IV. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS PENDAPATAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

VII. ANALISIS FINANSIAL

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alasan peneliti memilih desa Sipiongot kecamatan Dolok Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa CV TMF adalah salah satu lembaga kemitraan yang berkembang pesat di Bogor. Sedangkan Kecamatan Cibinong merupakan salah satu daerah yang potensial untuk mengembangkan peternakan ayam broiler. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April Mei 2010. 4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data produksi, sedangkan data mengenai pemeliharaan, penanganan panen dan pasca panen yang diperlukan dalam analisa diperoleh dari wawancara langsung dengan peternak ayam broiler. Perolehan data dan informasi juga diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap keadaaan usaha ternak ayam broiler. Peternak juga dipandu dengan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya agar dapat mempermudah peternak dalam pengisian kuisioner tersebut. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian antara lain badan pusat statistik serta instansi terkait lainya seperti kantor kecamatan dan kantor desa. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari literatur atau perpustakaan yang relevan seperti laporan penelitian sebelumnya, buku dan media elektronik yaitu internet. 4.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik wawancara. Responden yang dipilih adalah responden dari peternak yang menjadi anggota kelompok ternak yang bermitra dengan CV TMF dan peternak non mitra sebagai pembanding Seluruh peternak mitra dan peternak non mitra yang menjadi responden berada dalam suatu wilayah yang sama, bertempat tinggal di Cibinong, Bogor dan 30

bersedia diwawancarai. Jumlah seluruh responden peternak dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Peternak mitra dan non mitra masing masing berjumlah 20 orang. Kriteria responden yang dipilih adalah peternak yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm, berlokasi pada satu kelurahan yang sama. Setelah responden dipilih dan ditentukan, maka selanjutnya dilakukan wawancara yang lebih mendalam. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan pertanyaan berdasarkan panduan kuisioner. Paket kuisioner yang digunakan untuk keperluan wawancara terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaaan pertanyaan yang berhubungan dengan identitas responden. Bagian kedua merupakan pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kemitraan. Kemudian bagian ketiga dari kuisioner berhubungan mengenai faktor faktor produksi yang digunakan oleh peternak dalam menjalankan usaha ternak ayam broiler dalam satu kali periode usahatani. Pertanyaan pertanyaan yang dimuat dalam kuisioner merupakan kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup, dimana pertanyaan dibuat selain memberikan alternatif jawaban kepada responden untuk memilih jawaban yang tersedia, juga memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Informasi data primer yang dibutuhkan melalui kuisioner meliputi atribut atribut seperti pada Tabel 5. 31

Tabel 5. Informasi yang Dibutuhkan dalam Penelitian No Sumber Informasi Informasi yang ingin digali serta kegunaannya 1 CV TMF Informasi yang diperoleh : 1. Gambaran umum perusahaan 2. Kinerja CV TMF di dalam Kemitraan 3. Prosedur Kemitraan Kegunaan : Mengevaluasi pelaksanaan kemitraan melalui hak dan kewajiban pihak CV TMF 2 Peternak Responden Informasi yang didapatkan : 1. Pelaksanaan kemitraaan 2. Prosedur / mekanisasi kemitraan 3. Tingkat pendapatan peternak melalui kuisioner dan wawancara Kegunaan : a. Mengevaluasi pelaksanaan kemitraan melalui hak dan kewajiban peternak mitra b. Menganalisis tingkat pendapatan peternak mitra terhadap kemitraan yang dijalankan 3 BPS,LSI,Internet Informasi yang didapatkan : 1. Mengetahui perkembangan sektor peternakan terutama di daerah Jawa Barat 2. Mengetahui jumlah populasi lembaga kemitraan di Bogor Kegunaan : Melengkapi informasi yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini. 4.4. Metode Analisis Data Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan hubungan kemitraan yang terjalin antara peternak plasma dan perusahaan inti. Selain itu, digunakan untuk menggambarkan kondisi umum daerah penelitian tersebut. Metode analisis data merupakan suatu proses lanjutan setelah dilakukannya pengumpulan data. Menganalisis data ditujukan agar data yang telah dikumpulkan dapat memberikan informasi. Adanya hasil analisis terhadap data ini dapat memberikan berbagai jawaban atas perumusan permasalahan yang terdapat 32

