BAB II KAJIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sinematografi, memanfaatkan pencahayaan dan lensa serta sense of art yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan sajian teknisnya kepada masyarakat umum. 3 Film adalah sebuah karya cipta

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mengenal Cinematography dan Teknik Pembuatannya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, perubahan dalam berkomunikasi terus berkembang dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

Sine n m e a m t a o t g o r g a r f a e f r e r Berpikir produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk face to face maupun menggunakan alat (media). Media

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

Produksi AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman juga telah membawa perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan seni film mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal

Produksi Media PR AVI

Kompetensi manajemen kamera departemen. Menangkap visual imaji untuk bioskop dan televisi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi Visual Komunikasi visual adalah suatu proses penyampaian pesan dimana lambang-lambang yang dikirimkan komunikator hanya ditangkap oleh komunikan semata-mata hanya melalui indra penglihatan. Bentuk komunikasi seperti ini bisa bersifat langsung (sebagaimana dua orang tuna rungu saling bercengkrama menggunakan bahasa isyarat), namun sebagian besar menggunakan media perantara yang lazim disebut media komunikasi visual 11. Komunikasi Visual adalah komunikasi yang menggunakan Bahasa visual, dimana unsur dasar Bahasa visual yang menjadi kekuatan utama dalam menyampaikan pesan. Dan dengan film inilah penulis ingin menyampaikan pesan yang ada di film yang penulis buat. Komunikasi melalui penglihatan adalah sebuah rangkaian proses penyampaian infromasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. 11 http://komunikologi.wordpress.com/2008/03/02/media-komunikasi-visual/ 12

Komunikasi visual menkombinasikan seni, lambang, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya 12. Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Juga sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Banyak hal-hal mendasar yang dipelajari di program studi Komunikasi Visual. Mengembangkan bentuk bahasa visual (bermain gambar,contohnya Foto,lukisan,atau Film), mengolah pesan (bermain kata) keduanya untuk tujuan sosial maupun komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada kelompok lainnya. Visual berwujud kreatif dan inovatif, sementara inti pesan harus komunikatif, efisien dan efektif saling mendukung agar tersampaikan dengan baik pada sasaran. 12 id.wikipedia.org/wiki/komunikasi_visual 13

2.2 Komunikasi Massa Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa iatin: communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. 13 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). 14 Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. 15 Menurut Jay Black dan Federick C. Whitney, komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada penerima pesanyang luas, anonim, dan heterogen. 16 Komunikasi massa merupakan bentuk 13 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, PT Remaja Rosdakarya, 2006, Hal.9 14 Ardianto, Komunikasi Massa:Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004, Hal.3 15 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya,Hal.75 16 Nurudin, Komunikasi Massa, Cespur, 2004, Hal. 11. 14

komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Devito dalam bukunya Communicology : An Introduction to the Study of Communication, mengemukakan defenisi komunikasi massa yaitu : pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya yaitu televisi, radio, surat kabar, majalah, dan film. 17 Sejak awal kemunculannya, film selalu mendapat perhatian banyak dari masyarkat tidak hanya karena tekhnologi yang di gunakan, tetapi juga karena kemampuannya menghibur bahkan mempengaruhi masyarakat.potensi film untuk menghipnotis masyarakat ini kemudian di lihat oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu dan menjalankan propaganda melalui film. Karena di lakukan oleh sumber yang lebih sedikit dari pada target, dalam hal ini khalayak luas, maka 17 Ibid, hlm. 21. 15

propaganda yang di lancarkan melalui film merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Untuk melihat potensi film sebagai media komunikasi massa yang cukup ampuh menyampaikan pesan kepada penonton, pemahaman tentang komunikasi massa itu menjadi syarat utama. Film pada hakikatnya adalah medium komunikasi massa sebagaimana terlihat dari ciri-cirinya : 1. Sifat Informasi Film lebih dapat menyampaikan informasi yang matang dalam konteks yang lebih utuh dan lengkap.maka informasi dari film dapat diserap khalayak secara mendalam. 2. Kemampuan Distorsi Film sama seperti media massa lainnya dibatasi oleh ruang dan waktu. Untuk mengatasi itu, film menggunakan distorsi dalam pembuatannya baik di tahap rekaman gambar, maupun pemaduan gambar yang dapat menempatkan informasi. 3. Situasi Komukasi Film lebih dapat membawakan situasi komunikasi yang khas sehingga menambah intensitas khalayak.film menimbulkan keterlibatan yang lebih intim.keterlibatan penonton dengan suatu film dapat melepas dia dari realitas kehidupan yang sesungguhnya. 16

