BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

Oleh. Septi Ria Ariani Mulyanto Widodo Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. murid (Sagala, 2012:61). Pembelajaran juga merupakan sebuah upaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Bahasa tidak hanya berbentuk lisan, melainkan juga tulisan. Dengan adanya bahasa, manusia dapat menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya sehingga dapat mengerti apa yang dimaksudkan. Sementara itu apabila kita berbicara tentang bahasa atau keterampilan berbahasa, berarti kita akan membicarakan hal-hal yang terdapat dalam aspek keterampilan berbahasa. Terdapat empat aspek dalam keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan berbahasa yang sangat kurang diminati baik itu oleh masyarakat umum ataupun peserta didik yaitu keterampilan membaca. Dengan kemampuan membaca yang rendah, tidak tertutup kemungkinan bahwa minat baca yang dimiliki pun rendah (Prasetyono, 2008:26).

2 Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata atau bahasa tulis (Hudgson dalam Tarigan, 1984: 7). Kurangnya minat membaca siswa sangat berpengaruh terhadap kurangnya kemampuan siswa dalam menuangkan ide imajinatifnya melalui tulisan, akibatnya siswa cenderung sulit untuk menyusun sebuah karya tulisan. Agar siswa tidak mengalami kesulitan tersebut, siswa harus banyak membaca bahan bacaan berupa sastra maupun non sastra. Dengan banyaknya membaca bacaan serta tingginya minat baca siswa, maka siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah karya yang berupa tulisan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk meningkatkan minat baca para siswanya agar mereka lebih banyak membaca. Dengan demikian, kemampuan serta kemauan membaca mereka pun akan meningkat. Hal yang perlu diusahakan untuk meningkatkan minat baca adalah menyediakan waktu untuk membaca dan memilih bahan bacaan yang baik (Tarigan, 1984: 102). Bahan bacaan tersebut bisa berupa bacaan karya sastra bentuk prosa, puisi atau pun bahan bacaan nonsastra. Salah satu karya sastra bentuk prosa yaitu cerpen. Cerpen adalah karangan fiksi yang pendek, selesai dibaca hanya dengan sekali duduk, mengarah kepada kesan tunggal, karena pendek, serta tuntas pada bagian akhir. Dalam Kurikulum Sekolah Menengah Atas pun terdapat standar kompetensi yang menyangkut tentang penulisan cerita pendek ini yaitu Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerita pendek yang terbagi menjadi dua

3 kompetensi dasar yaitu menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerita pendek dan menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerita pendek. Dengan adanya pembelajaran menulis cerita pendek, siswa dapat mengembangkan kreativitasnya. Menulis cerpen termasuk bagian dari menuangkan pengalaman mereka ke dalam kertas, karena tidak semua siswa dapat menceritakan dengan jelas untuk dapat mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalamannya secara lisan. Dengan demikian siswa dapat membiasakan diri untuk menulis cerita pendek. Antara minat baca dengan kemampuan menulis cerita pendek terdapat suatu keterkaitan, keterkaitan tersebut dapat digambarkan jika seorang siswa mempunyai minat baca yang tinggi, maka siswa tersebut dapat membuat sebuah karya sastra berupa cerita pendek tanpa mengalami hambatan, karena dia memiliki banyak perbendaharaan kata dan memiliki ide-ide kreatif serta imajimatif yang dapat mereka tuangkan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata atau bahasa tulis (Tarigan, 1984: 7). Menulis dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi antara penulis dengan pembaca sehingga dengan membaca tulisan tersebut pembaca dapat memahami apa yang ada dalam hati penulis. Tarigan (2008: 3) mengemukakan bahwa menulis merupakan

4 suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Membaca berhubungan dengan bahasa tulisan dan dianggap sebagai suatu proses untuk menghubungkan pesan, baik yang tersirat maupun tersurat dan menulis berhubungan pula dengan orang atau pembaca yang akan menerima bacaan atau pesan yang kita buat. Oleh sebab itu, membaca dan menulis merupakan suatu keterampilan yang sangat erat kaitannya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai hubungan minat baca dengan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2012. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan langsung dengan kemampuan menulis cerpen adalah: 1. Apakah metode pembelajaran menulis cerpen yang digunakan oleh guru berhubungan dengan kemampuan menulis cerpen siswa? 2. Apakah intensitas latihan menulis cerpen berhubungan dengan kemampuan menulis cerpen siswa? 3. Apakah minat baca siswa berhubungan dan kemampuan menulis cerpen siswa?

5 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada Hubungan antara minat membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah minat baca siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandarlampung? 2. Bagaimanakah kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandarlampung? 3. Adakah hubungan antara minat baca dengan kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hubungan minat baca dengan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

6 a. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengertian, ciri-ciri, dan struktur cerita pendek yang serta pengertian dan faktorfaktor yang mendorong minat baca untuk dijadikan sebagai dasar pijakan penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis penelitian ini ialah: 1. Bagi peneliti Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat minat baca dan tingkat kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dan memberikan informasi mengenai ada atau tidaknya hubungan minat baca dengan kemampuan menulis cerita pendek 2. Bagi siswa Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar siswa dapat memperoleh wawasan sebanyak-banyaknya mengenai cerita pendek dan minat baca sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek dan mendorong para siswa agar lebih meningkatkan minat baca 3. Bagi Sekolah Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat minat baca dan kemampuan menulis cerita pendek anak-anak didiknya sehingga dapat

7 membantu memberikan terobosan- terobosan baru untuk pembelajaran bahasa Indonesia selanjutnya 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung. b. Objek penelitian ini adalah minat baca siswa dan kemampuan menulis cerpen.