Laporan Hasil Paparan Publik Tahunan PT XL Axiata Tbk. ( Perseroan ) Hari : Kamis, 29 Maret 2012 Waktu : 10.00 11.00 WIB Tempat : Dua Mutiara 1 & 2 Hotel JW Marriot, Jakarta. Jl. Lingkaran Mega Kuningan Kav. E.1-1, No. 1 Mega Kuningan, Jakarta 12950, Indonesia Peserta : Presiden Komisaris : YBhg Tan Sri Dato Ir Muhammad Radzi bin Haji Mansor Presiden Direktur : Hasnul Suhaimi Direksi : P. Nicanor V Santiago III Joy Wahjudi Willem Lucas Timmermans Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin Ongki Kurniawan Sekuritas, Banker, Investor, dan Wartawan Paparan Publik ini dibagi menjadi 2 sesi, yaitu : I. Presentasi Perseroan II. Tanya Jawab I. Presentasi Perseroan Direksi Perseroan dipimpin oleh Presiden Direktur Perseroan telah melakukan presentasi kepada publik dalam kegiatan Paparan Publik Tahunan. Adapun agenda yang dipresentasikan pada kegiatan Paparan Publik ini adalah sebagai berikut : a. Pencapaian XL 4 tahun terakhir b. Pertumbuhan XL dibandingkan dengan kompetitor c. Kinerja XL selama tahun buku 2011 d. Peralihan dan fokus ke layanan Data e. Strategi XL untuk memimpin di layanan Data f. Prestasi tingkat Nasional dan Asia Tenggara di tahun 2011
II. Tanya Jawab 1) Hendra Q: Seperti apa Layanan Data? A: Layanan data yaitu layanan yang menyediakan akses ke internet, misalkan melalui modem/dongle atau telepon genggam/handphone. Handphone tersebut merupakan handphone yang sudah bisa mengakses layanan data. Q: XL mempunyai layanan 2G dan 3G, dan begitu juga dengan layanan 4G. Apakah layanan 2G dapat dibilang sudah ketinggalan zaman, dan apakah layanan 2G akan tetap dilanjutkan? Bagaimana treatment untuk masing-masing layanan tersebut? A: Teknologi 3G sudah diperkenalkan oleh XL sejak tahun 2006, akan tetapi adopsinya masih perlahan. Teknologi 3G ini memberi layanan yang lebih baik untuk data, lebih cepat dan dapat diandalkan, namun penetrasi perangkat 3G masih rendah, yaitu kurang dari 15%. Walaupun operator memiliki keinginan untuk memindahkan pelanggan dari menggunakan layanan 2G ke 3G, karena masih banyaknya pelanggan yang menggunakan handset 2G maka layanan 2G masih akan dipertahankan. Keuntungan layanan 4G yaitu dapat memberikan layanan koneksi yang lebih cepat namun untuk ketersediaan masih menunggu alokasi spectrum dari pemerintah, namun untuk kesiapannya XL sudah siap. Q: XL terlalu banyak menjual Starter Pack/Sim Card (SP) baru sehingga banyak SP terbuang. Hal ini menyebabkan biaya yang besar bagi XL. Apa solusinya? A: Pengadaan barang dan pengontrolan SP merupakan salah satu hal yang kita pantau. Sebagai salah satu solusinya, kami menurunkan biaya produksi SP dan membangun sistem untuk mengkontrol distribusi. Jika dibandingkan dengan para kompetitor, kami memiliki sistem pengontrol distribusi yang paling baik. Kami juga mengontrol tidak terlalu banyak SP membanjiri pasar, tetapi kami tidak dapat mengontrol kebiasaan masyarakat Indonesia, yaitu mempergunakan pulsa yang tersedia di dalam SP dan kemudian membuangnya lalu membeli yang baru. Q: XL tidak menjual tower karena harganya. Sebagai operator, saya akan curiga jika harus menyewa dari kompetitor. Mengapa XL tidak mendirikan anak perusahaan khusus untuk mengelola tower, hal ini sangat menguntungkan dan XL tidak terganggu dengan biaya dari tower lagi? A: Hal ini terjadi di India, dimana dua operator bekerjasama mendirikan perusahan tower. Di Indonesia, mendirikan anak perusahaan khusus untuk mengelola tower tergantung pada beberapa hal, salah satunya adalah apakah operator ingin mempertahankan usaha bisnis towernya atau tidak. Untuk XL, hal ini agak sulit dilakukan karena: Bisnis tower bukan merupakan bisnis inti kami. Untuk bekerjasama dengan operator lain, kami akan melihat apabila hal ini dapat memberi efisiensi dan mendukung strategi kami secara keseluruhan, maka kami akan memikirkan untuk melakukannya. Terbentur dengan adanya regulasi, XL, Indosat, dan Telkomsel memiliki pemegang saham asing. Jika kami ingin bergabung membentuk perusahaan tower, hal ini tidak dapat dilakukan karena peraturannya mengharuskan kepemilikan 100% local.meskipun para operator setuju untuk melakukannya, saat ini hal tersebut tidak mungkin terjadi.
