BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pelajaran (KTSP) mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAKBOYO I MANTINGAN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil pemikirannya ke dalam bahasa tulis. Seorang penulis seringkali terjebak dalam bahasa tulis yang menghasilkan banyak kata tetapi miskin makna. Kegiatan menulis terkadang dihadapkan pada kendala yang cukup serius. Ada kalanya seseorang ingin sekali menulis namun semua itu selalu dirasakan gagal dan tidak mampu. Sulit sekali untuk menumbuhkan minat dan semangat budaya menulis khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Padahal tujuan dari pengajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa bisa terampil berbahasa, baik berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, peran guru menjadi sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang tepat. Lebih lanjut, Tarigan (1994: 4) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diperoleh berbasis proses praktik dan latihan secara teratur. Artinya, kemampuan menulis merupakan keterampilan mekanistis. Mempertimbangkan konteks peningkatan keterampilan menulis harus dicapai dengan pembelajaran kontuinitas, perlu disadari bahwa proses pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu faktor yang dapat

2 menunjang keberhasilan pembelajaran menulis. Oleh karena itu, dituntut kreativitas yang tinggi dari para pengajar untuk terus mencari berbagai model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Berdasarkan studi pendahuluan melalui observasi di SMPN 16 Bandung pada tanggal 16 Desember 2011 serta wawancara dengan seorang guru bahasa Indonesia yang bernama bapak Iskandar dari sepuluh kompetensi dasar menulis yang terdapat dalam silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terdapat kompetensi dasar menulis yang kurang dikuasai siswa kelas VIII SMPN 16 Bandung, yaitu menulis puisi. Menurut bapak Iskandar, siswa yang bisa menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan hanya sekitar 25%. Terdapat penyebab utama siswa kesulitan menulis puisi yaitu kurangnya motivasi pada diri siswa dan kurangnya kesadaran siswa dalam menulis puisi. Padahal jika motivasi belajar siswa rendah, model pembelajaran apa pun yang akan digunakan dalam pembelajaran, tidak akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Setiap model pembelajaran pada dasarnya secara implisit telah mengandung komponen motivasional, walaupun dengan cara yang berbeda. Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra yang harus dikuasai oleh siswa sekolah menengah pertama karena keterampilan menulis puisi ini merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dimuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu kompetensi menulis yang harus dikuasai siswa kelas VIII semester 2 adalah siswa mampu menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur-unsur persajakan. Tetapi, pada kenyataannya banyak terdapat kendala dalam pembelajaran menulis puisi di

3 sekolah terutama banyak siswa yang kurang menyukai pembelajaran sastra, seperti puisi. Bila seseorang dapat menulis, otomatis keterampilan menyimak, berbicara dan membacanya baik. Permasalahan tentang kreativitas menulis puisi ini sebenarnya bisa dilatih dan dijadikan sebuah keterampilan dengan cara membiasakan diri berlatih menulis puisi. Untuk itu, perlu diterapkan model pembelajaran dalam menulis yang tepat dan praktik menulis berdasarkan model pembelajaran tersebut. Permasalahan dalam kegiatan menulis ini sejalan dengan yang diungkapkan Anshori (2004: 395) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Mahasiswa Melalui Model Workshop. Mengungkapkan: Kelemahan pembelajaran selama ini terletak pada miskinnya model pembelajaran menulis. Sejak SD hingga PT revitalisasi (pembaharuan) pada bidang menulis masih sangat langka. Akibatnya, pengajaran menulis dari masa ke masa tidak pernah menunjukkan hasil yang memuaskan. Siswa dan mahasiswa tidak memiliki pengalaman menulis yang memadai. Para sarjana kita sebagian besar tidak mampu menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk bahasa tulis. Pemaparan di atas sangat jelas disebutkan bahwa pembelajaran sekarang ini terletak pada miskinnya model pembelajaran menulis. Gaya mengajar pendidik yang hanya memberikan ceramah sudah banyak kritik yang muncul. Tidak semua siswa dengan karakter yang berbeda-beda bisa terus belajar dengan ceramah saja. Diperlukan juga pembaharuan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran yang baru agar siswa tidak cepat merasa bosan. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk mencari model pembelajaran seperti apa yang

