ANALISA KEHILANGAN AIR PADA SALURAN TERSIER DI DAERAH IRIGASI CIHERANG

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN IRIGASI PADA SALURAN SEKUNDER DI. CIHERANG TESIS MAGDALENA TANGA NIM :

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN LAHAN POTENSIAL DI DAERAH IRIGASI SUBAN, BERDASARKAN POLA TANAM DAN KEBUTUHAN AIR

ANALISIS EFISIENSI DAN KEHILANGAN AIR PADA JARIRINGAN UTAMA DAERAH IRIGASI AIR SAGU. Wilhelmus Bunganaen *)

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

OPTIMASI POLA DAN TATA TANAM DALAM RANGKA EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TANGGUL TIMUR SKRIPSI. Oleh DIAN DWI WURI UTAMI NIM

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN DAERAH IRIGASI RAWA BATU BETUMPANG KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Desa Suban Kecamatan Tungkal Ulu di kabupaten Tanjung Jabung Barat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman 1. Topografi 2. Hidrologi 3. Klimatologi 4. Tekstur Tanah

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : 1. Pertemuan 2

RANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR

ABSTRAK. Kata kunci : Saluran irigasi DI. Kotapala, Kebutuhan air Irigasi, Efisiensi. Pengaliran.

TUGAS AKHIR EVALUASI DIMENSI SALURAN DI KAWASAN TERMINAL GROGOL JL. DR. SUSILO JAKARTA BARAT

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI

EFISIENSI PENYALURAN AIR IRIGASI DI KAWASAN SUNGAI ULAR DAERAH TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Januari 2014 di

PERENCANAAN BENDUNG SIDOREJO DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA DAERAH IRIGASI SIDOREJO KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN EMBUNG UNTUK KEPERLUAN IRIGASI DI DAERAH BATU BETUMPANG KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN KEKASARAN MANNING TERHADAP PERENCANAAN PENAMPANG EKONOMIS SALURAN TERBUKA BERBENTUK TRAPESIUM SKRIPSI.

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

KATA PENGANTAR. perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan

STUDI KEANDALAN DEBIT BENDUNG BLOBO DI MOLEK TERHADAP PERUBAHAN AREA LAHAN PERTANIAN

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI SAPON KABUPATEN KULON PROGO PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

3 BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

HIDROLOGI TERAPAN. Bambang Triatmodjo. Beta Offset

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI SERAYU DI KABUPATEN WONOSOBO

DEFt. W t. 2. Nilai maksimum deficit ratio DEF. max. 3. Nilai maksimum deficit. v = max. 3 t BAB III METODOLOGI

Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M. Eng 2012 BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

PERENCANAAN BENDUNGAN CIBANTEN UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU DAN IRIGASI DI KABUPATEN SERANG

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT BANJIR PADA DAS BATANG ARAU PADANG

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

DAFTAR ISI. Halaman Konsep Ketersediaan Air dan Model Prakiraan Kesesuaian Model ARIMA untuk Prakiraan Ketersediaan Air 10

KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH IRIGASI JAWA MARAJA BAH JAMBI KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Elemen Meteorologi Untuk Irigasi. tanah dalam rangkaian proses siklus hidrologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o 12'30" LS sampai 7 o

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, 26 Februari Penulis

KONTROL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PRIMER DAN DIMENSI KOLAM OLAK BANGUNAN TERJUN 13 SALURAN SEKUNDER DI BENDUNG NAMU SIRA SIRA

ANALISA KEKERINGAN DAS AMPRONG MALANG DENGAN METODE SPI (STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX) TUGAS AKHIR

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

EVALUASI PELAKSANAAN TATA PENGATURAN AIR WADUK SERMO PADA SISTEM IRIGASI DI KABUPATEN KULON PROGO. Oleh: RIFLY AGESTA FAUZAN NPM.

