PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BATAKO STYROFOAM KOMPOSIT MORTAR SEMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini diharapkan :

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN PENGISI STYROFOAM PADA PEMBUATAN BATAKO MORTAR SEMEN DITINJAU DARI KARAKTERISTIK DAN KUAT TEKAN

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

Propylene (PP), yang diolah kembali untuk dijadikan agregat pada campuran beton, dan Susanto, dkk (2012) yang meneliti foam concrete (beton busa)

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

STUDI KELAYAKAN KUALITAS BATAKO HASIL PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KOTA PALU. Oleh : Harun Mallisa ABSTRAK

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mekanis beton busa. Penelitian dilakukan dengan mengontrol specific gravity

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4) ABSTRAK Malang Raya yang terdiri dari Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang adalah merupakan kota pendidikan, pariwisata dan industri tentunya akan diikuti pesatnya pertumbuhan penduduk baik yang lahir maupun yang masuk ke kota Malang sebagai pendatang maupun wisatawan. Hal ini akan diikuti dengan meningkatnya volume sampah organik dan an-organik seperti limbah styrofoam. Dari beberapa penelitian limbah styrofoam dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Pemanfaatan limbah styrofoam (Sty) sebagai material bangunan dalam hal ini sebagai bahan pembuatan batako bertujuan untuk mengurangi penggunaan pasir (Ps), maka limbah styrofoam harus dicacah dulu dengan mesin pencacah. Butiran limbah styrofoam yang dihasilkan maksimal berdiameter 4 mm. Dari hasil pengujian batako limbah styrofoam dengan komposisi 1PC : 1 PS : 9 Sty; 1PC : 2 PS : 8 Sty; 1PC : 3 PS : 7 Sty; 1PC : 4 PS : 6 Sty; 1PC : 5 PS : 5 Sty; 1PC : 6 PS : 4 Sty dan 1PC : 7 PS : 3 Sty, dapat disimpulkan batako yang dihasilkan termasuk beton ringan dengan berat jenis maksimal sebesar 1189 kg/m 3. Dari pengujian penyerapan didapat nilai rata-rata sebesar 37,06 % dan tegangan hancur rata-rata 33,38 kg/cm 2, jadi batako limbah styrofoam dengan 7 komposisi tersebut di atas masuk ke dalam mutu III. Campuran yang ideal dalam pembuatan batako digunakan komposisi 1PC : 5 PS : 5 Sty, kuat tekannya sebesar 33,1 kg/cm 2, artinya styrofoam dapat digunakan sebanyak 50% dari jumlah pemakaian pasir. Jumlah maksimum styrofoam yang diijinkan adalah sebesar 70 % dan pasis 30%. Kata Kunci : Limbah Styrofoam, Material Bahan bangunan PENDAHULUAN Sebagai Kota Pariwisata, Pendidikan dan Industri Kota Malang setiap harinya menerima sampah sebanyak 426 ton, yang terdiri dari sampah organik sebanyak 64,9 % dan sampah an-organik 35,1 % setara 149,526 ton yang merupakan limbah hasil dari kotak makanan dan minuman, bekas dekorasi, styrofoam pengaman barang elektronik, barang pecah belah dan lain-lain. Marzuki memanfaatkan limbah Styrofoam dengan cara dibuat sebagai campuran bahan batako. Bahan baku styrofoam memang mendapat porsi lebih banyak dibandingkan dengan bahan baku lainnya. Komposisinya 50% styrofoam, 40% pasir, dan 10% semen. Simbolon (2009), meneliti batako dengan komposisi 80% styrofoam dan 20 % pasir dan jumlah semen sebanyak 315 gr merupakan komposisi yang terbaik dibandingkan dengan komposisi-komposisi jumlah styrofoam terhadap pasir sebagai berikut 100 : 0; 80 : 20; 60 : 40; 40 : 60; 20 : 80; dan 0 : 100 (dalam % volume). Abdulhalim (2012), mengemukakan bahwa diameter butiran dan komposisi campuran berpengaruh terhadap kuat tekan dan berat jenis batako styrofoam. Semakin kecil diameter butiran maka kuat tekan semakin tinggi. Styrofoam adalah plastik busa yang mudah terurai menjadi struktur sel-sel kecil merupakan hasil proses peniupan tersebut (Manurung.2008). Sifat Styrofoam : Mempunyai berat jenis yang relative ringan. Mudah larut dalam pelarut hidrokarbon aromatic dan berklor, seperti benzene, dan carbon tetrachloride. Tahan terhadap asam basa dan zat korosif lainnya. Mempunyai titik leleh pada suhu 102 0-106 0 C. Mampu menahan panas Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan pada prinsipnya sama seperti pada pembuatan batako hanya ditambahi dengan parutan/cacahan limbah 1), 2), 3), 4) Staf Dosen Pengajar Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang abah.ef7@gmail.com 1

