IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa CV TMF adalah salah satu lembaga kemitraan yang berkembang pesat di Bogor. Sedangkan Kecamatan Cibinong merupakan salah satu daerah yang potensial untuk mengembangkan peternakan ayam broiler. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April Mei 2010. 4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data produksi, sedangkan data mengenai pemeliharaan, penanganan panen dan pasca panen yang diperlukan dalam analisa diperoleh dari wawancara langsung dengan peternak ayam broiler. Perolehan data dan informasi juga diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap keadaaan usaha ternak ayam broiler. Peternak juga dipandu dengan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya agar dapat mempermudah peternak dalam pengisian kuisioner tersebut. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian antara lain badan pusat statistik serta instansi terkait lainya seperti kantor kecamatan dan kantor desa. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari literatur atau perpustakaan yang relevan seperti laporan penelitian sebelumnya, buku dan media elektronik yaitu internet. 4.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik wawancara. Responden yang dipilih adalah responden dari peternak yang menjadi anggota kelompok ternak yang bermitra dengan CV TMF dan peternak non mitra sebagai pembanding Seluruh peternak mitra dan peternak non mitra yang menjadi responden berada dalam suatu wilayah yang sama, bertempat tinggal di Cibinong, Bogor dan 30
bersedia diwawancarai. Jumlah seluruh responden peternak dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Peternak mitra dan non mitra masing masing berjumlah 20 orang. Kriteria responden yang dipilih adalah peternak yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm, berlokasi pada satu kelurahan yang sama. Setelah responden dipilih dan ditentukan, maka selanjutnya dilakukan wawancara yang lebih mendalam. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan pertanyaan berdasarkan panduan kuisioner. Paket kuisioner yang digunakan untuk keperluan wawancara terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaaan pertanyaan yang berhubungan dengan identitas responden. Bagian kedua merupakan pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kemitraan. Kemudian bagian ketiga dari kuisioner berhubungan mengenai faktor faktor produksi yang digunakan oleh peternak dalam menjalankan usaha ternak ayam broiler dalam satu kali periode usahatani. Pertanyaan pertanyaan yang dimuat dalam kuisioner merupakan kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup, dimana pertanyaan dibuat selain memberikan alternatif jawaban kepada responden untuk memilih jawaban yang tersedia, juga memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Informasi data primer yang dibutuhkan melalui kuisioner meliputi atribut atribut seperti pada Tabel 5. 31
Tabel 5. Informasi yang Dibutuhkan dalam Penelitian No Sumber Informasi Informasi yang ingin digali serta kegunaannya 1 CV TMF Informasi yang diperoleh : 1. Gambaran umum perusahaan 2. Kinerja CV TMF di dalam Kemitraan 3. Prosedur Kemitraan Kegunaan : Mengevaluasi pelaksanaan kemitraan melalui hak dan kewajiban pihak CV TMF 2 Peternak Responden Informasi yang didapatkan : 1. Pelaksanaan kemitraaan 2. Prosedur / mekanisasi kemitraan 3. Tingkat pendapatan peternak melalui kuisioner dan wawancara Kegunaan : a. Mengevaluasi pelaksanaan kemitraan melalui hak dan kewajiban peternak mitra b. Menganalisis tingkat pendapatan peternak mitra terhadap kemitraan yang dijalankan 3 BPS,LSI,Internet Informasi yang didapatkan : 1. Mengetahui perkembangan sektor peternakan terutama di daerah Jawa Barat 2. Mengetahui jumlah populasi lembaga kemitraan di Bogor Kegunaan : Melengkapi informasi yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini. 4.4. Metode Analisis Data Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan hubungan kemitraan yang terjalin antara peternak plasma dan perusahaan inti. Selain itu, digunakan untuk menggambarkan kondisi umum daerah penelitian tersebut. Metode analisis data merupakan suatu proses lanjutan setelah dilakukannya pengumpulan data. Menganalisis data ditujukan agar data yang telah dikumpulkan dapat memberikan informasi. Adanya hasil analisis terhadap data ini dapat memberikan berbagai jawaban atas perumusan permasalahan yang terdapat 32
