METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105),

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penulis menjelaskan secara rinci pada bab Tinjauan Pustaka, tentang, teori, serta

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengenai Strategi Kampanye Politik dalam Pemilihan Kepala Kampung di

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan objek atau

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. jenis data penelitian yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana political marketing yang

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

III. METODE PENELITIAN. prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan keadaan

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah

III. METODE PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan/lisan dari orang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian (sesorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai faktorfaktor

III. METODE PENELITIAN. kelompok, atau situasi. Menurut Smith, sebagaimana dikutip Lodico,Spaulding

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif. Pengertian

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan Kinerja Kantor Kesatuan Bangsa dan

III. METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena-fenomena atau masalah-masalah berlandaskan

III. METODE PENELITIAN. bagaimana Sikap Politik Anggota DRPD Terhadap Anggota DPRD. Perempuan di Lembaga Legislatif DPRD Kota Bandar Lampung, sehingga

III. METODE PENELITIAN. pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana proses implementasi

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian di lapangan (Nazir,

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif. Mulyana menjelaskan bahwa Penelitian kualitatif adalah

III. METODE PENELITIAN. Maryaeni menegaskan bahwa metode adalah cara yang ditempuh peneliti dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitan yang bertujuan untuk menganalisis inovasi teknologi komunikasi,

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe deskriptif yakni

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran , yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. terlaksananya kegiatan komunitas IBLBC yang dilakukan di sekitaran Panahan,

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di lapangan (Nasir,1998: 5). Tipe penelitian yang penulis

METODE PENELITIAN. kualitatif. Sebagaimana dikemukanan oleh M. Nazir (1988:63), metode deskriptif

METODE PENELITIAN. untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

BAB III METODE PENELITIAN. baik. Begitu pula dengan penelitian ini, sehingga tujuan dari penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif,

METODE PENELITIAN. Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi yang mengkaji tentang Pelaksanaan Fungsi

III. METODE PENELITIAN. mengukur maupun mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam. mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan verstehen (Max Weber) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad, Metode adalah merupakan cara utama yang

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dimana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pacitan. Pemilihan lokasi penelitian ini karena SMAN 1 Ngadirojo. berbagai prestasi yang diraih oleh siswa dan guru.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses staffing yang diterapkan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan tipe penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut Nasir (1988:63) Penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. berhubungan dengan yang terjadi sekarang, dimana tujuan dari penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis manfaat pelaksanaan PNPM

BAB III. METODE PENELITIAN. tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan peranan Camat sebagai PPAT dalam

III. METODE PENELITIAN. peristiwa. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di Unit Pelayanan Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. terhadap konflik yang terjadi di tanah Register 22 Way Waya. sehingga

III. METODE PENELITIAN. obyeknya adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi manusia, obyek itu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Moleong (2001 ; 112 ) mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. gambaran mengenai peran-peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis adalah tipe penelitian deskriptif dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105), penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:63-64). Saifuddin Azwar (1997:5) penelitian dengan metode kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa metode kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini sangat tepat karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Program Desa Siaga serta mengetahui Tingkat

32 Keberhasilan Program Desa Siaga di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. B. Fokus Penelitian Dalam penelitian kualitatif hal yang harus diperhatikan adalah masalah dan fokus penelitian. Fokus penelitian ini memegang peranan yang sangat penting dalam memandu dan mengarahkan jalannya suatu penelitian. Fokus penelitian sangat membantu seorang peneliti agar tidak terjebak oleh melimpahnya volume data yang masuk, termasuk juga yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian. Fokus memberikan batas dalam studi dan batasan dalam pengumpulan data, sehingga peneliti fokus memahami masalah yang menjadi tujuan penelitian. Menurut Moleong (2005:92) penetapan fokus sebagai penelitian penting artinya dalam usaha menentukan batas penelitian. Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis dengan menggunakan model implementasi Van Meter dan Van Horn, karena keenam variabelnya beroperasi secara stimulant dan berinteraksi satu sama lain untuk membantu atau bersifat merintangi implementasi kebijakan. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat peran keenam faktor tersebut dalam Implementasi Kebijakan Program Desa Siaga di Desa Sungai Langka sebagai berikut: 1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan Indikatorya: a. Ketepatan tujuan dan sasaran kebijakan yang ada dengan kenyataan.

