No Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik, Peraturan Lembaga

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

-2- Tahun Penanganan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya juga bertujuan untuk memelihara stabilitas sistem perbankan. II.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/2/PBI/2013 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM KONVENSIONAL

-2- dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun Penyelesaian Bank selain Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya bertujuan untuk memin

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.952, 2011 LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Bank Gagal yang tidak Berdampak Sistemik. Penyelesaian.

RANCANGAN POJK BANK PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RANCANGAN POJK PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 3/PLPS/2005 TENTANG PENYELESAIAN BANK GAGAL YANG TIDAK BERDAMPAK SISTEMIK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

PENANGANAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LIKUIDASI BANK DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pengertian Likuidasi Bank menurut Pasal 1 angka 13 Peraturan Lembaga

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.03/2017 TENTANG BANK PERANTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG SEKURITISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pengelolaan Aset. BPPN. Perusahaan. Pengelola. Pencabutan.

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2014, No c. bahwa guna memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan Pencegahan dalam rangka pengurusan Piutang Negara dan tidak dilaksanakannya

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 8/1/PBI/2006 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN PENDALAMAN. Perkara Nomor 1/PUU-XVI/2018

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/ 9 /PBI/2004 TENTANG TINDAK LANJUT PENGAWASAN DAN PENETAPAN STATUS BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2014, No pengurang kewajiban Bank Dalam Likuidasi kepada Pemerintah Republik Indonesia setelah dapat dicairkan atau ditetapkan sebagai Barang Mi

PP 17/1999, BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

*36250 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 32/PMK.06/2006

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

BAB I. KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PIUTANG PEMERINTAH DAERAH

PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

SIARAN PERS OJK TERBITKAN TIGA PERATURAN TINDAK LANJUT UU PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

-2- Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu untuk mengatur kembali PLJP bagi Bank yang diharapkan dapat memelihara stabilitas sistem keuangan teruta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2002 TENTANG RESTRUKTURISASI KREDIT USAHA KECIL, DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/24/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/25/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

Transkripsi:

TAMBAHAN BERITA NEGARA R.I No.18 LPS. Program Restrukturisasi Perbankan. Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban. (Penjelasan Atas Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 579) PENJELASAN ATAS PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN DARI PENYELENGGARAAN PROGRAM RESTRUKTURISASI PERBANKAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan antara lain mengatur ketentuan pokok mengenai penyelenggaraan program restrukturisasi perbankan. Ketentuan tersebut antara lain mengenai aktivasi penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan, penyelenggara Program Restrukturisasi Perbankan, sumber dana penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan, kewenangan yang dimiliki penyelenggara Program Restrukturisasi Perbankan, dan beberapa ketentuan lain. Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan telah menyebutkan Lembaga Penjamin Simpanan sebagai penyelenggara Program Restrukturisasi Perbankan. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan mengamanatkan pembentukan beberapa peraturan lebih lanjut antara lain Peraturan Pemerintah tentang Besaran Bagian Premi Untuk Pendanaan Program Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Penghapusbukuan dan Penghapustagihan Aset yang Masih Tersisa dari Program

No.18-2- Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penyelesaian Permasalahan Solvabilitas Bank Tidak Sistemik, dan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan. Sesuai Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan, ketentuan yang diatur dalam Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan antara lain mengenai pedoman pembukuan dan pelaporan keuangan, pedoman pengadaan barang dan jasa, pedoman penagihan piutang, pedoman penyelesaian kewajiban, pedoman standar biaya, pedoman penempatan dana, dan pedoman penghapusan aset. Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan ini menitikberatkan pengaturan mengenai pengelolaan aset dan kewajiban yang diperoleh atau berasal dari penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan. Adapun pokok-pokok pengaturan yang diatur dalam Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan ini antara lain sumber perolehan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan, jenis aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan, tata cara pengelolaan setiap jenis aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan, serta pedoman pendukung lainnya yang mencakup pedoman pengelolaan dana Program Restrukturisasi Perbankan, penghapusan aset Program Restrukturisasi Perbankan, pembukuan dan pelaporan keuangan pengelolaan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan, pengadaan barang dan jasa, serta standar biaya Program Restrukturisasi Perbankan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2