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Potensi

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi

TUGAS AKHIR ANALISIS DEBIT BANJIR DAS ASAM DI KOTA JAMBI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL 1 LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI,...Mi DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL

ANALISIS DEBIT RENCANA DAS PROGO DENGAN PERBANDINGAN METODE HSS. Oleh: AGUSTINUS CALVIN CHRISTIAN NPM

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR SAWAH PADA DAERAH PERCUT SEI TUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISA KEHILANGAN AIR PADA SALURAN TERSIER DI DAERAH IRIGASI CIHERANG TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Oleh IRPAN FAUZY HARAHAP VITTA PRATIWI 15000032 15001095 DOSEN PEMBIMBING DR. IR. IWAN KRIDASANTAUSA, M.SC IR. II SUTARYAN, DIPL. HE PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2006

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TUGAS AKHIR ANALISA KEHILANGAN AIR PADA SALURAN TERSIER DI DAERAH IRIGASI CIHERANG Oleh IRPAN FAUZY HARAHAP 150 00 032 VITTA PRATIWI 150 01 095 PEMBIMBING DISETUJUI Oleh PEMBIMBING Dr. Ir IWAN KRIDASANTAUSA, M.Sc Ir. II SUTARYAN, Dipl. HE KOORDINATOR KELOMPOK BIDANG KEPAKARAN TSA DR. IR SRI LEGOWO BANDUNG, 7 Februari 2006

ABSTRAK ANALISA KEHILANGAN AIR PADA SALURAN TERSIER DI DAERAH IRIGASI CIHERANG, Irpan Fauzy Harahap (15000032) dan Vitta Pratiwi (15001095), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, 2006 Dengan meningkatnya budaya dan taraf hidup masyarakat, maka kebutuhan akan air pun akan terus meningkat, sementara daya dukung alam dan kualitas lingkungan yang terus menurun menyebabkan pula penurunan sumber daya air. Oleh karena itu dalam TA ini membahas Kehilangan Air pada Saluran Tertier di daerah Irigasi Ciherang dimana dalam suatu daerah irigasi sering terjadi kehilangan air baik yang di sebabkan oleh kehilangan biasa (normally losses) seperti evaporasi dan perkolasi juga disebabkan oleh kehilangan tak biasa seperti rembesan yang disebabkan oleh kerusakan saluran maupun pengambilan air secara illegal oleh masyarakat. Kehilangan terbesar pada saluran irigasi adalah pada saluran Tertier dimana saluran Tertier pengelolaannya langsung dipegang oleh masyarakat sedangkan dinas pengairan hanya menjadi pengawas. Sekecil apapun kehilangan air dalam daerah irigasi sangat mempengaruhi manajemen pengelolaan sumber daya air pada daerah tersebut. Karena itulah diperlukan analisis mengenai kehilangan air khususnya pada saluran tertier dimana saluran tertier pada daerah irigasi Ciherang yang diamati adalah saluran CG 1, CG 2, dan saluran CG 3. Kehilangan air erat kaitannya dengan efisiensi penggunaan air irigasi, jika angka kehilangan air besar maka efisiensinya rendah dan sebaliknya jika nilai efisiensi tinggi maka kehilangan air pun kecil. Untuk mendapat nilai efisiensi yang tinggi maka perlu adanya pemeliharaan saluran dan sarana irigasi yang ada, juga kesadaran dari para petani pemakai air untuk mengambil air irigasi dari system yang telah ditentukan dan jumlahnya di sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pemanfaatan sumber daya air secara optimal harus disesuaikan dengan kebutuhan dimana besarnya debit yang mengalir dalam sal;uran disesuaikan dengan jumlah kebutuhan tanaman. Hal inilah yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya air sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan jumlah air dan seluruh masyarakat pengguna air dapat memanfaatkan air dalam kondisi apapaun. Kata Kunci : Irigasi, Saluran, Kehilangan Air, Efisiensi

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas ijin dan karunia-nyalah kami bisa menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Analisis Kehilangan Air pada Saluran Tertier di Daerah Irigasi Ciherang dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang tak terkira kepada pihak-pihak yang telah mendukung, membimbing dan memberikan semangat kepada kami, yaitu: 1. Kedua orang tua kami, yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun material, juga atas cinta, doa dan kepercayaannya. 2. Bapak Ir, Iwan Kridasantausa, PhD sebagai pembimbing I atas kesabarannya dalam membimbing kami selama tugas akhir ini. 3. Bapak Ir. Ii Sutaryan sebagai Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing kami selama ini. 4. Bapak Ir. Rastihat yang telah bersedia menjadi penguji kami dari seminar sampai sidang tugas akhir kami. 5. Petugas Perpus Teknik Sipil ITB yang telah membantu dalam mencari referensi selama pembuatan tugas akhir ini. 6. Seluruh Staf dan TU Teknik Sipil ITB yang telah membantu selama proses belajar kami di ITB. 7. Teman-teman Teknik Sipil ITB khususnya HMS dab KM TSA yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami yang tak dapat kami sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pengerjaan Tugas Akhir ini pasti ada kekurangan. Karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, sekaligus masukan dan saran demi kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini. Bandung, Februari 2006 Penulis

