BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. piperaceae. Sirih memiliki jenis yang beragam, seperti sirih hijau, sirih hitam,

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

BAB I PENDAHULUAN. kimia, dan sindrom genetik lain (Purnamasari & Poerwantoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormonal, yang

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, hipotesis penelitian dan manfaat penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kingdom : Plantae. Divisi : Spermatophyta. Class : Dicotyledoneae. Ordo : Cistales. Famili : Caricaceae. Genus : Carica. Spesies : Carica papayal.

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Tradisional Bagian Daun dan Buah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. salah satu jenis tanaman dari famili Moraceae dengan nama botanis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Berenuk (Crescentia cujete L). a. Sistematika Tumbuhan Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionata Super divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliophyta Sub kelas : Asteridae Ordo : Scrphulariales Famili : Bignoniaceae Genus : Crescentia Spesies : Crecscentia cujete Linn (Dewjo, 2012) b. Deskripsi Tanaman Berenuk umum dijumpai di daerah tropis. Tanaman ini merupakan jenis tanaman dikotil berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini termasuk tanaman dengan tinggi sekitar 6-10 m, berdaun hijau sepanjang tahun, dan memiliki kayu yang kuat dengan warna putih kehitaman. Sistem daun tanaman berenuk cukup sederhana dengan bentuk majemuk, menyirip, lonjong, bertepi rata, ujung daun membulat, pangkal daun meruncing, dan bertangkai pendek. Berenuk memiliki bunga tunggal yang muncul dari cabang dan ranting dengan kelopak berbentuk corong. Buahnya berwarna hijau kekuningan berbentuk bulat besar dengan diameter mencapai 20 cm. Buah berenuk termasuk buah tunggal dengan kulit buah yang kuat dan keras. Di dalamnya terdapat pulp dengan biji berukuran kecil-kecil yang menempel pada pulp (Yani, 2011).

5 c. Kandungan Kimia Kandungan kimia daging buah berenuk yang telah dilaporkan antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, polifenol, vitamin A, C, E, niasin, riboflavin, thiamin, karbohidrat, dan mineral-mineral yang mencakup natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sementara itu, bagian daun, kulit batang, dan akarnya mengandung saponin dan polifenol (Yani, 2011). d. Khasiat Berenuk berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit sehingga sering digunakan dalam pengobatan tradisional. Batang, daun, buah, dan akarnya sering digunakan sebagai obat pencahar, diare, obat diuretik, otitis, analgesik, dan antiinflamasi. Pulpnya bila dicampur dengan daun Lignum vitae telah digunakan untuk pengobatan diabetes. Pulpnya yang belum matang juga telah digunakan untuk penyembuhan sakit kepala, batuk, pneumonia, antipiretik, dan pencahar. Di Afrika bagian tenggara, buah berenuk dapat dimakan pada bagian pulpnya dan diyakini dapat mengobati demam, tetanus dan kejang-kejang, muntah-muntah, menstruasi tidak lancar, dan gangguan prostat. Di beberapa daerah di Indonesia, berenuk juga telah digunakan dalam pengobatan tradisional. Di Sulawesi Tenggara, kulit batang berenuk direbus untuk obat diabetes. Daun berenuk dalam pengobatan tradisional di Jawa digunakan untuk mengobati luka baru dan menurunkan hipertensi. Daun mudanya ditumbuk dan dijadikan pengkompres untuk sakit kepala dan membersihkan luka baru. Sementara daging buahnya digunakan untuk mengobati diare, flu, bronkhitis, batuk, asma, dan uretritis (Yani,2011). e. Penelitian Sebelumnya Erwin et al(2012) mengatakan bahwa ekstrak metanol daun berenuk ini mempunyai efek hipoglikemik dan mengandung alkaloid, fenolik, triterpenoid dan saponin. Dimana senyawa terpenoid ini merupakan komponen aktif dalam tumbuhan obat digunakan untuk penyakit diabetes,

