TEKNOLOGI KONSERVASI AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

SUMUR RESAPAN UNTUK OPTIMALISASI SUMBER DAYA AIR DI BOJONEGORO ABSORPTION WELLS TO WATER RESOURCE OPTIMALIZATION IN BOJONEGORO

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

PENANGGULANGAN BANJIR DENGAN JARING PENGAMAN SOSIAL SUMUR RESAPAN DI JAKARTA DAN SEKITARNYA

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

DRAINASE PERKOTAAN SUMUR RESAPAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA SISTEM DRAINASE KOTA PARAKAN

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

BAB III LANDASAN TEORI

Surface Runoff Flow Kuliah -3

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan,

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

ANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar

BAB III METODE ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB 4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TANAH KASUS WILAYAH JABODETABEK

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

ABSTRAK PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR

Pengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

PERTEMUAN 10 LIMPASAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Hidrologi

PENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS. Oleh: Suryana*)

DRAINASE PERKOTAAN BAB I PENDAHULUAN. Sub Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

SUMUR RESAPAN AIR HUJAN SEBAGAI WAHANA KONSERVASI AIR

-1- KETENTUAN TEKNIS SPAM BJP

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

Jurnal APLIKASI ISSN X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1

Gambar 3 Hidrostratigrafi cekungan airbumi Jakarta (Fachri M, Lambok MH dan Agus MR 2002)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN

Analisis Potensi Air A I R

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

KEMAMPUAN SUMUR RESAPAN SELAMA EMPAT PULUH HARI PADA AWAL MUSIM HUJAN WILAYAH STUDI: KELURAHAN MALEBER KOTA BANDUNG

Transkripsi:

TEKNOLOGI KONSERVASI AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN Oleh Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Jakarta, 1999

TEKNOLOGI KONSERVASI AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN ABSTRAK PENDAHULUAN Latar Belakang Manfaat dan Potensi Tujuan dan Sasaran Kontak Personil BAHAN METODOLOGI PERALATAN CARA PEMBUATAN 279

ABSTRAK Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air tanah tersebut tersimpan dalam lapisan yang disebut akuifer. Akuifer merupakan sumber air tanah yang sangat penting. Akuifer tersebut dapat dijumpai pada dataran pantai, daerah kaki gunung, lembah antar pegunungan, dataran aluvial dan daerah topografi karst. Pemakaian air tanah harus mempertimbangkan faktor kelestarian air tanah, yang meliputi faktor kualitas dan kuantitas air. Salah satu cara mempertahankan kuantitas air tanah adalah dengan menerapkan sumur resapan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan sumur resapan adalah: 1. Dapat menambah jumlah air tanah. 2. Mengurangi jumlah limpasan. Infiltrasi diperlukan untuk menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dengan demikian maka fluktuasi muka air tanah pada waktu musim hujan dan kemarau tidak terlalu tajam. Adanya sumur resapan akan memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang semula jatuh keatas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur resapan. Akibat yang bisa dirasakan adalah air hujan tidak menyebar ke halanman atau selokan sehingga akan mengurangi terjadinya limpasan permukaan. Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal dan komunal. Maksud sumur resapan model tunggal adalah satu sumur resapan digunakan untuk satu rumah, sedangkan yang komunal satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama untuk lebih dari satu rumah. 280

