MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. BAHAN DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H. R. Soebrantas No. 115 km 18 Kelurahan. Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN WAKTU

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan kampus Universitas Islam Negeri

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

MATERI DAN METODE. J 1 = 300 g J 2 = 600 g J 3 = 900 g

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Soebrantas KM 15,5 Pekenbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mai

I. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

I. MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. HR. Soebrantas KM 15 Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret hingga Juli 2014. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit umbi dan benih bawang merah Varietas Tuk Tuk, bokashi, tanah topsoil, pasir, tanah gambut, pupuk kandang kambing yang diambil dari Rumah Potong Hewan Pekanbaru dan polibeg ukuran 40 x 50 cm. Alatalat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rak vertikultur, cangkul, sekop, media persemaian, gembor, pisau, sendok, meteran, handsprayer, jangka sorong, penggaris, timbangan analitik, ember, kamera dan alat tulis. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di lapangan dengan menggunakan polibeg. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah media tanam (M) yang terdiri dari 3 taraf yaitu: M 1 = Topsoil M 2 = Pasir M 3 = Gambut Faktor kedua adalah bahan tanam (B) yang terdiri dari 2 taraf yaitu: B 1 = Umbi B 2 = Benih 14

Dari rancangan tersebut diperoleh 3 x 2 = 6 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi diulang 5 kali, sehingga terdapat 6 x 5 = 30 unit percobaan. Kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Kombinasi Perlakuan Media tanam (M) Topsoil (M 1 ) Pasir (M 2 ) Gambut (M 3 ) Umbi (B₁) M 1 B₁ M 2 B₁ M 3 B₁ Bahan tanam (B) Benih (B₂) M 1 B₂ M 2 B₂ M 3 B₂ Masingmasing unit percobaan terdiri dari 3 tanaman bawang merah dalam satu polibeg, sehingga berjumlah 90 tanaman. Masingmasing unit percobaan ditanam pada rak vertikultur. Model linear menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006), adalah: dimana: Y ijk = μ + ρ k + α i + β j + (αβ) ij + E ijk Y ijk : Hasil pengamatan pada faktor M pada taraf ke i dan faktor B pada taraf ke j dan pada ulangan ke k μ : Nilai tengah umum ρk : Pengaruh kelompok pada taraf ke k α i : Pengaruh faktor M pada taraf ke i β j : Pengaruh faktor B pada taraf ke j (αβ) ij : Pengaruh interaksi dari faktor M pada taraf ke i dan faktor B pada taraf ke j Ε ijk : Pengaruh galat percobaan faktor M pada taraf ke i dan faktor B pada taraf ke j pada ulangan ke k 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Persiapan tempat Persiapan tempat dilakukan pada penelitian ini berupa pembersihan lahan, perataan areal sekitar lahan dari semak belukar, sampahsampah, gundukan kayu. Drainase dibuat sebaik mungkin agar mudar mengalir. 15

3.4.2. Pembuatan rumah bayangan dan rak vertikultur Naungan persemaian dibuat untuk mengindari cahaya matahari langsung yang terlalu panas dan hujan yang dapat merusak pertumbuhan umbi bawang merah. Naungan dibuat dari plastik transparant yang dibuat melingkar setengah lingkaran dengan tinggi 1 meter dan lebar naungan panjang 1 meter. Rak vertikultur terbuat dari kayu yang disusun bertingkat dengan penopang terbuat dari kayu dengan model seperti anak tangga. Rak terdiri dari papan, papan kemudian disusun secara vertikal menyerupai tangga sebanyak 4 tangga. Jarak tiap tingkatan 20 cm dan tingkatan ke tanah yaitu 30 cm. Ukuran panjang rak papan masingmasing 200 cm (2 meter) per tingkatan. Dalam satu papan tingkatan terdapat 6 polibeg. Setiap tingkatan rak dijadikan sebagai ulangan. Karena pada percobaan ini menggunakan 6 perlakuan dan 4 ulangan ditanam pada polibeg yang disusun di rak, maka terdapat 1 rak vertikultur. 3.4.3. Persiapan bahan tanam Benih yang digunakan adalah benih unggul Varietas Tuk Tuk yang berasal dari PT. East West Seed dan umbi bawang merah yang digunakan adalah Varietas Tuk Tuk F1 yang berasal dari Bukit Tinggi Sumatera Barat. 3.4.4. Persemaian Tanah yang digunakan untuk media persemaian adalah tanah topsoil. Kemudian tanah dicampurkan dengan pupuk bokasi dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Setelah tanah, pupuk dan pasir teraduk rata, letakkan pada seed bed dan kemudian diamkan selama 1 minggu. Pada tanaman bawang merah bahan tanam benih, benih bawang merah disemai terlebih dahulu, persemaian dilakukan pada media persemaian dengan membuat alur sebanyak 8 alur dengan jarak masingmasing 3 cm dan kedalaman 2 cm. Benih di taburkan secara merata dan tidak menumpuk. Benih bawang merah yang telah disebar ditutup dengan kompos secara merata. Media persemaian kemudian disiram dengan gembor halus sampai keseluruhan media basah. Perawatan pada persemaian terus dilakukan sampai menjadi bibit yang siap 16

