BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Masa depan suatu. negara dalam menyelenggarakan pendidikan nasional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan

belum secara intensif dimanfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan kegiatan menusia menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dengan persiapan yang baik dan matang, hal tersebut dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. belajar ini dapat dikelola dalam beberapa cara, salah satunya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk dapat menumbuhkan kemampuan, kemauan serta potensi diri seseorang. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat menjadi lebih mengerti serta tanggap akan perubahan serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Masa depan suatu bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa ataupun negara dalam menyelenggarakan pendidikan nasional. Untuk itu pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang termuat di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan menengah yang sekaligus pengelola pendidikan kejuruan juga mempunyai tujuan seperti dirumuskan dalam kurikulum 2004. SMK bertujuan menyiapkan siswa atau tamatannya untuk : a. Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profisionalisme dalam lingkup keahlian masing-masing. 1

2 b. Mampu memilih karir, berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian masing-masing. c. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi dunia usaha dan industri pada saat ini maupun dimasa yang akan datang dalam lingkup keahlian masing-masing. d. Menjadi tenaga kerja yang memiliki dedikasi tinggi dan jujur. e. Menjadi warga negara yang beriman dan bertaqwa, berahlak mulia, sehat jasmani dan rohani, mandiri, produktif, serta bertanggungjawab. Dengan tujuan tersebut lulusan SMK diharapkan mempunyai sikap profesionalisme dan intelektualitas dalam bidang keahlian masing-masing yang dipelajarinya. Namun kenyataan yang ada sekarang ini bahwa tujuan dari pendidikan tersebut belum dapat dicapai, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa tamatan SMK yang tidak diterima dalam dunia usaha karena dianggap tidak memenuhi kualifikasi yang ditentukan dan bekerja tidak sesuai dengan keahlian jurusannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran bertambah 300.000 orang menjadi 7,45 juta orang per Februari 2015. Pengangguran paling besar terjadi pada masyarakat berpendidikan dengan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu sebesar 9,05%. Seiring dengan hal itu, Wali Kota Medan Drs.H.T.Dzulmi Eldin S,M.Si tentang pembahasan penelitian pendahuluan tentang relevansi kompetensi siswa SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan industri di Kota Medan Tahun 2014 mengatakan Rendahnya daya serap lulusan SMK pada dunia kerja menunjukkan belum relevannya kompetensi

3 lulusan berbagai keahlian di SMK dengan dunia kerja. Perkembangan dunia pendidikan selalu lebih lambat dari dunia industri. Jika hal ini tidak dibenahi, dikhawatirkan lulusan SMK akan meningkatkan pengangguran di Kota Medan(PemkoMedan.go.id). Komponen yang mempengaruhi kualitas pendidikan diantaranya adalah guru, siswa, materi belajar, sumber belajar, media, sarana dan prasarana serta proses pembelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, ekonomi, sosial dan budaya dari setiap diri siswa. Faktor-faktor tersebut dapat berhubungan dengan kepercayaan diri siswa dilingkungan sekolah, baik dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya, maupun dengan guru di sekolah. Selain itu faktor minat juga memberikan kontribusi dalam mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Belum lagi masalah ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri sehingga minat untuk belajar akan lebih terbangun, dengan artian siswa dapat menemukan apa yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah. Dari sekian banyak masalah tersebut, salah satu masalah penting yang dihadapi pendidikan kita adalah penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar memiliki beberapa manfaat diantaranya: (1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

4 menumbuhkan motivasi belajar siswa, (2) Bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga siswa dapat memahami dan menguasai tujuan pengajaran dengan baik, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, (4) Siswa akan lebih banyak melakukan interaksi dalam kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan dan lain - lain (Arsyad, 2013:28). Karena media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar maka pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru/ fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pada kenyataannya penggunaan media pembelajaran masih sering terabaikan. Permasalahan yang sering muncul berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran, yakni ketersediaan dan pemanfaatan. Ketersediaan media, masih sangat kurang sehingga para pengajar menggunakan media secara minimal. Media yang sering digunakan seperti media cetak (diktat, modul, hand book, buku teks, majalah, surat kabar dan lain lain), dan didukung oleh alat bantu sederhana seperti papan tulis/white board, dan kapur tulis/spidol. Sedangkan media audio visual (kaset audio, siaran TV/Radio, Video/Film), dan media elektronik (komputer, internet) masih belum secara intensif dimanfaatkan. Masalah yang kedua adalah pemanfaatan media. Media cetak merupakan media yang paling sering digunakan oleh seorang guru, karena mudah didapat dari berbagai sumber. Namun kebanyakan media cetak tergantung pada verbal symbols (kata-kata) yang bersifat