styrofoam. Dalam pemanfaatan limbah styrofoam digunakan untuk mengurangi pemakaian pasir atau memperbanyak volume campuran. Bahan-bahan yang diperlukan adalah : 1. Semen 2. Pasir 3. Abu Batu 4. Parutan/cacahan limbah styrofoam 5. Air Gambar 1. Limbah Styrofoam Begitu juga pada peralatan yang digunakan persis sama dengan peralatan pembuatan batako biasa, pada pemanfaatan limbah styrofoam diperlukan tambhan peralatan yaitu mesin pencacah foam untuk mendapatkan agregat halus bahan foam. Jadi peralatan yang diperlukan adalah : 1. Cetok 2. Sekop 3. Cetakan 4. Timba/ember 5. Mixer 6. Pencacah styrofoam Cara Pembuatan a. Siapkan agregat styrofoam dengan memasukkan serpihan-serpihan foam ke dalam mesin pencacah. Diameter foam yang dihasilkan dan kapasitas pencacahan tergantung susunan dan jumlah pisau pemotong. Gambar 3. Proses Pencacahan Foam b. Campurkan semen (PC), pasir (PS) dan abu batu (AB) dengan perbandingan 1 PC : 10 PS : 2 AB aduk sampai merata baru masukkan butiran styrofoam (Sty) 12 bagian. Beri air sedikit demi sedikit sambil diperiksa kondisi campurannya dengan cara menggenggam campuran, pada saat campuran digenggam tidak boleh ada air yang menetes (air terlalu banyak) namun tangan merasa basah. Setelah itu buka genggaman tangan campuran tidak boleh terurai (air kurang) campuran harus tetap menggumpal airtinya pembelian air sudah dirasa cukup. Gambar 4. Butiran Styrofoam c. Pengadukan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mixer pengaduk. Gambar 5. Pengadukan manual Gambar 2. Pisau Mesin Pencancah Foam Gambar 6. Pengadukan Pakai Mixer 2

d. Setelah campuran diaduk secara merata, tahap selanjutnya adalah proses pencetakan. Siapkan alat cetakan batako dan dirangkai hingga siap dipakai. Setelah cetakan sudah dipasang, masukkan campuran sedikit demi sedikit sambil dilakukan pemadatan dengan tongkat besi yang memang dibuat khusus untuk Gambar 9. Melepas Cetakan Batako Gambar 10. Batako Limbah Styrofoam Gambar 7. Merangkai Cetakan Batako memadatkan campuran batako. Pengisian campuran sampai mendekati bibir atas cetakan, tambahan campuran sampai melebihi bibir atas cetakan lalu dipadatkan dengan mengunakan palu pemadat tidak menggunakan tongkat besi lagi. Gambar 8. Pemadatan campuran dengan menggunakan Tongkat Besi dan Palu Pemadat Pada pembuatan batako ringan di atas dengan menggunakan komposisi 1 PC : 10 Pasir : 2 Abu Batu : 12 Styrofoam didapat biaya produksi sebesar Rp. 3154/biji dan berat rata-rata batako ringan sebesar 11,5 kg/buah. Sedangkan pada batako konvensional didapat biaya produksi Rp. 3.962/biji dan beratnya 14 kg/buah dengan komposisi 1 PC : 10 Pasir : 2 Abu Batu. Maka batako ringan dapat dijual dengan harga Rp. 4500 sedangkan batako konvensional dijual dengan harga Rp. 5000,-. Penelitian Batako Batako terdiri dari batako pejal yaitu batako yang tidak berlobang dengan ukuran 40 x 20 x 10 cm 3 dan batako berlobang dengan ukuran kecil 40 x 20 x 10 cm 3 dan ukuran yang besar 40 x 20 x 20 cm 3. Batako pejal lebih kuat dibandingkan dengan batako berlobang, mutu I1 untuk batako pejal kekuatannya sama dengan mutu I untuk batako berlobang. Intensitas atau frekuensi pemadatan dan cara pemadatan sangat berpengaruh terhadap kuat tekan pada batako tersebut. Semakin baik tingkat / kualitas pemadatan yang dilakukan, maka semakin meningkat pula kekuatannya (Darmono, 2006). e. Setelah pengisian dan pemadatan campuran selesai dilakukan, langkah selanjutnya melepas cetakan. Lakukan pelepasan cetakan dengan hati-hati jangan sampai terkena batako yang sudah jadi yang berada didekatnya. No. 1 2 3 Tabel 1. Klasifikasi Batako Pejal Syarat Fisis Kuat tekan bruto* rata-rata min (kg/cm²) Kuat tekan bruto masing-masing benda uji min (kg/cm²) Penyerapan air rata-rata maks. ( %) Tingkat Mutu Bata Beton Pejal I II III IV 100 70 40 25 90 65 35 21 25 35 - - 3

