BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi (Noya, 1983 : 5).

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bukti-bukti yang didapat dari pengalaman dan dari berbagai hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi dibangun atas dasar kesamaan visi dan misi para individu yang

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

KEKUATAN PENGERTIAN KEKUATAN

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

PROPOSAL KEJUARAAN SMADA CUP VIII TAHUN 2016

PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI ATLET DAN NON ATLET TERHADAP KECEPATAN REAKSI PADA KELOMPOK LATIHAN SILAT MERPATI PUTIH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH : EDY WAHYUDI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. latihan olahraga, sebab penguasaan teknik dan pematangan psikis akan

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

Anggun Lestari Tanjung

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

35-46 HUBUNGAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT BINAAN DISPORA ACEH (PPLP DAN DIKLAT) TAHUN

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

I. NAMA KEGIATAN. Nama kegiatan ini adalah MARTIAL ARTS FESTIVAL CHAMPIONSHIPS MEMPERKAYA SENI BELADIRI ASLI INDONESIA YANG MENDUNIA PADA PELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh para pakar dan pendekarnya pencak silat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. klub-klub sepak bola yang memiliki pemain - pemain berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) dalam berolahraga

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat adalah istilah baku yang digunakan untuk menyebut sebuah seni bela diri khas Indonesia. Seni bela diri sendiri memiliki dua makna : seni dan pembelaan diri. Seni merujuk pada keindahan tata gerak, pola langkah, bahkan seni dalam pencak silat lebih khusus diartikan sebagai seni pertunjukan pencak silat dimana keindahan gerak dan langkah dipadu dengan iringan musik. Disini lah letak perbedaan seorang ahli pencak silat dengan orang awam pada saat berkelahi dimana seorang yang menguasai pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur. Organisasi pencak silat di Indonesia disebut dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di prakarsai oleh Mr. Wongsonegoro, yang saat itu menjabat sebagai ketua pusat. Usaha generasi muda untuk menjadikan pencak silat benar- benar dihayati dan berkembang dimasyarakat. Maka mulai PON VIII tahun 1975 di Jakarta, pencak silat resmi di pertandingkan. Indonesia sebagai pendiri mengembangkan pencak silat ke mancanegara, dengan mengambil prakarsa pembentukan dan mendirikan Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (PERSILAT) pada 11 Maret 1980 bersama Singapur, Malaysia dan Brunei Darusalam. Olahraga pencak silat mempunyai teknik dasar yang memegang peranan penting, diantaranya adalah teknik dasar serangan. Teknik serangan tersebut 1

2 terbagi atas beberapa macam yaitu teknik pukulan, tendangan, tangkisan dan jatuhan. Selain dari teknik dasar serangan tesebut, serangan juga dipengaruhi faktor fisik seperti, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan power. Khususnya cabang pencak silat, kecepatan sangat diperlukan pada saat menyerang, mengelak dan menangkis terutama dalam hal melakukan serangan agar tidak dapat diantisipasi lawan. Untuk mendapatkan kecepatan tersebut perlu faktor latihan yang mendukung untuk kecepatan tersebut. Perguruan Kun-Taw Bangau Putih Indonesia Satlat Krakatau 1 yang terletak di jalan Cemara Lingkungan V Gg. Dame I No. 27 Medan, perguruan ini diprakarsai oleh Almarhum Bapak Bistok Sidabutar. Kepengurusan dari Perguruan Kun-Taw Bangau Putih mulai dari penasehat, ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang lainnya. Perguruan Kun-Taw Bangau Putih melakukan latihan 4 kali dalam seminggu yaitu setiap hari Rabu Jumat dan Minggu pukul 19.00 21.00 WIB dan Kamis pada pukul 16.00 18.00 WIB. Para pelatih setiap satlat (satuan latihan) kota Medan melatih atlitnya supaya bisa melakukan fisik, teknik, taktik dan mental yang baik. Cara melatih tendangan bisa dilakukan menggunakan alat bantu salah satunya dengan menggunakan target/peching dan samsak. Berdasarkan informasi, observasi, wawancara yang diperoleh peneliti dari pelatih pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih satlat Krakatau yaitu Suhu Patar nainggolan, ST pada hari Rabu, 15 April 2015 (Lampiran 1), atlitnya sudah menguasai teknik tendangan lurus yang benar namun masih belum memiliki