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i v vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I - 1 1.2 Maksud dan Tujuan I - 3 1.3 Lingkup Penelitian I - 3 1.4 Batasan Wilayah Studi I - 3 1.5 Metodologi Pembahasan I - 3 1.6 Sistematika Pembahasan I - 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Air Irigasi II - 1 2.2 Kehilangan Air pada Saluran II - 2 2.3 Debit Air di Saluran II - 5 2.3.1 Pengukuran Debit dengan Alat ukur Arus (current meter) II - 6 2.3.1.1 Pengukuran Luas Penampang Basah II - 6 2.3.1.2 Pengukuran Kecepatan Aliran II - 6 2.3.2 Pengukuran Debit dengan Menggunakan Pelampung (Float) II - 7 2.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan Zat Warna II - 8 2.4 Alat Ukur Debit di Lapangan II - 9 2.5 Kebutuhan Air irigasi di Petak Sawah II - 10 2.5.1 Penyiapan Lahan Untuk Padi II - 11 2.5.2 Evapotranspirasi Potensial II 12 2.5.3 Penggunaan Konsumtif II - 14 2.5.4 Perkolasi II - 16 2.5.5 Penggantian Lapisan Air II - 17 2.5.6 Curah Hujan Efektif II - 17 2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Banyaknya Air yang Diperlukan Tanaman II - 19 2.6.1 Jenis Tanaman II - 19 2.6.2 Keadaan Medan Tanah II - 20 2.6.3 Sifat Tanah II - 20 2.6.4 Cara Pemberian Air II - 21 2.6.5 Pengelolaan Tanah II - 22 2.6.6 Keadaan Iklim II - 22 2.6.7 Waktu Menanam II - 23 i

2.6.8 Keadaan Saluran dan Bangunan II - 23 2.7 Pembagian Zona Iklim II - 24 2.7.1 Zona Iklim Gersang dan Kering II - 24 2.7.2 Zona Iklim Kering dan Agak Kering II - 25 2.7.3 Zona Iklim Basah dan Agak Basah II - 25 2.7.4 Zona Iklim Basah II - 25 2.8 Klasifikasi Air Tanah II - 26 2.9 Efisiensi Irigasi II - 26 2.9.1 Efisiensi di Saluran Pembawa II - 27 2.9.2 Efisiensi Pembagian Air di Saluran Tertier II - 28 2.9.3 Efisiensi Penggunaan Air di Petak Sawah II - 28 2.10 Probabbilitas dan Statistik II - 29 2.10.1 Probabilitas II - 29 2.10.1.1 Fungsi Massa Probabilitas II - 29 2.10.1.2 Fungsi Distribusi Kumulatif II - 30 2.10.1.3 Fungsi Kerapatan Probabilitas II - 31 2.10.2 Statistik II - 33 2.10.2.1 Nilai Harapan II - 33 2.10.2.2 Nilai Sentral II - 34 2.10.2.3 Nilai Sebaran II - 35 2.10.3 Fungsi Distribusi Probabilitas II - 37 2.10.3.1 Parameter Fungsi Distribusi II - 37 2.10.3.2 Distribusi Normal II - 37 2.10.3.3 Distribusi Normal Standar II - 38 2.10.3.4 Distribusi Rayleigh II - 40 2.10.3.5 Distribusi Rayleigh Tak Berdimensi II - 41 2.10.3.6 Distribusi Log Normal II - 42 2.10.4 Uji Kecocokan II - 42 2.10.4.1 Rata-rata Prosentase Error II - 43 2.10.4.2 Deviasi II - 43 2.10.4.3 Chi Kuadrat II - 44 2.10.4.4 Kolmogorov Smirnov II - 44 2.10.5 Analisa Harga Ekstrim II - 45 2.10.5.1 Distribusi Normal II - 47 2.10.5.2 Distribusi Gumbel II - 47 2.10.5.3 Distribusi Log Person Type III II - 48 2.10.5.4 Distribusi Log Normal II - 50 2.10.6 Analisa Regresi II - 50 2.10.6.1 Model Linier II - 50 2.10.6.2 Model Logaritmik II - 51 2.10.6.3 Model Eksponensial II - 51 2.10.6.4 Model Polynomial II - 52 2.10.7 Analisa Kehandalan ( Reliability ) II - 53 ii