4. Kredibilitas Situasi komunikasi film dan keterlibatan emosional penonton dapat menambah kredibilitas suatu produk film. Hal itu dimungkinkan karena penyajian film disertai dengan perangkat kehidupan yang mendukung 5. Struktur Hubungan Khalayak film dituntut untuk membentuk kerangka komunikasi yang baru setiap kali menonton film agar mendapatkan persepsi yang tepat. 6. Kemampuan Perbaikan Karena tidak memerlukan kecepatan dan kesegeraan, film dapat dibuat lebih teliti.namun setelah titik tertentu, film tidak dapat lagi diperbaiki, kecuali dengan potongan. Jadi tidak dapat ralat seperti di media massa lainnya. 7. Kemampuan Referensi Khalayak film mengalami kesulitan referensi dibandingkan dengan khalayak media massa lainnya. Khalayak film harus dapat menyerap informasi pada saat menerima.kesalahan persepsi dan pengertian tidak dapat diperbaiki, apalagi jika penonton tidak atau belum terbiasa dengan bahasa film yang digunakan. 17

2.3 Film Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan salahsatu media komunikasi massa dalam bentuk audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video. Film berupa media sejenis plastik yang dilapisi emulsi dan sangat peka terhadap cahaya yang telah di proses sehingga menimbulkan atau menghasilkan gambar ( bergerak ) pada layer yang dibuat dengan tujuan tertentu untuk ditonton. Meskipun film sebagai penemuan teknologi baru telah muncul pada akhir abad kesembilan belas, tetapi apa yang dapat diberikannya sebenarnya tidak terlalu baru dilihat dari segi isi atau fungsi. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Karakterisasi masalah film sebagai usaha bisnis pertunjukkan (show business) baru dalam pasar yang kian berkembang belumlah mencakup segenap permasalahan film. Dalam sejarah perkembangan film terdapat tiga tema besar dan satu atau dua tonggak sejarah yang penting. 18 Tema pertama ialah pemanfaatan film sebagai alat propaganda. Hal tersebut berkenaan dengan pandangan yang menilai bahwa film memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional, dan popularitas yang hebat. 18 McQuail, Denis (1996). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. 18

Kedua tema lainnya dalam sejarah film ialah munculnya beberapa aliran seni film dan lahirnya aliran film dokumentasi sosial. Disamping itu kita perlu menyimak unsur-unsur ideologi propaganda yang terselubung dan tersirat dalam banyak film hiburan umum, suatu fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada atau tidak adanya kebebasan masyarakat. Sedikit catatan menyangkut pemanfaatan film dalam pendidikan perlu ditambahkan. Pentingnya pemanfaatan film dalam pendidikan sebagian didasari oleh pertimbangan bahwa film memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi didasari oleh alasan bahwa film memiliki kemampuan menyampaikan pesan yang unik. Film adalah sekedar gambar yang bergerak, adapun pergerakannya disebut sebagai intermitten movement, gerakan yang muncul hanya karena keterbatasan kemampuan mata dan otak manusia menangkap sejumlah pergantian gambar dalam sepersekian detik. Film menjadi media komunikasi massa yang sangat berpengaruh, melebihi media-media yang lain, karena secara audio dan visual dia bekerja sama dengan baik dalam membuat penontonnya tidak bosan dan lebih mudah mengingat, karena formatnya yang menarik. Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan 19