Q: Cloud computing akan sangat popular tetapi di Indonesia namun belum terlalu laku. Apakah XL akan masuk ke cloud computing? A: 3 minggu lalu, XL telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan beberapa partner besar, seperti IBM dan Huawei untuk melakukan komputasi awan (cloud computing) di Indonesia. Operator-operator lainnya juga melakukan hal yang serupa. Hal ini memang baru dimulai, tapi ke depannya cloud computing memberikan manfaat dan layanan Data yang lebih maksimal. Sekarang ini memang masih dalam tahap awal, tapi potensi ke depannya besar sekali. 2) Donny, Koran Jakarta Q: Harap dikonfirmasi mengenai rumor bahwa Etisalat akan menjual sahamnya di XL. Sudah sejauh mana rencana tersebut dan apakah berita tersebut benar? Kalau iya, apa pengaruhnya bagi XL? A: Kami belum mendapat informasi secara langsung dari Etisalat mengenai hal ini, dan bukan kapasitas kami untuk memberi komentar. Manajemen XL selalu mendukung apapun hal yang ingin dilakukan oleh para pemegang saham kami. Q: Rencana XL adalah fokus di Data serta mendorong peralihan dari layanan 2G ke 3G. Sejak Pak Hasnul masuk ke XL, XL mengimplementasikan fokus ke low-cost bukan low-end. Tantangannya adalah pada bulan April terjadi full managed service di Huawei, bagaimana dengan kontrol kualitasnya agar tidak terjadi salah paham di publik tentang vendor XL? A: Untuk kedepannya, layanan Data membutuhkan harga yang tepat/sesuai, terjangkau namun cukup bagi XL untuk melakukan investasi. Oleh karenanya, XL menghentikan paket unlimited karena harganya tidak sesuai dengan biaya investasinya. Hanya sekitar 3% pelanggan kami yang menggunakan 50% jaringan kita. Selain harga yang pas, kualitas juga tetap harus dijaga. Dengan melakukan sendiri saat ini kualitasnya sudah bagus, justru karena kita ingin kualitasnya menjadi lebih baik, maka XL bekerjasama dengan Huawei untuk managed service. Dengan managed service, kita memiliki SLA (Service Level Agreement) dimana kita dapat menuntut perusahaan yang melakukan managed service tadi, apabila SLA-SLA yang sudah disepakati tidak tercapai, dan bahkan mereka bisa dikenakan denda. SLA inilah yang menjadi pengontrol kualitas. Kita menyepakati SLA yang sangat ketat, dan kita yakin sesuai dengan pengalaman, hasilnya akan lebih baik daripada kita lakukan sendiri. Kita memiliki satu organisasi khusus untuk mengawasi kinerja managed service, namanya Service Partner Management yang dibentuk pada bulan Desember tahun 2011, bekerjasama dengan Huawei. Organisasi ini juga melakukan audit terhadap kinerja di semua bagian, bukan hanya mengenai kinerja keuangan saja. Q: Tantangan XLadalah mendorong ke layanan 3G dengan spectrum bandwidth yang hanya sebesar 5 MHz, dan meskipun berhasil memperoleh tambahan bandwidth 5MHz lagi (2x5 MHz) namun masih megap-megap, sedangkan XL memaksakan k 3G. Apakah ada investasi yang dilakukan untuk manajemen bandwidth? Kemudian hanya dengan mengandalkan Data, bagaimana pertumbuhan pendapatan, akankah lebih bagus dalam 5 tahun lagi? Untuk low cost, apakah ada rencana untuk penjualan menara? A: Kami memiliki bandwidth 3G sebesar 2x5 MHz sebanyak 2 carrier. Yang kedua didapat pada tahun 2011. Jadi total bandwidth adalah 2x10 MHz dan kami perkirakan cukup untuk beberapa waktu kedepan. Kami juga berencana untuk mendapatkan bandwidth 3G yang ketiga. Pengadaan bandwidth dan pembangunan tower, selalu kami sesuaikan satu sama lainnya. Jika bandwidth meningkat maka total Node B yang kami adakan juga semakin banyak. Apakah hal itu cukup? Menurut kami dengan