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI 3.1 Wilayah Studi III - 1 3.2 Kondisi Eksisting Lokasi Studi III - 1 3.3 Hidroklimatologi III - 9 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekatan IV - 1 4.1.1 Data Sekunder dari Instansi terkait IV - 1 4.1.2 Data Primer dari Lapangan IV - 1 4.1.3 Pengukuran di Lapangan IV - 2 4.1.3.1 Peralatan Pengukuran Debit dan Penguapan IV - 3 4.1.3.2 Pemilihan Lokasi Pengukuran Debit dan Penguapan IV - 6 4.1.3.3 Pelaksanaan Pengukuran Debit dan Pengupan IV - 8 4.1.3.4 Perhitungan Debit IV - 9 4.1.3.5 Perhitungan Kehilangan Air akibat Rembesan, Perkolasi dan Infiltrasi IV - 10 4.1.4 Teori dan Rumus-rumus IV - 11 4.2 Metode Analisis IV - 11 4.2.1 Variabel Penelitian IV - 12 4.2.2 Observasi Penelitian IV 12 4.2.2.1 Observasi Institusional IV - 12 4.2.2.2 Observasi lapangan IV - 12 4.2.3 Teknik Pengumpulan Data IV - 13 4.2.3.1 Data Primer IV - 13 4.2.3.2 Data Sekunder IV - 13 BAB V DATA DAN ANALISIS 5.1 Perolehan Data V - 1 5.1.1 Pengumpulan Data ke Beberapa Instansi Terkait V - 1 5.1.2 Peninjauan Langsung ke Lokasi Penelitian V - 2 5.1.3 Pelaksanaan Penelitian ke Lokasi Penelitian V - 2 5.1.4 Lokasi Pengukuran V - 3 5.1.4.1 Perhitungan Debit pada Saluran V - 21 5.1.4.2 Perhitungan Kehilangan Air pada Saluran V - 22 5.1.4.3 Perhitungan Efisiensi Pemberian Air V - 23 5.1.4.4 Perhitungan Kebutuhan Air pada Petak Sawah V - 28 5.1.4.5 Perbandingan Kebutuhan Air dan Ketersediaan Air V - 35 5.1.4.6 Perhitugan Statistik dan Probabilitas V - 36 5.2 Analisis V - 58 5.2.1 Perhitugan Debit pada Saluran V - 58 5.2.1.1 Kurva Debit pada Saluran CG 1 Selama 10 Hari V - 58 5.2.1.2 Kurva Debit pada Saluran CG 2 Selama 10 Hari V - 59 5.2.1.3 Kurva Debit pada Saluran CG 3 Selama 10 Hari V - 60 5.2.1.4 Kurva Debit pada Saluran CG 1 Selama 5 Hari V - 61 iii

5.2.1.5 Kurva Debit pada Saluran CG 2 Selama 5 Hari V - 62 5.2.1.6 Kurva Debit pada Saluran CG 3 Selama 5 Hari V - 63 5.2.2 Perbandingan Debit padatitik Pengamatan V - 64 5.2.2.1 Kurva Q1 vs Q2 Saluran Tersier CG 1 Selama 10 Hari V - 64 5.2.2.2 Kurva Q1 vs Q2 Saluran Tersier CG 2 Selama 10 Hari V - 65 5.2.2.3 Kurva Q1 vs Q2 Saluran Tersier CG 3 Selama 10 Hari V - 66 5.2.2.4 Kurva Q1 vs Q2 vs Q3 Saluran Tersier CG 1 Selama 5 Hari Pengamatan V - 67 5.2.2.5 Kurva Q1 vs Q2 vs Q3 Saluran Tersier CG 2 Selama 5 Hari Pengamatan V - 68 5.2.2.6 Kurva Q1 vs Q2 vs Q3 Saluran Tersier CG 3 Selama 5 Hari Pengamatan V - 69 5.2.3 Kehilangan Air di Saluran Tersier V - 70 5.2.3.1 Kurva Kehilangan Debit Titik ke- 1 Titik ke- 2 10 Hari Pengamatan V - 70 5.2.3.2 Kurva Kehilangan Debit Titik ke- 1 Titik ke- 2 5 Hari Pengamatan V - 71 5.2.3.3 Kurva Kehilangan Debit Titik ke- 2 Titik ke- 3 5 Hari Pengamatan V - 72 5.2.4 Perbandingan Antara Supply, Demand dan Reliability V - 73 5.2.4.1 Kurva Perbandingan Supply, Demand dan Reliability CG 1 V - 73 5.2.4.2 Kurva Perbandingan Supply, Demand dan Reliability CG 2 V - 74 5.2.4.3 Kurva Perbandingan Supply, Demand dan Reliability CG 3 V - 75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan VI - 1 6.2 Saran VI - 4 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x iv

