111. METODOLOGI PENELITlAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden. petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat pada

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih tetap berbasis

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengembangan pohon buah-buahan dalaln kerangka pembangunan pedesaan. bagi masyarakat sekitar hutan mempunyai arti penting, terutama dalam ha1

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah beriklim tropis basah dengan keragaman

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

III. METODE PENELITIAN

STRUKTUR, PERILAKU, DAN SALURAN PEMASARAN

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman karet berasal dari bahasa latin, yaitu Havea brasiliensis, dari negara

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KUBIS DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

Coding Kota / Kabupaten Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

KAJIAN PEMASARAN KAYU JATI RAKYAT DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

PEMASARAN KOMODITI SAWI DI KELURAHAN TANAH ENAM RATUS KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

METODOLOGI PENELITIAN. Data sekuder adalah data yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansiinstansi

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

III. METODE PENELITIAN

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

Transkripsi:

111. METODOLOGI PENELITlAN 3.1 Batasan Operasional Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional chdefinisikan sebagai berikut: 1. Buah-buahan adalah komolti ekonomi yang berasal dari lahan pertanian dan hutan yang ditanami buah-buahan. 2. Buah-buahan yang akan dianalisis sistem pemasarannya adalah buah Pisang (Musa spp.), Rambutan (Nephellium lappaceum), Mangga (Mungivera indica), Durian (Durio zbethinus Murr.), Duku (Lansium domesticum Correa), dan Jeruk (Citrus sp.). Pemilihan jenis buah-buahan tersebut berdasarkan jenis buahbuahan yang mendominasi pasar buah di Propinsi Lampung. 3. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang langsung membeli atau mengurnpulkan buah-buahan dari beberapa petani untuk dijual kembali pada pedagang grosir, pedagang pengecer, dan industri pengolahan buah. 4. Pedagang grosir adalah pedagang buah-buahan di daerah pusat konsumsi yang melayani penjualan secara grosir kepada pedagang pengecer, industri pengolahan buah, dan konsumen akhir. 5. Pedagang pengecer adalah pedagang yang menjual secara eceran kepada konsumen akhir. 6. Industri pengolahan buah adalah industri yang mengolah buah-buahan dan menjual buah hasil olahannya kepada konsumen akhir.

21 7. Konsumen akhir adalah orang atau lembaga yang membeli buah-buahan untuk dikonsumsi sendiri. 8. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalarn proses pemasaran meliputi biaya angkutan, pajak, penyusutan, dan lainnya, dengan satuan bervariasi tergantung jenis buah, yaitu Rpkg, Rplsisir, atau Rphutir. 9. Harga jual petani adalah harga jual buah-buahan di tingkat petani kepada pedagang pengumpul, pedagang grosir, pedagang pengecer, dan industri pengolahan buah, dengan satuan bervarihi tergantung jenis buah, yaitu Rpkg, Rp/sisir, atau Rphutir. 10. Harga jual pedagang pengumpul adalah harga jual buah-buahan di tingkat pedagang pengumpul kepada pedagang grosir, pedagang pengecer, dan industri pengolahan buah, dengan satuan bervariasi tergantung jenis buah, yaitu Rpkg, Rplsisir, atau Rphutir. 11. Harga jual hang grosir adalah harga jual bd-buahan di tingkat grosir kepada pedagang pengecer, dan industri pengolahan buah, dengan satuan bervariasi tergantung jenis buah, yaitu Rpkg, Rplsisir, atau Rphutir. 12. Harga jual pengecer adalah harga jual buah-buahan di tingkat pedagang pengecer kepada industri pengolahan buah dan konsumen akhir, dengan satuan bervariasi tergantung jenis buah, yaitu Rpkg, Rp/sisir, atau Rphutir. 13. Harga jual industri adalah harga jual buah-buahan yang telah Qolah & tingkat industri kepada konsumen akhir, dengan satuan bervariasi tergantung jenis buah, yaitu Rpkg, Rplsisir, atau Rphutir.