33 b. Indikator keberhasilan program Desa Siaga (input, proses dan output) di Desa Sungai Langka. 2. Sumber-sumber kebijakan: a. Ketersediaan Dana b. SDM (Sumber Daya Manusia) c. Fasilititas yang disediakan 3. Karakterisirik atau sifat badan/instansi pelaksana a. Puskesmas Induk Kecamatan Gedong Tataan b. FKMD (Forum Kesehatan Masyarakat Desa) dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) desa Sungai Langka selaku instansi pelaksana utama program desa siaga di desa Sungai Langka c. Pemerintah Desa Sungai Langka 4. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan, indikatornya: a. Transmisi (penyampaian) program dan informasi standard dan tujuan kebijakan kepada para pelaksana dan pengguna kebijakan b. Kejelasan penyampaian program dan informasi tentang pelaksanaan implementasi kebijakan program desa siaga di desa Sungai Langka 5. Disposisi (kecenderungan) Pelaksana, meliputi: a. Pengetahuan dan pemahaman pelaksana terhadap implementasi kebijakan program desa siaga di Desa Sungai Langka b. Sikap pelaksana terhadap implementasi kebijakan program desa siaga di Desa Sungai Langka

34 6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik a. Pengaruh implementasi kebijakan terhadap kondisi sosial yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat desa dan pengaruh implementasi kebijakan terhadap lingkungan ekonomi desa. b. Dukungan Publik terhadap kebijakan 7. Kendala-kendala dalam implementasi kebijakan program desa siaga di Desa Sungai Langka dan upaya-upaya untuk mengatasinya. C. Lokasi Penelitian Lexy J. Moleong (2004: 86) menyatakan bahwa dalam penentuan lokasi penelitian cara baik yang ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substatif dan menjajaki lapangan mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan prakti, seperti waktu, biaya dan tenaga perlu juga dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan cara sengaja (pusposive) yaitu Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran karena adanya informasi dari masyarakat setempat serta media-media informasi yang menyatakan bahwa adanya program baru dari pemerintah tentang pemberdayaan kesehatan masyarakat secara mandiri yang diejawantahkan melalui program desa siaga untuk mewujudkan masyarakat sehat, desa sehat dan Indonesia sehat.

35 Dalam pelaksanaan program desa siaga, Kecamatan Gedong Tataan Memiliki 2 (dua) Desa yang telah melaksanakan program desa siaga, yaitu Desa Sungai Langka dan Desa Kebagusan. Desa Kebagusan telah memiliki kemampuan dan sumber daya yang baik dalam pelaksanaannya, hingga satu tahun terakhir Desa Kebagusan telah memiliki 2 (dua) Pos Kesehatan Desa sebagai unit pertolongan pertama, sementara Desa Sungai Langka masih memiliki beberapa kendala yang harus diatasi, di samping Desa Sungai Langka juga memliki pertimbangan kemampuan dan potensi desa serta potensi swadaya masyarakat yang dinilai mampu melaksanakan program desa siaga. (Sumber: wawancara pra riset dengan Dr. Harry Topan selaku Kepala Puskesmas Induk pada tanggal 14 Desember 2009 di Puskesmas Induk). D. Jenis dan Sumber Data Menurut Lofland dalam Moleong (2005:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan yang didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data adalah benda, hal, atau orang maupun tempat yang dapat dijadikan sebagai acuan peneliti untuk melakukan analisis data. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan fokus penelitian. Secara umum data penelitian dibagi kepada 2 (dua) jenis, yakni: 1. Data Primer Dalam penelitian ini, data primer didapatkan melalui wawancara langsung dengan informan yang ditentukan dari keterkaitan informan tersebut

36 dengan masalah penelitian. Wawancana juga dilakukan melalui panduan wawancara. Informan-informan berasal dari unsur pelaksana kebijakan serta beberapa orang yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan program desa siaga. Data-data primer ini merupakan unit analisis utama dalam kegiatan analisis data. 2. Data sekunder merupakan data yang melengkapi informasi yang didapat dari sumber data primer berupa: 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. 2. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa 4. Catatan-catatan berupa notulensi rapat atau musyawarah desa, laporan kegiatan desa, monografi desa, referensi dan buku-buku. 5. Artikel-artikel yang didapat dari surat kabar, majalah, website, dan sebagainya. E. Instrumen Penelitian Pengumpulan data ini dibantu dengan menggunakan instrumen penelitian, antara lain : 1. Peneliti, yaitu dengan menggunakan alat panca indera. Melakukan pengamatan dan pencatatan secara seksama terhadap fenomena yang terjadi di lokasi penelitian, sebagaimana disampaikan oleh Moleong maka instrumen dari penelitian ini adalah manusia.

