KONSULTASI PUBLIK NANIK PURWANTI SH., M.POL. ADMIN ASISTEN DEPUTI BIDANG HUKUM KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA JAKARTA, 16 MARET 2016

dokumen-dokumen yang mirip
RechtsVinding Online. Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 92.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN...

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T

DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PUSANEV_BPHN

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUM. Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan. Pedoman

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PROSES PEMBUATAN PERATURAN DAERAH. Oleh : Biro Hukum SETDA Provinsi Jawa Tengah

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

RANCANGAN BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

2 Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Ne

BUPATI BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 8 TAHUN 2012 T E N T A N G PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN BANTAENG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL NOMOR '6 TAHUN 2014 TENTANG

, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

-2-3. Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. 4. Badan Legis

PELAYANAN RISET DI BIDANG LEGISLATIF DALAM KERANGKA PENINGKATAN KINERJA LEMBAGA HUKUM* Oleh: Prof. Dr. Mohamad Askin, S.H.**

Disampaikan pada acara Forum Koordinasi dan Evaluasi Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan, Bogor 4 November 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

Bagaimana Undang-Undang Dibuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

Transkripsi:

KONSULTASI PUBLIK NANIK PURWANTI SH., M.POL. ADMIN ASISTEN DEPUTI BIDANG HUKUM KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA JAKARTA, 16 MARET 2016

OUTLINE Konsultasi publik dalam peraturan perundang-undangan Pengertian, tujuan dan manfaat, serta prinsip konsultasi publik Memahami keragaman metode konsultasi publik Bagaimana prakteknya?

KONSULTASI PUBLIK DALAM PUU Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Pasal 88, 89, 90, & 96) Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 12 Tahun 2011 (Pasal 174 & 175)

KONSULTASI PUBLIK DALAM PUU Pasal 88 (UU No. 12 Tahun 2011 ) Penyebarluasan dilakukan oleh DPR dan Pemerintah sejak penyusunan Prolegnas, penyusunan RUU, pembahasan RUU, dan Pengundangan UU Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan informasi dan masukan masyarakat serta para pemangku kepentingan. Pasal 89 (UU No. 12 Tahun 2011 ) Penyebarluasan prolegnas dilakukan oleh DPR dan Pemerintah yang dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi Penyebarluasan RUU yang berasal dari DPR dilaksanakan oleh Komisi/panitia/badan/ alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi Penyebarluasan RUU yang berasal dari Presiden dilaksanakan oleh instansi pemrakarsa sejak penyusunan Prolegnas, penyusunan RUU, pembahasan RUU, dan Pengundangan UU

KONSULTASI PUBLIK DALAM PUU Pasal 96 (UU No. 12 Tahun 2011 ) Masyarakat (orang perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan atas substansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan) berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis dalam Pembentukan Peraturan Perundangundangan. Masukan tersebut dapat dilakukan melalui rapat dengar pendapat umum; kunjungan kerja; sosialisasi; seminar, lokakarya, dan/atau diskusi. Untuk memudahkan masyarakat dalam memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis maka setiap Rancangan Peraturan Perundang-undangan harus dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

KONSULTASI PUBLIK DALAM PUU Pasal 174 (Perpres No. 87 Tahun 2014) Penyebarluasan RUU yang berasal dari Presiden dilaksanakan oleh instansi pemrakarsa Rancangan yang disebarluaskan merupakan RUU yang sedang dalam proses penyusunan atau pembahasan Hasil penyebarluasan RUU dijadikan bahan masukan untuk penyempurnaan RUU Pasal 175 (Perpres No. 87 Tahun 2014) Penyebarluasan RUU dilakukan oleh pemrakarsa dengan cara: Mengunggah di dalam sistem informasi peraturan perundang-undangan kementerian /lembaga pemrakarsa ; Menginformasikan RUU di media cetak; dan/atau Melaksanakan uji publik, sosialisasi, diskusi, ceramah, lokakarya, seminar, dan atau pertemuan ilmiah lainnya.

Apa Konsultasi Publik?