PENDAHULUAN Latar Belakang Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air tanah tersebut tersimpan dalam lapisan yang disebut akuifer. Akuifer merupakan sumber air tanah yang sangat penting. Akuifer tersebut dapat dijumpai pada dataran pantai, daerah kaki gunung, lembah antar pegunungan, dataran aluvial dan daerah topografi karst. Akuifer ditinjau dari sistemnya terdiri dari akuifer tak tertekan, akuifer semi tertekan dan akuifer tertekan. Akuifer dataran pantai pada umumnya berkembang sebagai daerah pemukiman yang padat (misal Jakarta) hal ini disebabkan karena akuifer daerah ini merupakan sumber air tanah yang sangat penting bagi daerah kota daerah tersebut. Air tanah di daerah tersebut disamping dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kota juga digunakan untuk pertanian. Pada Gambar 1 digambarkan mengenai hidrogeologi suatu sistem akuifer pantai yang terdiri dari taktertekan dengan lapisan dasar impermeable, akuifer tak tertekan dengan dasar bebas dan akuifer tertekan. Secara lebih umum susunan hidrogeologi dalam lingkungan pantai adalah suatu jajaran lapisan dengan berbagai kondisi terdiri dari kombinasi lapisan akuifer tertekan dan tak tertekan. Kondisi lapisan akuifer daerah pantai pada umumnya tidak seideal dalam teori yaitu yang hanya terdiri dari lapisan akuifer tunggal akan tetapi amatlah kompleks. Lapisan akuifer yang paling atas dapat sebagai lapisan akuifer tertekan atau dapat juga sebagai lapisan tak tertekan. Tebal tipis lapisan akuifer di berbagai tempat tidak sama (seragam). Untuk menggambarkan kondisi pantai, suatu penampang hidrogeologi ideal ditunjukkan sebagai suatu sistem akuifer pantai berlapis yang lepas pantainya diperluas hingga ke dasar tebing seperti Gambar 2. Dalam kedaan alami, kondisi yang tidak terganggu, terdapat suatu garis kemiringan hidrolik seimbang yang mengarah kelaut, dalam setiap akuifer dengan air tawar yang mengalir kelaut (Gambar 2.a). Di lapisan paling atas pada akuifer tak tertekan air tawar mengalir bebas kelaut. Di bawahnya pada akuifer tertekan air tawar mengalir ke laut melalui bocoran terus ke lapisan atas dan atau mengalir bebas ketebing. 281

Di bawah kondisi steady-state suatu interface yang tidak berubah dipertahankan bentuk dan posisinya ditentukan oleh potensi air tawar dan garis kemiringan. Pada suatu kasus sistem satu lapisan, air laut pada dasarnya akan statis pada kondisi steady-state. Pada sustu sistem lapisan, jika ada kebocoran vertikal air tawar kedalam suatu daerah air asin, pada daerah ini air yang bercampur akan menjadi tidak statis. A. Akuifer Tak tertekan Dengan Lapisan Dasar Impermeabel, B. Akuifer tak Tertekan Pulau Dengan Dasar Bebas, C. Akuifer Tertekan. Gambar 1. Contoh Suatu Kondisi Hidrogeologi Dalam Akuifer Pantai Gambar 2. Potongan Melintang Yang Ideal Suatu Sistem Akuifer Pantai 282

Perubahan di dalam tanah oleh imbuhan atau perubahan luah aliran dalam daerah air tawar, menyebabkan perubahan interface. Penurunan aliran air tawar yang masuk ke laut menyebabkan interface bergerak ke dalam tanah dan menghasilkan intrusi air asin ke dalam akuifer. Sebaliknya suatu peningkatan aliran air tawar mendorong interface ke arah laut. Laju gerakan interface dan respon tekanan akuifer tergantung kondisi batas dan sifat akuifer pada kedua sisi interface. Pada sisi dengan air asin dapat bergerak kedalam atau keluar, pada sistem akuifer efek dari gerakan interface mempengaruhi perubahan debit air tawar di lepas pantai. Dalam suatu sistem akifer berlapis, air asin dapat masuk akuifer oleh aliran melalui akuifer tersingkap atau bocoran yang melewati lapisan pembatas atau lantai laut (Gambar 2 b). Pengelolaan sumberdaya air tanah memerlukan suatu pengetahuan dinamika fisik aliran air dalam tanah terhadap fenomena intrusi air asin. Untuk alasan ini, maka diperlukan suatu usaha meresapkan air hujan ke dalam tanah baik secara alami maupun artifisial (buatan). Masuknya air hujan kedalam tanah secara alami terjadi pada daerahdaerah yang porus misalnya sawah, tanah lapangan, permukaan tanah yang terbuka, Hutan, halaman rumah yang tidak tertutup dll. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah pada awalnya akan membasahi tanah, bangunan, tumbuhtumbuhan dan batuan. Ketika air hujan tersebut jatuh pada daerah yang berpori maka akan meresap kedalam tanah sebagai air infiltrasi, air tersebut semakin lama akan meresap lebih dalam lagi sampai memasuki daerah akuifer dan akirnya menjadi air tanah. Teknologi sumur resapan dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat pasif dan aktif. Pada teknologi sumur resapan pasif air hujan dibiarkan meresap secara alami melalui sumur buatan, sedangkan pada sumur resapan yang bersifat aktif air dipompa (diinjeksikan) kedalam lapisan akuifer menggunakan pompa tekanan tinggi. Tujuan dan Sasaran Tujuan diterapkannya teknologi sumur resapan adalah : 1. Pelestarian sumber daya air tanah, perbaikan kualitas lingkungan dan membudayakan kesadaran lingkungan. 2. Membantu menanggulangi kekurangan air bersih. 283