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya; 19 2.3.1 Fungsi Film Film sebagai hasil seni dan budaya mempunyai fungsi dan manfaat yang luas dan besar baik di bidang social, ekonomi, maupun budaya dalam rangka menjaga dan mempertahankan keanekaragaman nilai-nilai dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara. Menurut Effendy tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan.akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.fungsi edukasi digunakan untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang. 20 19 Ali. (2008, 25 Januari).UU Perfilman Mengalihkan Tanggung Jawab Pidana Ke LSF [online]. Diakses pada tanggal 24November2014 dari http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol18417/uu-perfilman-mengalihkan-tanggung-jawabpidana-sineas-ke-lsf 20 Elvinaro ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2004 Hal.136 20

Film berfungsi sebagai : Sarana pemberdayaan masyarakat luas Pengekspresian dan pengembangan seni, budaya, pendidikan, dan hiburan Sebagai sumber penerangan dan informasi Bagian dari komoditas ekonomi (saat ini) 2.3.2 Karakteristik Film Karakteristik film dibagi menjadi tiga tema besar yang ada dalam setiap program drama yang disukai audiens. Alan Lansburg salah seorang produser acara televisi paling sukses di Amerika menyatakan hanya ada tiga tema dalam setiap program drama yang disukai audiens, yaitu : Tema seks, uang dan kekuasaan (seks, money and power). Tiga tema tersebut merupakan daya tarik yang dapat mendorong audiens mengikuti program drama atau komedi. 21 Faktor-faktor yang dapat menunjukan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis. 1. Layar yang luas/ lebar 21 Morrisan, Media Penyiaran Strategi Dan Mengelola Radio Dan Televisi, Jakarta : Ramdina Prakasa. 2005. Hal 103 21

Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. 2. Pengambilan gambar Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extream long shot, dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik. Disamping itu, melalui panoramic shot, kita sebagai penonton dapat memperoleh sedikit gambaran, bahkan mungkin gambaran yang cukup tentang daerah tertentu yang dijadikan lokasi film sekalipun kita belum pernah berkunjung ke tempat tersebut. 3. Konsentrasi penuh Dari pengalaman kita masing-masing, disaat kita menonton film di bioskop, bila tempat duduk sudah penuh atau waktu main sudah tiba, pintu-pintu ditutup, lampu dimatikan, nampak di depan kita layar luas dengan gambar-gambar cerita film tersebut. 4. Identifikasi psikologis Suasana di gedung bioskop telah membuat penghayatan kita semakin mendalam dan seringkali secara tidak sadar kita 22

mengidentifikasikan pribadi kita dengan salah seorang pemeran dalam film itu, seolah-olah kitalah yang sedang berperan.gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis. 22 2.3.3 Jenis-jenis Film Sebagai seorang komunikator adalah penting untuk mengetahiu jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Film dapat dikelompokan pada jenis film cerita, film berita, film documenter, film kartun. 1. Film Cerita Film cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. 2. Film Berita Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada public harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita itu adalah penting dan menarik. Jadi berita juga harus penting atau menarik atau penting sekaligus menarik. 3. Film Dokumenter Film dokumenter (documentary film) didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment 22 Elvinaro ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004,Hal.145-147 23

of actuality). Berbeda dengan berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut. 4. Film Kartun 23 Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak. Dapat dipastikan, kita semua mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang diciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa karena kelucuan para tokohnya. Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonnya karena penderitaan tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun bisa juga mengandung unsur pendidikan. 2.4 Pengertian dan Tim dalam D.O.P ( director of photography ) D.O.P atau Director of Photography adalah seorang seniman yang melukis dengan cahaya. Dia harus familiar dengan komposisi dan semua aspek teknik pengendalian kamera dan biasanya dipanggil untuk menyelesaikan permasalahan teknis yang muncul selama perekaman film. D.O.P sangat jarang mengoperasikan kamera. Kerja D.O.P sangat dekat dengan sutradara untuk mengarahkan teknik pencahayaan dan jangkauan kamera untuk setiap pengambilan gambar. Itu adalah salah satu alasan utama kita untuk berusaha mendapatkan uang untuk menjadi entertain. 23 Elvinaro ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004,Hal.148 24