-3- No.18 Informasi dan dokumen terkait Bank yang dibutuhkan Lembaga Penjamin Simpanan meliputi: a. susunan Pengurus, daftar pemegang saham disertai dengan komposisi kepemilikan, anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan Bank, dan pihak terafiliasi lainnya dari Bank; b. hasil pemeriksaan Bank termasuk hasil investigasi oleh Otoritas Jasa Keuangan; c. data dan kondisi keuangan termasuk rincian aset dan kewajiban Bank; d. data simpanan nasabah yang dikelompokkan berdasarkan: 1. milik pihak terkait dan tidak terkait dengan Bank; 2. nilai nominal sampai batas nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan dan yang melebihi batas nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan; e. perkiraan jumlah modal yang harus ditambah sehingga bank memenuhi ketentuan modal minimum sesuai profil risiko; f. perkiraan kebutuhan Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai ketentuan yang berlaku; g. permasalahan bank termasuk perkara di pengadilan; dan h. tindakan perbaikan yang telah dan akan dilakukan Pengurus dan/atau pemegang saham Bank, termasuk pelaksanaan rencana aksi (recovery plan) bagi Bank Sistemik; dan informasi lain yang diperlukan Lembaga Penjamin Simpanan. Ayat (3) Pasal 3 Berdasarkan Undang-Undang mengenai Lembaga Penjamin Simpanan, Lembaga Penjamin Simpanan memiliki wewenang mengambil alih dan menjalankan segala hak dan

No.18-4- wewenang pemegang saham, termasuk hak dan wewenang rapat umum pemegang saham Bank. Ketentuan ini menegaskan bahwa Lembaga Penjamin Simpanan juga memiliki wewenang untuk mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang organ yang setara dengan pemegang saham dan rapat umum pemegang saham dalam hal Bank dalam Program Restrukturisasi Perbankan berbentuk hukum selain perseroan terbatas sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Huruf c Huruf d Penjualan atau pengalihan kekayaan Bank oleh Lembaga Penjamin Simpanan diikuti dengan beralihnya hak kebendaan kepada pembeli. Dengan demikian, pembeli memperoleh kepastian hukum beralihnya hak atas kekayaan tersebut. Penjualan atau pengalihan dapat dilakukan secara langsung atau melalui penawaran umum untuk memperoleh harga terbaik. Huruf e Yang dimaksud dengan pihak lain adalah orang perseorangan, badan usaha milik negara, badan usaha milik swasta, dan/atau badan hukum lainnya. Huruf f Huruf g Ketentuan ini menegaskan bahwa penyertaan modal sementara oleh Lembaga Penjamin Simpanan dapat dilakukan secara langsung melalui penyetoran modal dan/atau melalui konversi tagihan Lembaga Penjamin Simpanan terhadap Bank menjadi saham. Mengingat kekhususan penyertaan modal sementara oleh Lembaga Penjamin Simpanan, pelaksanaannya dikecualikan dari ketentuan dan prosedur penambahan modal yang berlaku bagi Bank yang sahamnya tercatat di bursa efek.

-5- No.18 Huruf h Dalam rangka memperbaiki struktur permodalan dan/atau kewajiban Bank, Lembaga Penjamin Simpanan berwenang melakukan konversi kewajiban Bank kepada kreditur tertentu menjadi modal. Mengingat kekhususan konversi kewajiban menjadi modal tersebut, pelaksanaannya dikecualikan dari ketentuan dan prosedur penambahan modal yang berlaku bagi Bank yang sahamnya tercatat di bursa efek. Huruf i Menurut ketentuan ini, atas piutang Bank terhadap pihak ketiga, Lembaga Penjamin Simpanan dapat melakukan tindakan penagihan piutang dengan penerbitan surat paksa, dengan berdasarkan pada catatan utang debitur yang bersangkutan pada Bank dalam Program Restrukturisasi Perbankan. Surat paksa ini memuat irah-irah dengan kata-kata DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dalam hal tindakan penagihan piutang tidak diindahkan oleh debitur, Lembaga Penjamin Simpanan dapat melakukan penyitaan atas kekayaan debitur dan selanjutnya dapat melakukan pelelangan atas kekayaan debitur dalam rangka pengembalian piutang dimaksud. Harta debitur yang tidak dapat disita meliputi perlengkapan rumah tangga, buku-buku, dan peralatan kerja untuk kelangsungan hidup debitur. Walaupun Lembaga Penjamin Simpanan diberi wewenang untuk melakukan penagihan paksa, tata cara pelaksanaannya tetap memperhatikan aspek kepastian hukum dan keadilan. Huruf j Pengosongan atas tanah dan/atau bangunan milik atau yang menjadi hak Bank dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan berdasarkan bukti kepemilikan dan/atau bukti hak antara lain hak jaminan yang dipegang Bank sebagai