dipindahkan ke polibeg pada rak vertikultur (4045 hari setelah semai). Perawatan pada persemaian meliputi penyiraman dan penyiangan gulma yang dilakukan setiap hari, hal ini dilakukan untuk memastikan benih dapat tumbuh dengan baik dan tidak mengalami kekurangan air. 3.4.5. Pemberian label Pemberian label pada polibeg dilakukan sebelum pemindahan media tanam dan bahan tanam ke polibeg atau satu hari sebelum pemberian perlakuan. Pemberian label bertujuan untuk membedakan perlakuan yang diberikan pada masingmasing tanaman bawang merah. 3.4.6. Persiapan Media Tanam Persiapan media tanam dilakukan setelah pemberian label. Media tanam yang dipersiapkan adalah tanah topsoil, pasir, tanah gambut dan pupuk kandang kambing. Media tanah topsoil yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Perternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, media pasir yang digunakan dibeli di toko bangunan dengan kriteria pasir sungai, media untuk tanah gambut diambil dari lahan tanah gambut yang belum diolah pada lahan sisa penebangan halaman di samping gedung Islamic Center Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. 3.4.7. Perlakuan media tanam Perlakuan media tanam dilakukan setelah persiapan media tanam. Media tanam yang digunakan adalah media topsoil, pasir, dan gambut yang telah dipersiapkan sebelumnnya. Masingmasing perlakuan media tanam diberikan pupuk kandang kambing yang dimasukkan kedalam polibeg berukuran 3 kg (20 x 20 cm) dengan menggunakan perbandingan 1:1. Setelah media tersebut dicampurkan sesuai komposisi dan perbandingannya selanjutnya media dimasukkan ke dalam polibeg yang berukuran 10 kg (40 x 50 cm) yang telah diberi label. Pemberian perlakuan dilakukan dua minggu sebelum tanaman 17

bawang merah ditanam pada rak vertikultur. Setelah itu polibeg disusun di rak vertikultur sesuai rancangan (Lampiran 3) dan media yang telah diisi dibiarkan selama satu minggu. 3.4.8. Pemberian perlakuan bahan tanam Pemberian perlakuan bahan tanam dilakukan seminggu setelah perlakuan media tanam. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bahan tanam benih dan bibit bahan tanam umbi menggunakan Varietas Tuk Tuk. Bibit bahan tanam benih sebelumnya telah disemai selama 40 hari dan siap pindah tanam dengan kriteria bibit mempunyai bentuk yang kokoh, berwarna hijau segar, terdapat 56 helai daun yang sehat dan sedikit tonjolan umbi. Sedangkan bahan tanam bibit umbi yang digunakan adalah umbi berukuran seragam dan dari tanaman yang telah mencapai umur kurang lebih 80 hari dan disimpan selama 23 bulan. Bahan tanaman umbi bawang merah dilakukan pemotongan ujung umbi seperempat bagiannya. 3.4.9.Pemindahan dan penanaman bibit bawang merah ke rak vertikultur Pemindahan dan penanaman bibit bawang merah ke polibeg di rak vertikultur dilakukan setelah perlakuan bahan tanam. Bibit yang ditanam menggunakan 3 lubang tanam per polibeg dengan jarak tanam antar umbi bibit 10 x 10 cm. Bibit umbi bahan tanam benih yang telah disemai dipindahkan, bibit dicabut dari seed bed sebaiknya dilakukan penyiraman terlebih dahulu pada seed bed untuk mengurangi stress tanaman. Pemindahan bibit dilakukan dengan menggunakan sendok makan dari tempat persemaian dan langsung dipindahkan ke polibeg rak vertikultur. Bibit umbi bawang merah yang dipindah tanam ke polibeg rak vertikultur sebelumnya dipotong sepertiga bagian pada ujung umbi sebelum penanaman. Hal ini dimaksudkan agar umbi tumbuh lebih cepat dan seragam. Pada bagian akarnya dibuang sedikit agar mudah muncul akar yang baru. Penanaman umbi dilakukan pada polibeg sesuai perlakuan label yang telah disediakan. Selanjutnya umbi siap 18

