BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yang saling melengkapi satu sama lain. Seperti yang telah diketahui bersama, keempat aspek keterampilan berbahasa itu adalah berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan satu sama lain. Dengan menguasai empat aspek keterampilan berbahasa tersebut, siswa akan lebih mudah memahami dan mencerna materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Empat macam keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, memiliki kekhasan masing-masing. Menyimak berkaitan dengan daya kerja indera pendengaran dan perlu didukung dengan konsentrasi yang cukup untukdapat memahami bahkan menelaah isi yang disimak. Membaca, selain membutuhkan konsentrasi dan ketenangan suasana, juga harus didasari dengan keterampilan membaca. Dalman (2013:1) menyatakan bahwa membaca adalah kegiatan menerapkan sejumlah keterampilan mengolah teks bacaan dalam rangka memahami isi bacaan. Oleh karena itu, membaca dapat dikatakan sebagai kegiatan memperoleh informais atau pesan yang disampaikan oleh penulis dalam tuturan bahasa tulis. Membaca membutuhkan daya kerja daya kerja indera penglihatan. Keterampilan berbicara membutuhkan kenerja organ 1

2 bicara, di samping itu juga membutuhkan pengetahuan mengenai teori dan terapan dalam berbicara. Dengan demikian membaca dapat diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain, yaitu mengkomunikasikan hal-hal yang terkandung atau tersirat dalam lambanglambang tertulis. Selain itu, membaca juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang yang tertulis serta merubahnya lambang-lambang tertulis tersebut melalui suatu metode pengajaran membaca, ucapan ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa menjadi bahasa lisan (Tarigan, 2008:8). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berbeda dengan keterampilan berbahasa yang lain. Menulis memiliki karakter khas yang membedakannya dari keterampilan lain. Sifat aktif, produktif, dan merangkai kata dalam bentuk tulisan, memberikan ciri khusus dalam hal kecaraan, medium, dan ragam bahasa yang digunakannya. Konsentrasi dan ketenangan tetap dibutuhkan dalam menulis. Selain itu, kinerja dari berbagai unsur yaitu daya indera penglihatan, daya pikiran harus menyatu dan harus didukung oleh kelincahan tangan untuk menggerakkan pena atau memencet tombol/tuts komputer. Selain itu, untuk dapat menguasai keterampilan menulis, seseorang dituntut untuk banyak membaca dan menyimak, di samping harus membekali diri dengan pengalaman dan pengetahuan yang cukup. Keterampilan menulis merupakan satu jenis keterampilan berbahasa yang sangat penting dan berguna. Melalui keterampilan menulis, seseorang dapat

3 menuangkan segala ide atau gagasan sehingga dapat dibaca dan sampai kepada orang lain. Kelebihan dari gagasan atau ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan adalah bahwa gagasan atau ide tersebut dapat dibaca oleh banyak orang secara berulang-ulang dan menjangkau area yang luas, terlepas dari batasan-batasan dimensi waktu dan ruang. Dengan demikian, keterampilan menulis sangat penting diberikan kepada siswa untuk dipelajari dan dikuasai. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks dan terkadang sulit untuk diajarkan, diperlukan penguasaan yang tidak hanya pada segi gramatikal dan retorikal saja, melainkan konseptual. Heaton (1988:135) menyatakan bahwa terdapat lima komponen penting dalam keterampilan menulis, yaitu: 1. Language use, yakni kemampuan untuk menulis kalimat dengan benar dan sesuai. 2. Mechanical skills, yaitu kemampuan menggunakan dengan tepat konvensi yang khusus dalam bahasa tulis, seperti tanda baca dan ejaan. 3. Treatment of content, yaitu kemampuan untuk berpikir kreatif dan mengembangkan pikiran, di luar semua informasi yang tidak relevan. 4. Stylistic skills, yaitu kemampuan untuk memanipulasi kalimat dan paragraf, dan penggunaan bahasa secara efektif. 5. Judgement skills, yaitu kemampuan menulis dengan cara yang sesuai dengan pembaca tertentu dan untuk maksud tertentu, dan kemampuan memilih, mengorganisasi, dan mengurut informasi yang relevan.