dalam peneilitian ini. Langkah awal sebelum melakukan analisis data adalah dengan mengelompokan data yang diperoleh dari sampling menjadi dua bagian yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data kualitatif akan digunakan untuk menggambarkan pelaksanaan kemitraan yang terjalin antara CV Tunas Mekar Farm dengan peternak mitra. Data kualitatif akan diuraikan secara deskriptif. Analisis deskriptif juga digunakan untuk menguraikan pengaruh kemitraan terhadap pendapatan peternak mitra. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menghitung tingkat pendapatan peternak mitra dan peternak non mitra dengan melakukan analisis usahatani. Sedangkan pengaruh kemitraan akan dihitung dengan uji statistik uji-t, yang akan melihat apakah ada perbedaan nyata antara peternak yang bermitra dan peternak non mitra. Data data tersebut akan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Minitab 15. 4.4.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik peternak mitra dan mengevaluasi pelaksanaan kemitraan. Data primer yang telah diperoleh melalui wawancara dan kuisioner. Kemudian data tersebut dianalisis untuk melihat karakteristik peternak mitra yang meliputi umur, tingkat pendidikan, lama bermitra, pengalaman usahatani, luas lahan dan alasan bermitra dengan CV TMF. 4.4.2. Analisis Usahatani Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dalam analisis usahatani ini. Data yang diperlukan dalam analisis ini ialah data tentang penerimaan, biaya, dan pengeluaran usahatani. Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh peternak. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang didapat dalam usahatani. Menurut Soekartawi (2002), penerimaan atau pendapatan kotor adalah seluruh pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Maka dapat disimpulkan penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: 33

Dimana : π = Y x Py π = Penerimaan total usahatani (Rp) Y = Hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kg) Py = Harga jual produk per unit (Rp/Kg) Selanjutnya analisis ini digunakan untuk mengetahui biaya biaya yang dikeluarkan dalam usaha ternak ayam broiler. Dalam analisis ini dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya non tunai (diperhitungkan). Biaya tunai pada usaha ternak ayam broiler meliputi biaya DOC, biaya pakan, tenaga kerja luar keluarga (TKLK), biaya obat, biaya sekam, biaya vaksin, dan sewa lahan. Sedangkan biaya tidak tunai pada usaha ternak ayam broiler meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), dan biaya penyusutan alat. Biaya tunai maupun tidak tunai tersebut dalam perhitungan dibedakan juga ke dalam dua bagian yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tetap umumnya tidak tergantung kepada besar kecilnya produksi yang diperoleh seperti pada biaya penyusutan alat sedangkan biaya variabel sangat tergantung kepada besar kecilnya produksi seperti pada upah buruh, obat obatan, vaksin, biaya sekam dan sewa lahan. Maka, dalam perhitungannya jumlah nilai biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) dapat ditetapkan sebagai biaya total (total cost). Adapun rumus matematisnya adalah sebagai berikut : TC = FC + VC Keterangan : TC = Biaya Total FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel Perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus (straight line) yang dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai yang ditafsirkan dibagi umur ekonomis dari alat tersebut. Adapun rumusan matematisnya adalah sebagai berikut : Biaya Penyusutan = Nb Ns n 34

Keterangan : Nb = Nilai Pembelian Ns = Nilai Sisa n = Umur Ekonomis Alat Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan pada usaha ternak ayam broiler. Pendapatan usahatani dapat diperoleh dari pengurangan antara biaya biaya (cost) dari semua penerimaan (revenue), biaya biaya tersebut yang telah dikeluarkan selama periode usahatani. Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi antara biaya dan penerimaan yaitu : a). jika biaya usahatani lebih besar dari penerimaan maka usahatani dikatakan rugi, b). jika biaya usahatani sama dengan penerimaan maka usahatani berada pada titik impas dan c). jika biaya usahatani lebih kecil dari penerimaan maka usahatani dikatakan untung. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani merupakan pendapatan total usahatani yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : P = TP (Bt + Btt) Keterangan : P = Pendapatan total usahatani (Rp) TP = Total penerimaan usahatani (nilai Produksi) (Rp) Bt = Biaya tunai (Rp) Btt = Biaya tidak tunai (Rp) Sedangkan pendapatan tunai usahatani adalah selisih antara total penerimaan usahatani dan biaya tunai yang mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : Pt = TP Bt (b.variabel + b.tetap) Dimana : Pt = Pendapatan tunai Usahatani (Rp) TP = Total Penerimaan (Rp) Bt = Biaya tunai 35