adanya 2 carrier sebenarnya juga sudah cukup untuk beberapa tahun kedepan, tambahan bandwidth yang ketiga hanya sebagai cadangan. Untuk layanan 3G, kami juga lebih memfokuskan ke area-area yang padat penduduk. Untuk Menara, kami melihat Indosat telah menjual 2.500 menaranya tapi hal itu tidak merubah pandangan kami. Kami telah berusaha menjual Menara kami sejak tahun 2008 tetapi saat itu penawaran yang kami terima tidak menarik. Kami melihat Menara sebagai suatu aset yang strategis sehingga kami hanya akan menjualnya apabila kami menerima penawaran yang menarik, yang memberi nilai positif bagi para pemegang saham. Sampai saat ini, kami belum menerima proposal dengan nilai positif, namun kami juga tidak berusaha untuk mencari-cari pembeli. Jadi, hal itu merupakan hal yang bisa terjadi atau tidak terjadi, dan hanya akan terjadi apabila dapat memberi nilai positif bagi pemegang saham. 3) Iqbal, Indonesia Finance Today Q: Pembagian dividen di tahun 2011 lebih besar daripada tahun 2010. Apa alasannya? Apakah untuk menarik investor? A: Hal ini sesuai dengan kebijakan dividen kami yaitu lebih dari 30% dari laba bersih yang dinormalisasi. Tahun ini, laba bersih yang dinormalisasi lebih besar dibanding tahun 2010. Kami mempertimbangkan kebutuhan pembelanjaan modal serta total kas yang kita miliki, apakah kami mampu untuk membayar lebih ke pemegang saham atau tidak. Juga sesuai dengan kebijakan dividen kami yaitu akan berangsurangsur meningkatkan rasio pembayaran dividen. Q: Bagaimana dengan rencana XL di tahun 2012? Apakah ada rencana untuk melakukan aksi korporasi? A: Kebijakan dividen tetap pada level diatas 30% dari laba bersih yang dinormalisasi serta berangsurangsur akan dinaikan. Jika melihat posisi arus kas, hal ini tidak ada masalah untuk dipertahankan. Tahun depan, kami harus melihat bagaimana situasi di tahun depan. Q:Bagaimana dengan penawaran tower? Apakah ada target untuk pendapatan dari penyewaan tower? A: Alasan kami menyewakan tower karenapendapatannya bagus dan tidak sulit. Elemen yang sangat penting disini adalah sharing. Investasi untuk infrastruktur sangat tinggi, maka semakin banyak kita sharing, dan semakin murah total biaya efektif investasi. Saat ini kami sudah menyewakan sekitar 5.500 tower ke operator-operator lain, dan kami juga menyewa dari yang lain. Idealnya adalah apabila 1 aset bisa digunakan oleh lebih dari 1 operator. XL sangat mendukung infrastructure sharing, salah satunya adalah untuk Menara/tower dan bahkan juga untuk infrastruktur aktif. Hal seperti ini akan menjadi hal yang lumrah di masa depan. XL sangat yakin bahwa sharing penting untuk menjaga operasional menjadi efisien. Tidak ada target khusus yang dikeluarkan untuk pendapatan penyewaan tower. Target umum kami yaitu untuk pertumbuhan pendapatan secara keseluruhan. Kami tidak dapat mempengaruhi pendapatan penyewaan tower, hal itu tergantung pada berapa banyak tower dsewa dari XL.