3. Menjaga kesetimbangan air di dalam tanah dalam sistem akuifer pantai. 4. Mengurangi limpasan permukaan (runoff) dan erosi tanah. Manfaat dan Potensi Sumur resapan merupakan salah satu cara konsercasi air tanah. Caranya dengan membuat bangunan berupa sumur yang berfungsi untuk memasukkan air hujan kedalam tanah. 1. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah. 2. Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah sehingga dapat menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi air laut. 3. Mereduksi dimensi jaringan drainase dapat sampai nol jika diperlukan. 4. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah. 5. Mempertahankan tinggi muka air tanah. 6. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk mengurangi limpasan permukaan sehingga dapat mencegah banjir. 7. Mencegah terjadinya penurunan tanah. 8. Melestarikan teknologi tradisionil. 9. Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dan mengisi pori-pori tanah hal ini akan mencegah terjadinya penurunan tanah. Gambar 3. Siklus Air dan Pemanfaatan Sumur Resapan 284

Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan sumur resapan adalah: 1. Menambah jumlah air tanah. 2. Mengurangi jumlah limpasan. Infiltrasi diperlukan untuk menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dengan demikian maka fluktuasi muka air tanah pada waktu musim hujan dan kemarau tidak terlalu tajam. Adanya sumur resapan akan memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang semula jatuh keatas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur resapan. Akibat yang bisa dirasakan adalah air hujan tidak menyebar ke halanman atau selokan sehingga akan mengurangi terjadinya limpasan permukaan. Kontak Personil R. Haryoto Indriatmoko Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Direktorat Teknologi Lingkungan, Kedeputian Teknologi Informasi, Energi dan Material, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi JL. M.H. Thamrin No.8. Jakarta Tel. 021-3169769, 3169770 Fax. 021-3169760 Email : air@pentium.as.bppt.go.id Home Page : http://pentium.as.bppt.go.id/ 285

BAHAN Bahan utama yang diperlukan untuk membuat sumur resapan adalah : seng/plastik, paralon, beton/bata. Seng/Plastik digunakan untuk menampung air hujan yang berasal dari genting, selanjutnya air tersebut dialirkan melalui paralon menuju ke sumur resapan. Paralon digunakan untuk mengalirkan air hujan dari talang ke sumur resapan. Beton (bis beton) atau dari batu bata digunakan sebagai dinding sumur resapan. Gambar 4. Bahan Bis Beton Yang Digunakan Untuk Sumur Resapan Dengan Sistem Dinding Tidak Porus dan Porus 286