Karena jika bukan untuk bakat dan pengetahuan sinematografer tidak ada jalan untuk membuat dunia kata-kata penulis kedalam gambar yang bisa dilihat oleh semua orang demikian kata Sinematografer Michael Benson. 24 Banyak orang berpikir bahwa sutradara mengatur seorang aktor apa yang harus dia lakukan dan D.O.P mengambil gambar. Ini benar, tetapi ada banyak lagi proses selain hal tersebut. Perubahan dari script ke dalam layar lebar adalah melalui lensa seorang D.O.P. Pembuatan film adalah bekerja bersama dengan apa yang ada disana, dan memfilter apa yang ada disini melalui suatu alat yang disebut kamera. Sampai frame pertama digunakan, ini hanyalah sebuah kontrak, ide, konsep, script dan harapan. Sinematografi tidaklah hanya melihat melalui kamera dan mengambil gambar. Namun tentu saja memerlukan mata yang tajam dan imaginasi yang kreatif. Ini juga memerlukan pengetahuan tentang kimia dan fisika, persepsi sensor yang tepat dan tetap fokus kepada detail. Hampir dari semua itu memerlukan kemampuan untuk memimpin dan juga mendengar, untuk menjadi bagian dari tim kreatif dan proses, dapat dengan memberikan saran yang membangun dan kritis. Sinematografer memerlukan waktu yang panjang dalam pekerjaannya dan memerlukan pengamat, waktu yang pendek untuk masuk ke dunia yang baru 24 http://alamsyah029.blogspot.com, Diunduh 29 November 2014 (2011:08) 25

Pada industri perfilman, seorang Sinematografer atau DOP akan di Bantu oleh sebuah tim yang dibentuknya mulai dari: 1st Camera Assistant yang bertugas mendampingi dan membantu semua kebutuhan shooting mulai dari pengecekan alat-alat hingga mempersiapkan sebuah shot. Focus Puller yang bertugas membantu sinematografer dalam memutar focus ring pada lensa sehingga subjek yang diikuti kamera bisa terus dalam area fokus. Camera boy istilah ini sering digunakan pada industri film di Hollywood, adalah seorang asisten kamera yang bertugas membawa kamera atau mempersiapkan kamera mulai dari tripods hingga memasang kamera pada tripods tersebut. Grip adalah bertugas untuk memastikan letak kamera seperti yang diinginkan DOP baik secara level atau tinggi rendahnya. Grip juga bertanggung jawab dalam perpindahan kamera artinya Grip departemen yang memasang dolly track dsb. Gaffer adalah istilah untuk seorang yang bertanggung jawab atau kepala departemen pencahayaan. Bersama DOP, Gaffer akan berdiskusi tentang warna, jenis cahaya dan gaya tata cahaya DOP tersebut. Lightingman adalah orang-orang dalam departemen pencahayaan yang bekerja menata lampu sesuai dengan perintah Gaffer dan kemauan DOP. 26

2.4.1 Bekal Awal D.O.P (director of photography) D.O.P atau director of photography bertanggung jawab untuk semua aspek teknis pemotretan dan merekam gambar. Seorang DOP harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan lakukan saat ia mengambil gambar. Dia harus memastikan bahwa ia mengambil gambar tajam (fokus), komposisi gambar (framing) yang tepat, pengaturan level atau tingkat suara yang sesuai, gambar warna yang sesuai dengan warna aslinya (alam) dan ia harus mendapatkan gambar (foto) yang terbaik. Seorang DOP tidak hanya dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan baik, tetapi ia juga harus memahami gambaran apa saja yang diperlukan untuk sebuah berita televisi. Seorang juru kamera kemampuan terbatas baru untuk mengoperasikan kamera saja belum dapat dikategorikan sebagai juru kamera berita televisi. Siapapun dapat menggunakan kamera, namun tidak semua orang bisa menjadi DOP yang baik tanpa terlebih dahulu mempelajari dasar teorinya. 25 2.4.2 Tugas Utama D.O.P (director of photography) Istilah D.O.P disebut juga sebagai Director Of Photograpy adalah seorang seniman yang melukis dengan cahaya. Setiap kameraman harus bisa dan familiar dengan komposisi serta semua aspek teknik berikut dari segi sudut pengambilan gambar, ukuran gambar hingga pergerakan gambar. Begitu juga dengan pengendalian kamera untuk menyelesaikan 25 http://khanzaenterprise.wordpress.com, Diunduh 29 November 2014 (2011:04) Hal.25 27