6 gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, dan keruskan hati serta malaria. 2. Diabetes Istilah "diabetes mellitus" merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia kronis dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang dihasilkan dari kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Efek dari diabetes mellitus termasuk kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan berbagai organ (Dalimartha, 2007). Menurut Dalimartha (2007) ada dua jenis utama diabetes: 1. Diabetes tipe 1 (T1B) biasanya berkembang di masa kecil dan masa remaja dan pasien membutuhkan suntikan insulin seumur hidup untuk bertahan hidup. 2. Diabetes tipe 2 (T2B) biasanya berkembang di masa dewasa dan berhubungan dengan obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan diet yang tidak sehat. Ini adalah jenis yang lebih umum dari diabetes (mewakili 90% kasus diabetes di seluruh dunia) dan pengobatan mungkin melibatkan perubahan gaya hidup dan penurunan berat badan saja, atau obat-obatan oral atau bahkan suntikan insulin. a. Pemeriksaan Laboratorium Berdasarkan konsensus, pemeriksaan glukosa darah pada pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)standar menurut WHObiasanya hanya dilakukan pada saat setelah menjalankan puasa (0 jam) dan 2 jam setelah minum 75g larutan glukosa. Dalam pengukuran TTGO ini, kalangan medis internasional lebih menganjurkan pemakaian satuan mg/dl daripada mg % (Dalimantara, 2007). Setelah pemeriksaan TTGO dilakukan hasilnya di cocokan dengan tabel berikut :

7 Tabel 1. Pengukuran TTGO menurut konsensus diabetes mellitus di Indonesia,1993 (Dalimantara,2007) Diabetes Mellitus Puasa Dan / atau 2 jam Toleransi Glukosa Terganggu Puasa 2 jam Plasma Vena 126 200 110-125 140 199 Darah Kapiler 110 200 90-109 140 199 3. Glibenklamid Glibenklamid adalah obat golongan sulfonilurea. Obat yang termasuk golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggidengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel beta pankreas. Bila pankreas sudah rusak sehinggat tidak memproduksi insulin lagi maka obat ini tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah. Itulah sebabnya obat golongan ini tidak berguna bila diberikan pada penderita DM tipe I. Obat golongan ini merangsang pengeluaran insulin dari pankreas tidak hanya sewaktu kadar glukosa darah naik setelah makan, tetapi terjadi sepanjang waktu dalam masa kerjanya. Itulah sebabnya obat golongan ini tidak diberikan pada malam hari karena ditakutkan terjadi hipoglikemia sewaktu tidur (Dalimartha, 2007). 4. Alloxan Alloxan adalah senyawa kimia (2,4,5,6-tetraoksipirimidin) yang merupakan derivat dari pirimidin. Alloxan adalah diabetogen, yang menimbulkan hiperglikemik secara permanen dalam waktu dua sampai tiga hari. Alloxan secara selektif menghancurkan sel yang memproduksi insulin di pankreas ( sel-sel beta) ketika diberikan kepada tikus dan banyak spesies hewan lainnya (Bahriah, 2012). Agen diabetogenic alloxan memiliki efek patologikal yaitu mengganggu fungsi fisiologis sel-sel beta pankreas. Enzim

8 glukokinase adalah enzim yang menentukan kecepatan metabolisme glukosa didalam sel beta dan sekresi insulin. Alloxan menginaktivasi enzim ini sehingga kehilangan fungsi biologisnya (Panjuantiningrum, 2009). B. Ekstrak dan Ekstraksi Menurut Depkes RI (1995) ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sedangkan ekstraksi sendiri adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang akan diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut dan mempunyai struktur kimia yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi kelarutan dan stabilitas senyawa-senyawa tersebut terhadap suhu, udara, cahaya, dan logam berat (Depkes RI, 2000). Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000). Prinsip kerja ekstrasi menggunakan metode sokletasi adalah penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.sokletasi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :

9 1. Kelebihan sokletasi: a. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang b. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit. c. Proses sokletasi berlangsung cepat. d. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit. 2. Kelemahan sokletasi : a. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian. b. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap