II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kedelai pertama kali dibudidayakan oleh orang China dan pertama kali

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan yang. sedangkan produksi dalam negri belum mencukupi, untuk mengatasinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L) adalah anggota keluarga Graminae, ordo Maydeae, genus Zea (Fischer

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (2005) klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja

Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Tanaman kedelai mempunyai akar yang terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar rambut yang dapat membentuk bintil akar dan

TINJAUAN PUSTAKA. Class : Dicotyledoneae, Ordo : Leguminales, Family : Poaceae, Genus : Glycine,

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Sifat Tanaman Kedelai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Kedelai

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu tanaman pangan pengasil protein

akan muncul di batang tanaman (Irwan, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

Lampiran. Deskripsi Varietas Kedelai Anjasmoro

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

PENAMPILAN BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine max L. Merrill) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE VEGETATIF

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara taksonomi tanaman kedelai diklasifikasikan ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Polypetales, familli Leguminosae, Spesies Glycine max [L.] Merrill (Rukamana dan Yuniarsih, 1996). Kedelai merupakan tanaman dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah (Sutomo, 2011). Tanaman kedelai mempunyai struktur perakaran yang terdiri atas akar lembaga, akar tunggang, dan akar serabut. Pada tanah subur panjang akar tanaman dapat mencapai kedalaman 2 m. Namun rata-rata pertumbuhan akar hanya mencapai kedalaman 20 50 cm (Adisarwanto, 2005). Kedelai berdasarkan morfologinya termasuk tanaman perdu. Batang tanaman kedelai tumbuh hingga ketinggian 30 100 cm dari permukaan tanah. Batang tanaman beruas-ruas dengan jumlah cabang 3 6 buah. Tanaman kedelai

10 memiliki tiga tipe pertumbuhan, yaitu tipe determinate, indeterminate, dan semideterminate (Suprapto,1998). Tanaman kedelai memiliki dua jenis daun, yaitu daun tunggal dan daun trifoliate. Daun kedelai memiliki dua bentuk yaitu berbentuk oval dan lancip, perbedaan bentuk daun ini dipengaruhi oleh faktor genetik. Setiap daun memiliki trichome yang berwarna cerah dengan jumlah yang bervariasi. Tanaman kedelai mulai berbunga rata-rata umur 5 7 minggu setelah tanam. Tangkai bunga umumnya muncul pada ketiak daun. Bunga pertama akan muncul pada buku ke lima atau ke enam. Kondisi suhu yang tinggi dengan kelembaban yang rendah akan merangsang pembentukan bunga. Jumlah bunga pada setiap tanaman bervariasi antara 20 25 bunga. Bunga tanaman kedelai dapat dibedakan menjadi dua yaitu warna putih dan ungu (Adisarwanto, 2005). Bunga kedelai berbentuk seperti kupu-kupu, terdiri atas kelopak, tajuk, benang sari (anteredium) dan kepala putik (stigma). Warna mahkota bunga kedelai putih atau ungu tergantung dari varietasnya. Bunga jantan pada kedelai terdiri atas sembilan benang sari yang membentuk tabung benang sari. Bila bunga masih kuncup, kedudukan kepala sari berada di bawah kepala putik, tetapi pada saat kepala sari menjelang pecah tangkai sari memanjang sehingga kepala sari menyentuh kepala putik yang menyebabkan terjadi penyerbukan pada saat bunga masih tertutup menjelang mekar (Kasno dkk., 1992). Polong kedelai pertama kali terbentuk setelah 7 10 hari munculnya bunga pertama. Jumlah polong pada setiap bukunya beragam antara 1 10 polong setiap kelompoknya. Pada setiap polong terdapat 2 3 biji (Adisarwanto, 2005).

11 2.1.2 Syarat Tumbuh Kedelai Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan syarat drainase dan aerasi tanah cukup baik serta ketersediaan air yang cukup selama masa pertumbuhan (Sutomo, 2011). Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 900 m dpl. Untuk tumbuh dengan baik tanaman kedelai membutuhkan temperatur antara 25 27 C, kelembaban 65%, penyinaran matahari 12 jam/hari, dan curah hujan paling optimum 100 200 mm/bulan (Rukmana dan Yuniarsih, 1996). Tanaman kedelai cocok pada lahan dengan kesuburan tinggi. Agar dapat tumbuh dengan baik, kedelai membutuhkan lahan dengan kisaran ph 5,8 7 (Kanisius, 1989). 2.2 Varietas kedelai Kedelai varietas Wilis dilepas tanggal 21 Juli 1983 berdasarkan SK Mentan TP240/519/Kpts/7/1983, nomor induk B 3034. Varietas ini merupakan hasil seleksi keturunan persilangan Orba x No. 1682 dan hasil rata-rata sebesar 1,6 ton/ha. Warna hipokotilnya ungu, warna batang hijau, warna daun hijau tua, warna bulu coklat tua, warna bunga ungu, warna kulit biji kuning, warna polong tua coklat tua, warna hylum coklat tua, tipe tumbuh determinate, umur berbunga ±39 hari, umur matang 85 90 hari, tinggi tanaman ± 50 cm, bentuk biji oval dan agak pipih, bobot 100 biji ± 10 g, kandungan protein sebesar 37%, dan kandungan minyak 18%. Varietas ini tahan rebah, agak tahan karat daun dan virus (Balitkabi, 2011).

12 Kedelai Malang 2521 dicirikan dengan warna testa biji berwarna kehijauan, tanaman akan membelit jika ternaungi dan kedelai ini termasuk kedelai yang tahan terhadap serangan virus CPMMV (Barmawi, 2007). 2.3 Karakter Tanaman Karakter tanaman adalah sifat-sifat yang muncul pada tanaman. Menurut Komariah dkk. (2007), suatu karakter dikendalikan oleh sejumlah gen dan aksi gen tertentu. Jumlah dan aksi gen yang mengendalikan suatu karakter akan menentukan mudah tidaknya karakter tersebut diwariskan. Karakter tanaman dibagi menjadi dua yaitu karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kualitatif merupakan karakter yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, karakter ini dikendalikan oleh sedikit gen sedangkan karakter kuantitatif merupakan karakter yang dikendalikan oleh banyak gen (Rachmadi, 2000). Penanganan karakter kuantitatif dalam pemuliaan tidak sesederhana karakter kualitatif yang dapat diarahkan dengan menggunakan nisbah Mendel. Ciri yang dapat digunakan untuk membedakan karakter kuantitatif dan karakter kualitatif menurut Allard (1995) adalah 1. Pada karakter kuantitatif terdapat ragam kontinu pada kurva sebaran frekuensi di dalam generasi bersegregasi. 2. Pada karakter kualitatif terdapat ragam terputus pada kurva sebaran frekuensi dengan munculnya kembali ragam tetua di dalam generasi bersegregasi.

13 2.4 Pola Pewarisan Kedelai merupakan tanaman diploid yang menyerbuk sendiri. Tanaman sebagai organisme diploid memiliki dua set kromosom, keduanya dapat saling bergabung membentuk gen dengan dua alel yang berbeda (Fehr, 1987). Menurut Crowder (1997), sesuai dengan mekanismenya setiap kali terjadi penyerbukan sendiri maka frekuensi alel homozigot akan meningkat sedangkan alel heterozigot akan menurun frekuensinya. Fenotipe suatu individu ditentukan oleh genotipenya dan pengaruh lingkungan, yang dinyatakan sebagai fenotipe = genotipe + lingkungan. Fenotipe mengacu pada penampilan atau pengukuran karakter, genotipe mengacu pada gen yang mengendalikan karakter, sedangkan lingkungan meliputi seluruh faktor luar yang dapat mempengaruhi penampilan gen yang mengendalikan karakter, seperti kelembaban, kesuburan tanah, suhu, dan tindakan manusia (Fehr, 1987). Penampilan suatu tanaman dengan tanaman lainnya pada dasarnya akan berbeda. Perbedaan yang ditimbulkan dari suatu penampilan tanaman akan menimbulkan variasi atau keragaman. Keragaman suatu karakter tanaman disebabkan oleh variabilitas genetik, penyusun populasi, variabilitas lingkungan, dan variabilitas interaksi genotipe x lingkungan (Rahmadi, 2000). Pewarisan sifat tidak selalu mengikuti pewarisan Mendel. Penyimpangan terhadap pewarisan Mendel dapat terjadi disebabkan adanya interaksi antar-alel pada lokus yang sama yang disebut dengan dominan tak sempurna. Nisbah pada dominan tak sempurna yaitu 1 : 2 : 1. Selain itu, adanya interaksi alel pada lokus