dalam peneilitian ini. Langkah awal sebelum melakukan analisis data adalah dengan mengelompokan data yang diperoleh dari sampling menjadi dua bagian yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data kualitatif akan digunakan untuk menggambarkan pelaksanaan kemitraan yang terjalin antara CV Tunas Mekar Farm dengan peternak mitra. Data kualitatif akan diuraikan secara deskriptif. Analisis deskriptif juga digunakan untuk menguraikan pengaruh kemitraan terhadap pendapatan peternak mitra. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menghitung tingkat pendapatan peternak mitra dan peternak non mitra dengan melakukan analisis usahatani. Sedangkan pengaruh kemitraan akan dihitung dengan uji statistik uji-t, yang akan melihat apakah ada perbedaan nyata antara peternak yang bermitra dan peternak non mitra. Data data tersebut akan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Minitab 15. 4.4.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik peternak mitra dan mengevaluasi pelaksanaan kemitraan. Data primer yang telah diperoleh melalui wawancara dan kuisioner. Kemudian data tersebut dianalisis untuk melihat karakteristik peternak mitra yang meliputi umur, tingkat pendidikan, lama bermitra, pengalaman usahatani, luas lahan dan alasan bermitra dengan CV TMF. 4.4.2. Analisis Usahatani Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dalam analisis usahatani ini. Data yang diperlukan dalam analisis ini ialah data tentang penerimaan, biaya, dan pengeluaran usahatani. Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh peternak. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang didapat dalam usahatani. Menurut Soekartawi (2002), penerimaan atau pendapatan kotor adalah seluruh pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Maka dapat disimpulkan penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: 33
Dimana : π = Y x Py π = Penerimaan total usahatani (Rp) Y = Hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kg) Py = Harga jual produk per unit (Rp/Kg) Selanjutnya analisis ini digunakan untuk mengetahui biaya biaya yang dikeluarkan dalam usaha ternak ayam broiler. Dalam analisis ini dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya non tunai (diperhitungkan). Biaya tunai pada usaha ternak ayam broiler meliputi biaya DOC, biaya pakan, tenaga kerja luar keluarga (TKLK), biaya obat, biaya sekam, biaya vaksin, dan sewa lahan. Sedangkan biaya tidak tunai pada usaha ternak ayam broiler meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), dan biaya penyusutan alat. Biaya tunai maupun tidak tunai tersebut dalam perhitungan dibedakan juga ke dalam dua bagian yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tetap umumnya tidak tergantung kepada besar kecilnya produksi yang diperoleh seperti pada biaya penyusutan alat sedangkan biaya variabel sangat tergantung kepada besar kecilnya produksi seperti pada upah buruh, obat obatan, vaksin, biaya sekam dan sewa lahan. Maka, dalam perhitungannya jumlah nilai biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) dapat ditetapkan sebagai biaya total (total cost). Adapun rumus matematisnya adalah sebagai berikut : TC = FC + VC Keterangan : TC = Biaya Total FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel Perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus (straight line) yang dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai yang ditafsirkan dibagi umur ekonomis dari alat tersebut. Adapun rumusan matematisnya adalah sebagai berikut : Biaya Penyusutan = Nb Ns n 34
Keterangan : Nb = Nilai Pembelian Ns = Nilai Sisa n = Umur Ekonomis Alat Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan pada usaha ternak ayam broiler. Pendapatan usahatani dapat diperoleh dari pengurangan antara biaya biaya (cost) dari semua penerimaan (revenue), biaya biaya tersebut yang telah dikeluarkan selama periode usahatani. Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi antara biaya dan penerimaan yaitu : a). jika biaya usahatani lebih besar dari penerimaan maka usahatani dikatakan rugi, b). jika biaya usahatani sama dengan penerimaan maka usahatani berada pada titik impas dan c). jika biaya usahatani lebih kecil dari penerimaan maka usahatani dikatakan untung. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani merupakan pendapatan total usahatani yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : P = TP (Bt + Btt) Keterangan : P = Pendapatan total usahatani (Rp) TP = Total penerimaan usahatani (nilai Produksi) (Rp) Bt = Biaya tunai (Rp) Btt = Biaya tidak tunai (Rp) Sedangkan pendapatan tunai usahatani adalah selisih antara total penerimaan usahatani dan biaya tunai yang mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : Pt = TP Bt (b.variabel + b.tetap) Dimana : Pt = Pendapatan tunai Usahatani (Rp) TP = Total Penerimaan (Rp) Bt = Biaya tunai 35
