SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

dokumen-dokumen yang mirip
BAB XI. SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Pembangunan Ekonomi

PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KOMITMEN GLOBAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PB) Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY 2008

MODUL SISTEM EKONOMI INDONESIA (2 SKS) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT) & HAMBATAN PEMBANGUNAN

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SRI HAYATI

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung

PERJALANAN PANJANG PERKEMBANGAN KONSEPSI PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

Puji dan syukur di panjatkan kehadirat Allh swt, yang telah memberikan rachmat dan hidayah-

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum BPLH Kota Bandung

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya merupakan perairan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia

KERUSAKAN LINGKUNGAN

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Pencemaran Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA PERINGATAN HARI PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN DAN KEKERINGAN TAHUN 2010

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6

PENDEKATAN LANSKAP DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Negara berkembang [Indonesia] 60-70% agriculture. Tanaman dan ternak produksi dari satu area pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

I. PENDAHULUAN. pemenuh kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia

PB 3. Pembangunan berkelanjutan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

2 beracun, saat ini tumbuh pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan perindustrian dan pertanian. Perdagangan bahan kimia dan pestisida berbahaya tertentu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibat

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

Pembangunan Kehutanan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADI SAWAH DITINJAU DARI SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM HUKUM LINGKUNGAN

REVITALISASI KEHUTANAN

2.2 INDUSTRI DAN LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perkembangan Pengelolaan Lingkungan Hidup

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

Prinsip-prinsip ekologi merupakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam ekologi. Menjadi pokok dalam menanggulangi masalah lingkungan hidup

Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Pertambangan. Kuliah 2

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA PERINGATAN HARI PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN DAN KEKERINGAN TAHUN 2009

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DI JAWA TENGAN DAN PROSPEK PEMBANGUNAN KE DEPAN. Sriyanto Jurusan Geografi FIS-UNNES PENDAHULUAN

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI

KETERKAITAN ANTARA KEMISKINAN PERKOTAAN DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ( Pertemuan ke-6 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

KAJIAN DAYA TAMPUNG RUANG UNTUK PEMANFAATAN LAHAN KOTA TARAKAN TUGAS AKHIR

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of Idaho, USA, 19

Transkripsi:

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan Oleh Dewi Triwahyuni

PENGERTIAN & PRINSIP-PRINSIP DALAM SUSTAINABLE DEVELOPMENT

DEFINISI : SUSTAINABLE DEVELOPMENT (SD) adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk menciptakan kesimbangan diantara dimensi pembangunan, seperti ekonomi, sosial dan lingkungan.

SUSTAINABLE DEVELOPMENT Istilah ini ditemukan tahun 1987 Oleh World Commission on Environment and Development (Bruntland Commnission) Dalam Buku COMMON FUTURE Dikemukakan 2 konsep : LINGKUNGAN PEMBANGUNAN

SD Mempunyai dua Konsep Kunci : 1. KEBUTUHAN, yakni kesadaran akan adanya kebutuhan para masyarakat miskin di negara berkembang. 2. KETERBATASAN, yaitu adanya keterbatasan dari teknologi dan organisasi sosial yang berkaitan dengan kapasitas lingkungan untuk mencukupi kebutuhan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

7 (tujuh) tujuan Penting untuk kebijakan pembangunan dan lingkungan (Bruntland), yaitu : 1) Memikirkan kembali makna pembangunan 2) Merubah kualitas pertumbuhan (lebih menekankan pada pembangunan daripada pertumbuhan 3) Memenuhi kebutuhan dasar akan lapangan kerja, makanan, energi, air, dan sanitasi, 4) Menjamin terciptanya keberlanjutan pada satu tingkat pertumbuhan penduduk tertentu. 5) Mengkonservasi dan meningkatkan sumberdaya.

6) Merubah arah teknologi dan mengelola resiko 7) Memadukan pertimbangan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan.

7 (tujuh) Persoalan Paling Mendasar yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup : 1. Konsep pembangunan yang berkelanjutan, beserta segenap keterkaitannya dengan masalah-masalah lingkungan hidup. 2. Kependudukan dan SDA 3. Kemiskinan 4. Pertumbuhan ekonomi 5. Pembangunan daerah pedesaan 6. Urbanisasi 7. Perekonomian global

Kerusakan dan pencemaran lingkungan, menurut J. Barros dan J.M. Johnston erat kaitannya dengan aktivitas pembangunan yang dilakukan manusia, antara lain disebabkan: pertama, kegiatan-kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan yang berbahaya seperti logam berat, zat radio aktif dan lain-lain. Kedua, Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya perusakan instlasi, kebocoran, pencemaran buangan penambangan, pencemaran udara dan rusaknya lahan bekas pertambangan.

Ketiga, kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota, kebisingan kendaraan bermotor, tumpahan bahan bakar, berupa minyak bumi dari kapal tanker. Keempat, kegiatan pertanian, terutama akibat dari residu pemakaian zat-zat kimia untuk memberantas serangga / tumbuhan pengganggu, seperti insektisida, pestisida, herbisida, fungisida dan juga pemakaian pupuk anorganik.