4 Keterampilan menulis dapat dikuasai atau diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Dalam hal ini, untuk menguasai keterampilan menulis ini, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan praktik menulis secara langsung. Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan, (2008:1) yang menyatakan bahwa keterampilan (termasuk menulis) hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Menulis merupakan keterampilan yang harus dibelajarkan dan dikuasai oleh siswa. Dengan menulis, siswa dapat menuangkan ide, pikiran, dan perasaan ke dalam bahasa tulis. Penuangan ide, pikiran, dan perasaan ini dimaksudkan agar siswa mampu dan terbiasa mengekspresikan apa yang ada di dalam pikirannya (Sulistyorini, 2010:12). Sebagai salah satu bentuk keterampilan berbahasa, keterampilan menulis berkaitan erat dengan pengetahuan, wawasan, dan kreativitas siswa. Semakin banyak pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh siswa, semakin banyak ide atau gagasan yang muncul di kepalanya. Ide atau gagasan inilah yang nanti akan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dan menjadi isi atau topik tulisan. Menarik tidaknya ide atau gagasan dan bagaimana cara menuangkannya ke dalam bentuk tulisan ini ditentukan oleh kreativitas, sebab kegiatan ini menyangkut proses menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Keterampilan menulis siswa juga berkaitan erat dengan penguasaan kosakatanya. Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik dan kaya, makasiswa dituntut untuk selalu mengembangkan dan memperbanyak penguasaan kosakatanya. Semakin banyak kosakata dimiliki atau dikuasai, semakin lancar ia

5 menuangkan gagasan-gagasan atau ide-idenya ke dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, semakin miskin pembendaharaan kosakata yang dimiliki, kemampuannya dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan akan semakin terbatas. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk melakukan komunikasi tulis atau secara tidak langsung dan tidak bertatap muka dengan orang lain. Dengan demikian menulis meupakan suatu kegiatan yang bersifat ekspresif dan produktif, sehingga dalam menulis penulis harus pandai-pandai dalam memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Lebih dari itu, menulis juga merupakan cara untuk mengatur dan menggerakkan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam bayangan atau kesan pembaca.perubahan yang dimaksud itu mungkin saja salah satu dari keempat jenis berikut ini (Tarigan, 2008:4): 1. Suatu perubahan yang mengakibatkan adanya rekonstruksi terhadap bayangan atau kesan itu serta paling sedikit beberapa bagian daripadanya. 2. Suatu perubahan yang memperluas dan mengembangkan bayangan atau kesan itu yang member tambahan terhadapnya. 3. Suatu perubahan yang mengubah kejelasan atau kepastian dan ketentuan yang telah dipertahankan beberapa bagian dari bayangan tersebut. 4. Tidak ada perubahan sama sekali.

6 Dengan demikian, untuk menyusun tulisan yang baik, ada beberapa hal yang diperlukan, di antaranya:penguasaan kosakata, pengetahuan tentang kalimat efektif dan paragraf. Dalam pembicaraan tentang kalimat efektif diuraikan bahwa sebuah tulisan eksposisi yang baik perlu menguasai kosakata, diungkapkan dalam dalam kalimat (bahasa) yang benar dan jelas, sedangkan melalui pembicaraan paragraf dijelaskan bahwa paragraf yang baik harus koheren dan kohesif. Jadi untuk menyusun tulisan yang baik, siswa harus menguasai kosakata.. Kosakata yang tepat sering diabaikan oleh para pemakai bahasa Indonesia. Kebanyakan pemakai bahasa beranggapan dalam berkomunikasi yang terpenting adalah pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain atau yang menyampaikan dan yang menerima dapat memahami maksud dan tujuannya., yang penting pesan yang disampaikan orang lain dapat dipahaminya. Hal ini tidak dapat diterima jika digunakan dalam tulisan formal atau nonfiksi, termasuk eksposisi. Dalam menulis eksposisi penguasaan kosakata sangat dibutuhkan. Seseorang dalam hal ini adalah siswa yang menguasai kosa kata yang banyak akan lebih mudah menyampaikan pikirannya dalam bentuk tulisan Penguasaan kosakata terdapat hubungan yang erat terhadap kemampuan menulis eksposisi. Berbagai faktor yang menunjang keterampilan menulis siswa seperti wawasan, pengetahuan, kreatifitas, dan penguasaan kosakata tersebut dapat diupayakan peningkatannya dengan melalui kegiatan membaca. Di kalangan pelajar, membaca seharusnya merupakan sebuah kebutuhan. Membaca merupakan salah satu cara untuk menyerap dan mendapatkan banyak informasi. Kegiatan