Penjelasan tentang persyaratan fisik batako sebagai berikut : 1. Mutu IV : Batako yang dipakai dalam konstruksi yang tidak memikul beban dipasang pada tempat yang terlindung dari cuaca luar dan diberi lapisan pelindung. 2. Mutu III : Batako yang dipakai dalam konstruksi yang tidak memikul beban, dipasang pada tempat yang terlindung dari cuaca luar tetapi lapisan pelindung. 3. Mutu II : Batako yang dipakai dalam konstruksi yang memikul beban dipasang ditempat yang terlindung dari cuaca luar. 4. Mutu I : Batako yang dipakai dalam konstruksi yang memikul beban, dipasang ditempat yang tidak terlindung dari cuaca luar. Pengujian Batako Dengan mengacu pada komposisi batako konvesional yaitu 1 PC : 10 Ps maka dibuat benda uji dengan mengganti pasir dengan styrofoam (Sty) menjadi beberapa komposisi sebagai berikut : 1. 1 PC : 1 Ps : 9 Sty 2. 1 PC : 2 Ps : 8 Sty 3. 1 PC : 3 Ps : 7 Sty 4. 1 PC : 4 Ps : 6 Sty 5. 1 PC : 5 Ps : 5 Sty 6. 1 PC : 6 Ps : 4 Sty 7. 1 PC : 7 Ps : 3 Sty Dari hasil pengujian terhadap sifat fisis meliputi pengujian berat jenis, kadar air dan penyerapan serta pengujian kuat tekan batako, maka didapat hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Pengujian Berat Jenis, Kadar Air, Penyerapan dan Kuat Tekan Komposisi Berat Jenis (gram/cm 3 ) Kadar Air (%) Penyerapan (%) Kuat Tekan (KN) Tegangan Hancur (Kg/cm 2) Pembahasan Pada pengujian Berat Jenis Komposisi ke-1 sampai ke-5 berat jenisnya di bawah 1000 kg/cm 3 sedangkan komposisi ke-6 dan ke-7 di atas 1000 kg/cm 3 semuanya termasuk batako ringan, karena batasan beton ringan adalah 600-1600 kg/m 3. Perbedaan rata-rata dari berat jenis setiap komposisi adalah sebesar 0,16 kg/cm 3. Gambar 11. Hubungan Berat Jenis Batako dengan Jumlah styrofoam pada Komposisi Campuran Batako Gambar 12. Hubungan Prosentase Penyerapan Batako dengan Jumlah styrofoam pada Komposisi Campuran Batako 1 PC : 1 Ps : 9 Sty 0,259 9,379 62,421 35,40 8,85 1 PC : 2 Ps : 8 Sty 0,397 4,12 36,95 87,36 21,84 1 PC : 3 Ps : 7 Sty 0,757 6,40 33,12 125,80 31,45 1 PC : 4 Ps : 6 Sty 0,748 2,52 16,18 125,40 31,35 1 PC : 5 Ps : 5 Sty 0,872 6,40 33,12 132,40 33,1 1 PC : 6 Ps : 4 Sty 1,168 12,40 45,44 163,40 40,85 1 PC : 7 Ps : 3 Sty 1,189 4,05 32,20 166,80 41,7 Gambar 13. Hubungan Kuat Tekan Batako dengan Jumlah styrofoam pada Komposisi Campuran Batako 4