14 berbeda yang biasa disebut dengan epistasis. Pada interaksi ini akan dihasilkan nisbah 12:3:1 jika interaksi interlokus epistasi dominan, 9:3:4 untuk epistasi resesif, 15:1 untuk duplikat epistasis dominan, 9:7 untuk duplikat epistasis resesif, dan 13:3 untuk interaksi dominan dan resesif (Stansfield, 1991). 2.5 Modifikasi Nisbah Mendel Secara garis besar modifikasi nisbah Mendel dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu modifikasi nisbah 3 : 1 dan modifikasi nisbah 9 : 3 : 3 : 1. 1. Modifikasi Nisbah 3 : 1 a. Semi dominansi Peristiwa semi dominansi terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot akan muncul. Dengan demikian, individu heterozigot akan memiliki fenotipe yang berbeda dengan fenotipe individu homozigot dominan. Akibatnya, pada generasi F 2 tidak didapatkan nisbah fenotipe 3 : 1, tetapi menjadi 1 : 2 : 1 seperti halnya nisbah genotipe. b. Kodominansi Seperti halnya semi dominansi, peristiwa kodominansi akan menghasilkan nisbah fenotipe 1 : 2 : 1 pada generasi F 2. Bedanya, kodominansi tidak memunculkan sifat antara pada individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan hasil ekspresi masing-masing alel. Dengan perkataan lain, kedua alel akan samasama diekspresikan dan tidak saling menutupi.

15 2. Modifikasi Nisbah 9 : 3 : 3 : 1 Modifikasi nisbah 9 : 3 : 3 : 1 disebabkan oleh peristiwa yang dinamakan epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen non-alelik. Jadi, dalam hal ini suatu gen bersifat dominan terhadap gen lain yang bukan alelnya. Ada beberapa macam epistasis, masing-masing menghasilkan nisbah fenotipe yang berbeda pada generasi F 2. a. Epistasis resesif Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila alel resesif pada satu lokus menekan penampakan fenotipe pada lokus yang lain. Akibat peristiwa ini, pada generasi F 2 akan diperoleh nisbah fenotipe 9 : 3 : 4. b. Epistasis dominan Pada peristiwa epistasis dominan terjadi apabila alel dominan pada satu lokus mempengaruhi penampakan fenotipe dari gen lokus lain. Nisbah fenotipe pada generasi F 2 dengan adanya epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1. c. Epistasis resesif ganda Apabila homozigot resesif pada dua lokus mempengaruhi penampakan fenotipe yang sama. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 9 : 7 pada generasi F 2. d. Epistasis dominan ganda Terjadi apabila dua gen berperan hampir sama dan saling menggantikan. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 15 : 1 pada generasi F 2.

16 e. Epistasis domian-resesif Epistasis dominan-resesif terjadi apabila gen dominan pada satu lokus dan gen resesif pada lokus lain mempengaruhi penampakan fenotipe yang sama. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 13 : 3. f. Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif Terjadi apabila gen bukan alel bekerja secara aditif untuk menampakkan sifat yang baru. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 9 : 6 : 1 (Crowder, 1997).