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Besarnya Tingkat Kehilangan di Saluran II - 3 Tabel 2.2 Persen Kehilangan Air II - 3 Tabel 2.3 Koefisien Tanaman (Kc) II - 15 Tabel 2.4 Pengaruh Faktor Iklim Secara Umum Terhadap Kebutuhan Air Untuk Tanaman II - 23 Tabel 2.5 Pembagian Zona Iklim II - 24 Tabel 3.1a Curah Hujan Tengah Bulanan 15 Tahunan III - 9 Tabel 3.1b Curah Hujan Tengah Bulanan 15 Tahunan III - 10 Tabel 3.2 Data Temperatur Udara Rata-rata III - 11 Tabel 3.3 Penyinaran Matahari Rata-rata (n/n) % III - 12 Tabel 3.4 Kelembaban Udara Rata-rata (Rh) % III - 13 Tabel 3.5 Kecepatan Angin Rata-rata (U) Knots III - 13 Tabel 4.1 Penentuan Bagian Alur Saluran yang Lurus IV - 7 Tabel 4.2 Penentuan Banyaknya Jalur Lintasan Pelampung IV - 7 Tabel 5.1a Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 1 V - 4 Tabel 5.1b Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 1 V - 5 Tabel 5.1c Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 1 V - 6 Tabel 5.1d Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 1 V - 7 Tabel 5.2a Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 2 V - 8 Tabel 5.2b Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 2 V - 9 Tabel 5.2c Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 2 V - 10 Tabel 5.2d Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tinggi CG 2 V - 11 Tabel 5.3a Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 3 V - 12 Tabel 5.3b Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Tabel 5.3c Irigasi Tersier CG 3 V - 13 Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 3 V - 14 Tabel 5.3d Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 3 V - 15 vii

Tabel 5.4 Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 1 (5 hari) V - 16 Tabel 5.5 Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 2 (5 hari) V - 17 Tabel 5.6 Data Pengamatan Tinggi dan Kecepatan Air Saluran Irigasi Tersier CG 3 (5 hari) V - 18 Tabel 5.7 Data Pengamatan Kehilangan Tinggi Air Akibat Penguapan V - 19 Tabel 5.8 Evaporasi Potensial V - 31 Tabel 5.9a Distribusi Frekwensi Titik ke- 1 Saluran Tersier CG 1 V - 38 Tabel 5.9b Distribusi Frekwensi Titik ke- 2 Saluran Tersier CG 1 V - 38 Tabel 5.9c Distribusi Frekwensi Titik ke- 3 Saluran Tersier CG 1 V - 38 Tabel 5.10a Distribusi Frekwensi Titik ke- 1 Saluran Tersier CG 2 V - 39 Tabel 5.10b Distribusi Frekwensi Titik ke- 2 Saluran Tersier CG 2 V - 39 Tabel 5.10c Distribusi Frekwensi Titik ke- 3 Saluran Tersier CG 2 V - 39 Tabel 5.11a Distribusi Frekwensi Titik ke- 1 Saluran Tersier CG 3 V - 40 Tabel 5.11b Distribusi Frekwensi Titik ke- 2 Saluran Tersier CG 3 V - 40 Tabel 5.11c Distribusi Frekwensi Titik ke- 3 Saluran Tersier CG 3 V - 40 viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Hubungan PMF dan CDF II - 30 Gambar 2.2 Nilai Probabilitas pada PDF II - 32 Gambar 2.3 Hubungan Fungsi Distribusi Pobabilitas Secara Teoritis II - 32 Gambar 2.4 Fungsi Distribusi Normal N(µ,σ) II - 38 Gambar 2.5 Fungsi Distribusi Normal Standar N(0,1) II - 39 Gambar 2.6 Defenisi Data Pengamatan dan Selisih Puncak Lembah II - 40 Gambar 2.7 Distribusi Rayleigh Tak Berdimensi II - 41 Gambar 2.8 Metode Pendekatan Analisa Regresi terhadap Data Pengamatan II - 52 Gambar 3.1 Lokasi Bendung Ciherang III - 2 Gambar 3.2 Peta Irigasi DI Ciherang III - 3 Gambar 3.3 Peta Situasi DI Ciherang III - 4 Gambar 3.4 Skema Petak Daerah Irigasi Ciherang III - 5 Gambar 3.5 Pengambilan Air Ilegal III - 6 Gambar 3.6 Kerusakan Dinding Saluran III - 6 Gambar 3.7 Kondisi Penampang Saluran Buruk III - 7 Gambar 3.8 Hancurnya Dinding Saluran III - 7 Gambar 3.9 Kerusakan Dinding Saluran Penyebab Kehilangan Air III - 8 Gambar 3.10 Kerusakan Saluran dan Rimbunnya Tanaman Mengganggu Aliran Air III - 8 Gambar 3.11 Grafik Curah Hujan Rata-rata III - 10 Gambar 3.12 Grafik Temperatur Rata-rata III - 12 Gambar 4.1 Sketsa Alur Saluran untuk Pengukuran Debit Metode Pelampung IV - 3 Gambar 4.2 Sketsa Jenis Pelampung Permukaan IV - 4 Gambar 4.3 Sketsa Jenis Pelampung Tangkai IV - 5 Gambar 4.4 Sketsa Pengukuran Penguapan IV - 6 Gambar 4.5 Skema Titik Pengukuran Debit IV - 9 Gambar 4.6 Penampang Skema Pengukuran IV - 10 Gambar 5.1 Histogram Frekwensi Titik ke-1 CG 1 V - 50 Gambar 5.2 Histogram Frekwensi Titik ke-2 CG 1 V - 50 Gambar 5.3 Histogram Frekwensi Titik ke-3 CG 1 V - 51 Gambar 5.4 Histogram Frekwensi Titik ke-1 CG 2 V - 51 Gambar 5.5 Histogram Frekwensi Titik ke-2 CG 2 V - 52 Gambar 5.6 Histogram Frekwensi Titik ke-3 CG 2 V - 52 v