permasalahan teknis dan berkoordinasi dengan sutradara yang muncul selama perekaman gambar. 26 Seorang D.O.P juga mempunyai tugas 3 proses dalam pembuatan film, di antaranya Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Dari ketiga tugas tersebut harus dilakukan sesuai dengan description yang dia pegang. 1. Pra Produksi Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif (Riset, Penulisan Outline, Skenario, Storyboard, dsb.). Mempelajari semua naskah yang sudah di setujui oleh produser. Mengimplementasikan naskah ke dalam sebuah bentuk dan gerak serta tata letak kamera melalui floor plan kamera. Menguasai macam macam segi kamera agar sesuai dengan kualitas gambar yang akan di pakai untuk proses produksi. Berdiskusi tentang ilustrasi yang akan di ambil dalam segi floor plan dengan sang sutradara. 20 Estu Miyarso. (2009). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Mata Kuliah Sinematografi.Majalah Pendidikan. Yogyakarta: KTP FIP UNY 28

2. Produksi Proses pengambilan gambar di lapangan atau shooting, Pada tahap ini D.O.P diberikan pengarahan dari seorang sutradara tentang rencana visual yang akan dibuat. Secara sistematis rencana ini dibuat kedalam breakdown script. Dengan breakdown script memudahkan semua element kru dalam bekerja nantinya. Sutradara mendiskusikan shot shot seperti apakah yang harus dibuat. Memperhatikan lingkungan dan masalah pencahayaan. Memberikan saran ke Director untuk pengambilan gambar terbaik. Bertanggung jawab untuk pemeliharaan kamera agar tetap siap operasi. Bertanggung jawab terhadap kualitas gambar, komposisi dan lensa. Bekerjasama dengan baik bersama semua kru produksi. Mengikuti instruksi director / pengarah acara untuk memperoleh gambar sesuai dengan script. 3. Pasca Produksi Tidak banyak hal yang dilakukan oleh D.O.P pada tahap ini. Untuk produksi drama televisi, D.O.P terkadang diminta bantuan oleh editor untuk menjelaskan hal hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti oleh editor, namun biasanya hal ini bisa dihandle oleh sutradara atau produser. Untuk memudahkan editor dalam bekerja, setelah 29

pengambilan gambar, kamerawan membuat camera report yang berisi tentang semua keterangan camera report lengkap dengan time code atau keterangan waktu. Melakukan pengepakan kamera set untuk transportasi bila akan melakukan shooting di luar kota / negeri. Bertanggung jawab untuk pemeliharaan kamera agar tetap dalam kondisi prima. Memberikan semua hasil yang di catat saat produksi kepada editor. 4. Peran Dan Tanggung Jawab D.O.P Seperti profesi lainnya, D.O.P sebagai bagian dari kru produksi film dan televisi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya seorang kameramen tidak bekerja sendiri (Kecuali untuk hal tertentu), Dan secara umum tugas serta tanggung jawab kameramen meliputi : Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana produksi. Mempelajari Naskah. Menginterplementasikan sebuah adegan atau scene. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya. 30