4.4.3. Analisis Perbandingan Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio) Analisis imbangan penerimaan dan biaya ditunjukan untuk dapat melihat berapa besarnya penerimaaan yang diperoleh peternak dari setiap rupiah yang telah dikeluarkan untuk kegiatan usahataninya sebagai manfaat. Adapun rumus R/C Ratio adalah sebagai berikut : Rasio R/C = Total Penerimaan Total Biaya tunai Rasio R/C = Total Penerimaan Total Biaya total Rumus tersebut digunakan untuk mengetahui hasil dari kegiatan usaha selama periode tertentu. Jika R/C >1 berarti setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya atau dapat dikatakan kegiatan usahatani tersebut efisien untuk dilaksanakan. Sedangkan jika R/C < 1, maka penerimaan lebih kecil dari tiap unit biaya yang dikeluarkan hal ini berarti usaha tersebut mengalami kerugian dan tidak layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika R/C rasio = 1, maka kegiatan usahatani tersebut berada pada titik impas. Pendapatan usahatani dan nilai R/C ratio dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu nilai penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Perhitungan pendapatan dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari total penerimaan yang dikurangi dengan biaya yang diperhitungkan, untuk pendapatan atas biaya total dihasilkan dari pengurangan antara biaya tunai dengan total biaya. Total biaya yang dimaksud ialah penjumlahan dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Sedangkan perhitungan atas pendapatan tunai ialah penerimaan total setelah dikurangi oleh biaya tunai. Untuk memudahkan dalam nilai tersebut maka dapat dilihat pada perhitungan yang tertera pada Tabel 6 berikut. 36
Tabel 6. Perhitungan Nilai Usahatani dan Nilai R/C Ratio A Pendapatan tunai Harga x hasil panen yang dijual (Kg) B Pendapatan diperhitungakan Harga x hasil panen yang dikonsumsi (kg) C Total penerimaan A+B D Biaya tunai DOC, obat, vaksin, sekam, TLKL E Biaya diperhitungkan TKDK, penyusutan alat, sewa lahan F Total biaya D+E G Pendapatan atas biaya tunai C D H Pendapatan atas biaya total C F I Pendapatan tunai A D J R/C tunai C / D K R/C total C / F Sumber : Hermanto dalam Rachmiyanti 2009 4.4.4 Uji Statistik dengan Uji t Uji t digunakan untuk melihat perbedaan nyata antara peternak mitra dan peternak non mitra. uji t ini merupakan uji hipotesis dengan selang kepercayaan 95 persen, seperti yang tergambar dalam rumus berikut ini : H o : μ 1 = μ 2 H 1 : μ 1 μ 2 Hipotesis alternatif μ 1 μ 2 menyatakan bahwa μ 1 < μ 2 atau μ 1 > μ 2. pengujian secara statistik ini untuk melihat apakah ada perbedaan nyata antara pendapatan peternak mitra dan pendapatan peternak non mitra. 4.5. Konsep dan Definisi Operasional 1. Inti adalah CV TMF di Kabupaten Bogor yang memberikan pasokan sarana produksi ternak seperti pakan, obat, dan DOC, memberikan bimbingan kepada peternak plasma serta menampung hasil. 2. Peternak plasma adalah peternak ayam broiler yang bermitra dengan perusahaan CV TMF dalam usaha budidaya dengan kontrak perjanjian yang telah disepakati. 3. Peternak mandiri adalah peternak yang menjalin kemitraan dengan perusahaan. 37
4. DOC (Day Old Chick) adalah ayam yang berumur satu hari. 5. Skala produksi adalah jumlah ayam yang dibudidayakan dalam sekali periode atau siklus yang dihitung berdasarkan DOC masuk. Dalam satu tahun umumnya peternak mampu memproduksi enam siklus. 6. Penyusutan (depresiasi) adalah nilai barang yang dihitung dengan metode garis lurus yaitu membagi nilai investasi dengan jangka waktu produktif dari investasi dengan asumsi nilai sisa sama dengan nol. 7. Pengeluaran atau biaya total adalah total input yan dikeluaran baik oleh pihak inti maupun pihak plasma untuk suatu proses produksi. 8. FCR (Feed Convertion Ratio) adalah jumlah pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan satu kilogram bobot hidup ayam. 9. Sapronak adalah sarana produksi peternakan (bibit ayam, pakan, dan obat) 10. Mortalitas adalah jumlah kematian ayam 11. Chick in adalah proses dimana bibit ayam (DOC) sampai kandang. 12. Cuci kandang adalah pembersihan seluruh kandang dan lingkungan sekitar kandang setelah proses panen dilakukan, pencucian kandang disertai dengan proses sanitasi kandang dan lingkungan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme dan kotoran yang masih tersisa. 13. Kosong kandang adalah masa setelah panen, dimana kandang tidak terpakai untuk budidaya melainkan dikosongkan untuk mencegah penyebaran penyakit. 14. Indeks Prestasi Peternak (performa) adalah hasil yang diperoleh setelah budidaya dilakukan, nilai tersebut mencakup berapa tingkat mortalitas, FCR dan bobot ayam yang dihasilkan. 15. PPL adalah petugas penyuluh lapangan yang mempunyai tugas mengontrol dan memberikan bimbingan langsung kepada peternak plasma. 38