ditanam dipolibeg dengan cara membenamkan bagian umbinya kedalam lubang tanam yang sudah dibuat sebelumnya. Jangan membenamkan seluruh bagian umbi atau terlalu dalam. Bibit bawang merah bahan tanam benih yang telah disemai dan umbi bawang yang telah pindah tanam ke polibeg pada rak vertikultur harus rawat dan dipelihara sampai panen. 3.4.10. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu 2 kali sehari, pada pagi hari ±jam (6.307.00) dan sore hari ±jam (16.30 17.00) sesuai kondisi kebutuhan air tanaman. Penyiraman dihentikan seminggu sebelum panen. Penyiraman dilakukan menggunakan gembor halus. b. Pemupukan Pemupukan dilakukan menggunakan Pupuk Organik Cair (POC Nasa). Pemupukan dilakukan dengan menggunakan konsentrasi 5 ml POC Nasa dan volume 100 ml/tanaman yang dicampurkan air dan dimasukkan ke dalam handsprayer. Aplikasi POC Nasa diberikan ke media tanam pada saat sehari sebelum bibit pindah tanam, dan dilanjutkan pada saat umur tanaman bawang merah 7 hari setelah pindah tanam dengan interval 14 hari sekali. POC Nasa diberikan melalui penyemprotan pada daun tanaman bawang merah, sehingga diperoleh 5 kali pemberian pupuk. Pupuk diberikan dengan menggunakan handsprayer. Pemupukan dihentikan hingga dua minggu sebelum panen. c. Penyulaman Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau tidak memenuhi syarat pertumbuhan yang baik. Penyulaman dilakukan hingga tanaman dilapangan berumur 7 hari setelah pindah tanam. Bibit yang digunakan untuk penyulaman merupakan tanaman yang umur dan ukurannya bibitnya seragam dengan menggunakan tanaman cadangan. 19

d. Penyiangan dan pembumbunan Penyiangan dilakukan secara manual terhadap tumbuhan penggangu (gulma) yang tumbuh dalam polibeg dan sekitarnya. Penyiangan dilakukan sebanyak 23 kali dalam seminggu atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Penyiangan gulma dilakukan agar tidak ada kompetisi dalam penyerapan unsur hara. Pembumbunan dilakukan untuk menjaga agar tanaman tidak mudah rebah dan untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Pembumbunan dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan penyiangan. e. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pengendalian organisme pengganggu tanaman dilakukan dengan cara preventif, yaitu dengan menjaga sanitasi lingkungan tanaman, baik dari gulma maupun dari bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini pengendalian organisme pengganggu tanaman tidak menggunakan zatzat kimia, melainkan menggunakan Ekstrak Tanaman Terfermentasi (ETT) dengan menggunakan daun sirsak (125 g) + daun salam (125 g). Daun sirsak dan daun salam dipotongpotong kemudian di blender dan dimasukkan ke dalam botol yang memiliki ukuran 1,5 liter, setelah itu ditambahkan 1 liter air, 50 ml larutan gula, dan 50 ml EM4, aduk perlahan kemudian diamkan selama 1014 hari pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Selanjutnya dilakukan pengecekan gas secara rutin, apabila gas tidak lagi terbentuk maka ETT dikeluarkan secara perlahan. ETT sudah dapat digunakan apabila gas tidak lagi terbentuk. Penyiraman ETT mulai dilakukan 3 hari setelah tanam dengan konsesntrasi 2,50 ml/liter air dengan frekuensi penyiraman 3 hari sekali sampai seminggu menjelang panen. Penyiraman ETT pada tanaman bawang merah diberikan sebanyak 20 ml per tanaman. 3.4.11. Panen Panen dilakukan pada umur 85 hari setelah tanam. Tanaman bawang merah siap dipanen dengan ciriciri; tanaman daun mulai menguning, leher batang melunak, sebagian besar umbi telah muncul ke permukaan tanah dan warna kulit umbi merah mengkilap. Panen dilakukan dalam keadaan kering dan cuaca cerah. 20