Bekerjasama dengan sutradara. Melakukan pengambilan gambar atau shooting. 5. Poses Penciptaan Karya Dalam proses penciptaan suatu karya, seorang seniman atau kreator dalam menuangkan ide idenya dapat melalui beberapa tahapan, diantaranya : Membuat desain untuk menemukan suatu bentuk yang optimal. Penyelesaian bentuk karya dengan media yang disesuaikan. Kesuksesan dalam menghasilkan suatu karya ditentukan oleh pengaturan atau penyusunan unsur unsur berdasarkan kaidah kaidah komposisi, seperti gelap terang, tekstur dan warna dalam karya tersebut. Sedangkan komposisi adalah kesatuan, keseimbangan dan irama. Kesatuan dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu: statis, dinamis, dan metastatis. Statis memiliki sifat tenang dan stabil, dinamis memiliki sifat fleksibel dan mudah menyesuaikan, dan metastatis memiliki sifat campuran antara statis dan dinamis. Keseimbangan artinya tidak berat sebelah, dalam hal ini seimbang berdasarkan nilai rasa. Keseimbangan dalam komposisi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : Simetris, Asimetris dan Memusat. Keseimbangan simetris, unsur bagian kiri dan kanan sama persis. Sebagai contoh, hiasan kepala kala yang terdapat pada pintu masuk Candi, motif 31

hias kain tenun atau kain ikat, topeng, dsb. Keseimbangan asimetris, unsur bagian kiri dan kanan tidak sama, namun memiliki kesan rasa seimbang. Sedangkan keseimbangan memusat, penyusunan unsur unsur rupa secara terpusat atau fokus pada tengah tengah bidang. Irama merupakan penyusunan unsur unsur rupa secara teratur dari pengulangan suatu unsur rupa. Ini maksudnya untuk menimbulkan kesan gerak pada suatu bentuk. Macam-macam tipe dalam irama, yaitu type repetitive (pengulangan unsur-unsur yang sama), type alternative (pengulangan unsur-unsur secara selang-seling antara unsur unsur yang berbeda), type progresif (pengulangan dengan perubahan ukuran atau perubahan bentuk dari suatu unsur, dsb). 2.5 Sinematografi Sinematografi secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu; Kinema (gerak), Photos (cahaya), Graphos (lukisan/ tulisan). Jadi sinematografi dapat diartikan sebagai aktivitas melukis gerak dengan bantuan cahaya. Menurut Kamus Ilmiah Serapan Bahasa Indonesia (Aka Kamarulzaman: 2005, 642) Sinematografi diartikan sebagai ilmu dan teknik pembuatan film atau ilmu, teknik, dan seni pengambilan gambar film dengan sinematograf. 27 27 Murti Kusuma Wirasti. 2003. Pengantar Sinematografi. Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta: 32

Sinematografi itu sendiri berarti kamera untuk pengambilan gambar atau shooting, dan alat yang digunakan untuk memperoyeksikan gambar-gambar film. Sedangkan sinema (cinema) diartikan sebagai gambar hidup, film, atau gedung bioskop. Film (movie atau cinema) merupakan produk atau buah karya dari kegiatan sinematografi. Film sebagai karya sinematografi merupakan hasil perpaduan antara kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam penguasaan teknologi, olah seni, komunikasi, dan manajemen berorganisasi. Secara detail keempat kompetensi tersebut berikut ruang lingkupnya dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1 Ruang Lingkup Kompetensi dalam Sinematografi No Kompetensi Ruang Lingkup 1 Teknologis Teknologi optik, mekanik, elektromagnetik, laser, hingga digital komputerized. 2 Olah Seni Peran (dramatical), tata cahaya (warna), tata suara, tata rias, kostum, art desain indoor/ outdoor, dan sebagainya. 3 Berkomunikasi Termasuk seluruh komponen komunikasi dan teknik penyampaiannya, khususnya lambang- Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. 33

lambang visual sebagai pesan utamanya. 4 Manajerial Organisasi dan komponennya, termasuk manajemen sumber daya manusia (SDM), manajemen anggaran, produksi, dan pemasaran. Adapun video dapat dimaknai sebagai salah satu dari sinematograf. Perbedaan yang sangat mencolok adalah bahwa dalam perkembangan awalnya, sinematograf hanya mampu merekam gambar geraknya saja tanpa suara, adapun kamera video sudah mampu merekam gambar dan suara sekaligus. Mengenai rincian teknologi video ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam pokok pembahasan selanjutnya. Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat dikatakan bahwa film, video, dan sinematografi merupakan unsur sekaligus bentuk dari teknologi audiovisual. 2.5.1 Unsur-unsur dalam Sinematografi 1. Unsur Utama Unsur utama terdiri dari visual gerak, audio, dan jalan cerita. 34