Gambar 5.7 Histogram Frekwensi Titik ke-1 CG 3 V - 53 Gambar 5.8 Histogram Frekwensi Titik ke-2 CG 3 V - 53 Gambar 5.9 Histogram Frekwensi Titik ke-3 CG 3 V - 54 Gambar 5.10 Kurva Debit pada Saluran CG 1 Selama 10 Hari V - 58 Gambar 5.11 Kurva Debit pada Saluran CG 2 Selama 10 Hari V - 59 Gambar 5.12 Kurva Debit pada Saluran CG 3 Selama 10 Hari V - 60 Gambar 5.13 Kurva Debit pada Saluran CG 1 Selama 5 Hari V - 61 Gambar 5.14 Kurva Debit pada Saluran CG 2 Selama 5 Hari V - 62 Gambar 5.15 Kurva Debit pada Saluran CG 3 Selama 5 Hari V - 63 Gambar 5.16 Qin vs Qout Saluran Tersier CG 1 Selama 10 Hari Pengamatan V - 64 Gambar 5.17 Qin vs Qout Saluran Tersier CG 2 Selama 10 Hari Pengamatan V - 65 Gambar 5.18 Qin vs Qout Saluran Tersier CG 3 Selama 10 Hari Pengamatan V - 66 Gambar 5.19 Kurva Qin vs Qout vs Qtitik ke-3 Saluran Tersier CG 1 Selama 5 Hari Pengamatan V - 67 Gambar 5.20 Kurva Qin vs Qout vs Qtitik ke-3 Saluran Tersier CG 2 Selama 5 Hari Pengamatan V - 68 Gambar 5.21 Kurva Qin vs Qout vs Qtitik ke-3 Saluran Tersier CG 3 Selama 5 Hari Pengamatan V - 69 Gambar 5.22 Kurva Kehilangan Debit Titik ke-1 Titik ke-2 10 Hari Pengamatan V -70 Gambar 5.23 Kurva Kehilangan Debit Titik ke-1 Titik ke-2 5 Hari Pengamatan V -71 Gambar 5.24 Kurva Kehilangan Debit Titik ke-2 Titik ke-3 5 Hari Pengamatan V -72 Gambar 5.25 Kurva Perbandingan Supply, Demand dan Reliability CG 1 V - 73 Gambar 5.26 Kurva Perbandingan Supply, Demand dan Reliability CG 2 V - 74 Gambar 5.27 Kurva Perbandingan Supply, Demand dan Reliability CG 3 V - 75 vi

