BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes agypti yang

SELAYANG PANDANG PENYAKIT-PENYAKIT YANG DITULARKAN OLEH NYAMUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 Oleh : Akhmad Hasan Huda, SKM. MSi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit, menurut

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah tempat perindukan nyamuk yang mempengaruhi populasi larva Aedes

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Proses Penularan Penyakit

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Pengamatan Tempat Perindukan Aedes

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi, Anatomi dan Morfologi Nyamuk

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

Langkah-langkah Anti Nyamuk

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 : SURAT PERMINTAAN DARI KEPALA SEKOLAH SDN KALISAT 01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Nyamuk Aedes aegypti Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

Anti Nyamuk Bakar dan Kampanye Rumah Bebas Nyamuk

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB IV PENGGUNAAN METODE SEMI-PARAMETRIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU JAWA DAN SUMATERA


BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

PENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR

BAB II PERANCANGAN VIDEO INFOGRAFIS MENGENAI PENYEBARAN DAN SIKLUS HIDUP NYAMUK

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat persebaran penyakit perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tanggal / Tempat Lahir : 13 Agustus 1988 / Terengganu, Malaysia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memburuk setelah dua hari pertama (Hendrawanto dkk., 2009). Penyebab demam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB II TINJAUAN PUSAKA. Mahoni merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat

IDENTIFIKASI LARVA DAN NYAMUK AEDES, ANOPHELES, DAN CULEX

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Tanaman Bunga Pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl) Deskripsi Morfologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURVEY KEPADATAN LARVA AEDES AEGYPTI DI KECAMATAN MAMUJU KABUPATEN MAMUJU

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DHF ( Dengue Haemoragic Fever)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

KUESIONER PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) : Siswa dapat mengetahui, memahami dan mempunyai sikap. Waktu : 60 menit ( 45 menit ceramah dan 15 menit diskusi ).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

BAB I PENDAHULUAN. utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia UKDW

Nyamuk sebagai vektor

Universitas Diponegoro Koresponden :

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Nyamuk Ada lebih dari 2500 spesies nyamuk di seluruh dunia. Semua nyamuk memerlukan air untuk melengkapi siklus hidupnya. Jenis air di mana larva nyamuk ditemukan dapat menjadi bantuan untuk identifikasi spesiesnya. Nyamuk dewasa meletakan telurnya pada tempat yang sesuai dengan habitat larvanya. Mereka bertelur di tempat seperti lubang pohon yang secara berkala menahan air, genangan air pasang di rawa-rawa garam, genangan limbah buangan, irigasi padang rumput, genangan air hujan. Setiap spesies memiliki persyaratan lingkungan yang unik untuk pemeliharaan siklus hidupnya. Kebiasaan cara makan nyamuk cukup unik karena hanya betina dewasa yang menghisap darah manusia dan hewan. Nyamuk jantan tidak menghisap darah tetapi menghisap madu tanaman. Nyamuk betina memerlukan darah yang cukup untuk bertelur. Jauh atau dekatnya jarak terbang nyamuk tergantung dari spesiesnya. Sebagian besar spesies domestik terbang cukup dekat dengan titik asal. Ada beberapa spesies yang dapat terbang jauh dari tempat perkembangbiakannya. Jarak terbang betina biasanya lebih jauh daripada jantan. Kekuatan dan arah angin berpengaruh dalam penyebaran atau migrasi nyamuk. Kebanyakan nyamuk tetap dalam satu atau dua kilometer dari sumber makan mereka. Ada nyamuk bisa terbang jarak jauh, lebih 30 kilometer dari tempat mereka menjadi dewasa. Nyamuk tidak dapat terbang cepat, hanya sekitar 4 kilometer per jam (www.mosquitoes.com). Umur nyamuk dewasa biasanya tergantung pada beberapa faktor seperti suhu, kelembapan, jenis kelamin nyamuk dan habitat. Kebanyakan jantan berumur pendek yaitu sekitar seminggu dan betina tinggal sekitar satu bulan tergantung pada faktor di atas (www.mosquitoes.com diakses pada 22/5/2012 ) Berbagai petunjuk memungkinkan nyamuk untuk menghisap darah manusia atau hewan. Mereka dapat mendeteksi karbon dioksida yang dihembuskan oleh tuan rumah mereka walaupun berada jauh. Nyamuk juga merasakan bahan kimia tubuh, seperti asam laktat dalam keringat. Beberapa orang lebih menarik perhatian nyamuk dibandingkan yang lain. Seseorang tidur di

