BAB I PENDAHULUAN. Allah berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mujadilah ayat 11

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dilakukan untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

berubah tidak pasti dan kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

SUDARYANTI NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menyempurnakan Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kondisi pembelajaran saat ini memberikan peran lebih banyak pada para

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya di dalam kehidupan, sesuai dengan hakikat asal- mula dan hakikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan. meningkatkan mutu sumber daya manusia, sehingga pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara. UU No 20 Th 2003. Dalam dunia pendidikan yang dahulu diatur oleh pemerintah pusat sekarang sudah tidak lagi diatur sepenuhnya oleh pemerintah pusat, tetapi lebih banyak diserahkan kepada daerah, karena dianggap lebih dekat dan lebih tahu tentang pendidikan di daerah atau sekolah, serta masyarakat diajak berperan aktif dalam mengelola dan mengembangkan pendidikan, diharapkan mampu secara bertahap meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Dengan harapan berbekal Ilmu pengetahuan terhadap generasi bangsa, maka tujuan bangsa Indonesia secara nasional akan mudah tercapai yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya,yaitu manusia yang berilmu, beriman, bertaqwa, berbudaya, dan berbudi pekerti yang luhur. Allah berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mujadilah ayat 11 Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ( Q.S. Al- Mujadilah : 11 ) Rosullullah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas Ibnu Malik, عن أنس بن مالك رضى الله عنھ عن النبى صلى الله علیھ وسلم أنھ قال : طلب العلم فریضة على كل مسلم Artinya : Dari Anas bin Malik ra. Rosulullah bersabda : menuntut ilmu wajib atas setiap orang Islam ( HR Anas Ibnu Malik ) Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya 1

2 ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar peserta didik agar peserta didik bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi bagaimana cara yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar. Dalam sebuah hadist ; Artinya: Dari Anas bin Malik dari Nabi saw. bersabda : mudahkanlah dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari. (HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-bukhori al-ju fi)[1] Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistimatis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik. 1 Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Apalagi segala urusan pendidikan tidak lagi diatur oleh pemerintah pusat, tetapi lebih banyak diserahkan kepada daerah untuk mangurusnya karena dianggap lebih dekat dan lebih tahu tentang pendidikan di daerah atau sekolah. Hal ini mengingatkan kita sebagai pendidik, bagaimana tujuan pendidikan itu dapat tercapai,apalagi mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang dianggap paling sulit oleh peserta didik, padahal pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik sejak SD/ MI hingga SMA. Alokasi waktu mata pelajaran matematika cukup banyak dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kemampuan baca tulis dan berhitung bagi peserta didik di tingkat SD/ MI merupakan syarat naik ke kelas. Di sisi lain, matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur, dan sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai sesuatu yang perlu dimiliki peserta didik sebagai bekal 1 Sardiman A M,1990 Interaksi dan Motivasi belajar mengajar Rajawali pers Kakarta..hal.13.

3 dalam kehidupan sehari-hari. Penerapannya pun akan membantu manusia dalam memecahkan masalah kehidupan dalam berbagai kebutuhan. Secara umum dalam proses belajar mengajar kelas V di MI NU 16 Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dalam proses belajar mengajar masih teacher centered. Guru jarang menggunakan media atau alat pembelajaran yang juga seharusnya melibatkan peserta didik dalam penggunaanya. Hal ini menimbulkan peserta didik kurang memiliki kreatifitas dalam belajar matematika. Proses belajar yang cenderung peserta didik pasif hanya membuat peserta didik merasa tidak senang terhadap matematika dan bosan terhadap pelajaran matematika. Bahkan guru kelas mengungkapkan bahwa selama ulangan harian matematika peserta didik 19 Siswa sekitar 52,63 % tidak mencapai nilai 60,00 yaitu batas tuntas KKM, walaupun setelah itu juga diadakan ujian perbaikan. Selain, wawancara dengan guru, untuk menguatkan permasalahan maka penulis yang dibantu oleh kolabolator membuat angket yang isinya mata pelajaran apa yang paling tidak disukai anda? Dari 19 siswa 15 siswa menjawab mata pelajaran matematika.,karena sulit dan pembelajarannya kurang menyenangkan. Peserta didik enggan dan bahkan takut bertanya atau menjawab pertanyaan dikarenakan bingung terhadap materi yang dijelaskan guru, padahal guru selalu memberikan kesempatan bertanya yang seluas luasnya kepada peserta didik. Proses belajar matematika yang dirasa peserta didik kurang menyenangkan ini dikuatkan dengan pernyataan guru bahwa memang selama ini belum menggunakan model pembelajaran yang bersifat PAIKEM, dikarenakan masih merasa kesulitan dalam penggunaan dan penerapannya. Kenyataan yang lain lagi, guru yang mengajarkan pelajaran matematika dengan keterbatasan alat peraga ketika pelajaran berlangsung, peserta didik hanya disuruh membuka LKS, membaca materi yang ada di LKS sendiri, guru hanya mengulas secara sekilas, kemudian peserta didik disuruh mengerjakan soal yang ada di LKS juga. Begitu seterusnya setiap kali pelajaran matematika berlangsung. Hal ini menjadikan peserta didik merasa bosan dengan pelajaran matematika itu sendiri. Dalam proses pembelajaran di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik di dalam mempelajari

