pendidikan dari segi tujuan perkembangan kepribadian saja kurang lagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

pasar bebas, investasi bebas, dan AFLA (Free Labour Area) untuk kerja asing dari berbagai negara, dan secara langsung akan memberi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

.BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI. kepala sekolah terhadap kemampuan professional guru. berpengaruh terhadap kemampuan professional guru.

2. Upaya strategis Lembaga Pendidikan Swasta dalam menggali sumbersumber

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan

pembahasan bersama dengan peserta pelatihan yang lebih intensif. Kualifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

adalah memfasilitasi guru-guru agar dapat melaksanakan tugas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh data empirik

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN. Sektor konstruksi mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi terhadap

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

Berdasarkan hasil temuan penelitian temngkap bahwa pelaksanaan. biasa telah berjalan dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ada,

ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. perngorganisasian yang dilakukan dengan cara melibatkan narapidana

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

kepada mahasiswa, pengembangan dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Visi, misi dan tujuan pengembangan dosen yunior bara sebatas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya sangat penting. Di satu sisi sekolah memerlukan masukan dari

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. terintegrasi secara empirical, evaluative dan normative, serta memberi

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Posisi komunikasi dan pembangunan ibarat dua sisi mata uang yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi dan efektivitas pada kegiatan pencapaian perfomance perusahaannya,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

SAMBUTAN KEPALA DESA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Diajukan dalam rangka memenuhi syarat untuk mengikuti pemilihan Guru Berprestasi tingkat Propinsi Kalimantan Selatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

-2- Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terdiri atas pembinaan dan pengawasan umum serta pembinaan dan pengawasan te

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

Transkripsi:

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan REKOMENDASI Kecenderungan umum dalam dunia pendidikan menunjukkan adanya perubahan cara berpikir yang memandang bahwa pendidikan semestinya menyiapkan peserta didik secara utuh yang fungsional bagi kehidupannya sebagai pribadi, warga negara, dan warga masyarakat, serta usahanya mencari nafkah. Dengan demikian kecenderungan yang memandang pendidikan dari segi tujuan perkembangan kepribadian saja kurang lagi relevan dengan perubahan dalam lingkungan strategis, tempat pendidikan berada. Oleh karena itu, perspektif pendidikan sistem ganda (PSG) sebagai wahana untuk menunjang pembangunan dalam berbagai sektor dan subsektornya merupakan usaha untuk memenuhi harapan tersebut. Penerapan konsep PSG dalam pendidikan luar sekolah (kursus) memerlukan upaya manajemen yang efektif. Kajian empirik tentang manajemen pendidikan sistem ganda pada Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia (LPTI) Bandung merupakan salah satu telaahan untuk mengetahui gambaran faktual tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penyelenggaraan PSG pada lembaga tersebut. Secara garis besar hasil kajian tersebut dituangkan dalam bagian kesimpulan, dan berdasarkan kesimpulan ini dikemukakan beberapa saran 102

103 sebagai bahan pemikiran bagi sejumlah pihak yang berkepentingan. Uraian kedua bagian ini dipaparkan sebagai berikut. A. Kesimpulan 1. Perencanaan pendidikan sistem ganda pada Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia (LPTI) Bandung disusun secara kolaboratif bersamasama institusi pasangan, dalam hal ini adalah PT Panghegar Bandung sebagai "mitra kerja"nya. Prinsip perencanaan yang dianut oleh kedua lembaga adalah keterbukaan, fleksibilitas, dan komprehensif. Aspekaspek yang direncanakan berkenaan dengan jumlah dan kualifikasi lulusan, program pendidikan (kurikulum), penyediaan tenaga pengajar dan sarana serta penempatan atau penyaluran lulusan. Kondisi tersebut menunjukkan adanya kerja sama yang bersifat timbal balik dan saling menguntungkan dalam penyusunan perencanaan PSG di LPTI Bandung, sehingga dapat menjadi modal awal untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan program pendidikan sistem ganda. 2. Indikator penting dari suksesnya suatu perencanaan adalah membuat yang tadinya abstrak menjadi lebih nyata atau aktual. Karena itu, yang menjadi tolok ukur keberhasilan perencanaan PSG pada LPTI Bandung ada pada pelaksanaannya. Tumbuhnya perhatian terhadap persoalan pelaksanaan PSG pada LPTI Bandung sebenarnya karena ia tidak hanya sekedar persoalan penjabaran perencanaan ke dalam prosedur