ruangan yang dipenuhi nyamuk mungkin bangun dengan puluhan gigitan nyamuk, sementara orang tidur di samping mereka tidak ada. Demikian pula, orang bereaksi berbeda terhadap gigitan nyamuk, beberapa menunjukkan tanda yang sangat sedikit digigit, sementara yang lain menunjukkan kemerahan besar, bengkak dan gatal. Ini adalah reaksi alergi terhadap air liur nyamuk Setiap orang mempunyai reaksi berbeda bagi gigitannyamuk. Nyamuk terbang lebih dekat dengan target yang gelap. Setelah menemukan mangsa nyamuk menyuntikkan air liur ke luka (www.mosquitoes.com diakses 22/5/2012 ) Mosquitoes: Designed by God to make flies seem better - Ivan Itch Mosquito 2.2. Nyamuk dan Penyakit Nyamuk membawa penyakit-penyakit berat seperti malaria, demam berdarah, dan demam kuning. Penyakit-penyakit ini menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain. Lingkungan berperan penting dalam transmisi penularan penyakit ini. Semakin bersih lingkungan di sekitar kita maka semakin kecil pula populasi nyamuk disekitar kita sehingga semakin kecil kemungkinan kita akan digigit oleh nyamuk penular dan terhindar dari beberapa peyakit yang disebutkan. Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk: 2.2.1. Malaria Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis. Plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat, yang ditularkan oleh nyamuk genus Anopheles, juga penyakit ini dapat mengakibatkan kematian (mypotik.com/2009). 2.2.2. Demam Berdarah Denggi (DBD) Demam Berdarah Dengaue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, yang ditandai demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, disertai bintik perdarahan di kulit, kadang mimisan, muntah darah, bahkan dapat mengakibatkan kematian (mypotik.com/2009/10/).

2.2.3. Filarasis Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang mengakibatkan gejala akut dan kronis (kaki membesar seperti kaki gajah) yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Di Indonesia telah ditemukan sebanyak 27 jenis nyamuk yang disebabkan oleh genus Culex, Anopheles, Aedes dan Mansonia (mypotik.com/2009/10/). 2.2.4. Chikungunya Chikungunya adalah penyakit menular sejenis demam disertai nyeri otot yang bersifat epidemik dan endemic yang disebabkan oleh Alvavirus yang ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk yaitu Aedes Aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans dan Mansonia sp. Meskipun penyakit ini tidak mengakibatkan kematian namun dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat di persendian tubuh bahkan seperti kelumpuhan dan dapat berlangsung selama 2 bulan. 2.2.5. Encephalitis Encephalitis.Salah satu jenis penyakit Encephalitis adalah Japenese Encephalitis (JE). Encephalitis adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk genus Culex sp (mypotik.com/2009/10/). 2.3 Kitar Hidup Nyamuk Nyamuk memiliki metamorfosis lengkap. Siklus hidup mereka terdiri dari empat tahap: telur, larva, pupa dan dewasa. Mereka meletakkan telur di rakit yang berada di atas air, di sisi wadah di mana air akan segera menutupi, atau pada tanah lembab di mana mereka dapat menetas dengan air hujan atau air pasang surut. Tidak peduli apa jenis nyamuk, air sangat penting untuk berkembangbiak. Elemen penting larva adalah air dan habitat larva nyamuk banyak dan beragam. Larva nyamuk lebih suka air pada tempat air yang tenang dan dapat ditemukan dalam kontainer air, lubang pohon, selokan pinggir jalan, daerah dataran rendah, rawa dan rawa-rawa garam pasang surut. Nyamuk tidak ditemukan dalam sungai bergerak atau di daerah sasaran aksi gelombang berat (Dorothy, 2011).

