BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nita Awalita Sundari, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara berturut-turut sesuai dengan perubahan Kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu perubahan yang positif. Proses belajar bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab keempat, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yakni kelas satu, dua, dan tiga dilaksanakan melalui pembelajaran tematik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter atau insan kamil (Wibowo, 2012:19). Menurut Undang-Undang RI

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH ARTIKEL. Oleh SRI ASTUTI F

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dilakukan melalui pembaharuan kurikulum. Pembaharuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belakang pembelajaran tematik integratif dan keadaan nyata di sekolah yang peneliti teliti.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kemajuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki 4 (empat) kompetensi, yakni kompetensi membaca, menulis, menyimak, dan

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa yang tidak tergolong dalam berbagai kegiatan kelompoknya, tetapi siswa ini

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh: ESTI FITRIYANI A

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah formal yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE SNOW BALL DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN IPA KONSEP KALOR MELALUI PBO (PENDEKATAN PEMBELAJARAN OTENTIK) Subekhi SMP 4 Bojong kabupaten Pekalongan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi terhadap kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung pada tanggal 29 Januari 2013. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran IPS di sekolah yaitu terlalu banyaknya konsep dalam materi pembelajaran IPS, sehingga siswa lebih mementingkan pengetahuannya saja dengan cara menghafal berbagai konsep dan siswa kurang mampu mengembangkan konsep tersebut dengan kehidupan nyata yang mereka hadapi sehari-hari. Sistem pendidikan seperti ini membuat anak berpikir secara parsial dan terkotak-kotak, sehingga pada akhirnya dapat mematikan kreativitasnya. Kreativitas siswa di SMP Negeri 12 Bandung khususnya kelas VIII E ini rendah, hal ini disebabkan kerena siswa kurang mengekspresikan pengalamannya baik secara lisan maupun tertulis. Siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk mengemukakan gagasan-gagasan yang baru. Pembelajaran pun lebih didominasi oleh guru, sehingga siswa tidak pernah bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Guru merasa tidak mempunyai banyak waktu dalam mengembangkan kreativitas siswa ini sehingga tidak menjadi prioritas utama dalam pembelajaran IPS. Menurut Clark Moustakis (Munandar, 2009: 18) kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. Kreativitas ini ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Pembelajaran IPS yang peneliti temukan saat ini masih bersifat tradisional, dimana pusat pembelajaran hanya ada pada guru semata (teacher oriented). Siswa tidak diberikan kesempatan untuk memilih pembelajaran seperti apa yang akan mereka tempuh selama proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan siswa baik 1

2 secara lisan maupun tertulis menjadi kurang tereksplorasi di dalam kelas. Permasalahan lain yang ditemukan oleh peneliti yaitu pada saat ini pelaksanaan pembelajaran di SMP untuk mata pelajaran IPS masih dilakukan secara terpisah. Kenyataan ini mendorong perlunya penerapan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran IPS adalah model pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran tematik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik yang berasal dari integrasi antara satu Kompetensi Dasar dengan Kompetensi Dasar lainnya yang sesuai dengan silabus dan pembelajaran IPS. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa konsep disiplin ilmu sosial sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Model pembelajaran ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Model pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing) (Trianto, 2011: 157). Tema yang dijadikan fokus pembelajaran diambil berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah disusun oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP). Tema pada pembelajaran IPS kemudian dikembangkan menjadi beberapa konsep dan ditindaklanjuti dengan berbagai aktifitas belajar siswa yang mengarahkan pada peningkatan kreativitas siswa itu sendiri.

3 Model pembelajaran tematik ini sangat cocok bagi siswa untuk meningkatkan kreativitasnya. Setelah siswa menyelesaikan satu tema mereka dapat memutuskan pemecahan masalah secara kreatif atau membuat produk berupa rangkuman, kerajinan tangan, karya tulis sederhana, atau karya seni lainnya yang dipresentasikan di depan kelas. Pembelajaran tematik juga memiliki peluang untuk meningkatkan kreativitas akademik maupun non akademik. Hal ini disebabkan model ini menekankan pada peningkatan kemampuan analitis terhadap konsep-konsep yang dipadukan. Penelitian terdahulu yang menggunakan model pembelajaran tematik adalah penelitian tesis karya Yulia Karahmatika (2009) dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang dipublikasikan oleh Jurusan Pendidikan IPS Pasca Sarjana UPI dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Model Pembelajaran Tematik. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu beliau telah berhasil mendeskripsikan penerapan model pembelajaran tematik yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMP terutama dalam berketerampilan sosial. Keterampilan sosial yang dimaksud yaitu kemampuan bekerja sama di dalam kelompok, menyumbangkan dan menerima pendapat di dalam tugas dan diskusi, juga mengembangkan kepemimpinan siswa. Penelitian lain juga dikemukakan oleh Setiana (2009) dengan judul Pengaruh Implementasi Pendekatan Tematik Model Webbing Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini adalah penelitian tesis dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dipublikasikan oleh Jurusan Pendidikan IPS Pasca Sarjana UPI. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa implementasi pendekatan tematik model webbing dapat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep oleh siswa kelas III dalam pembelajaran IPS SD. Peningkatan pemahaman konsep sebagai dampak dari implementasi pembelajaran tematik model webbing masih terbatas pada konsep konkret yang mencapai penguasaan 80% sedangkan pada konkret abstrak penguasaannya hanya mencapai 40%. Berpengaruh secara signifikan terhadap