104 rutin, melainkan menyangkut juga masalah konflik, keputusan, serta siapa dan memperoleh apa dari pelaksanaan PSG tersebut. Perencanaan program PSG akan tetap merupakan impian atau cetak biru bila tidak dilaksanakan. Dalam melaksanakan pendidikan sistem ganda baik pihak LPTI Bandung maupun PT Panghegar telah berusaha untuk mengoptimalkan berbagai sumber daya yang dapat memberikan kontribusi secara signifikan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan PSG. Upaya-upaya itu dilakukan melalui intensifikasi kegiatan bimbingan, peningkatan motivasi dan komitmen, koordinasi yang mantap, dan penciptaan komunikasi yang harmonis di antara kedua belah pihak. 3. Dalam usaha pendidikan, evaluasi berkaitan erat dengan efisiensi dan efektivitas. Melalui kegiatan evaluasi, kekuatan suatu program pendidikan bisa diketahui dan dipelihara, kelemahan-kelemahan bisa diketahui dan dikurangi atau dihilangkan. Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan sistem ganda di LPTI Bandung telah cukup memadai baik dilihat dari sasaran evaluasi, bentuk dan instrumen, maupun prosedur yang ditempuh. Hasil evaluasi secara efektif telah digunakan oleh LPTI untuk memperbaiki program PSG selanjutnya.

105 B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan pada bagian terdahulu, dapat dikemukakan beberapa implikasi berikut. 1. Pentingnya kerja sama yang mantap dalam merencanakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan upaya untuk menekan kesenjangan kualitas lulusan kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat (Diklusemas) dengan kebutuhan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pihak dunia usaha/industri. Oleh karena itu, dialog dan kerja sama yang bersifat integratif antara lembaga kursus (LPTI) dengan industri harus dijalin secara berkesinambungan dalam hal penyusunan perencanaan baik yang menyangkut sasaran, ruang lingkup maupun prosedur penyusunannya. 2. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan kursus dengan sistem ganda, diperlukan suatu lembaga yang mampu menghimpun dan menggerakkan semua sumber daya yang tersedia dan mengorganisasikan semua kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan sistem ganda. Lembaga ini sebaiknya diatur melaiui peraturan perundang-undangan tertentu yang mengatur organisasi kelembagaan pada tingkat kursus, tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi, dan tingkat nasional, dalam satu sistem yang terpadu. Sementara organisasi kelembagaan ini belum ada, maka lembaga kursus (LPTI) penyelenggara Pendidikan Sistem Ganda diharapkan

mengambil inisiatif untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) bersama perusahaan/industri pasangan, Dinas (Subdin PLS), dan KADINDA setempat. 3. Evaluasi pelaksanaan pendidikan sistem ganda pada LPTI Bandung ditujukan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik pada lembaga kursus tersebut. Dalam pelaksanaan konsep pendidikan sistem ganda melalui praktek kerja industri ini terdapat dua jenis penilaian yang paling dominan, yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi penguasaan keahlian. Evaluasi tersebut dilakukan melalui proses evaluasi dan sertifikasi yang disepakati bersama. Agar dapat berfungsi secara optimal, sistem tersebut hendaknya dijalankan oleh suatu tim penilaian dan sertifikasi yang melibatkan unsur lembaga pendidikan (kursus), unsur institusi pasangan, asosiasi profesi, dan unsur-unsur yang terkait dengan ketenagakerjaan. C. Rekomendasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pendidikan sistem ganda yang disusun bersama antara LPTI Bandung dan PT Panghegar dapat menjadi modal dasar bagi keberhasilan pelaksanaan program tersebut. Sementara itu, tahap pelaksanaan PSG berkenaan dengan intensifikasi kegiatan bimbingan, peningkatan motivasi dan komitmen, koordinasi yang mantap, dan penciptaan komunikasi yang harmonis. Sekalipun secara