Gambar 2.3 Kitar Hidup Nyamuk 2.3.1 Telur Nyamuk Telur nyamuk biasanya memanjang dan berukuran sekitar satu milimeter. Seekor nyamuk dapat menghasilkan 50 ke 300 telur. Nyamuk menghisap darah untuk menghasilkan telur. Telur dapat menetas dalam 1-3 hari jika diletakkan di air. Telur nyamuk tidak menetas seluruhnya, tetapi menetas bertahap. Sekitar 80% dari telur menetas selama barisan pertama dengan penetasan 5% menyusul seterusnya. Banyak spesies telur yang tetap dorman dalam tanah selama bertahun-tahun sebelum menetas. Adaptasi ini menjamin kelangsungan hidup nyamuk meskipun kondisi cuaca yang tidak menguntungkan atau usaha manusia untuk membasmi merek (Soegijanto, 2006). 2.3.2 Larva Nyamuk Perkembangan stadium larva bertingkatan pula, antara tingkatan yang satu dengan tingkatan lainnya bentuk dasarnya sama. Sepanjang stadium larva dikenal empat tingkatan yang tingkatan masing - masing dinamakan instar. Untuk larva nyamuk instar pertama, kedua, ketiga

dan keempat bulu - bulu sudah lengkap sehingga untuk identifikasi larva diambil larva instar keempat. Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya pemangsa dalam air dan lain sebagainya (Soegijanto 2006). Gambar 2.3.2. Gambar Larva Instar 2.3.3 Pupa Nyamuk Pupa adalah stadium akhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Stadium pupa tidak memerlukan makanan dan merupakan stadium dalam keadaan inaktif. Pada stadium ini terjadi pembentukan sayap sehingga setelah cukup waktunya nyamuk yang keluar dari pupa dapat terbang. Meskipun stadium pupa dalam keadaan inaktif, bukan berarti tidak ada proses kehidupan. Pupa tetap memerlukan oksigen, oksigen masuk ke dalam tubuh melalui corong nafas. Stadium ini mengambil waktu 12 hari (Soegijanto, 2006). 2.3.4 Nyamuk Dewasa Nyamuk dapat dibedakan antara nyamuk jantan dan betina. Nyamuk jantan keluar dari pupa terlebih dahulu sebelum nyamuk betina. Setelah nyamuk jantan keluar, maka jantan tersebut tetap tinggal di dekat sarang. Kemudian setelah jenis betina keluar, maka jantan kemudian akan kahwin dengan betina sebelum betina tersebut mencari darah. Betina yang telah kahwin akan beristirahat untuk sementara waktu (1-2 hari) kemudian baru mencari darah. Setelah perut dipenuhi oleh darah, betina akan beristirahat lagi untuk menunggu proses pematangan dan pertumbuhan telurnya. Selama hidupnya nyamuk betina hanya kahwin sekali. Nyamuk betina menghisap darah untuk memenuhi kebutuhan zat bagi telur. Waktu proses perkembangan telurnya berbeda - beda tergantung pada temperatur dan kelembapan serta spesies nyamuk (Soegijanto, 2006).

2.4. Identifikasi Larva Nyamuk 2.4.1. Anatomi Larva Nyamuk Setelah menetas, telur akan berkembang menjadi larva. Pada stadium ini, kelangsungan hidup larva dipengaruhi suhu, ph air, perindukan, ketersediaan makanan, cahaya, kepadatan larva, lingkungan hidup, serta adanya predator di tempat menetas (Iskandar, 1985). Gambar 2.4.1 Anatomi Larva Nyamuk Berikut ini adalah ciri-ciri dari larva: 1. Adanya corong udara (siphon) pada segmen terakhir. Pada corong udara tersebut memiliki gigi pecten serta sepasang rambut dan jumbai. 2. Pada segmen-segmen abdomen tidak dijumpai adanya rambut-rambut berbentuk kipas (palmate hairs). 3. Pada setiap sisi abdomen segmen kedelapan ada comb scale sebanyak 8-21 atau berjejer 1-3. 4. Bentuk individu dari comb scale seperti duri. Pada sisi thorax terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut di kepala (Iskandar, 1985)