Bab VI Kesimpulan dan Saran BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian Analisis Kehilangan Air pada Saluran Tertier di Daerah Irigasi Ciherang dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1. Kehilangan Air di saluran tertier a. Saluran Tertier CG 1 Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya diperoleh nilai kehilangan air pada saluran CG 1 adalah Rata-rata kehilangan Air di titik ke- 1 dan titik ke- 2 untuk pengamatan 10 hari 8.578 l/det Rata-rata kehilangan Air di titik ke- 1 sampai titik ke- 2 untuk pengamatan 5 hari 15.045 l/det b. Saluran Tertier CG 2 Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya diperoleh nilai kehilangan air pada saluran CG 2 adalah Rata-rata kehilangan air di titik ke- 1 dan titik ke- 2 untuk pengamatan 10 hari 37.563 l/det Rata-rata kehilangan Air di titik ke- 1 sampai titik ke- 2 untuk pengamatan 5 hari 62.964l/det c. Saluran Tertier CG 3 Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya diperoleh nilai kehilangan air pada saluran CG 3 adalah Rata-rata kehilangan air di titik ke- 1 dan titik ke- 2 untuk pengamatan 10 hari 22.222 l/det Tugas Akhir Analisis Kehilangan Air pada Saluran Tertier di DI. Ciherang VI-1

Bab VI Kesimpulan dan Saran Rata-rata kehilangan Air di titik ke- 1 sampai titik ke- 2 untuk pengamatan 5 hari 26.982 l/det Faktor kehilangan air pada saluran Evaporasi (penguapan) pada saluran dari pengamatan diperoleh nilai 0.375 l/det/ha Perkolasi saluran diasumsikan 2 mm/hari = 0.23 mm/det/ha Kedua faktor tersebut memberikan nilai yang sangat kecil dibandingkan nilai kehilangan air yang terjadi pada saluran. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi kehilangan air pada saluran. Faktor lain tersebut antara lain : Adanya rembesan (seepage) karena kerusakan saluran Adanya pengambilan air secara illegal yang dilakukan oleh petani pemakai air karena ingin dengan cepat dan mudah untuk mendapatkan air untuk sawahnya selain itu digunakan untuk kolam ikan yang ada di sekitar saluran tertier. 2. Efisiensi Saluran Tertier a. Saluran Tertier CG 1 Dari perhitungan pada bab sebelumnya diketahui bahwa besarnya efisiensi saluran untuk CG 1 adalah 82.28 % b. Saluran Tertier CG 2 Dari perhitungan pada bab sebelumnya diketahui bahwa besarnya efisiensi saluran untuk CG 1 adalah 86.64 % c. Saluran Tertier CG 2 Dari perhitungan pada bab sebelumnya diketahui bahwa besarnya efisiensi saluran untuk CG 1 adalah 94.30 % Dari hasil diatas dikatahui bahwa efisiensi saluran > 80 % berdasarkan standar kelayakan saluran masih mempunyai kondisi yang cukup baik hanya saja tidak terawatt dan banyak terjadi kerusakan. Tugas Akhir Analisis Kehilangan Air pada Saluran Tertier di DI. Ciherang VI-2

Bab VI Kesimpulan dan Saran 3. Efisiensi Penggunaan Air Dengan membandingkan besarnya kebutuhan air (demand) dan ketersediaan air (supply) diperoleh nilai efisiensi penggunaaan air irigasi. Dari perhitungan pada bab sebelumnya diperoleh besarnya efisiensi penggunaan air irigasi masingmasing saluran sebagai berikut : a. Saluran Tertier CG 1 Besarnya efisiensi yang diperoleh dari perbandingan demand dan supply untuk saluran CG 1 adalah Efisiensi CG 1 untuk perhitungan 10 hari diperoleh 50.98 % Efisiensi CG 1 untuk perhitungan 5 hari diperoleh 64.24 % b. Saluran Tertier CG 2 Besarnya efisiensi yang diperoleh dari perbandingan demand dan supply untuk saluran CG 2 adalah Efisiensi CG 2 untuk perhitungan 10 hari diperoleh 28.03 % Efisiensi CG 2 untuk perhitungan 5 hari diperoleh 22.03 % c. Saluran Tertier CG 3 Besarnya efisiensi yang diperoleh dari perbandingan demand dan supply untuk saluran CG 3 adalah Efisiensi CG 3 untuk perhitungan 10 hari diperoleh 35.51 % Efisiensi CG 3 untuk perhitungan 5 hari diperoleh 30.22 % Nilai efisiensi penggunaan air yang sangat kecil ini menunjukkan bahwa supply air pada saluran jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan tanaman. Hal tersebut dapat mengurangi besarnya jumlah pemberian air pada ruas-ruas saluran berikutnya,sehingga kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya konflik antar petani (P3A). Sehingga pemberian air pada saluran irigasi terrier ini dapat lebih di hemat lagi mengingat jumlah air yang sangat terbatas apalagi pada musim kemarau dimana jumlah air lebih sedikit dibandingkan kebutuhan. Untuk mencapai nilai efisiensi seperti yang diharapkan harus ada kesadaran yang tinggi dari petani untuk memelihara saluran dan bangunan irigasi yang ada, juga dalam pengambilan air harus dari system distribusi yang telah disediakan dan jumlahnya disesuai dengan kebutuhan. Tugas Akhir Analisis Kehilangan Air pada Saluran Tertier di DI. Ciherang VI-3