22 14. Harga beli konsumen akhir adalah harga buah-buahan yang diterima konsurnen akhir pada waktu transaksi jual beli, dengan satuan bervariasi tergantung jenis buah, yaitu Rpkg, Rp/sisir, atau Rphutir. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian mencakup wilayah Propinsi Lampung yang difokuskan pada daerah-daerah sentra produksi buah-buahan. Pengambilan data primer clan sekunder dilakukan selarna dua bulan, Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Kabupaten, kecamatan, dan desa yang dipilih adalah daerahdaerah yang merupakan sentra produksi buah-buahan di Propinsi Lampung, No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.,. 7. 8. Tabel 1. Lokasi Penelitian Pemasaran Buah di Propinsi Lampung Kabupaten Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Barat Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Metro Bandar Lampung Kecamatan Padang Cermin Natar Ketibung Pekalongan Pesisir Tengah Batu Brak Sumber Jaya Abung Barat Muara Sungkai Pakuan Ratu Banj ar Agung Tanj ung Raya Metro Pusat Tanjung Karang Barat Teluk Betung Barat Desa Hanura Sidodadi Haduyang Tanjung Amg Pekalongan Pahungan Sukanegara Sukabumi Pekon Balak Cipta Waras Gunung Terang Gunung Besar Hujan Mas Karang Re jo Tegal Mukti Moris Jaya Tanjung Sari Yosomulyo Beringin Raya Batu Putu 1

3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data tentang kondisi pemasaran buah-buahan di Propinsi Lampung. Data tersebut meliputi data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari surnbernya. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survey, observasi, pengamatan, atau wawancara terstruktur terhadap pelaku pemasaran buah-buahan, clan industri yang berbahan baku buah-buahan. Data sekunder adalah data yang telah tersedia dalam bentuk catatan tertulis. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka atau laporan yang terdapat pada instansi terkait, antara lain d~ Badan Pusat Statistik, Kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Kanwil Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Lampung. 3.4 Metode Penarikan Sampel Penelitian ini menggunakan tiga kelompok responden, yaitu petani, pedagang (lembaga pemasaran), dan industri pengolahan buah-buahan. Penarikan sampel petani dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa pada agroforestri, petani tidak secara khusus menanam buah-buahan, tetapi campuran dengan tanarnan lainnya dan hanya berupa lahan pekarangan atau hutan saja, serta tidak semua pohon buahbuahan yang dimiliki petani produksinya untuk dijual. Sehingga sampel petani yang diambil merupakan petani yang memiliki tanaman buah-buahan dan produksinya sebagian besar dijual. Jurnlah petani yang dijadikan sampel per desa, yaitu 25 orang.

24 Penarikan sampel pedagang dilakukan secara purposive melalui sumber pembelian buah-buahan, sebanyak 5 orang per kecamatan. Unit sampel tidak dibuat per desa dengan pertimbangan bahwa tidak semua desa terdapat pedagang buahbuahan, terkadang pedagang berasal dari desa lain atau kecarnatan lain, maka jumlah sampel ditentukan per kecamatan. Metode ini dilakukan dengan cara menelusuri pedagang yang terlibat dalam proses pemasaran buah-buahan dari desa penelitian, mulai dari tingkat petani sampai tingkat pedagang akhir. Unit sampel yang dipilih adalah pedagang buah-buahan yang telah cukup dikenal dan lama berkecimpung dalam usaha jual beli buah-buahan. Penentuan dilakukan secara sengaja untuk menghmdari unit sampel yang hanya menjual jenis buah yang sama dengan pedagang lain dan Qlcuasai oleh satu orang atau sekelompok orang yang sama. 3.5 Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang berupa wawancara dan pengamatan di lapangan terhadap keadaan lokasi, keadaan petani, saluran pemasaran, struktur pasar dan pennasalahan pemasaran buahbuahan. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk melihat keragaan pasar yang didekati dengan analisis marjin pemasaran serta penyebarannya. Efisiensi pemasaran akan dilihat melalui analisis organisasi pasar, analisis mqin pemasaran, analisis korelasi harga, dan analisis elastisitas transmisi harga. Permasalahan pemasaran dianalisis secara desknptif kualitatif berdasarkan data dan pengamatan di lapangan.

3.5.1 Analisis marjin pemasaran Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen akhir untuk suatu produk dengan harga yang diterima produsen untuk produk yang sama. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Mji = Psi - Phi, atau Mji = bli + IT i, atau Total marjin pemasaran (M) secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Keterangan: M,, = marjin lembaga pemasaran tingkat ke-i Psi = harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke-i Pb, = harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke-i b, = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i = keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i Mj = total marjin pemasaran Pr = harga di tingkat konsumen Pf = harga di tingkat produsen 3.5.2 Analisis keterpaduan pasar Pengertian dari model keterpaduan pasar adalah sampai seberapa jauh pembentukan harga suatu komoditi pada suatu tingkat lembaga pemasaran dipengaruhi oleh harga di tingkat lembaga pemasaran lainnya. Pengaruh ini dapat diduga melalui analisis korelasi harga dan elastisitas transmisi harga (Et).

