BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

membahas atau mengkaji tentang kejadian-kejadian yang berhubungan dengan agama Islam, baik awalnya ataupun perkembangannya Sejarah itu adalah ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. guru agar belajar lebih terarah dalam mencapai tujuan belajar. Guru memiliki

BAB I PENDAHULUAN. belajar ilmu pengetahuan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. dengan kesimpulan oleh guru. 2. hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi ini tidak memuaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THE POWER OF TWO PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VSDN 04 KINALI PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

IKA RAHMAWATI A

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

Mesrawati Surel:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 7,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, meningkatkan kemampuan profesional para pendidik (guru),

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENGELOLA PROSES PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL MUHAJIRIN KOTA BANJARMASIN.

DAFTAR PUSTAKA. al-madrasati wa al-mujtama (Beirut : Dar al Fikr, 2013) Abin Syamsudin, Pendekatan Pendidikan (Bandung: IKIP, 2010), h. 13.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

Seminar Pendidikan Serantau 2011

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UN PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator ke arah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada sisi lain, upaya peningkatan kualitas pendidikan ditempuh dalam rangka mengantisipasi berbagai perubahan dan tuntutan kebutuhan masa depan yang akan dihadapi siswa sebagai warga bangsa agar mampu berpikir global dan bertindak sesuai dengan karakteristik potensi lokal. 2 Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di indonesia adalah dengan cara melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakannya upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas. Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. 3 Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum 1 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4. 2 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.11. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 101. 1

2 pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran. 4 Dalam proses pembelajaran dan pengajaran masa kini, siswa tidak lagi dipandang sebagai objek didik. Namun, pada hakekatnya peserta didik memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dasarnya. Guru tidak lagi menjadi satu satunya sumber ilmu karena ilmu telah dapat diperoleh dari berbagai sumber melalui teknologi informasi. Oleh karena itu, guru lebih berperan sebagai manager instruksional bahkan pemimipin instruksional. Sesuai dengan perannya sebagai pengajar guru mempunyai berbagai tugas dalam proses belajar mengajar dengan muridnya. Dalam pelaksanaan tersebut guru harus mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam tentang proses belajar mengajar. 5 Seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam merencanakan pembelajaran karena kegiatan yang direncanakan dengan lebih matang akan lebih terarah dan tujuan yang diinginkan akan mudah tercapai. 6 Keberhasilan pendidikan formal akan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat terlepas dari keseluruhan sistem pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar ini banyak upaya yang dapat dilakukan guru. Diantaranya diperlukan perencanaan program yang cukup mantap karena dengan sendirinya keberhasilan belajar siswa akan ditentukan pula oleh perencanaan yang dibuat oleh guru. Dalam upaya meningkatkan efektivitas proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar terbaik sesuai harapan, perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang mutlak harus dipersiapkan oleh guru, setiap akan melaksanakan proses pembelajaran, walaupun belum tentu semua yang direncanakan akan dapat dilaksanakan, karena bisa terjadi kondisi kelas 4 Syaiful Bahri Djamarah, Aswani, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 1. 5 Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), h. 38. 6 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: PT.Ciputat Press, 2005), h.119.

3 merefleksikan sebuah permintaan yang berbeda dari rencana yang sudah dipersiapkan, khusunya tentang strategi yang sifatnya oprasional. 7 Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok,tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat tercapai. 8 Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan atau kompetensi baru. Ketika kita berpikir informasi dan kompetensi apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. 9 Jadi pemilihan strategi menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena strategi adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan metode secara akurat. Menurut Muqowin, terdapat beberapa strategi belajar yang dapat digunakan siswa agar siswa aktif secara kolektif, misalnya: strategi belajar tim pendengar, strategi membuat catatan terbimbing (guided note taking), strategi pembelajaran terbimbing, perdebatan aktif (active debate), strategi poinkounterpoin, strategi kekuatan berdua (the power of two), dan pertanyaan kelompok (team quiz). Dari beberapa jenis srategi kelompok tersebut, penulis memfokuskan pada strategi kekuatan berdua (the power of two). Strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif. Belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar. Strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik daripada satu. 10 7 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta:Kencana, 2004), h. 123. 8 Dr. Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 99. 9 Ibid, 101. 10 Muqowin. 2007. Strategi Pembelajaran. http://muqowin.com. Diakses tanggal 22 Desember 2010.

4 Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi item soal yang sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan dalam mencapai tujuan khusus. 11 Dalam implementasi strategi the power of two terdapat prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dan seorang pendidikpun harus dapat menggunakan strategi belajar the power of two dengan tepat, efektif, dan efisien melalui langkah-langkah strategi the power of two dalam proses belajar mengajar berlangsung. Dengan penggunaan strategi the power of two pada mata pelajaran Aqidah Akhlak diharapkan tujuan yang dirumuskan dapat tercapai. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran telah berhasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik. Suatu proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat memberikan keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri. Madrasah Tsanawiyah Syaroful Millah Penggaron Kidul Semarang sebagai salah satu lembaga pendidikan yang belum pernah menerapkan strategi pembelajaran the power of two pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Maka peneliti ingin mencoba menerapkan strategi pembelajaran the power of two pada pokok bahasan akhlak tercela. Karena materi perilaku tercela yang harus dikupas secara jelas agar anak-anak mudah untuk memahami dan dapat menerapkan dalam prilaku sehari-hari. Strategi ini diterapkan pada kelas VII dikarenakan pada waktu ulangan semester ganjil nilai mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagian besar belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang diberikan oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu dengan KKM 70 (tujuh puluh), dengan harapan siswa dapat mengaktualisasikan diri sesuai potensi dan kebutuhannya dan dapat menciptakan situasi belajar yang menarik dan tidak membosankan karena siswa 11 Syaiful Bahri Djamarah, Aswani, Op. Cit, h. 4.