7 membaca seharusnya dijadikan satu kebutuhan tersendiri bagi kalangan pelajar, sehingga ketika membaca ini sudah menjadi suatu kebutuhan, diharapkan nantinya akan muncul budaya membaca. Budaya membaca menjadi modal utama untuk mengembangkan pola pikir siswa. Selain dilihat dari sisi keterampilan menulis, membaca juga dapat meningkatkan kreativitas siswa. Memahami isi bacaan berarti siswa sudah menambah pengalaman dan pengetahuannya. Dengan peningkatan pengalaman dan pengetahuan, siswa dapat menambah wawasan berpikirnya. Dengan membaca akan dapat dipahami isi pemikiran orang lain, gagasan orang lain, perasaan orang lain. Wawasan berpikir sebagai titik tolak untuk mengembangkan diri menjadi orang yang kreatif. Orang dapat menulis karena ia membaca, orang dapat menjadi pandai karena membaca, orang dapat kreatif karena membaca. Pada kenyataannya, masing-masing siswa memiliki motivasi membaca yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Siswa yang memiliki motivasi membaca yang baik biasanya akan lebih mudah memahami pemikiran, gagasan, dan pendapat orang lain. Dengan memahami pemikiran, gagasan, dan pendapat orang lain siswa akan dapat mengembangkan pola pikirnya menjadi siswa yang kreatif. Hal ini akan sangat menunjang kemampuan siswa dalam menulis, terutama menulis eksposisi. Di kalangan pelajar SMA, budaya menulis eksposisi dirasakan masih sangat rendah dan belum begitu menggembirakan. Kebanyakan pelajar SMA masih memiliki tingkat kemampuan dan keterampilan menulis eksposisi yang sangat rendah. Rendahnya kemampuan menulis eksposisi siswa ini juga dirasakan

8 oleh para siswa yang ada di SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten. Tentu saja hal itu juga menjadi salah satu masalah yang menimpa dunia pendidikan di Indonesia. Jika hal seperti ini dicermati lebih dalam lagi, maka akan ditemukan alasan, di mana rendahnya kemampuan menulis siswa SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya penguasaan kosakata siswa. Hal ini sebenarnya masih bisa diatasi dengan cara berusaha untuk lebih banyak membaca. Dengan menambah kegiatan membaca, diharapkan bukan saja kosakata siswa akan meningkat, tetapi wawasan dan pengetahuannya juga akan bertambah. Sayangnya tidak semua siswa SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten memiliki motivasi membaca yang tinggi. Padahal motivasi untuk melakukan kegiatan membaca ini sangat berkaitan dengan kemampuan penguasaan kosakata dan juga kemampuan menulis siswa. Jika motivasi membaca siswa tinggi, maka siswa akan senang melakukan kegiatan membaca dan pada gilirannya akan mampu meningkatkan kemampuan menulisnya. Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian. Untuk itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul Hubungan antara Penguasaan Kosakata dan Motivasi Membaca dengan Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.

9 B. Identifikasi Masalah Sehubungan dengan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di depan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Masih rendahnya keterampilan rata-rata siswa dalam kegiatan menulis, termasuk keterampilan menulis eksposisi. 2. Rendahnya keterampilan menulis siswa, termasuk menulis eksposisi ini bisa jadi disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal. 3. Faktor eksternal yang mempengaruhi rendahnya keterampilan menulis siswa antara lain kurangnya pembinaan keterampilan menulis bagi para siswa, kurang tersedianya media yang bisa dipakai untuk mendorong kebiasaan menulis siswa, kurang optimalnya pembelajaran keterampilan menulis siswa, kurangnya bahan-bahan bacaan yang dapat merangsang motivasi siswa untuk menulis. 4. Faktor internal yang mempengaruhi rendahnya keterampilan menulis siswa adalah antara lain kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan menulis, rendahnya perbendaharaan kosakata siswa, rendahnya penguasaan struktur kalimat siswa, dan rendahnya motivasi membaca siswa. C. Pembatasan Masalah Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian sehingga penelitian dapat lebih terfokus, maka perlu diadakan pembatasan masalah penelitian. Untuk itu,

10 permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pembahasannya meliputi hal-hal berikut: 1. Pengaruh faktor penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis eksposisi siswa. 2. Pengaruh faktor motivasi membaca terhadap kemampuan menulis eksposisi siswa. 3. Pengaruh faktor penguasaan kosakata dan faktor motivasi membaca secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis eksposisi siswa. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis eksposisi siswa? 2. Bagaimana hubungan antara motivasi membaca dengan kemampuan menulis eksposisi siswa? 3. Bagaimana hubungan antara penguasaan kosakata dan motivasi membaca dengan kemampuan menulis eksposisi siswa? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

11 1. Memaparkan bagaimana hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis eksposisi siswa. 2. Menjelaskan bagaimana hubungan antara motivasi membaca dengan kemampuan menulis eksposisi siswa. 3. Mendeskripsikan hubungan antara penguasaan kosakata dan motivasi membaca dengan kemampuan menulis eksposisi siswa. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini pada dasarnya merupakan upaya untuk pembelajaran yang diharapkan dapat menambah khasanah ilmu khususnya ilmu pendidikan, yang menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan berbahasa siswa. Secara khusus hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal: a. Memberikan sumbangan wawasan dan pemikiran akan arti pentingnya kemampuan menulis eksposisi pada siswa. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis siswa, khususnya kemampuan menulis eksposisi. c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai bidang yang sama, atau yang akan mengadakan penelitian sejenis.

12 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi kalangan pendidikan dalam hal upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi siswa.