METODOLOGI Untuk mengaplikasikan teknik pembuatan sumur resapan maka diperlukan tahap sebagai berikut: 1. Melakukan analisis curah hujan. Analisa terhadap curah hujan dimaksudkan untuk menghitung intensitas curah hujan maksimum pada perioda ulang tertentu. Dengan mengetahui intensitas curah hujan maksimum maka kapasitas sumur resapan akan dapat dihitung. 2. Menghitung luas tangkapan hujan. Bersama-sama dengan intensitas curah hujan maksimum dengan periode ulang tertentu akan dapat dihitung besarnya debit aliran. 3. Menganalisis lapisan tanah/batuan. Lapisan tanah terdiri dari berbagai macam lapisan mulai dari tanah belempung, pasir berlempung dan gravel atau kombinasi dari lapisan tersebut. Sumur resapan akan sangat efisien jika dibuat sampai pada daerah dengan lapisan batuan yang terdiri dari pasir atau gravel. 4. Pemasangan sumur. Sumur resapan dapat dibangun dengan menggunakan bis beton dengan lapisan porus atau susunan batu bata yang disusun secara teratur. Untuk membangun sumur resapan agar dapat memberikan kontribusi yang optimum diperlukan metoda perhitungan sebagai berikut (Sunjoto,1992) : 1. Menghitung debit masuk sebagai fungsi karakteristik luas atap bangunan dengan formula rasional (Q=CIA, Q=debit masuk, C=koefisien aliran (jenis atap rumah), I=intensitas hujan, A=luas atap) 2. Menghitung kedalaman sumur optimum diformulakan sebagai berikut: H = Q/FK [1-exp(-(FKT/ R 2 )] H = Kedalaman air (m) Q = Debit masuk (m 3 /dt) F = Faktor geometrik (m) K = Permeabilitas tanah (m/dt) R = Radius sumur. T = Durasi aliran (dt). 287

3. Evaluasi jenis fungsi dan pola letak sumur pada jarak saling pengaruh guna menentukan kedalaman terkoreksi dengan menggunakan multi well system. Sebagai gambaran bagi kita jika akan membangun suatu sumur resapan akan tetapi tidak ingin direpotkan oleh perhitungan yang cukuo merepotkan maka Tabel 1 dapat digunakan sebagai bahan acuan. Tabel 1. Volume Sumur Resapan Pada Kondisi Tanah Permeabilitas Rendah (SK Gub No.17 Th 1992) No. Luas Kavling (M 2 ) Volume Resapan Ada Saluran Drainase Sebagai Pelimpahan=V1 (M 3 ) Volume Sumur Resapan Tanpa Ada Saluran Drainase Sebagai Pelimpahan=V2 (M 3 ) 1 50 1,3-2,1 2,1-4 2 100 2,6-4,1 4,1-7,9 3 150 3,9-6,2 6,2-11,9 4 200 5,2-8,2 8,2-15,8 5 300 7,8-12,3 12,3-23,4 6 400 10,4-16,4 16,4-31,6 7 500 13-20,5 20,5-39,6 8 600 15,6-24,6 24,6-47,4 9 700 18,2-28,7 28,7-55,3 10 800 20,8-32,8 32,8-63,2 11 900 23,4-36,8 36,8-71,1 12 1000 26-41 41-79 288

PERALATAN Alat yang digunakan untuk membuat sumur resapan adalah : 1. Peralatan pertukangan seperti tukang batu dan tukang kayu. 2. Alat ukur ( meteran) 3. Kayu/bambu 289

CARA PEMBUATAN Tahap-tahap pembuatan sumur resapan adalah : 1. Persiapan awal berupa penyiapan lahan dan bahan. 2. Penggalian baik untuk sumur itu sendiri maupun jaringan yang baerasal dari atap rumah. 3. Pemasangan meliputi pemasangan bis beton atau batu bata dan pemasangan jaringan dari rumah ke rumah. Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal dan komunal. Maksud sumur resapan model tunggal adalah satu sumur resapan digunakan untuk satu rumah, sedangkan yang komunal satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama untuk lebih dari satu rumah. Letak sumur resapan untuk yang model tunggal biasanya di halaman rumah sedang yang model komunal dapat dipasang di bahu jalan. Gambar 5. Memanfaatkan Bahu Jalan Untuk Sumur Resapan dan Tampak Atas 290

Gambar 6. Potongan Tegak Pemasangan Sumur Resapan Gambar 7. Pemanfaatan Halaman Untuk Sumur Resapan 291

DAFTAR PUSTAKA 292