No.18-6- kreditur, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Huruf k Untuk memperoleh keterangan dimaksud, Lembaga Penjamin Simpanan dapat meminta bantuan aparat penegak hukum yang berwenang. Yang dimaksud dengan pihak manapun adalah pihak terafiliasi dan pihak lain yang terlibat atau patut diduga terlibat, termasuk badan hukum yang dimiliki oleh Bank atau pihak terafiliasi. Huruf l Huruf m Huruf n Huruf o Huruf p Huruf q Huruf r Huruf s Pasal 4 Aset yang diperoleh dari Bank antara lain berupa aset produktif kualitas rendah yang dikategorikan kurang lancar, diragukan, atau macet.

-7- No.18 Huruf c Saham yang berasal dari konversi kewajiban dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil pengelolaan aset Bank. Salah satu caranya adalah dengan melakukan restrukturisasi terhadap debitur melalui pengalihan piutang Bank ke Lembaga Penjamin Simpanan, yang selanjutnya piutang Bank tersebut dikonversi menjadi penyertaan modal/saham Lembaga Penjamin Simpanan di debitur. Huruf d Pengembalian kewajiban Bank dalam likuidasi meliputi pengembalian atas pinjaman operasional kepada Lembaga Penjamin Simpanan dan pengembalian atas pembayaran selisih kurang (top up) kepada Bank Penerima dan/atau Bank Perantara dalam pelaksanaan transaksi pengalihan sebagian atau seluruh aset dan kewajiban Bank. Huruf e Huruf f Aset agunan merupakan aset yang dijaminkan oleh Bank atas pinjaman yang diberikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan dalam rangka penanganan likuiditas Bank, antara lain berupa surat berharga dan aset kredit. Huruf g Aset yang diperoleh dari Pengurus dan/atau pemegang saham yang turut menyebabkan kerugian Bank antara lain berupa uang tunai, surat berharga, kepemilikan perusahaan atau entitas baik dalam bentuk saham atau bentuk lainnya, dan properti. Huruf h Aset operasional lainnya antara lain berupa kas dan setara kas, perlengkapan dan inventaris, aset tetap.

No.18-8- Pasal 5 Pinjaman dari pihak lain dapat berbentuk surat utang yang diterbitkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Kewajiban atas selisih kurang (top up) merupakan kewajiban Lembaga Penjamin Simpanan untuk melakukan pembayaran dalam rangka menutup selisih kurang antara nilai aset dan nilai kewajiban yang dialihkan ke Bank Penerima. Huruf c Kewajiban atas selisih kurang (top up) merupakan kewajiban Lembaga Penjamin Simpanan untuk melakukan pembayaran dalam rangka menutup selisih kurang antara nilai aset dan nilai kewajiban yang dialihkan ke Bank Perantara. Huruf d Kewajiban yang berasal dari penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan atas pinjaman Bank dari kreditur dimana telah timbul kewajiban Lembaga Penjamin Simpanan untuk membayar. Huruf e Kewajiban operasional lainnya antara lain berupa utang gaji pegawai, utang kepada penyedia barang dan/atau jasa, dan utang pajak. Pasal 6 Pasal 7 Lembaga Penjamin Simpanan dapat mengalihkan pengelolaan sebagian atau seluruh aset dari Bank kepada pihak lain untuk tujuan penyehatan bank, optimalisasi pengelolaan aset, dan tujuan lain dalam rangka penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan. Yang dimaksud dengan pihak lain adalah orang perorangan, badan usaha milik negara, badan usaha milik swasta, dan/atau badan hukum lainnya.