4 memang dekat dengan kehidupan siswa dan tidak membuat siswa jenuh ataupun bosan dalam pembelajaran khususnya menulis puisi. Sejalan dengan itu, Joyce (Trianto, 2007: 5) mengungkapkan : Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran, termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Alasan peneliti memilih model pembelajaran PBL adalah model pembelajaran PBL adalah pembelajaran berbasis masalah yang terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu masalah dalam hal ini mengenai penyelidikan tentang suatu permasalahan yang memang sedang terjadi di sekitar mereka dan sedang hangat diperbincangkan di masyarakat sehingga diharapkan pemilihan masalah ini dapat diterima oleh siswa dan mampu meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Peningkatan kemampuan menulis puisi dalam penelitian ini diukur dan dilihat dari pencapaian kategori puisi yang dicapai siswa. Penentuan kategori puisi siswa dinilai berdasarkan perolehan angka pada setiap aspek puisi yang dinilai pada penelitian ini. Sejauh pengamatan penulis, upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis puisi pernah dilakukan oleh Mutiarani (2010) dengan judul Penerapan Media Gambar Fotografi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Menulis Puisi pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran

5 2009/2010. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar menulis puisi dengan menggunakan media gambar fotografi. Megawanti (2011) dengan judul Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung Tahun 2010/2011. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa penerapan model PBL mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu dalam hal ini penulis menerapkan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran menulis puisi dan penulis pun menggunakan metode penelitian yang berbeda. Selain itu, penulis menerapkan model pembelajaran PBL sesuai porsi dan langkah-langkah yang terdapat dalam PBL. Berkaca dari kedua hasil penelitian tersebut, maka penulis mendapatkan sebuah pemikiran dengan mencari model pembelajaran yang di dalamnya termuat proses pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran menulis puisi. Sehingga puisi menjadi hal yang dekat dengan siswa dan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia akan lebih terasa bermanfaat. Atas dasar pemikiran tersebut, akhirnya penulis memilih judul Penggunaan Model Pembelajaran PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII.4 SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. a. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis puisi sangat rendah karena siswa tidak bisa menuangkan imajinasinya dengan baik ke dalam bentuk puisi sehingga seringkali siswa mengalami kesulitan ntuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu objek ke dalam bentuk puisi. b. Kurangnya motivasi siswa dalam menulis puisi. c. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun kurang maksimal. 1.3 Pembatasan Masalah Penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa SMPN 16 Bandung kelas VIII.4 Tahun ajaran 2011/2012 dalam menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran PBL di kelas VIII.4 SMPN 16 Bandung? b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran PBL di kelas VIII.4 SMPN 16 Bandung? c. Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran PBL di kelas VIII.4 SMPN 16 Bandung?

7 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk : a. mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran PBL di kelas VIII.4 SMPN 16 Bandung; b. mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran PBL di kelas VIII.4 SMPN 16 Bandung; c. mendeskripsikan hasil pembelajaran yang dicapai dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran PBL di kelas VIII.4 SMPN 16 Bandung. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Penelitian ini pun akan menguatkan berbagai teori menulis, teknik serta pengetahuan baru mengenai model pembelajaran PBL, sehingga keterampilan menulis puisi siswa dapat bermanfaat, diterima, dan diserap dengan baik oleh siswa.

8 b. Manfaat Praktis Dari aspek kegunaan, tentunya penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi guru dalam memberikan alternatif model pembelajaran dalam keterampilan menulis puisi. Manfaat bagi siswa penelitian ini akan dapat menarik minat siswa sehingga termotivasi dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Manfaat bagi peneliti adalah dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam mengajarkan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi. 1.7 Anggapan Dasar Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi solusi bagi monotonnya kegiatan menulis puisi, serta mampu mengoptimalkan minat, motivasi, dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. 1.8 Metode dan Teknik Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena ingin menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. PTK ini dilaksanakan melalui empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi, catatan lapangan, jurnal siswa, dan lembar tes kemampuan siswa.. Data kualitatif dan kuantitatif dianalisis secara deskriptif dengan

9 menampilkan hasil data dalam presentase dan digambarkan dalam tabel atau diagram. 1.9 Definisi Operasional a. Pembelajaran menulis puisi adalah proses menjadikan peserta didik atau siswa dapat menulis puisi sesuai unsur-unsur pembentuk puisi. b. Kemampuan menulis puisi adalah kemampuan menulis siswa dengan menuangkan ide, gagasan pikiran dan perasaan melalui tulisan yang bersifat imajinatif dan bermakna. c. Model pembelajaran PBL atau model pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. d. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan peneliti. Penelitian dilakukan sistematis dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan penilaian yang kesemuanya itu bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK yang dilakukan secara bertahap sampai ada perubahan siswa dalam hal kecakapan atau kemampuan belajar.

10 1.10 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 201: 42). Berikut bagan paradigma yang digunakan oleh penulis. Gambar 1.1 Paradigma Penelitian Pengenalan Konsep Teori Puisi Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Guru sebagai Fasilitator PENERAPAN TEORI Aplikasi Keterampilan Menulis Puisi Siswa Siklus 1, 2, dan 3