DEKLARASI SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Upaya masyarakat internasional untuk penyelamatan lingkungan melalui KTT Bumi, yang dikenal dengan Wold Summit on Sustainable Development di Johanesburg, Afrika Selatan (2002) telah merumuskan deklarasi politik pembangunan berkelanjutan dengan agenda bahasan dokumen berisi program aksi (the programe of action) dan deklarasi politik (the political declaration) tentang pembangunan berkelanjutan yang merupakan pernyataan kelanjutan dukungan terhadap tujuan agenda 21. Agenda 21 berisi kesepakatan mengenai program pembangunan berkelanjutan, yang harus ditinjaklanjuti oleh negara-negara peserta konferensi Rio de Janeiro tahun 1992.

Kesepakatan agenda 21 melalui deklarasi pembangunan dan lingkungan hidup di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992 sebenarnya merupakan sebuah kemenangan dari misi menyelamatan bumi yang didorong oleh semangat gerakan ekologi dalam (deep ecology). Kesepakatan ini memuat pandangan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam kehidupan lain, yakni bagian alam bumi (biosfir), sehingga perilaku perusakan dan pencemaran pada sebagian bumi pada suatu negara dipandang sebagai perilaku yang tidak etis. Bumi dan sumber daya alam dipandang sebagai sesuatu yang memiliki hak hidup seperti manusia karena semuanya merupakan ciptaan Tuhan

PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN :

(1) PRINSIP LINGKUNGAN/EKOLOGI 1. Melindungi sistem penunjang kehidupan 2. Melindungi dan meningkatkan keanekaragaman biotik 3. Memelihara atau meningkatkan integritas ekosistem yang rusak. 4. Mengembangkan dan menerapkan strategi yang preventif dan adaptif untuk menanggapi ancaman perubahan lingkungan

(2) PRINSIP SOSIO-POLITIK DARI HAMBATAN LINGKUNGAN/EKOLOGI: 1. Mempertahankan skala fisik dari kegiatan manusia dibawah daya dukung biosfer 2. Mengenali biaya lingkungan dari kegiatan manusia: mengembangkan strategi atau metode untuk meminimalisir pemakaian energi dan material per unit kegiatan ekonomi, menurunkan emisi beracun, merahabilitasi yang rusak. 3. Meyakinkan adanya kesamaan sosio-politik dan ekonomi dalam transisi menuju masyarakat yang lebih berkelanjutan.

4. Menjadikan perhatian-perhatian lingkungan lebih langsung dan terus-menerus pada proses pembuatan keputusan secara politis. 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan 6. Menciptakan hubungan antara aktivitas politik dengan lingkungan hidup

DARI KRITERIA SOSIO-POLITIK : 1. Menerapkan proses politik yang terbuka dan mudah dicapai 2. Meyakinkan masyarakat bebas dari tekanan ekonomi 3. Meyakinkan masyarakat dapat berpartisipasi secara kreatif dan langsung dalam sistem politik dan ekonomi 4. Meyakinkan tingkat minimal dari pemerataan (equality) dan keadilan sosial.

Prinsip pembangunan berkelanjutan menurut UNCED (The United Nations Conference on Environment/1992) memuat prinsip-prinsip yang menekan, diantranya: manusia sebagai pusat perhatian dari pembangunan berkelanjutan Peran negara sangat menentukan bagi kelangsungan kehidupan. Perempuan memiliki peran signifikan terhadap proses pembangunan berkelanjutan, bahkan menjadi penentu keberhasilan. Partisipasi masyarakat.

EVALUASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : Hasil KKT Bumi (1992) dianggap memiliki banyak kelemahan sehingga pada kenyataannya 10 tahun setelah itu tidak menunjukkan kemajuan di bidang pembangunan berkelanjutan. Hal ini tercermin dari: Emisi karbon dioksida global naik diatas 9% Kawasan hutun yang nciut 2,2% sejak 1990 Tidak kurang dari 27% terumbu karang rusakm 10 tahun yang lalu 10% Masyarakat miskin dunia makin banyak

Kurang lebih 14.000 30.000 penduduk kawasan selatan mati setiap tahunnya akibat tertular melalui air. Anggaran bantuan luar negeri menciut (1992 = US $ 69 Milyar dan ditahun 2000 = US $ 53 Milyar) Beban utang negara berkembang naik 34 %

Kelemahan-kelemahan KTT 1992, Menurut M.Khor (2001), antara lain: 1) Negara maju (utara) tidak mampu membuat komitmen yang jelas menuju reformasi struktur ekonomi internasional, atau mempelopori dialog baru antara utara selatan. 2) Negara-negara utara yang mempertahankan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sehingga transfer teknologi dengan syarat lunak menjadi sulit dilakukan.

3) KTT Bumi mengabaikan pentingnya mengatur perusahaan MNC secara hukum agar bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan dan degradasi sosial yang ditimbulkan oleh praktek berlebihan. 4) Negara utara, sulit mengurangi gaya hidup dengan pola konsumsi energi berlebihan 5) Komitmen utara dan selatan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan rendah.