2.4.2. Morfologi Larva Nyamuk Larva nyamuk memerlukan empat tahap perkembangan. Waktu perkembangan larva tergantung pada suhu, ketersediaan makanan dan keberadaan larva dalam sebuah kontainer. Dalam kondisi optimal, waktu yang dibutuhkan dari telur menetas hingga menjadi nyamuk dewasa adalah tujuh hari, termasuk dua hari dalam masa pupa. Sedangkan pada suhu rendah dibutuhkan waktu beberapa minggu Larva ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami 4 kali pergantian kulit (ecdysis) dan larva yang terbentuk berturut-turut disebut instar I, II, III dan IV. (Depkes RI, 2003). (a) Larva instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas dan corong pernapasan (siphon) belum menghitam. (b) Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernapasan sudah berwarna hitam.larva instar II mengambil oksigen dari udara, dengan menempatkan corong udara (siphon) pada permukaan air seolah-olah badan larva berada pada posisi membentuk sudut dengan suhu permukaan air sekitar 30 C, larva instar II dalam bergerak tidak terlalu aktif. (c) Larva Instar III lebih besar sedikit dari larva instar II dan lebih aktif bergerak. (d) Larva instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi jelas menjadi bagian kepala (chepal), dada (thorax) dan perut (abdomen). Larva ini berukuran paling besar 5 mm. Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif dan waktu. Temperatur optimal untuk perkembangan larva ini adalah 25 C 30 C. (Depkes RI, 2005) 2.4.3. Cara Hidup Larva Nyamuk Larva nyamuk juga disebut sebagai "wrigglers", larva yang baru menetas dapat dilihat menggeliat naik dan turun dari permukaan air. Untuk menjaga diri mereka aman, mereka segera menyelam ke dasar air. Larva Aedes aegypti biasa bergerak-gerak lincah dan aktif. Larva mengambil makanan di dasar wadah, oleh karena itu larva Aedes aegypti disebut pemakan

makanan di dasar (bottomfeeder). Makanannya terdiri dari mikroorganisme, detritus, alga, protista,daun dan invertebrata hidup dan mati (Barry, 1996). Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva menempatkan corong udara (siphon) pada permukaan air seolah-olah badan larva berada pada posisi membentuk sudut dengan permukaan air sekitar 30 C-45 C (Soegijanto, 2006). 2.4.4.Habitat Larva Nyamuk Larva - larva nyamuk ini mulai ditemukan di kebun kira-kira pada berumur 2-3 minggu setelah dan paling banyak ditemukan pada saat tanaman padi mulai berbunga sampai menjelang panen. Di daerah yang musim tanamnya tidak sama dan sepanjang tahun ditemukan tanaman pada berbagai umur, maka nyamuk ini ditemukan sepanjang tahun dengan dua puncak kepadatan yang terjadi sekitar bulan Pebruari - April dan sekitar bulan Juli - Agustus. Anopheles balabacencis dan An. maculatus adalah dua spesies nyamuk yang banyak ditemukan di daerah - daerah pegunungan dekat hutan. Kedua spesies ini banyak dijumpai pada peralihan musim hujan ke musim kemarau dan sepanjang musim kemarau. Tempat perkembangbiakannya di genangan - genangan air yang terkena sinar matahari langsung seperti genangan air di sepanjang sungai, pada kobakan - kobakan air di tanah, di mata air-mata air dan alirannya dan pada air di lubang batu-batu (Barodji, 1987). Larva-larva ditemukan di genangan air yang berasal dari mata air seperti penampungan air yang dibuat untuk mengairi kolam, untuk merendam bambu/kayu, mata air, bekas telapak kaki kerbau dan kebun salak. Pada umumnya kehidupan larva dapat hidup secara optimal pada genangan air yang terlindung dari sinar matahari langsung, diantara tanaman/vegetasi yang homogen seperti kebun salak, kebun kapulaga dan lain-lain. Ada yang umumnya ditemukan di daerah pegunungan, ditemukan pula di daerah persawahan dan daerah pantai yang ada sungai kecil-kecil dan berbatu-batu (Barodji, 2001). Puncak kepadatan dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau kepadatan meningkat, hal ini disebabkan banyak terbentuk tempat perindukan berupa genangan air di pinggir sungai dengan aliran lambat atau tergenang. Perkembang biakan nyamuk cenderung menurun bila aliran sungai menjadi deras (flushing) yang tidak memungkinkan adanya genangan di pinggir sungai sebagai tempat perindukan (Sunaryo, 2001)