3.5. Parameter Pengamatan 3.5.1. Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan pada tanaman bawang merah dilakukan ketika tanaman berumur 8 MST. Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ke ujung daun terpanjang. 3.5.2. Jumlah Daun per Rumpun (helai) Pengamatan pada tanaman bawang merah dilakukan ketika tanaman berumur 8 MST. Jumlah daun yang diamati dengan menghitung jumlah daun tanaman bawang merah yang muncul. 3.5.3. Jumlah Anakan Pengamatan pada tanaman bawang merah dilakukan ketika tanaman berumur 8 MST. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah anakan yang muncul. 3.5.4. Jumlah Umbi per Polibeg (Umbi) Pengamatan dilakukan setelah panen dengan cara menghitung jumlah umbi yang terbentuk. 3.5.5. Bobot Basah Umbi per Polibeg (g) Pengamatan dilakukan setelah panen. Umbi yang telah dipanen dibersihkan dari tanah yang menempel dan dipotong daunnya. Pengukuran bobot basah per tanaman diukur dengan cara menimbang hasil umbi bawang merah di polibeg dan dibagi dengan jumlah tanaman per polibeg. Pengukuran menggunakan timbangan analitik. dilakukan 21

3.5.6.Bobot Basah Umbi per Polibeg (g) Pengamatan dilakukan setelah panen dengan cara menimbang hasil semua umbi setelah dipotong daunnya, yang sebelumnya telah dibersihkan dari tanah yang menempel. Kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. 3.5.7. Diameter Umbi (cm) Pengamatan diameter umbi dilakukan pada saat setelah panen dengan menggunakan jangka sorong. 3.5.8.Tinggi Umbi (cm) Pengamatan dilakukan setelah panen dengan mengukur tinggi umbi menggunakan penggaris dari bagian paling bawah umbi hingga ujung umbi yang tertinggi, apabila setelah dilakukan pemotongan daun. 3.6. Pengolahan Data Data hasil pengamatan dari masingmasing perlakuan diolah secara statistik dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK), seperti pada Tabel 3.2. Uji lanjut akan dilakukan dengan Uji Jarak Duncan (UJD) pada taraf 5%. Tabel 3.2. Tabel Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah F Hitung Kelompok M B M x B Galat F Tabel 0,05 0,01 r1 m1 b1 (m1) (d1) (mb1)(r1) JKK JKM JKB JK(MB) JKG KTK KTM KTB KT(MB) KTG KTK/KTG KTM/KTG KTB/KTG KT(MB)/KTG Total R mb1 JKT 22

Keterangan: Faktor Koreksi (FK) = Y 2 mb r Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK) = Y.k2 mb Jumlah Kuadrat Total (JKT) = Y ijk 2 FK FK Jumlah Kuadrat Perlakuan M (JKM) = Y.i2 FK Jumlah Kuadrat Perlakuan B (JKB) = Y.j2 FK Jumlah Kuadrat Perlakuan JK(M x B) = Y.ij2 FK JKM JKB Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKK JKP JKB JK(M xb) mr br r Uji lanjut yang digunakan apabila terjadi interaksi yang berbeda nyata adalah Uji Jarak Duncan (UJD) pada taraf 5%. UJD α = Rα (ρ, DB Galat) x KTG/Ulangan Keterangan: α = Taraf uji nyata ρ = Banyaknya perlakuan R = Nilai dari tabel Uji Jarak Duncan KTG = Kuadrat Tengah Galat 23