Pengertian Konsultasi Publik Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk komunikasi dua arah antara penyusun rancangan peraturan perundang-undangan dengan masyarakat atau stakeholder yang berkepentingan tehadap suatu rancangan peraturan perundang-undangan, yang berlangsung dalam setiap tahapan pembentukan suatu peraturan perundang-undangan, yang bertujuan untuk mengumpulkan saran, kritik dan pendapat atas suatu rancangan peraturan perundang-undangan Proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan alam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum (Ps. 1 angka 8 UU No. 2 Tahun 2011 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum)

Tujuan Konsultasi Publik Memberikan informasi kepada masyarakat terkait adanya peraturan yang akan/sedang dibentuk Memperoleh masukan dan tanggapan dari masyarakat terkait peraturan yang sedang dibuat Agar masyarakat memahami dampak adanya pengaturan tersebut

Manfaat Konsultasi Publik Meningkatkan legitimasi dan efektifitas pelaksanaan Peraturan perundang-undangan, karena PUU yang dihasilkan memperoleh dukungan dari para stakeholder karena mereka terlibat dalam konsultasi publik Meningkatkan partisipasi masyarakat Konflik vertikal dan horisontal terhadap obyek yang diatur dalam PUU yang dibuat dapat dicegah, sekaligus mengurangi biaya sosial yang mungkin timbul akibat konflik Meningkatkan kualitas Peraturan perundang-undangan Kepercayaan Masyarakat kepada Pemerintah

Prinsip Konsultasi Publik Prinsip-prinsip konsultasi publik menurut Prof. Dr. I.B.R Supancana 1.Akses Publik yang seluas-luasnya Konsultasi publik hendaknya dilakukan segala media yang mudah dijangkau oleh masyarakat, untuk itu segala media yang tersedia, baik media lisan, cetak, maupun elektronik harus dimanfaatkan 2.Melibatkan semua pihak yang terkait Keterlibatan semua pihak terkait akan dapat memetakan berbagai kepentingan dan aspirasi yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RUU,sehingga diharapkan dapat meminimalisir kejutankejutan dalam pelaksanaannya 3. Dilakukan secara sistematis dan transparan Proses pelaksanaan konsultasi publik harus dilakukan secara transparan, termasuk kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam konsultasi pubik sehingga masyarakat percaya bahwa konsultasi publik tidak semata dilakukan untuk memenuhi persyaratan formal prosedur saja

Prinsip Konsultasi Publik (2) 4. Dilakukan dalam jangka waktu yang memadai Konsultasi publik hendaknya dilakukan dalam jangka waktu yang memadai.jangka waktu yang memadai sangat variatif, tergantung dari materi dan kompleksitas permasalahan yang akan diatur 5. Dilakukan sedini mungkin/dari awal proses penyusunan Konsultasi publik juga hendaknya dilakukan dari awal pada saat suatu rancangan Undang-undang sedang disusun. 6. Ketepatan identifikasi target Ketepatan identifikasi target grup akan mempengaruhi hasil pemetaan permasalahan dan solusinya yang akan diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan. Konsultasi publik hendaknya melibatkan pihak yang paling terkena dampak dari peraturan perundang-undangan yang akan dibuat

Metode Konsultasi Publik 1.Konsultasi informal Konsultasi informal merupakan pendekatan dalam konsultasi publik yang lebih fleksibel, dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui pertemuan informal, telepon, atau surat menyurat.metode ini meliputi semua bentuk kontak yang bersifat diskretif, ad hoc dan tidak berstandar antara regulator dengan kelompok yang terkena dampak. 2. Penginformasian dan komentar publik Metode ini dilakukan dengan penyebaran informasi yang biasanya terdiri dari: informasi latar belakang, termasuk rancangan peraturan perundang-undangan yang sedang disusun, tujuan peraturan perundang-undangan dan permasalahan yang ingin diatasi, analisis dampak dan altenatif solusinya. Lebih terbuka dan insklusif karena semua pihak yang berkepentingan mempunyai kesempatan untuk mengetahui dan memberikan komentar terhadap suatu rancangan peraturan perundang-undangan

Metode Konsultasi Publik (2) 3. Dengar pendapat umum Dengar pendapat umum adalah suatu bentuk pertemuan umum terkait dengan draft peraturan perundang-undangan dimana semua kelompok dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan komentarnya secara pribadi atau kelompok. Biasanya melengkapi prosedur konsultasi publik yang lain. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya adalah kejelian dalam memili pihak yang dimintakan pendapatnya serta pengawalan atas substansi yang disampaikan agar dapat terakomodasi dengan baik.

