BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB III PRAKTIK GANTI RUGI PADA PROSES BORONGAN IKAN LAUT DI KELURAHAN BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DAN BAGI HASIL WARUNG KOPI DI DESA PABEAN KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III PRAKTEK PENGADAAN AIR SALURAN IRIGASI PERTANIAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III JUAL BELI IKAN DIDALAM BLUNG DI TPI DESA UJUNG BATU KEC. JEPARA KAB. JEPARA. A. Keadaan Umum Desa Ujung Batu Kec. Jepara, Kab.

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB III PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DI RENTAL PLAY STATION DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

P R O F I L DESA DANUREJO

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB III MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK DI DESA BLIMBING KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB III DESKRIPSI PELAKSANAAN AKAD SEWA MENYEWA KAMAR (KOST) BAGI MAHASISWA DI JEMURWONOSARI WONOCOLO SURABAYA

BAB IIl LAPORAN PENELITIAN DI DESA BANANGKAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Jumlah penduduk Kelurahan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Maligas Bayu Kab. Simalungun

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB III PRAKTEK PERPARKIRAN DI KABUPATEN KENDAL. A. Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan serta Letak

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. meranti provinsi riau. Jarak Desa Tanjung bunga dengan ibu kota kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

Tabel II Jumlah Penduduk Menurut Usia 2 a. Tabel Kelompok Pendidikan No. Umur Jumlah Tahun Orang

BAB IV PEMAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan

BAB III KERJASAMA MELAUT DI DESA BUNGO KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB I LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

Transkripsi:

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran umum Desa Weru 1. Letak Geografis Desa Weru merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru ini dari Kecamatan 10 Km dan dari Kota Kabupaten sekitar 45 Km dengan luas wilayah 9,6 Ha. Adapun batas-batas wilayah Desa Weru, yaitu sebagai berikut: 1. Sebelah Utara Laut Jawa 2. Sebelah Selatan Desa Campurejo 3. Sebelah Barat Desa Paloh 4. Sebelah Timur Desa Sidokumpul Desa Weru merupakan Desa pantai / pelesir, berdasarkan letak ketinggiannya berada pada 2 m dari permukaan laut. Dan sebagaimana wilayah Indonesia yang beriklim tropis, Desa Weru terdiri dari dua musim yautu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan nopember sampai bulan mei dengan curah hujan rata-rata 269 mm/tahun, sedangkan musim kemarau 50

51 terjadi antara bulan mei sampai bulan nopember dengan suhu rata-rata antara 20 o C 35 o C. 61 Adapun jumlah penduduk di Desa Weru berdasarkan data terakhir pada tahun 2014 mncapai 4882 jiwa dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Penduduk No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 2.199 jiwa 2 Perempuan 2.683 jiwa Jumlah 4882 jiwa Jumlah Kepala Keluarga 1.318 jiwa Sumber : Monografi Desa Weru, 2014 2. Kondisi Sosial Ekonomi Desa Weru merupakan salah satu Desa sentra perikanan di Kabupaten Lamongan, karena di daerah ini hampir 90 % penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka juga ada yang bekerja sebagai buruh migran, pegawai negeri sipil, perawat, pembantu rumah tangga, pengusaha kecil menengah dan karyawan perusahaan. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini: 61 Data Profil Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, 2014.

52 Tabel 2.1 Mata Pencaharian No Jenis Pekerjaan Jumlah 1 Buruh migran 55 jiwa 2 Pegawai Negeri Sipil 56 jiwa 3 Nelayan 1041 jiwa 5 Pedagang Keliling 2 jiwa 6 Perawat 4 jiwa 7 Pembantu Rumah Tangga 6 jiwa 8 Pengusaha Kecil dan Menengah 3 jiwa 9 Karyawan Perusahaan Swasta 65 jiwa 10 Karyawan Perusahaan Pemerintahan 9 jiwa Jumlah 1241 jiwa Sumber : Monografi Desa Weru, 2014 Berdasarkan tabel di atas, penduduk Desa Weru mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, hal itu wajar karena tempat tinggal mereka berdekatan dengan pantai. Hal itu juga yang mendorong sebagian masyarakat untuk memiliki perahu sendiri baik untuk dipakai sendiri maupun untuk disewakan. Hal itu dapat kita lihat dari tabel berikut: Tabel 2.2 Jumlah Perahu No Jenis Perahu Frekuensi 1 Besar 20