4 matematika. Kesulitan tersebut dikarenakan tidak adanya ketertarikan dan perhatian dari peserta didik. Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian peserta didik apabila menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan sesuai dengan materi pembelajaran. Permasalahan yang terjadi di MI NU 16 Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal adalah rendahnya hasil belajar matematika peserta didik. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per pokok bahasan selalu hasil belajar matematika di bawah rata-rata mata pelajaran lainnya. Hasil belajar matematika peserta didik lebih rendahyaitu pada pokok bahasan operasi hitung Bilangan Bulat. Berdasarkan hasil pengamatan dan data dokumentasi pembelajaran bateri bilangan bulat peserta didik di kelas V pada MI NU 16 Kaligading didapat guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional sehingga siswa kurang aktif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ada kesulitan yang cukup berarti bagi peserta didik kelas V dalam memecahkan dan menyelesaikan soal Pada materi operasi hitung bilangan bulat, maka guru perlu mengupayakan untuk meningkatkannnya. Salah satu upaya yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik adalah melalui penggunaan alat peraga. Penggunaan alat peraga diharapkan dapat meningkatkan, membantu, dan memperjelas konsep-konsep abstrak agar menjadi konkret. Alat peraga akan menstimulus minat sekaligus mempercepat proses pemahaman peserta didik dalam pembelajaran, proses pemahaman pun akan lebih cepat dan meningkat ketika mendapatkan hal-hal yang abstrak dan sulit dimengerti. Kebaikan alat peraga bagi pembelajaran juga membuatnya lebih bersemangat karena dengan pola-pola belajar yang bervariatif. Pembelajaran dengan alat peraga mudah dicerna dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat verbalistik. Alat peraga yang tepat untuk menerangkan penjmlahan bilangan bulat diantaranya garias bilangann. Alat peraga tersebut menjadikan anak akan mampu memecahkan masalah melalui pengamatan, penganalisisan, dan pembuktian secara terpadu. Penggunaan media dapat dimanipulasikan, media merupakan lingkungan belajar yang sangat menunjang untuk tercapainya optimalisasi dalam pembelajaran, karena media merupakan jembatan belajar yang awalnya terdapat benda-benda konkret seperti pengalaman anak. Pada jembatan selanjutnya terdapat semi konkret seperti

5 benda-benda tiruan. Berikutnya lagi terdapat semi abstrak berupa gambar-gambar, dan selanjutnya terdapat abstrak berupa kata-kata. Selanjutnya Rahardi mengklasifikasikan manfaat media pembelajran menjadi 3, yaitu manfaat secara umum,manfaat secara rinci, dan manfaat secara praktis. 2 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Demonstrasi Dengan Bantuan Alat Peraga Garis Bilangan pada materi Bilangan Bulat Kelas V di MI NU 16 Kaligading. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas maka perumusan masalah yang akan dikemukakan adalah 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga garis bilangan materi operasi hitung bilangan bulat di kelas V MI NU 16 Kaligading? 2. Apakah penerapan metode demonstrasi menggunakan alat peraga garis bilangan pada materi operasi hitung bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI NU 16 Kaligading? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga garis bilangan materi operasi hitung bilangan bulat di kelas V MI NU 16 Kaligading. b. Dengan penerapan metode demonstrasi menggunakan alat peraga garis bilangan pada materi operasi hitung bilangan bulat, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI NU 16 Kaligading. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 2 Rayon XII UNES 2009.Pendidikan dan latihan Profesi Guru: hal 7-10

6 a. Manfaat bagi peserta didik 1) Terciptanya pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat menangkap materi yang dipelajari dengan mudah. 2) Meningkatkan motivasi dan minat peserta didik dalam belajar matematika. 3) Mendapatkan pemahaman konsep yang benar tentang penjumlahan Bilangan Bulat. 4) Meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik melalui penggunaan media Garis Bilangan. b. Manfaat bagi guru 1) Meningkatkan kreativitas guru matematika dalam penggunaan media Garis Bilangan,sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. 2) Sebagai tolak ukur dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran di kelas dan motivasi meningkatkan ketrampilan memahami strategi pembelajaran yang bervariasi dan bermakna. c. Manfaat bagi lembaga/madrasah 1) Memberi masukan dalam menggunakan Alat Peraga Garis Bilangan sebagai inovasi dalam pembelajaran matematika. 2) Memberikan sumbangan yang baik pada madrasah itu sendiri dalam rangka perbaikan proses pembelajaran pada khususnya dan madrasah lain pada umumnya. d. Manfaat bagi peneliti 1) Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana memilih strategi pembelajaran menggunakan Alat Peraga pada mata pelajaran matematika SD/MI, sekaligus sebagai contoh yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak di lapangan. 2) Mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di madrasah.

7