Kepadatan penduduk juga mangakibatkan peningkatan sampah di alam sekitar. Pembuangan sampah di merata - rata mengakibatkan takungan air hujan yang memudahkan untuk pembiakan nyamuk dan untuk larva nyamuk hidup dan berkembang. Kawasan sekitar tempat tinggal, tempat kerja dan tempat bereaksi yang banyak sampah dan pengabaian penduduk mengakibatkan nyamuk untuk membiak dan berkembangbiak. Di kawasan luar rumah seperti di dalam tempurung, drum, plastik bekas tempat minuman, selokan, vas bunga, ketiak daun, ban rusak dan kolam ikan yang tidak dipakai lagi dan tempat yang dapat menampung air biarpun bekas kecil merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk. Di dalam rumah seperti vas bunga, tempat pembuangan air di kulkas, bak mandi, drum, akuarium ikan dan tempat yang mudah menakung air dan telah diabai tanpa dibersihkan. 2.4.5.Cara identifikasi larva nyamuk 1.Survey Larva (Depkes RI, 2005): (a)semua tempat atau bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk diperiksa(dengan mata telanjang) untuk mengetahui ada tidaknya larva. (b)memeriksa TPA (tempat penampungan air) yang berukuran besar, seperti bak mandi, tempayan, drum, dan bak penampungan air lainnya. Jika pada pandangan (penglihatan) pertama tidak menemukan larva, tunggu kira-kira 1 menit untuk memastikan bahwa benar larva tidak ada. (c)untuk memeriksa tempat-tempat perkembangbiakan yang kecil, seperti vas bunga atau pot tanaman air atau botol yang airnya keruh, seringkali airnya perlu dipindahkan ke tempat lain. (d)untuk memeriksa larva di tempat yang agak gelap atau airnya keruh, digunakan senter. 2.Koleksi Larva (Depkes RI, 2005)

Jika positif, maka larva tersebut diambil dengan menggunakan cidukan atau gayung dan dipindahkan ke dalam plastik dengan menggunakan pipet. Larva dari setiap wadah yang positif dipisahkan, diberi label dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Kemudian dicatat seperti dilampirkan di lampiran. 3.Penghitungan Kepadatan Larva. (Depkes 2007) Kepadatan larva dari lapangan dihitung Index Larva yaitu Angka Bebas Larva (ABL) dan Breteau index (BI). Persentese larva yang ditemui dikira dan kebarangkalian kawasan itu menghadapi risik penyakit dari nyamuk yang ditemukan. 2.4.6 Pencegahan larva nyamuk Masyarakat memiliki peran besar untuk menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan tempat perkembangbiakan vektor dan juga meminimalkan kontak manusia dengan vektor. Mobilisasi sosial untuk hasil ini adalah kunci untuk penahanan dari wabah disebabkan nyamuk. Kegiatan ini perlu dilakukan pada tingkat (rumah tangga), individu dan juga pada tingkat kelembagaan seperti di sekolah, universitas, rumah sakit dan perusahaan lainnya (WHO 1992). Dalam upaya pemberantasan vektor tersebut adalah masyarakat dapat berperan secara aktif dalam pemantauan larva dan melakukan gerakan serentak berikut: 1. Pembuangan atau mengubur benda - benda di pekarangan atau di kebun yang dapat menampung air hujan seperti kaleng, botol dan ban mobil dan tempat -tempat lain yang menjadi tempat takungan air hujan. 2. Mengganti air atau membersihkan tempat air secara teratur tiap minggu sekali, pot bunga, tempayan dan bak mandi. 3. Pada kolam diberikan beberapa ikan sebagai predator bagi larva nyamuk. 4. Pemberian abate ke dalam tempat penampungan air atau penyimpanan air bersih. 5. Pendidikan kesehatan masyarakat melalui ceramah agar rakyat dapat memelihara kebersihan lingkungan dan turut secara perseorangan memusnahkan tempat - tempat perindukan larva nyamuk di sekitar rumah (Judarwanto, 2007).