5 abstrak sehingga menuntut kemampuan abstraksi yang sangat tinggi dari siswa yang menyulitkan siswa dalam belajar (Sapto haryoko: 2009) Untuk itulah perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan proses pembelajaran yaitu dengan penggunaan media pembelajaran interaktif. Konsep dari media pembelajaran interaktif ini adalah bagaimana membuat siswa merasa nyaman, tertarik dalam belajar, sehingga siswa dapat belajar dengan baik.untuk itu diperlukan suatu desain program yang menarik dan penjelasan yang lengkap dari media yang ada. E-learning Xhtml Editor (exe) merupakan aplikasi berbasis web yang dirancang untuk mengembangkan dan mempublikasikan bahan ajar berbasis web tanpa perlu penguasaan Hyper Text Markup Language (HTML), Ekstensible Markup Language (XML), atau aplikasi publikasi web yang rumit. Pendidik dapat mengoptimalkan exe untuk membantu keberhasilan belajar siswa. Beberapa kelebihan exe Learning berbasis Website adalah (1) Merupakan pembelajaran berbasis online sehingga pembelajaran bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun (bukan hanya disekolah) selama dalam jangkauan koneksi internet. (2) Bahan ajar yang disusun dengan exe, tersusun secara hierarki yang benar mencakup topic, section dan unit dimana akan memudahkan setiap siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran. (3) Dalam exe juga dapat dibuat soal dengan tipe pilihan ganda, jawaban singkat, benar-salah dan kuis sehingga dapat dipergunakan untuk uji kompetensi siswa (Warjana dan Abdul Razaq: 2009).

6 Dengan karakteristik yang demikian, exe Learning berbasis Website bisa menjadi media pembelajaran yang baik karena dapat memperlihatkan aspek-aspek yang dinamik sehingga lebih informatif, lebih jelas menampilkan materi yang bersifat abstrak sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik. Penelitian terkait penggunaan media exe Learning berbasis Website yang dilakukan oleh Septa Rahmat Wati Zebua. 2010 tentang Pengaruh Media exe Learning Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media exe Learning dalam pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari hasil siswa yang dibelajarkan tanpa media exe Learning. Penelitian diatas juga sejalan dengan hasil penelitian Mawar Ramadhani. 2012. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar dengan media pembelajaran E- Learning lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar media ekspositori pada materi Perangkat Lunak Pembuat Presentasi Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan. Dari hasil observasi di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam dan wawancara dengan guru bidang studi secara khusus menunjukkan bahwa pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik selama ini dilakukan dengan metode ekspositori dan hanya menggunakan media seadanya seperti menunjukkan gambar yang ada

7 dalam buku teks disebabkan karena ketersediaan media masih terbatas dan kurangnya minat guru untuk merancang media pembelajaran yang ada. Bapak M.Tampubolon sebagai guru mata pelajaran mengatakan sulitnya memperoleh media pembelajaran yang efektif untuk pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di sekolah sehingga kegiatan pembelajaran kurang efektif dan peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Melihat kenyataan tersebut, perlu adanya media pembelajaran interaktif untuk pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Dengan adanya media interaktif diharapkan dapat membantu guru dalam menjelaskan bahasan materi pelajaran, sehingga guru tidak hanya lagi bergantung pada buku pelajaran yang ada dan diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi kurangnya fasilitas di sekolah dalam melaksanakan praktikum. Para siswa sebagai penerima pelajaran, akan lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini dirancang dan diuji Efektivitas Penggunaan Media exe Learning Berbasis Website Terhadap Hasil Belajar Dasar dan Pengukuran Listrik Siswa Kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Keterbatasan sumber belajar berbasis teknologi komputer. 2. Media pembelajaran yang digunakan guru selama ini masih kurang efektif sehingga kurang menimbulkan ketertarikan para siswa untuk belajar. 3. Siswa membutuhkan akses belajar yang luas, aktif, kreatif, dan suasana belajar yang menantang. 4. Efektivitas penggunaan media exe Learning berbasis Website terhadap hasil belajar Dasar dan Pengukuran Listrik siswa kelas X TITL program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. 5. Kurangnya ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik menggunakan metode ekspositori selama ini yang diindikasikan selaras dengan rendahnya pula hasil belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, keterbatasan penulis, maka masalah ini dibatasi pada efektivitas penggunaan media exe Learning berbasis Website pada pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik. Efektivitas tersebut akan dilihat dari hasil belajar siswa kelas X TITL program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang diajar dengan media exe Learning berbasis Website dan nantinya akan dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas X TITL program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang diajar dengan metode ekspositori.

9 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas penggunaan media exe Learning berbasis Website terhadap hasil belajar Dasar dan Pengukuran Listrik siswa kelas X TITL program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media exe Learning berbasis Website dengan pembelajaran menggunakan metode ekspositori pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik siswa kelas X TITL program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media exe Learning berbasis Website terhadap hasil belajar Dasar dan Pengukuran Listrik siswa kelas X TITL program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media exe Learning berbasis Website dengan metode ekspositori pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik siswa kelas X TITL program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

10 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah terdiri dari: 1. Bagi Guru: a. Membantu para pendidik khususnya guru SMK N 1 Lubuk Pakam dalam memilih media pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Memberikan motivasi untuk aktif mengembangkan media yang dapat meningkatkan kualitas pribadi dan pembelajaran kelas. 2. Bagi sekolah: a. Penelitian ini akan memberikan masukan berharga bagi sekolah (institusi) tempat berlangsungnya penelitian dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik. b. Memaksimalkan pemanfaatan komputer disekolah tempat penelitian. 3. Bagi siswa, membantu siswa untuk memahami pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik dengan pembelajaran yang interaktif, menarik, dan menyenangkan bagi setiap siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. 4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai bahan perbandingan atau teori lanjutan penelitian yang relevan.