4.4.3. Analisis Perbandingan Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio) Analisis imbangan penerimaan dan biaya ditunjukan untuk dapat melihat berapa besarnya penerimaaan yang diperoleh peternak dari setiap rupiah yang telah dikeluarkan untuk kegiatan usahataninya sebagai manfaat. Adapun rumus R/C Ratio adalah sebagai berikut : Rasio R/C = Total Penerimaan Total Biaya tunai Rasio R/C = Total Penerimaan Total Biaya total Rumus tersebut digunakan untuk mengetahui hasil dari kegiatan usaha selama periode tertentu. Jika R/C >1 berarti setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya atau dapat dikatakan kegiatan usahatani tersebut efisien untuk dilaksanakan. Sedangkan jika R/C < 1, maka penerimaan lebih kecil dari tiap unit biaya yang dikeluarkan hal ini berarti usaha tersebut mengalami kerugian dan tidak layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika R/C rasio = 1, maka kegiatan usahatani tersebut berada pada titik impas. Pendapatan usahatani dan nilai R/C ratio dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu nilai penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Perhitungan pendapatan dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari total penerimaan yang dikurangi dengan biaya yang diperhitungkan, untuk pendapatan atas biaya total dihasilkan dari pengurangan antara biaya tunai dengan total biaya. Total biaya yang dimaksud ialah penjumlahan dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Sedangkan perhitungan atas pendapatan tunai ialah penerimaan total setelah dikurangi oleh biaya tunai. Untuk memudahkan dalam nilai tersebut maka dapat dilihat pada perhitungan yang tertera pada Tabel 6 berikut. 36

Tabel 6. Perhitungan Nilai Usahatani dan Nilai R/C Ratio A Pendapatan tunai Harga x hasil panen yang dijual (Kg) B Pendapatan diperhitungakan Harga x hasil panen yang dikonsumsi (kg) C Total penerimaan A+B D Biaya tunai DOC, obat, vaksin, sekam, TLKL E Biaya diperhitungkan TKDK, penyusutan alat, sewa lahan F Total biaya D+E G Pendapatan atas biaya tunai C D H Pendapatan atas biaya total C F I Pendapatan tunai A D J R/C tunai C / D K R/C total C / F Sumber : Hermanto dalam Rachmiyanti 2009 4.4.4 Uji Statistik dengan Uji t Uji t digunakan untuk melihat perbedaan nyata antara peternak mitra dan peternak non mitra. uji t ini merupakan uji hipotesis dengan selang kepercayaan 95 persen, seperti yang tergambar dalam rumus berikut ini : H o : μ 1 = μ 2 H 1 : μ 1 μ 2 Hipotesis alternatif μ 1 μ 2 menyatakan bahwa μ 1 < μ 2 atau μ 1 > μ 2. pengujian secara statistik ini untuk melihat apakah ada perbedaan nyata antara pendapatan peternak mitra dan pendapatan peternak non mitra. 4.5. Konsep dan Definisi Operasional 1. Inti adalah CV TMF di Kabupaten Bogor yang memberikan pasokan sarana produksi ternak seperti pakan, obat, dan DOC, memberikan bimbingan kepada peternak plasma serta menampung hasil. 2. Peternak plasma adalah peternak ayam broiler yang bermitra dengan perusahaan CV TMF dalam usaha budidaya dengan kontrak perjanjian yang telah disepakati. 3. Peternak mandiri adalah peternak yang menjalin kemitraan dengan perusahaan. 37

4. DOC (Day Old Chick) adalah ayam yang berumur satu hari. 5. Skala produksi adalah jumlah ayam yang dibudidayakan dalam sekali periode atau siklus yang dihitung berdasarkan DOC masuk. Dalam satu tahun umumnya peternak mampu memproduksi enam siklus. 6. Penyusutan (depresiasi) adalah nilai barang yang dihitung dengan metode garis lurus yaitu membagi nilai investasi dengan jangka waktu produktif dari investasi dengan asumsi nilai sisa sama dengan nol. 7. Pengeluaran atau biaya total adalah total input yan dikeluaran baik oleh pihak inti maupun pihak plasma untuk suatu proses produksi. 8. FCR (Feed Convertion Ratio) adalah jumlah pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan satu kilogram bobot hidup ayam. 9. Sapronak adalah sarana produksi peternakan (bibit ayam, pakan, dan obat) 10. Mortalitas adalah jumlah kematian ayam 11. Chick in adalah proses dimana bibit ayam (DOC) sampai kandang. 12. Cuci kandang adalah pembersihan seluruh kandang dan lingkungan sekitar kandang setelah proses panen dilakukan, pencucian kandang disertai dengan proses sanitasi kandang dan lingkungan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme dan kotoran yang masih tersisa. 13. Kosong kandang adalah masa setelah panen, dimana kandang tidak terpakai untuk budidaya melainkan dikosongkan untuk mencegah penyebaran penyakit. 14. Indeks Prestasi Peternak (performa) adalah hasil yang diperoleh setelah budidaya dilakukan, nilai tersebut mencakup berapa tingkat mortalitas, FCR dan bobot ayam yang dihasilkan. 15. PPL adalah petugas penyuluh lapangan yang mempunyai tugas mengontrol dan memberikan bimbingan langsung kepada peternak plasma. 38