53 2 Kecil 440 Jumlah 460 Bermata pencaharian sebagai nelayan membuat masyarakat Desa Weru dikenal sebagai Desa produksi Ikan di Kota Lamongan. 62 Adapun jenis-jenis ikan yang diproduksi, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.3 Jenis Dan Produksi Ikan 63 No Jenis Ikan Hasil Produksi (Ton/thn) 1 Tongkol/cakalang 5 2 Cumi 18 3 Kembung 5 4 Layur 8 5 Udang/Lobster 30 6 Kerang 33 7 Rajungan 9 Jumlah 108 3. Kondisi Sosial Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dan kewajiban bagi umat manusia dalam kehidupannya. Dilihat dari keadaan sosial 62 Afif Farianto, Wawancara, Lamongan, 25 April 2015. 63 Data Profil Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, 2014.

54 pendidikan, masyarakat Desa Weru tergolong masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan cukup baik. Masalah pendidikan tidak akan lepas dari sarana dan prasarana lembaga pendidikan yang memadai. Sarana lembaga pendidikan yang ada merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian proses pendidikan. Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Weru di antaranya akan ditulis dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Lembaga Pendidikan No Sarana Pendidikan Jumlah 1 Play Group 2 2 TK 2 3 SD/sederajat 5 4 SMP/sederajat 2 5 SMA/sederajat 2 Jumlah 13 Sumber : Monografi Desa Weru, 2014 Pendidikan non formal juga dilakukan di Desa Weru untuk menunjang pendidikan formal, seperti Taman Pendidikan Al-Qur an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (MADIN). Sejalan dengan arus globalisasi dan informasi, kesadaran masyarakat Desa Weru terhadap pendidik mengalami tingkat kemajuan yang signifikan. data penduduk menurut tamatan pendidikan di Desa Weru adalah sebagai berikut:

55 Tabel 3.2 Tamatan Pendidikan No Tamatan Jumlah 1 Tamat SD/sederajat 70 jiwa 2 Tamat SMP/sederajat 279 jiwa 3 Tamat SMA/sederajat 283 jiwa 4 Tamat D-2/sederajat 4 jiwa 5 Tamat S-1/sederajat 924 jiwa 6 Tamat S-2/sederajat 7 jiwa Jumlah 1567 jiwa Sumber : Monografi Desa Weru, 2014 4. Kondisi Sosial Agama Dilihat dari segi sosial keagamaan, intensitas pengamalan nilai-nilai keagamaan (religius) masyarakat Desa Weru cukup tinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh didikan agama yang kuat dari orang tua kepada anaknya, dengan memprioritaskan pendidikan agama dari pada pendidikan umum. Ketaatan terhadap nilai-nilai religius dan perhatian yang lebih terhadap kepentingan agama oleh masyarakat Desa Weru dapat dilihat terhadap sarana-sarana peribadatan yang ada sebagai berikut: Tabel 4.1 Jumlah Sarana Ibadah No Sarana Ibadah Jumlah

56 1 Masjid 7 2 Musholla 11 3 Gereja - 4 Wihara - 5 Sanggar Pemujaan - Jumlah total 18 Sumber : Monografi Desa Weru, 2014 Dengan sarana peribadatan yang ada hanya Masjid dan Musholla seperti pada tabel di atas, menjadikan masyarakat Desa Weru mayoritas beragama Islam. Hal ini berkaitan dengan proses awal masuknya Islam ke Indonesia melalui daerah pesisir, sehingga berimplikasi pada penanaman ajaran Agama Islam yang sampai sekarang masih kuat diamalkan oleh masyarakat Desa Weru yang letaknya di daerah pesisir. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari data tabel berikut ini: Tabel 4.2 Agama/Aliran Kepercayaan No Agama Jumlah 1 Islam 4.882 jiwa 2 Kristen - 3 Katholik - 4 Hindu - 5 Budha -