37 2. Perangkat penunjang lainnya seperti panduan wawancara, catatan-catatan dan alat bantu perekam, kamera, buku, dan juga pulpen. F. Penentuan Informan Menurut Sparadley dan Faisal (1990:78) agar lebih terbukti perolehan informasinya, maka ia mengajukan beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan informan. Berdasarkan kriteria tersebut, pada penelitian ini informan yang dipilih adalah mereka-mereka yang dipandang cukup untuk memahami implementasi program desa siaga di Desa Sungai Langka. Dalam hal ini penentuan sumber informan dilakukan secara sengaja (purposive) sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun sumber informasi dalam penelitian ini diperoleh dari: 1. Sekretaris Desa Pemerintah Desa Sungai Langka. 2. Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Pemerintah Desa Sungai Langka. 3. Kepala Puskesmas Induk Bernung Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. 4. Kepala Bagian Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Induk Bernung Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. 5. Ketua Forum Kesehatan Masyarakat Desa (FKMD) Desa Sungai Langka selaku unit pelaksana utama program desa siaga di Desa Sugai Langka. 6. 1 (satu) orang Petugas Poskesdes (Bidan Desa) Desa Sungai Langka. 7. 5 (lima) orang masyarakat desa, mewakili pihak penerima kebijakan yang bertempat tinggal di Desa Sungai Langka.

38 G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Burhan Bungin (2003:13) mengartikan wawancara sebagai proses percakapan dengan maksud merekonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai. Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan panduan wawancara serta catatan-catatan wawancara terbuka dan wawancara tak berstruktur. Wawancara terbuka adalah wawancara yang dilakukan terhadap subyek atau narasumber yang telah mengetahui makna dan tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara tidak berstruktur merupakan wawancara yang pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu dengan kata lain sangat tergantung dengan keadaan atau subyek. Kegiatan wawancara dilakukan dibeberapa tempat yang ditentukan oleh informan. Wawancara dengan pihak Puskesmas Induk dilakukan di Puskesmas Induk Bernung. Wawancara dengan pihak Pemerintah Desa dilakukan di Balai Desa Sungai Langka. Wawancara dengan pihak FKMD dan masyarakat desa dilakukan di Poskesdes.

39 Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu memberitahukan kepada subyek maksud dan tujuan dari wawancara dan menggunakan pertanyaan bebas sesuai dengan tema wawancara yang telah ditetapkan. Dengan teknik wawancara seperti ini peneliti bebas mendapatkan jawaban yang berbeda dan berdasarkan analisis masing-masing subyek sehingga data yang dihasilkan menjadi beragam. 2. Observasi Teknik observasi berguna untuk menjelaskan dan merinci gejala yang terjadi, dimaksudkan sebagai pengumpulan data selektif sesuai dengan pandangan peneliti. Selain itu terdapat data yang tidak dapat ditanyakan kepada informan, ada di antaranya membutuhkan pengamatan secara langsung oleh peneliti. Beberapa item yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu keadaan tempat sosial, politik, ekonomi dan kesehatan yang berlangsung di Desa Sungai Langka, benda peralatan, perlengkapan, termasuk penggunaannya, fenomena yang terjadi di lokasi penelitian; para pelaku, termasuk status, jenis kelamin, usia dan sebagainya, mengamati upaya-upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat seperti posyandu dan warung obat, mengamati kondisi Poskesdes serta kendala-kendala yang dihadapi, kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung saat penelitian, tindakantindakan, serta waktu berlangsungnya peristiwa.

40 Penulis juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan koordinasi dan komunikasi serta penyampaian badan instansi terkait yaitu Puskesmas Induk Bernung, Pemerintah Desa, FKMD dan masyarakat desa terhadap impelemntasi kebijakan serta pengamatan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Poskesdes dan gejala-gejala penyakit yang sedang mewabah dan dialami Desa Sungai Langka. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan selama proses turun lapangan. Dalam proses observasi, peneliti terjun langsung ke lapangan guna mendapatkan data yang akurat mengenai permasalahan yang terjadi. 3. Dokumentasi Menurut Burhan Bungin (2003), yang dimaksud dokumen adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan interprestasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut. Teknik dokumentasi ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data-data yang bersifat tertulis baik berupa dokumen, arsip, buku, maupun literatur tertulis lainnya yang selaras serta mendukung penyelesaian penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Undang-undang RI