Bab VI Kesimpulan dan Saran VI.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan denagn pembahasan dan kesimpulan tersebut diatas, antara lain sebagai berikut : 1. Perlu dikaji ulang neraca air di Daerah Irigasi Ciherang. hal ini dimaksudkan agar pada saluran tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan air dimana besarnya debit yang dialirkan pada saluran seharusnya sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga tidak terjadi pemborosan air. 2. Perlu dikaji ulang tata letak petak tersier di Daerah irigasi Ciherang. Hal ini dimaksudkan agar pemberian air irigasi dapat melayani semua petakan sawah, tanpa adanya pengambilan air secara illegal oleh petani. 3. Pengaturan (manajemen) pemberian air di daerah irigasi Ciherang perlu diperbaiki dan dinas pengairan ikut membantu pengawasan pemberian air ini sehingga tidak terjadi pengambilan air secara illegal oleh nasyarakat petani pengguna air, 4. Perlu adanya perbaikan saluran yang rusak sehingga kehilangan air akibat kerusakan saluran dapat dikurangi, sehingga mendukung manajemen pemberian air yang lebih baik karena kecilnya nilai kehilangan air. 5. Memberi penyuluhan pada para petani pemakai air dalam hal-hal sebagai berikut : Untuk mengambil air di bangunan yang telah ditetapkan Pengambilan air disesuaikan dengan kebutuhan Mulai tanam yang serempak Memelihara bangunan dan saluran yang ada 6. Untuk mendapatkan hasil analisia kehilangan air pada saluran tertier yang lebih baik maka seharusnya dilakukan pengamatan yang lebih lama dan dilakukan pada musim yang berbeda sehingga bisa memperoleh data yang lebih akurat mengenai kehilangan air pada saluran tertier. Tugas Akhir Analisis Kehilangan Air pada Saluran Tertier di DI. Ciherang VI-4

DAFTAR PUSTAKA 1. Chow, Ven Te, 1997. Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta. 2. Hansen, Vaughn E,dkk, 1992. Dasar- Dasar Dan Praktek Irigasi, Erlangga, Jakarta. 3. Ang, Alfredo HS ; Tang, Wilson H, 1992. Kosep-konsep Probabilitas dalam Perencanaan dan Perancangan Rekayasa. 4. Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi. 5. Sosrodarsono, Suryono, 1999. Hodrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta. 6. Seyhan, Ersin, 1990. Dasar Dasar Hidrologi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 7. Ii Sutaryan, Hubungan Air, Tanah dan Tanaman, Departemen Teknik Sipil ITB. 8. Ii Sutaryan, Diktat Mata Kuliah Irigasi I dan Bangunan Air, Departemen Teknik Sipil ITB. 9. Ii Sutaryan, Diktat Mata Kuliah Irigasi II, Departemen Teknik Sipil ITB. 10. Dantje Kardana, Diktat Mata Kuliah Hidrologi, Departemen Teknik Sipil ITB. 11. Andojo Wurjanto, 2001-2002, Diktat Mata Kuliah Probabilitas dan Statistik, Departemen Teknik Sipil ITB. 12. Yayu Sri Rahayu, 1995. Tesis, Efisiensi Penggunaan Air Irigasi di Petak Tersier. 13. Magdalena Tanga, 2005. Tesis, Analisis Efisiensi Pemberian Air di Jaringan Irigasi pada Saluran Sekunder DI CIherang. Tugas Akhir Analisis Kehilangan Air pada Saluran Tertier di DI. Ciherang x