57 6 Konghucu - Jumlah 4.882 jiwa Sumber : Monografi Desa Weru, 2014 B. Pelaksanaan Tradisi Miyang di Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan 1. Sejarah dan Pengertian tradisi Miyang Tradisi kerja sama sistem bagi hasil miyang sudah dikenal bertahun-tahun di Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan yang berawal dari hukum adat setempat, yang telah dilaksanakan hingga sekarang. Adapun hal yang melatar belakangi dari tradisi kerja sama sistem bagi hasil miyang tersebut disebabkan adanya unsur-unsur yang telah terjadi di dalam masyarakat Desa Weru sebagai berikut: a. Letak Desa Weru yang berada di pesisir laut utara Lamongan sehingga mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan untuk mencukupi kebutuhan perekonomiannya. b. Banyaknya nelayan yang memiliki perahu beserta alat-alat penangkap ikan, tetapi ia tidak dapat menggunakannya sendiri sehingga ia mengajak buruh nelayan untuk membantunya. c. Banyaknya buruh nelayan yang memiliki keahlian dibidang penangkapan ikan, tetapi ia tidak mempunyai perahu dan alat-

58 alat untuk mencari ikan, kemudian terjadilah kerjasama di antara kedua belah pihak tersebut. 64 Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus. Sedangkan yang dimaksud kata miyang berdasarkan hasil wawancara Afif Farianto sebagai berikut: Bahwa miyang berasal dari bahasa Jawa yang artinya melaut Melaut yang dimaksud dalam hal ini adalah kerja sama bagi hasil antar nelayan untuk mencari ikan di laut lepas. Profesi nelayan dalam kehidupan masyarakat Desa Weru dibagi menjadi dua, yaitu nelayan pemilik perahu dan buruh nelayan. Pemilik perahu (juragan) adalah orang yang bertugas menyediakan modal berupa perahu dengan nilai harga perahu sebesar Rp. 30.000.000,00 dan alat-alat penangkap ikan beserta kerugiannya. Sedangkan modal nelayan selayaknya buruh nelayan hanya bermodal tenaga dan waktu yang telah diluangkan untuk bekerja. 2. Prosedur Pelaksanaan Sistem Kerja Sama Bagi Hasil Miyang antara Pemilik Perahu dan Nelayan di Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan a. Proses perjanjian (akad) miyang Sistem kerja sama miyang antara pemilik perahu dan nelayan menggunakan sistem adat yang sudah berlangsung lama 64 Choirul Anhar, Wawancara, Lamongan, 25 April 2015.

59 dalam kehidupan masyarakat Desa Weru. Dalam pelaksanaan kerja sama tersebut, terdapat beberapa cara atau proses yang terjadi di Desa Weru Kecamatan Paciran ketika melaksanakan perjanjian bagi hasil miyang. Proses terjadinya bagi hasil miyang yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan cara: juragan yaitu seorang yang memiliki perahu, mencari pekerja (nelayan) untuk ikut perahu yang dimilikinya. Biasanya juragan membutuhkan dua orang pekerja untuk membantunya dalam menangkap ikan di laut. Kedatangan dari juragan ke nelayan itu dimaksudkan untuk mencari jawaban dan kepastian keikutsertaan atau kebolehan untuk pergi melaut dan hal itu sangat diperlukan baik oleh juragan maupun pekerja. Sehingga dari jawaban dan kepastian tersebut, pekerja bisa ikut bekerja dan juragan tidak mencari pekerja lainnya. Perjanjian miyang antara juragan dan pekerja (nelayan) ini merupakan perjanjian yang sifatnya mengikat kedua belah pihak. Jadi perjanjian di awal akad ini akan berlangsung secara terusmenerus sampai salah satu pihak membatalkan perjanjiannya. Hal tersebut sudah dianggap wajar bagi masyarakat Desa Weru dan telah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Weru. Waktu pelaksanaan kerja sama bagi hasil miyang ini berdasarkan kebiasaan yang terjadi adalah setiap hari mulai dari hari senin sampai minggu terkecuali hari jum at (libur), hari raya

60 Islam dan ketika cuaca di laut tidak mendukung untuk mencari ikan. Dan jadwal pekerjaan mereka di mulai dari pukul 03.00 shubuh sampai jam 13.00 siang. 65 b. Cara Penyerahan dan Pelaksanaan Penjualan Hasil Miyang Cara penyerahan hasil miyang ini dilakukan ketika perahu sudah selesai melaut. Kemudian pemilik perahu sama pekerja berbondong-bondong mengangkut hasil tangkapan ke pinggir laut. Setelah itu, yang bertugas menimbang hasil tangkapan miyang tersebut adalah si istri dari pemilik. Kemudian setelah selesai ditimbang nelayan diberikan imbalan berupa ikan satu ember untuk dibawa pulang sebagai uang makan mereka. Sedangkan Sistem penjualan hasil miyang di Desa Weru sebenarnya tidak jauh beda dengan sistem penjualan yang selama ini telah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Sistem penjualan di Desa Weru di kenal dengan dua cara yaitu: 1. Menjual sendiri ke Pasar Kebanyakan dari hasil miyang yang diperoleh dijual sendiri oleh pemilik perahu. Setelah hasil miyang ditimbang dan ditentukan kuantitasnya, maka yang bertugas menjual hasil miyang adalah si istri pemilik perahu. Dia menawarkan hasil tersebut dengan cara menawarkan ke pedagang di Pasar. 65 Afif Farianto, Wawancara, Lamongan, 25 April 2015.