Visual gerak, berupa lambang-lambang komunikasi visual yang disajikan dengan metode Fotografi yaitu tanpa cahaya, maka tak ada gambar. Bentuk komunikasi tersebut dapat berupa tampilan visual secara verbal maupun non verbal yang mengandung nilai estetik, artistik, maupun dramatik. 28 Audio, seiring dengan perkembangan zaman, sinematografi merupakan bentuk produk teknologi audiovisual pertama yang memadukan unsur audio dan visual. Saat ini unsur audio berperan besar untuk memperjelas maupun mempertegas pesan informasi maupun komunikasi yang terkandung pada unsur visual sinematografi. Jalan Cerita, tidak seperti gambar diam yang dapat ditafsirkan sendiri oleh yang melihatnya (satu gambar mewakili seribu kata), suatu karya sinematografi relative memiliki makna yang universal dari berbagai penonton yang melihatnya. Hal ini ditunjukan melalui rangkaian gambar bergerak yang mengandung urutan jalan cerita. Namun, jalan cerita juga terikat dan dibatasi oleh keterbatasan waktu atau durasi film. 2. Unsur Penunjang Unsur penunjang Film dalam sinematografi antara lain seting, properti, dan efek. Seting, atau lingkungan tempat pengambilan gambar. Set adalah tata ruangan yang menjadi obyek visual untuk tiap adegan. Merupakan unsur penguat jalan cerita baik yang diambil secara alami maupun didesain 28 Murti Kusuma Wirasti. 2003. Pengantar Sinematografi. Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. 35

sedemikian rupa (buatan) sebagai bagian dari properti. Agar tidak terjadi salah paham tentang ukuran, warna, riasan dan jumlah perabot dalam sebuah set, konfirmasi ulang dengan sutradara dan penata fotografi. Properti, meliputi kostum, tata rias, dan segala perlengkapan yang diperlukan untuk lebih memberikan kesan alami maupun dramatis pada cerita yang akan direkam melalui kamera atau di luar frame kamera, termasuk segala peralatan dan perlengkapan produksi yang diperlukan. Efek, meliputi efek gambar, suara, cahaya, transisi waktu, hingga spesial efek yang didesain secara animasi melalui program komputer agar lebih memberikan kesan dramatis pada cerita. 2.5.2 Hak-hak Sinematografer/D.O.P : Mendapatkan jumlah dan kualitas awak/kru produksi, sarana peralatan kerja dan bahan baku sesuai dengan desain produksi, serta memenuhi standar mutu. Memberikan persetujuan; sarana teknis yang akan digunakan, penetapan hasil-hasil shooting yang baik (OK), memberikan persetujuan atas kualitas hasil cetakan release copy. Memberikan usul kreatif baik teknis, artistik, dan dramatik kepada sutradara dalam hal perekaman visual untuk mendapatkan hasil yang baik. Membuat catatan SUP (shot under protest) bila terpaksa merekam visual yang tidak disetujui. 36

Jika ada perubahan yang mendasar dari konsep awal look film, sinematografer berhak diberitahu sebelumnya. 2.6 Mise En Shot Long Shot Hal ini menunjukkan seluruh subjek Lihat lingkungan Digunakan untuk menunjukkan sosok manusia penuh dan sering memberikan pandangan yang jelas dari lingkungan atau pengaturan di mana kita menemukan karakter. Medium Shot Ini menunjukkan tubuh manusia dari pertengahan tulang kering atau paha pertengahan dan sering digunakan untuk menunjukkan interaksi antara dua atau lebih karakter Menunjukkan setengah dari subjek. Ini Mei menampilkan beberapa latar belakang untuk menghubungkan karakter / karakter untuk lingkungan mereka. Close Up Shot Ini menunjukkan satu bagian dari subjek, biasanya secara terperinci Hal ini biasanya digunakan untuk menunjukkan emosi pada orang wajah tembakan ini dapat meninggalkan pemirsa tidak yakin apa yang mereka lihat. Other Camera Shots Include Close Up Ekstrim Panjang Ditembak penuh Extreme Close Up 37