Bagaimana Prakteknya? 1. Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah sangat menyadari pentingnya konsultasi publik dalam penyusunan RPUU disamping karena amanat UU No. 12 Tahun 2011 dan Perpres No. 87 Tahun 2014, keseriusan tersebut dibuktikan dengan adanya pengaturan lebih lanjut di masing-masing Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah mengenai mekanisme konsultasi publik. Sebagai contoh : * Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2012 * Keputusan DKN Nomor: SKN.02/DKN-KP/2012 tentang Protokol Konsultasi Publik 2. Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah telah melakukan konsultasi publik. Dalam prakteknya metoda konsultasi publik yang dipakai bervariatif dengan menggabungkan beberapa metoda dengan memanfaatkan berbagai jenis media. Beberapa metoda yang dipakai yaitu FGD, Lokakarya, rapat, pertemuan konsultasi. Selain itu juga memanfaatkan media cetak dan elektronik.

Contoh Konsultasi Publik dengan membuka akses di Portal Web Kementerian/Lembaga

Contoh Konsultasi Publik secara langsung dengan stakeholder

Bagaimana Prakteknya (2) 3. Menurut Khopiatuziadah S.Ag, M.A., LL.M (Sekretariat Jenderal DPR, dimuat dalam jurnal Rechts Vinding) pada Prakteknya selama ini untuk RUU yang diajukan oleh DPR telah dilakukan konsultasi publik. Pada tahap penyiapan draft Naskah Akademik dan RUU sdh dilakukan konsultasi publik karena : a) Dilakukan brainstorming dengan para akademisi pada tahap awal penyiapan draft NA dan RUU. Hasil brainstorming ini Sese menjadi dasar untuk menyusun draft NA dan RUU b) Draft NA dan RUU yang sudah tersusun tersebut dilakukan uji publik, untuk menyempurnakan draft yang sudah ada c) Draft NA dan RUU yang sudah disempurnakan tersebut dilakukan konsultasi publik melalui RDPU dan Kunjungan Kerja yang dilaksanakan oleh Komisi atau Alat Kelengkapan DPR

Bagaimana Prakteknya (3) 4. Kajian OECD mengenai Reformasi Regulasi Indonesia yang dikeluarkan pada bulan September 2012 menyampaikan bahwa UU No. 12 Tahun 2011 dan Perpres No. 87 Tahun 2014 akan memperbesar peluang publik untuk berkontribusi dalam penyusunan proposal regulasi, namun demikian regulasi tersebut tidak memberikan pedoman formal mekanisme konsultasi publik. Hal ini yang menyebabkan perbedaan dan tidak adanya standar dalam melakukan konsultasi publik, sehingga tidak ada petunjuk yang pasti bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya

Peluang dan tantangan 1. Belum adanya pedoman mengenai konsultasi publik yang mengikat DPR/DPRD dan Pemerintah, sebagai pedoman dalam pelaksanaan konsultasi publik sehingga masyarakat mengetahui tindak lanjut hasil konsultasi publik yang telah dilakukan. Pedoman tersebut juga akan mengawal proses hasil konsultasi publik. 2. Disparitas demografi dan heterogenitas budaya dan adat istiadat masyarakat Indonesia merupakan tantangan dalam melakukan konsultasi publik terutama untuk konsultasi publik terkait dengan peraturan perundangundangan yang menyangkut masyarakat yang sangat luas

Peluang dan tantangan (2) 3. Kesadaran masyarakat akan haknya semakin tinggi, menuntut Pihak pembuat Peraturan perundang-undangan untuk lebih melibatkan masyarakat dalam proses penyusunannya. 4. Dalam Era keterbukaan yang ditunjang kemajuan teknologi informasi, maka semua proses pengambilan kebijakan harus dilakukan secara transparan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang ada.