Penyerapan yang tertinggi terjadi pada batako dengan komposisi 1 PC : 1 PS : 9 Sty dengan nilai 62,421 % sedangkan yang terendah pada komposisi 1 PC : 4 PS : 6 Sty, secara rata-rata dari ke-7 komposisi batako didapat nilai penyerapannya sebesar 37,06 %. Berdasarkan klasifikasi mutu batako pejal batako limbah styrofoam termasuk mutu II, yaitu digunakan untuk material dinding bangunan yang terlindung dari cuaca luar. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, komposisi 1 PC : 1 PS : 9 Sty belum memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai material bahan bangunan, untuk 1 PC : 2 PS : 8 Sty, bisa digunakan sebagai bahan bangunan non struktur karena masih ternasuk pada klasifikasi mutu IV sedangkan komposisi 1 PC : 3 PS : 7 Sty sampai dengan komposisi 1 PC : 7 PS : 3 Sty termasuk ke dalam mutu III. Kesimpulan 1. Pembuatan batako dengan bahan dasar dari pasir dan limbah styrofoam sama dengan cara membuat batako konvensional. 2. Kapasitas dan diameter butiran limbah styrofoam yang dihasilkan sangan tergantung dari jumlah dan susunan pisau pemotong mesin pencacah styrofoam. 3. Limbah styrofoam dapat digunakan sebagai pengganti pasir, dengan komposisi 1 PC : 3 PS : 7 Sty batako yang dibuat sudah memenuhi mutu III. 4. Penggunaan limbah styrofoam dalam pembuatan batako paling banyak 70 % terhadap jumlah pasir dan styrofoam atau perbandingan 7 Styrofoam dan 3 Pasir, tetapi perbandingan yang paling ideal adalah jumlah styrofoam sama dengan jumlah pasir. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari cara pembuatan batako ringan styrofoam dan pengujiannya, dapat disarankan adalah dalam pembuatan batako yang sangat perlu diperhatikan adalah proses pemadatan. Ahmad, R., 2007, Bahan Bangunan SebagaiDasar Pengetahuan, Jakarta.Departemen P.U., 1982, Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Harsokoesoemo, H. Darmawan. 2004. Pengantar Perancangan Teknik (Perancangan Produk). Bandung. Penerbit Itb. Halim, Abdul dan Putu Gabriel, 2012, Pengaruh Diameter Butiran Waste Styrofoam dan komposisi terhadap Berat dan Kekuatan Bata Ringan. Widya Teknika Vol.20 N0.2 : Oktober 2012 ISSN 1411-0660 : 49 56 Satyarno, I, 2004, Penggunaan Semen Putih untuk Beton Styrofoam Ringan (Batafoam), Laboratorium Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,Jogjakarta. Wijaya, S.N., 2005, Efek Peren daman Beton Styrofoam Ringan Dengan Semen Portland Abu-Abu 250 kg/m 3, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah ada, Jogjakarta Http://Kontomulyo.Com/Index.Php?Option=Com_ Content&View=Article&Id=56:Batakopaving&Catid = 39:Artikel- Kontomulyo&Itemid=60. Http://Kibagushomedesign.Blogspot.Com/2011/01 /Mengenal-Batako-Sebagai-Pengganti.Html. Http://Bagaimanacaramembuat.Com/2011/05/04/B agaimana-cara-membuat-batako-press-2/ Daftar Pustaka Anonim, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, N.I 2 Penerbit : Direktorat Anonim, 2001, Buku Petunjuk Praktikum Beton. Malang: Fakultas Teknik Universitas Widyagama Malang. 5