107 internal manajemen pendidikan sistem ganda pada LPTI Bandung telah dilakukan secara baik dan unsur ekstemal turut mewarnai upaya itu, namun upaya maksimal untuk menghasilkan perencanaan yang memenuhi harapan para stake holder perlu diprogramkan secara sistematis. Pengembangan perencanaan itu harus bersifat luwes yang dapat memberikan peluang bagi setiap pihak untuk melaksanakannya melalui prosedur yang bersifat lintasjalur. Upaya-upaya itu seyogyanya dikembangkan secara intensif dan luwes, sehingga memberikan kemudahan prosedural dan juga memberikan dorongan yang menggairahkan kepada kedua pihak untuk melaksanakan program PSG secara berkelanjutan. Karena itu rekomendasi-rekomendasi berikut patut dipertimbangkan. 1. Rekomendasi bagi Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia (LPTI) Bandung a. Dalam upaya menyusun perencanaan, identifikasi terhadap perusahaan-perusahaan potensial hendaknya diintensifkan, sehingga akan diperoleh perencanaan yang komprehensif dengan melibatkan institusi pasangan yang lebih luas. b. LPTI hendaknya mengoptimalkan outsourcing di bidang sarana yang dimiliki mitra kerjanya mengingat keterbatasan sarana yang dimiliki LPTI. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan sistem ganda akan memberikan manfaat yang lebih optimal dan saling menguntungkan.

108 c. Manusia merupakan sumber daya utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu profesionalisasi tenaga pengajar LPTI merupakan alternatif yang harus dipertimbangkan secara terprogram. Kunci utama keberhasilan pelaksanaan suatu proram pendidikan banyak terletak pada unsur manusianya (Oteng Sutisna, 1993). d. Penataan sistem informasi manajemen pada kursus LPTI hendaknya dikembangkan dengan lebih baik terutama yang berkenaan dengan data-data daya serap lulusan oleh dunia usaha/industri. Data ini akan memberikan feed-back yang amat berharga bagi lembaga kursus dalam memperbaiki program pendidikan sistem gandanya bersama-sama dengan institusi pasangannya. 2. Rekomendasi bagi "Institusi Pasangan" LPTI a. Kerja sama yang sudah terjalin dengan lembaga pendidikan khususnya LPTI dapat dipelihara dan ditingkatkan, sehingga interaksi dan yang sistematis dan terstruktur antara kedua pihak diharapkan akan dapat dirumuskan dan dihasilkan kemampuan lulusan yang handal sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya dunia usaha atau industri. b. Keadaan dunia usaha/industri di Indonesia yang relatif baru berkembang, diperkirakan akan mempengaruhi tingkat kesediaan dan

109 kesiapan industri/ perusahaan untuk berpasangan dengan lembaga kursus dalam pelaksanaan PSG. Oleh karena itu pihak PT Panghegar diharapkan dapat memperiuas partisipasi rekan-rekannya untuk mejadi mitra kerja lembaga kursus khususnya LPTI bandung. c. Kerja sama kelembagaan antara dunia pendidikan dan dunia usaha/industri memerlukan upaya untuk saling mengetahui dan memahami perkembangan masing-masing pihak. Untuk itu penerbitan buletin terbatas dapat dikembangkan di lingkungan kursus atas sumbangan biaya dari perusahaan, sehingga menjadi sarana komunikasi kemitraan dalam memajukan program-progran pendidikan sistem ganda.