61 2. Pedagang mendatangi nelayan Cara yang kedua ini yakni ada sebagian dari pedagang yang datang sendiri ke tempat untuk menawar ikan. Dengan cara ini para nelayan merasa nyaman karena mereka tidak perlu menjual hasil tangkapan miyang mereka ke pasar. Sehingga dengan cara ini mereka terbantu menghemat biaya bensin. Sebaliknya pedagang juga mendapat harga ikan yang lebih murah jika datang sendiri ke tempat. 66 c. Pembagian Keuntungan Bagi Hasil Miyang Tata cara pembagian hasil miyang di Desa Weru sangat sederhana dan hasilnya langsung dibagi rata dengan sistem mematok harga minimal Rp. 300.000,-, sistem perhitungannya sebagai berikut: Setelah hasil ikan dijual seharga Rp. 1.000.000,- sebelum dibagi uang itu dipotong untuk biaya solar seharga Rp. 200.000,-, sisanya Rp. 800.000 dibagi rata antara pemilik perahu, dua orang pekerja, perahu. Jadi masing-masing mendapatkan Rp. 200.000,-. Sebaliknya ketika hasil penjualan ikan seharga minimal patokan yakni Rp. 300.000,- maka uang tersebut dipotong dulu untuk biaya solar seharga Rp. 200.000,-, dan sisanya tidak dibagi rata namun dimiliki oleh sipemilik perahu sebagai upah sewa atas 66 Niam, Wawancara, Lamongan, 25 April 2015.

62 perahu. Jadi si buruh nelayan tidak mendapat hasil sedikitpun dari pekerjaannya. Maksud dan tujuan tradisi mematok target Rp. 300.000,- ini adalah agar si buruh nelayan semakin giat untuk bekerja mencari ikan di laut. Jadi Jika mereka mendapat tangkapan yang banyak maka mendapat keuntungan yang banyak pula dan jika hanya mendapatkan tangkapan ikan maka sedikit pula keuntungannya atau jika hanya mendapatkan tangkapan ikan katakan Rp. 300.000,- ke bawah maka tidak mendapat keuntungan dari hasil kerja samanya, cuma mendapat ikan satu ember sebagai uang makan. 67 Pendapatan dari sistem kerja sama miyang tidak menentu setiap harinya, terkadang mendapat keuntungan yang banyak dan terkadang juga mendapat keuntungan yang sedikit. Berdasarkan hasil wawancara dengan mas Afif Arianto sebagai berikut: Pendapatan nelayan memang tidak menentu setiap harinya, namun kalau di hitung-hitung lebih banyak keuntungannya jika dibandingkan kerugiannya ketika mendapat hasil Rp. 300.000 ke bawah. Hal tersebut karena nelayan sudah paham benar tempat-tempat yang banyak ikannya beserta waktu kemunculannya. Semuanya juga didukung oleh peralatan nelayan yang cukup ampuh untuk menangkap ikan dalam jumlah banyak. 68 67 Ali Mansyur, Wawancara, Lamongan, 25 April 2015. 68 Afif Farianto, Wawancara, Lamongan, 25 April 2015.

63 d. Berakhirnya Akad Kerjasama Bagi Hasil Miyang Bagi masyarakat di Desa Weru berakhirnya kerjasama ada beberapa sebab, misalnya; a. Permintaan kedua belah pihak Apabila terjadi ketidakcocokan antara pemilik perahu sama nelayan maka pemilik perahu bisa mengganti pekerja, dan sebaliknya nelayan bisa memutus perjanjiannya dan mencari juragan yang lain. Biasanya kejadian ini terjadi ketika terjadi ketidaksesuaian bagi hasilnya. b. Meninggal dunia Apabila salah satu pihak baik nelayan maupun pemilik perahu meninggal dunia maka berakhirlah perjanjian kerja sama bagi hasil miyang tersebut. 69 69 Ibid,.