-9- No.18 Pasal 8 Aset produktif dengan kualitas rendah merupakan aset berdasarkan ketentuan yang berlaku dikategorikan kurang lancar, diragukan, atau macet. Aset yang dialihkan dari Bank tersebut diperkirakan dapat direstrukturisasi. Huruf c Pasal 9 Penjualan dapat dilakukan dengan atau tanpa restrukturisasi terlebih dahulu. Huruf c Sekuritisasi dapat dilakukan terhadap aset-aset yang memiliki kualitas tinggi, misalnya aset kredit, surat berharga, atau aset-aset yang telah direstrukturisasi. Huruf d Huruf e Huruf f

No.18-10- Besarnya nilai pembayaran kewajiban ditentukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Untuk aset Bank syariah, restukturisasi dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip syariah. Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Besarnya nilai pengalihan aset disepakati antara Lembaga Penjamin Simpanan dan Bank pada saat akan dilakukan penyerahan aset. Ayat (6) Ayat (7) Pasal 10 Pasal 11 Bunga dikenakan kepada Bank konvensional yang menerima pinjaman. Imbalan dikenakan kepada Bank dengan prinsip syariah yang menerima pembiayaan. Ayat (3) Ayat (4) Pasal 12

-11- No.18 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Konversi kewajiban Bank menjadi saham Lembaga Penjamin Simpanan di Bank dilakukan dalam hal Bank tidak dapat melakukan pembayaran tunai setelah dilakukan perpanjangan waktu pelunasan dan hasil pencairan aset jaminan tidak mencukupi. Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Pasal 16 Pembayaran kewajiban Bank dalam likuidasi meliputi dana talangan Lembaga Penjamin Simpanan dan pembayaran selisih kurang (top up) antara nilai aset dan kewajiban yang dialihkan kepada Bank Penerima dan/atau Bank Perantara. Pasal 17

No.18-12- Penjualan dapat dilakukan kepada pihak lain atau dijual kembali kepada Bank yang menerbitkan saham tersebut (buy back). Pihak lain dalam hal ini dapat berupa Bank atau bukan Bank. Yang dimaksud dengan cara yang diperkirakan memberikan hasil optimal bagi Lembaga Penjamin Simpanan antara lain contohnya berupa penyelesaian aset yang tersisa dari Bank Perantara setelah dilakukan pengalihan aset dan kewajiban kepada Bank Penerima dan pembubaran badan hukum Bank Perantara. Pasal 18 Penjualan dapat dilakukan dengan atau tanpa restrukturisasi terlebih dahulu. Huruf c Huruf d Huruf e Pasal 19 Pembentukan perusahaan induk dilakukan dalam rangka mengendalikan debitur. Kepemilikan perusahaan induk oleh Lembaga Penjamin Simpanan dapat dilakukan melalui pembentukan perusahaan

-13- No.18 induk oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau mengakuisisi suatu perusahaan yang digunakan sebagai perusahaan induk untuk pengelolaan aset berupa kepemilikan pada perusahaan atau entitas lainnya baik dalam bentuk saham atau bentuk lainnya yang diperoleh dari Pengurus dan/atau pemegang saham, yang menyebabkan kerugian Bank. Pasal 20 Surat paksa ini memuat irah-irah dengan kata-kata DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25

No.18-14- Pasal 26 Prinsip cepat dalam pengelolaan serta penatausahaan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan mempertimbangkan penanganan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan dengan waktu penyelesaian yang cepat. Prinsip terukur pengelolaan serta penatausahaan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan mempertimbangkan penanganan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan dengan cara yang efektif. Prinsip akuntabel pengelolaan serta penatausahaan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan mempertimbangkan penanganan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Huruf c Huruf d Pasal 27 Yang dimaksud dengan standar biaya adalah acuan biaya yang digunakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan dalam melakukan pengelolaan aset dan kewajiban Program Restrukturisasi Perbankan. Pasal 28 Pasal 29

-15- No.18 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34