5 dapat beraktivitas secara langsung dan dapat bekerja sama dengan temannya. Sehingga keberhasilannya dapat tercapai sekaligus dapat meningkatkan kemampuan sosial. Penelitian ini dilaksankan di Madrasah Tsanawiyah Syaroful Millah Penggaron Kidul Semarang dengan menggunakan strategi the power of two. Strategi the power of two dapat melatih siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat membantu siswa untuk berlatih berkosentrasi terhadap pembelajaran yang diberikan sekaligus dapat mengajar dan atau membimbing orang lain. Berpedoman pada uraian di atas maka perlu diadakan penelitian tentang : "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS VII.1 MTS SYAROFUL MILLAH PENGGARON KIDUL SEMARANG" B. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah : 1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok akhlak tercela kelas VII.1 MTs Syaroful Millah Penggaron Kidul Semarang dengan menggunakan penerapan strategi belajar the power of two? 2. Bagaimana peningkatan keaktifan siswa dalam belajar pada materi pokok akhlak tercela kelas VII.1 MTs Syaroful Millah Penggaron Kidul Semarang dengan menggunakan penerapan strategi belajar the power of two? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui Sejauh mana penerapan strategi pembelajaran the power of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok akhlak tercela kelas VII.1 MTs Syaroful Millah Penggaron Kidul Semarang.

6 2. Mengetahui Sejauh mana penerapan strategi pembelajaran the power of two dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok akhlak tercela kelas VII.1 MTs Syaroful Millah Penggaron Kidul Semarang. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diperoleh dari praktek penelitian secara langsung dengan menerapkan teori teori yang didapat dari bangku kuliah dan telaah kepustakaan. 2. Bagi guru sebagai pedoman untuk memilih strategi pembelajaran yang efektif dalam menentukan langkah meningkatkan keberhasilan pembelajaran khususnya mata pelajaran Aqidah Akhlak. 3. Bagi kepala sekolah dapat memotivasi dan menyarankan guru-guru sekolah untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi pada saat mengajar di kelas. E. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan penulis maka penulis tidak mungkin membahas masalah yang luas. Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang ada dalam judul tersebut, maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut : 1) Strategi yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah strategi the power of two pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. 2) Yang dimaksud keberhasilan pembelajaran adalah dilihat dari segi hasil nilai pre test dan post test pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. 3) Objek yang diteliti dibatasi pada siswa-siswi kelas VII.1 MTs Syaroful Millah yang berjumlah 22 orang. F. Penegasan Istilah Sebelum peneliti menguraikan lebih lanjut, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu beberapa pengertian dalam judul. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

7 kesalahpahaman dan kesimpangsiuran dalam menginterpretasikan judul tersebut. Istilah istilah tersebut diantaranya adalah : 1. Penerapan Penerapan adalah penggunaan, perihal mempraktekkan, penggunaan dan mempraktekkan. 12 Penerapan juga dapat diartikan sebagai suatu pelaksanaan ide, konsep, kebijakan atau motivasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa nilai maupun sikap. Jadi yang dimaksud penerapan dalam penelitian ini adalah penggunaan, pelaksanaan strategi belajar the power of two dalam suatu tindakan praktis, sehingga memberikan dampak baik berupa nilai maupun sikap. 2. Strategi Pembelajaran Strategi adalah rencana yang cermat untuk mencapai sasaran. 13 Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk pencapaian tujuan tertentu. 14 Jadi strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 3. The Power Of two The power of two artinya menggabung kekuatan dua orang. Dalam pembelajaran the power of two adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi, itu karenanya 2 kepala tentu lebih baik daripada 1 kepala. 15 12 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 664. 13 Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dep Dik Bud, (Jakarta: Bali Pustaka, 1989), h. 664. 14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), h. 4. 15 Mel Siberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2002), h. 161.

8 4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah sarana penilaian adanya keberhasilan atau tidaknya suatu pembelajaran. 16 Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan ( dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha melalui proses perubahan dalam kepribadian manusia, perubahan tersebut ditampakkan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan kemampuan. 17 5. Aqidah Akhlak Aqidah adalah segala keyakinan yang ditetapkan oleh Islam yang disertai oleh dalil-dalil yang pasti. 18 Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 19 Jadi Aqidah Akhlak adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah formal dan merupakan bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup persoalan keimanan dan budi pekerti yang dapat mengembangkan kepribadian peserta didik. 16 Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar ( Bandung : Rosda Karya Persada, 1989), hal. 22. 17 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif (Jakarta: Pustaka Swara, 2004), h. 1. 18 Moh. Rifa.I, dkk., Aqidah Akhlak, (Semarang: CV. Wicaksana, 1994), h. 1. 19 Asmaran A.S., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), h. 2.