4 peningkatan kreativitas siswa kelas III pada pembelajaran IPS SD. Peningkatan kreativitas siswa sebagai dampak atas implementasi pendekatan tematik model webbing masih terbatas pada tahap, tingkat, dan derajat kreativitas tertentu. Ditinjau dari aspek tahapan kreativitas, peningkatan secara signifikan hanya terjadi pada tahap persiapan dan inkubasi. Ditinjau dari aspek tingkatan kreativitas berdasarkan sudut pandang person, pendekatan pembelajaran tematik model webbing mampu meningkatkan kreativitas anak secara signifikan pada tingkat kelancaran dan kepraktisan. Ditinjau dari aspek produk kreativitas, pembelajaran tematik model webbing mampu mengembangkan dimensi kreativitas praktis dan berguna. Dari aspek derajat kreativitasnya, pendekatan pembelajaran tematik model webbing ternyata mampu meningkatkan keseluruhan tingkat kreativitas yakni rasa ingin tahu, suka meneliti/mengamati dan berkreasi sederhana. Berdasarkan penelitian terdahulu di atas maka pembelajaran IPS hendaknya dilaksanakan melalui pendekatan pembelajaran tematik baik secara internal (disiplin ilmu) maupun eksternal (dikaitkan dengan mata pelajaran lain). Oleh karena itu, saran dari penelitian di atas menyebutkan bahwa untuk peneliti selanjutnya untuk lebih menitikberatkan pada strategi guru dan gaya guru untuk meningkatkan dimensi kreativitas yang lebih tinggi dengan menggunakan model pembelajaran tematik. Menurut Depdikbud (1996: 3) model pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Namun demikian, masih banyak pihak yang belum memahami dan mampu menerapkan model pembelajaran ini secara baik. Kegiatan pembelajaran masih bepusat pada guru (teacher oriented). Serta guru masih kesulitan untuk mengintegrasikan pembelajaran, karena background guru yang bukan dari lulusan sarjana IPS. Hal ini menyebabkan siswa kurang memahami materi secara keseluruhan yang mengakibatkan kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran IPS, sehingga kreativitas siswa pun rendah.

5 Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru mitra Ibu Yani Chendrayani, S.Pd. Beliau merasa cukup kesulitan dalam mengintegrasikan pelajaran IPS di SMP, karena Ibu ini lulusan dari pendidikan sejarah, sehingga dalam pembelajaran IPS, konsep disiplin ilmu sejarah lebih mendominasi dalam proses pembelajaran di kelas yang pada akhirnya menyebabkan konsep IPS yang disampaikan guru menjadi terpisah-pisah. Masalah rendahnya kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS tersebut, terkait langsung dengan kemampuan guru itu sendiri untuk berinovasi khususnya dalam mengembangkan model pembelajaran. Latar belakang pendidikan ilmu sosial pada guru IPS di tingkat SMP menjadi salah satu kendala bagi guru untuk menyelenggarakan pendidikan secara terintegrasi. Berangkat dari permasalahan tersebut, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran IPS. Karena penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yang menyertakan guru sebagai subjek penelitian, sehingga pada akhirnya di samping memperkenalkan model pembelajaran tematik, juga secara substansial dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS terutama untuk meningkatkan kreativitas siswa. Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung).

6 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah seperti berikut: 1. Rumusan Masalah Umum Bagaimana penerapan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung? 2. Rumusan Masalah Khusus a. Bagaimana merencanakan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung? b. Bagaimana melaksanakan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung? c. Bagaimana merefleksikan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung? d. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung? e. Bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?

7 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengidentifikasi rancangan penerapan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. b. Mengeksplorasi model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. c. Merefleksikan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. d. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. e. Menganalisis upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan terutama bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran tematik.

8 2. Manfaat Praktis Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan, seperti : a. Bagi Siswa 1. Meningkatkan kreativitas sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif. 2. Memberikan wawasan serta dapat mengembangkan kemampuan serta kualitas siswa dalam pembelajaran IPS. b. Bagi Guru 1. Melatih guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat terpadu (integrated) dengan menggunakan model pembelajaran tematik. 2. Meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. c. Bagi Sekolah 1. Sekolah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui penerapan model pembelajaran tematik. 2. Sekolah diharapkan mampu mencermati kebutuhan siswa. E. Struktur Organisasi Skripsi ini tersusun dari lima bab dengan rincian sebagai berikut: Bab I adalah bab pendahuluan, yang akan menguraikan secara umum tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi. Bab II berisi kajian pustaka yang memuat pengertian dan konsep dasar model pembelajaran tematik serta kajian tentang kreativitas. Pada bab ini juga disampaikan mengenai bukti-bukti empirik yang berhubungan dengan konsep model pembelajaran tematik dengan kreativitas pada pembelajaran IPS.

9 Bab III merupakan metode penelitian yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, jenis dan desain penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan validitas data. Bab IV membahas laporan hasil penelitian yang meliputi observasi dan refleksi awal, pelaksanaan tindakan yang akan menempuh beberapa siklus, analisis hasil penelitian serta analisis keterkaitan penerapan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas. Bab V menguraikan tentang penutup yang mencakup kesimpulan dan saran terhadap proses pembelajaran, pendidik, dan pemegang kebijakan yang memiliki kompetensi terhadap perkembangan pendidikan.