hanya menunjukkan detail dari subjek, seperti sebuah mata, atau cakar anjing berjalan menyusuri jalan, tangan pada bel atau cabang pohon Kita bisa memahami bagaimana karakter terasa; bahkan masuk ke kepala karakter yang Hal ini banyak digunakan dalam thriller Ini membantu untuk memperjelas tindakan. Extreme Long Shot ini digunakan untuk menunjukkan lanskap atau memberikan pandangan dari seluruh dunia (kota, kota, galaksi), di mana film diatur Ada sangat sedikit detail yang terlihat dalam tembakan, seperti yang dimaksudkan untuk memberikan kesan umum daripada informasi spesifik. Full Shot Ini adalah variasi pada tembakan panjang yang menunjukkan subjek penuh Hal ini biasanya digunakan untuk menempatkan karakter dalam beberapa kaitannya dengan lingkungannya misalnya sosok manusia penuh dengan kaki di bawah frame dan kepala di bagian atas frame. Establishing Shot ini digunakan pada awal adegan untuk membiarkan penonton tahu di mana karakter Hal ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tokoh-tokoh utama dalam film dan objek. mis Sebuah tembakan panjang mobil mengemudi ke hotel, atau dekat dari tanda restoran. Reaction Shot 38

ini digunakan untuk menunjukkan efek dari satu orang kata-kata atau tindakan pada orang lain dalam adegan A menutup tembakan biasanya digunakan dalam menunjukkan emosi pada karakter wajah Biasanya memotong jauh dari adegan utama untuk menunjukkan reaksi karakter untuk itu. High Angle Ini posisi kamera di atas permukaan mata melihat ke bawah pada subjek, yang akibatnya muncul tidak signifikan, lemah, tak berdaya atau kecil sesuai dengan seberapa ekstrim sudut tersebut. Low Angle ini memiliki kamera menatap subjek, subjek muncul penting, kuat, atau mendominasi, sekali lagi tergantung pada bagaimana berlebihan sudut adalah Hal ini ditembak di mana saja di bawah garis mata, melihat ke atas. Eye Level Ini adalah tembakan cukup netral; kamera diposisikan seolah-olah itu adalah manusia benar-benar mengamati adegan, hampir sudut pandang tembakan namun dibalik misalnya aktor kepala berada pada tingkat dengan fokus. Reverse Angle Dalam tembakan normal atau angle kamera biasanya terlihat pada subjek tetapi dengan sudut kamera ini menunjukkan apa subjek seeing juga dikenal sebagai sudut pandang tembakan misalnya suntikan gerbang 39

penjara dari dalam diikuti dengan sudut terbalik ditembak menunjukkan gerbang dari luar. Oblique Angle ini digunakan saat kamera dimiringkan, menyarankan ketidakseimbangan, transisi dan ketidakstabilan Hal ini sangat populer di horor dan film thriller film Teknik ini digunakan untuk menunjukkan sudut pandang tembakan Ketika kamera menjadi mata satu karakter tertentu, melihat apa yang mereka lihat Sebuah kamera tangan sering digunakan untuk ini. Pan Gerak kamera ke kiri dan kanan dengan bertumpu pada satu sumbu. Tilt Gerak kamera ke atas dan bawah dengan bertumpu pada satu sumbu. Zoom Gerak maju atau mundur yang disebabkan oleh permainan lensa, dengan posisi kamera diam. Tracking Gerak kamera dengan menggunakan rel, memberikan efek tiga dimensional. Crane shot Gerak kamera ke atas dan ke bawah dengan menggunakan tangan mekanik atau crane. Crane shot berfungsi untuk memberi kesan memasuki atau meninggalkan sebuah kejadian. 40