Pasangan bata buatan (bata merah, batako) Pasangan batu kali/alam Beton tak bertulang Beton bertulang (cor ditempat atau pracetak) Beton ringan Non Struktural (dinding pengisi/penyekat) Struktural

Beton ringan

Dinding dengan beton pracetak

Dinding bambu

Dinding pasangan batu kali

Dinding pasangan batu kali/alam

Dinding pasangan batu buatan

DINDING PASANGAN BATU ALAM & BUATAN Bahan dinding pasangan batu (stone masonry) : Batu alam : batu kali, batu cadas/endapan, batu paras, kapur kerang, batu kapur, marmer, dan granit. Batu buatan : bata merah, bata klinker, bata berongga, batako, con-block, beton berongga, beton ringan, berpori. Batu alam dan buatan tersebut saling direkatkan dengan bahan perekat disebut mortar atau spesi, yang berupa campuran : 1 pc : 0,5 kapur : 4 pasir (Penggunaan kapur tidak direkomendasikan untuk bangunan tahan gempa) 1 pc : 4 pasir 1 pc : 2 pasir (pasangan kedap air)

Efek ikatan antar bata (baca keterangan gambar)

Keterangan gambar : Pasangan bata harus dipasang sedemikian sehingga tumpukan bata saling bersilang, siar siar tegak tidak membentuk satu garis lurus. a. Beban tidak dapat menyebar kesamping, sehingga beban hanya ditahan oleh tumpukan bata dibawahnya tanpa bantuan bata disamping (struktur hanya berfungsi seperti kolom-kolom tunggal yang saling berdampingan), sehingga dapat terjadi retak pada siar vertikal. b. Beban dapat menyebar kesamping melalui lekatan antar mortar dengan bata, sehingga beban terdistribusi merata dan dapat didukung oleh bidang yang lebih besar. Pasangan bata bersama-sama sebagai bidang struktur yang mendukung beban. c. Beban terdistribusi diagonal kebata dibawahnya dengan gaya reaksinya. d. Beban diagonal dan gaya reaksi diuraikan menjadi komponen gaya vertikal dan gaya horisontal. e. Resultan dari beban dan reaksi.

Perilaku dinding pada beban desak

Perilaku dinding pada beban desak

Perilaku dinding pada beban desak

Perilaku dinding pada beban desak

Dinding pasangan bata buatan

Dinding pasangan bata buatan

Dinding pasangan bata buatan

Dinding pasangan bata buatan

Dinding pasangan bata buatan

Dinding bukaan dengan pelengkung

Dinding bukaan dengan pelengkung

Dinding bukaan dengan pelengkung

Dinding bukaan dengan pelengkung

RANGKA

Rangka bangunan adalah bagian bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja kepadanya. Struktur utama pendukung untuk bangunan sederhana (tidak bertingkat) atau bertingkat rendah, umumnya berupa struktur Dinding pendukung (Bearing wall) atau struktur rangka portal (Frame).

Struktur pendukung bangunan bertingkat tinggi, pada umumnya berupa : Struktur rangka Struktur rangka dan dinding geser (Shear wall) dan atau core

Pada sistem struktur rangka ini, dinding penyekat ruang tidak diperhitungkan sebagai elemen yang ikut mendukung beban tetapi hanya berfungsi sebagai pembatas ruangan saja. Oleh karena itu dinding harus dibuat sekecil/setipis mungkin dan dari bahan yang ringan.

Rangka bangunan dari kayu Rangka bangunan dari baja

Rangka bangunan harus memenuhi syarat syarat, yaitu : Kekuatan (strenght) Kekakuan (Stiffness) Kestabilan (stability) Ekonomis (optimum design) Keindahan (esthetic) Bahan struktur : Struktur rangka portal (Frame) dapat dibuat dari bahan : Kayu Baja Beton bertulang atau beton prategang Komposit (kombinasi, misalnya baja dan beton)

Kolom kolom harus dibuat menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya kolom suatu lantai tidak boleh digeser sehingga segaris dengan kolom dibawahnya dan diatasnya, karena hal ini dapat menghilangkan kekakuan dari struktur rangka portalnya. Ukuran kolom makin keatas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin keatas juga makin kecil.

Balok portal merangkai kolom kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban plat lantai dan meneruskan ke kolom kolom. Hubungan antara balok dan kolom umumnya berupa hubungan jepit, yaitu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Dengan sistem hubungan jepit ini, momen yang terjadi pada tumpuan balok dapat lebih besar daripada daerah tengah bentang. Untuk menahannya, bagian pangkal balok boleh ditambah tebalnya.

Struktur rangka terdiri dari elemen elemen balok dan kolom yang dirangkai menjadi suatu sistem 3 dimensi yang stabil. Dalam pendistribusian beban, kinerja antara balok dan kolom dikenal sebagai suatu sistem struktrur, yaitu Struktur Rangka Pemikul Momen (SRPM) Rangkaian balok kolom tersebut lazim disebut sebagai portal, dan pada umumnya dapat dibedakan menjadi sistem 2 dimensi : Portal arah memanjang bangunan Portal arah melintang bangunan

Denah : Portal melintang Portal memanjang

Struktur gedung baru UTY kampus I

Beban bangunan : (lihat materi kuliah pertemuan ke V) Rangka bangunan harus direncanakan dan diperhitungkan kekuatannya terhadap beban beban sebagai berikut : Beban mati : M atau D Beban hidup : H atau L Baban angin : A atau W Beban gempa : Beban khusus : G atau E K atau F, T, H Masing masing beban umumnya tidak bekerja sendiri atau terpisah dengan jenis beban lain, melainkan terjadi dalam kombinasi dari berbagai beban tersebut. Dimana beban mati dan beban hidup selalu ada dalam kombinasi tersebut.

Kombinasi beban : Dalam analisis struktur harus ditinjau berbagai kombinasi beban yang mungkin terjadi dari saat pembangunan sampai bangunan itu melakukan fungsinya. Terdapat dua keadaan yang harus ditinjau : 1. Kombinasi beban pada saat layan, yaitu kombinasi dari beban beban saat struktur melakukan fungsinya (kondisi normal). Misal : D + L 2. Kombinasi beban pada saat beban lebih (over load), yaitu kombinasi beban beban yang dikalikan suatu faktor beban (>1) pada saat perancangan struktur. Misal : 1,2 D + 1,6 L 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E dst.

Kombinasi beban :

Distribusi beban pada rangka bangunan : 1. Bangunan tingkat 2 lantai dengan atap rangka kayu atau baja

Distribusi beban pada rangka bangunan : 2. Bangunan bertingkat 2 lantai dengan atap datar dari plat beton bertulang

Transfer beban pada bangunan gedung :

Transfer beban pada bangunan gedung :

Semua rangka bangunan harus direncanakan mampu menahan beban gempa rencana yang mungkin terjadi. Mengingat besar beban gempa ini sulit ditentukan dengan pasti, maka dalam perencanaan digunakan prinsip prinsip sebagai berikut :

Untuk menahan beban gempa yang terutama berupa gaya horisontal, rangka bangunan gedung dapat berupa : Rangka terbuka dengan hubungan kaku Sistem rangka dengan pengaku silang (braced frame) Sistem rangka dengan pengaku dinding geser (shear wall or core)

Jika bangunan bertingkat tidak direncanakan dengan baik dalam menahan beban gempa, maka bangunan dapat terguling.

Jika bangunan bertingkat tidak direncanakan dengan baik dalam menahan beban gempa, maka bangunan dapat terguling.

Atau runtuh seluruhnya akibat SBWC.

SELESAI