41 Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, Catatan-catatan berupa notulensi rapat atau musyawarah desa, laporan kegiatan desa yang behubungan dengan program desa siaga, memory desa, profil desa, referensi dan buku-buku, Artikel-artikel yang didapat dari surat kabar, majalah, website, dan sebagainya. H. Teknik Pengolahan Data Setelah data yang diperoleh dari lapangan terkumpul, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah data tersebut. Teknik pengolahan data menurut Efendi, Tukiran dan Sucipto (dalam Singarimbun, 1995: 240) terdiri dari: 1. Editing, adalah kegiatan dalam penelitian yang dilaksanakan dengan menentukan kembali daya yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin validitasnya serta dapat untuk segera dipersiapkan pada proses selanjutnya. Dalam proses ini, peneliti mengolah data hasil wawancara dengan disesuaikan pada pertanyaan-pertannyaan pada fokus pedoman wawancara dan memilah serta menentukan data-data yang diperlukan untuk penulisan. Mengolah kegiatan observasi yaitu peneliti mengumpulkan data-data yang menarik dari hasil pengamatan sehingga dapat ditampilkan dengan baik. 2. Interpretasi data, pada tahapan ini data penelitian yang telah dideskripsikan baik melalui narasi maupun tabel selanjutnya diinterprestasikan sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian. Interpretasi penulisan juga dilakukan peneliti dalam

42 menampilkan data yang diperoleh dari cerita-cerita yang bersifat rahasia, peneliti memilih kata-kata terbaik sehingga tidak menimbulkan kesan yang dapat merugikan banyak pihak. Hasil penelitian dijabarkan dengan lengkap pada lampiran. Lampiran penulisan juga ditentukan agar relevan dengan hasil penelitian. I. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan prosedur reduksi data, display (penyajian data), dan menarik kesimpulan (verifikasi). Proses tersebut dijabarkan menurut Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman (1992:17) yaitu sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dalam hal ini peneliti melakukan reduksi data dimulai pada saat pra riset yakni wawancara yang tidak berstruktur selanjutnya dilakukan pencatatan dan mengolah data-data yang harus ditampilkan dan membuang data-data yang tidak diperlukan sehingga peneliti dapat menjelaskan dan memahami latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian. Reduksi data kemudian dilakukan pada hasil wawancara

43 dengan informan yang berkompeten yang memiliki kapasitas dan memahami tentang program desa siaga di Desa Sungai Langka, data dari hasil wawancara terstruktur dan tidak terstruktur kemudian dipilah agar dapat ditampilkan dengan baik selanjutnya peneliti melakukan reduksi data kembali pada saat pembahasan dan hasil. 2. Display (Penyajian Data) Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data-data yang ada dikelompokkan pada bagian atau sub bagian masing-masing. Data yang disajikan disesuaikan dengan informasi yang didapat dari catatan tertulis di lapangan. Misal data-data yang mendukung penelitian dari hasil yang ada di lapangan yang didapat dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Di dalam penelitian ini, data-data yang dianggap penting dicantumkan sebagian pada hasil penelitian yang kemudian dianalisis menggunakan teori yang ditentukan sehingga dalam penyajian data memperoleh kesesuaian yang relevan dan dapat diterima dengan logika, kemudian dalam penyajian data peneliti juga tetap mengacu pada panduan penulisan karya ilmiah dengan memperhatikan ejaan bahasa yang disempurnakan dan redaksional penulisan sehingga mempermudah pembaca memahami penyajian data dan tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda dari berbagai pihak. Sedangkan secara lengkap hasil penelitian di lampirkan pada lampiran.

44 3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan) Penarikan kesimpulan dalam studi implementasi kebijakan program desa siaga di Desa Sungai Langka, dilakukan peneliti dengan menjelaskan dan memaparkan terlebih dahulu hasil penelitian kemudian dianalisis dengan teori yang telah ditentukan, selanjutnya ditarik kesimpulan berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi dengan kesesuaian teori yang digunakan. Kemudian kesimpulan dijelaskan secara interpretatif oleh peneliti dengan pemahaman peneliti terhadap hasil penelitian dan analisis yang ditampilkan. Menarik kesimpulan yang benar atau verifikasi hanyalah sebagian dari satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Sebuah kenyataan ganda yang terdapat di lapangan memungkinkan untuk terjadi. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan untuk dapat menarik kesimpulan yang benar-benar utuh dan dapat diperkaya dengan melihat pada realita yang terjadi.