3 kecepatan tendangan lurus yang baik dan belum maksimal. Hal ini dilihat pada saat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih melakukan sparing partner saat mengikuti ujian kenaikan tingkat antar perguruan pada tanggal 26 April 2015. Pada kenyataannya beberapa atlet tidak mendapatkan nilai hal ini disebabkan karena tendangan lurus yang dilakukan dapat dielak dan ditangkap oleh lawan sehingga atlit yang tersebut jatuh. Setelah mendapatkan informasi dari pelatih, peneliti membuat suatu tes pendahuluan yaitu tes tendangan lurus selama 10 detik. Berdasarkan hasil tes pendahuluan hasil kecepatan tendangan 10 detik dapat disimpulkan bahwa hasil kecepatan tendangan atlet pencak silat Kun-Taw Bangau Putih masih dikategorikan kurang sekali. Karena dari 14 atlet yang dites tidak ada yang mendapat kategori baik. Banyak bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan seperti plyometrics dan latihan beban. Harsono (1988:206) Latihan beban dengan gerakan lambat akan menghasilkan perkembangan kekuatan, akan tetapi latihan dengan beban ringan dan gerakan cepat serta repetisi ditambah akan menghasilkan kecepatan. Sedangkan Prihastoto (1995:49) menyatakan Apabila latihan beban kecepatan kontraksi otot ini menggunakan pemberat maka intensitasnya ditentukan antara ringan sedang. Dari beberapa bentuk latihan beban yang ada, dalam penelitian ini peniliti memilih bentuk latihan yang digunakan adalah menendang menggunakan rubber resistance dan menendang menggunakan bending.

4 Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan pengaruh latihan menendang Rubber Resistance dan latihan menendang menggunakan Bending terhadap hasil kecepatan tendangan lurus pada atlet putra sabuk merah pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan tendangan depan dalam pencak silat? Kompenen kondisi fisik manakah yang lebih dominan berpengaruh terhadap kecepatan tendangan lurus dalam pencak silat? Apakah latihan menendang menggunakan Rubber Resistance berpengaruh terhadap kecepatan tendangan lurus dalam pencak silat? Apakah latihan menendang menggunakan Bending berpengaruh terhadap kecepatan tendangan lurus dalam pencak silat? Apakah ada perbedaaan pengaruh latihan menendang menggunakan Rubber Resistance dan latihan menendang menggunakan Bending terhadap hasil kecepatan tendangan lurus dalam pencak silat? C. Pembatasan Masalah Untuk menjelaskan masalah yang menjadi sasaran dalam penelitian ini maka peneliti perlu kiranya menentukan pembatasan masalah yang akan di capai yaitu untuk mendapatkan informasi perbedaan pengaruh latihan menendang menggunakan Rubber Resistance dan latihan menendang menggunakan Bending terhadap hasil kecepatan tendangan lurus pada atlet putra sabuk merah pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih tahun 2015.

5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti adalah : 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari latihan menendang menggunakan Rubber Resistance terhadap hasil kecepatan tendangan lurus pada atlet putra sabuk merah pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih tahun 2015? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari latihan menendang menggunakan Bending terhadap hasil kecepatan tendangan lurus pada atlet putra sabuk merah pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih tahun 2015? 3. Manakah latihan yang lebih baik antara latihan menendang menggunakan Rubber Resistance dengan latihan menendang menggunakan Bending terhadap hasil kecepatan tendangan lurus pada atlet putra sabuk merah pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih tahun 2015? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pengaruh latihan menendang menggunakan Rubber Resistance terhadap hasil kecepatan tendangan lurus pada atlet putra sabuk merah pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih tahun 2015. 2. Mengetahui pengaruh latihan menendang menggunakan Bending terhadap hasil kecepatan tendangan lurus pada atlet putra sabuk merah pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih tahun 2015. 3. Mengetahui pengaruh latihan yang lebih baik antara latihan menendang menggunakan Rubber Resistance dengan latihan menendang menggunakan

6 Bending terhadap hasil kecepatan tendangan lurus pada atlet putra sabuk merah pencak silat Perguruan Kun-Taw Bangau Putih tahun 2015. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pelatih dan Pembina serta insan olahraga. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai sumbangan pemikiran untuk bagi peneliti, pelatih dan Pembina olahraga beladiri. 2. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan prestasi atlet silat khususnya di Perguruan Kun-Taw Bangau Putih Indonesia. 3. Memberi informasi yang bersifat ilmiah, selain juga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi, seminar maupun objek penelitian selanjutnya. 4. Sebagai dasar melakukan progam latihan dan tambahan ilmu kepelatihan olahraga bagi pelatih maupun penulis. 5. Sebagai tambahan ilmu dalam penulisan karya-karya ilmiah baik yang bersifat experiment maupun non experiment bagi penulis.