Dalam suatu sistem pasar terpadu yang efisien akan terlihat adanya korelasi positif yang tinggi sepanjang waktu dari beberapa pasar. 3.5.2.1 Analisis koefisien korelasi harga Analisis korelasi merupakan pengukuran statistik tingkat hubungan antara dua variabel yang berguna untuk mengetahui tingkat kebebasannya. Korelasi harga diukur melalui analisis statistik regresi sederhana dengan menggunakan data berkala (time series data) berupa data harga bulanan di tingkat petani (Pf) clan di tingkat konsurnen (P,). Koefisien korelasi harga, secara matematis &pat dituliskan sebagai berikut: Keterangan: r = koefisien korelasi harga n = jumlah pengamatan Jika dari hasil perhitungan diperoleh angka koefisien harga (r) mendekati satu, maka ini menunjukkan keeratan hubungan harga pada kedua tingkat pasar tersebut dan begitu pula sebaliknya. 3.5.2.2 Analisis elastisitas transmisi harga Analisis elastisitas transmisi harga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat pedagang pengecer. Melalui hubungan tersebut secara tidak langsung &pat diperlurakan bagaimana keefebfan suatu informasi pasar dan dapat dipergunakan untuk melihat bagaimana bentuk

struktur pasar komoditas buah-buahan di Propinsi Lampung, apakah bersaing sempurna atau tidak, serta bagaimana efisiensi sistem pemasarannya. Elastisitas transmisi harga sebagai nisbah perubahan relatif harga di tingkat produsen (Pf) terhadap perubahan relatif harga & tingkat pedagang (P,). Untuk melihat elastisitas transmisi harga yang terjadi pada setiap saluran pemasaran dipergunakan rumus sebagai berikut: Karena harga di tingkat produsen (P3 linier terhadap harga di tingkat konsurnen (P,) atau secara matematis: Jadi: Keterangan: ET = Elastisitas transmisi harga 6 = Diferensial p = Koefisien regresi atau slope P, = Harga pada tingkat pengecer Pf = Harga pada tingkat petani

28 Kriteria pengukuran pada analisis elastisitas harga transmisi harga (Hasyim, 1994) adalah: 1. Jika ET = 1, berarti: a. Marjin pemasarannya tidak dipengaruhi oleh harga & tingkat konsumen b. Pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku pemasaran merupakan pasar yang bersaing sempurna c. Sistem pemasaran telah efisien. 2. Jika ET > 1, berarti laju perubahan harga di tingkat petani lebih besar daripada laju perubahan harga di tingkat konsumen. Artinya pasar yang dihadapi oleh pelaku pemasaran bersaing tidak sempurna, yaitu terdapat kekuatan monopsoni atau oligopsoni da1am sistem pemasaran berlangsung tidak efisien. 3. Jika ET < 1, berarti laju perubahan harga d~ tingkat petani lebih kecil danpada laju perubahan harga di tingkat konsumen, artinya pasar yang dihadapi oleh pelaku pemasaran bersaing tidak sempurna. Dengan kata lain sistem pemasaran berlangsung tidak efisien. 3.5.3 Analisis organisasi pasar 3.5.3.1 Strukturpasar Parameter yang digunakan untuk analisis pasar, yaitu: (1) jumlah lembaga pemasaran &lam suatu pasar, (2) distribusi lembaga pemasaran dalam berbagai ukuran dan konsentrasi, (3) jenis-jenis produk yang dipasarkan, (4) kebebasan lembaga pernasaran lain untuk keluar masuk pasar.

3.5.3.2 Pertlaku pasar Perilaku pasar buah-buahan dapat dianalisis dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian, sistem penentuan dan pembayaran harga, kerjasama antara lembaga pemasaran serta praktek-praktek lainnya. 3.5.3.3 Keragaan pasar Keragaan pasar buah-buahan dianalisis dengan menggunakan marjin pemasaran dan penyebarannya serta pengaruh struktur pasar dan perilaku pasar yang berkenaan dengan harga & tiap lembaga pernasaran, biaya pemasaran, marjin pemasaran atau analisis keragaan pasar ini &pat menggunakan parameter efisiensi pemasaran yang terdiri clan efisiensi penentuan harga dan efisiensi biaya.