I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Realisasi Sistem Akuisisi Data Spektrum Getaran Pada Accelerometer MMA7361 Menggunakan Micro SD Dan Komputer

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

Spark Ignition Engine

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA UNTUK EVALUASI TINGKAT KESEHATAN MESIN DIESEL BERBASIS PADA ANALISA AKUSTIK

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Alat Ukur Getaran Mesin Sepeda Motor Menggunakan Sensor Serat Optik

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

Nama : Yudhis Thiro Kabul Yunior NRP : Pembimbing I : Ir. Harris Pirngadi, M.T. Pembimbing II : Ir. Tasripan, M.T.

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

PENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

ANALISA AKUSTIK UJI STATIS MOTOR ROKET MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

DETEKSI KERUSAKAN RING PISTON PADA MESIN EMPAT LANGKAH MELALUI PENGUKURAN SINYAL GETARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) yang memiliki karakteristik lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

BAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB II DASAR TEORI. commit to user 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN KOMPRESI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur ( C )

STUDI PENGARUH PENDINGINAN OLI DENGAN SISTEM RADIATOR PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SHOGUN 110 CC

LAPOR. Program JURUSA MEDAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tempat pembuatan dan perakitan Modifikasi mesin Honda CB 100

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan bermotor menggunakan motor bakar sebagai mesin penggeraknya. Motor bakar merupakan salah satu jenis pengerak yang mengunakan hasil ledakan dari pembakaran di dalam silinder untuk dirubah menjadi energi mekanik. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark ignition engines (motor bensin) dan compression ignition engines (motor diesel). Pada motor bensin sistem penyalaan bahan bakar terjadi karena adanya loncatan bunga api busi, sedangkan pada motor diesel pembakaran bahan bakar dilakukan dengan sendirinya akibat adanya tekanan dan temperatur yang tinggi dalam ruang bakar yang kemudian di injeksikan bahan bakar melalui nosel. Dalam bekerja, mesin memerlukan pelumasan agar bekerja dengan baik. Fungsi pelumas pada mesin adalah melumasi komponen mesin, sebagai pendingin, serta untuk menghindari terjadinya gesekan langsung antara logam dalam mesin, sehingga tingkat keausan logam dan tingkat kerusakan mesin dapat dikurangi (Anton, 1983). Jenis pelumas dibedakan sesuai dengan tingkat kekentalannya pada angka ukuran SAE. Semakin tinggi SAE nya maka pelumas akan semakin kental, sebaliknya bila pada angka ukuran SAE nya semakin rendah maka pelumas semakin encer. Kekentalan pelumas mempengaruhi konsumsi bahan

2 bakar kendaraan, mengingat pelumas juga menimbulkan hambatan pada gerak komponen mesin. Semakin kental pelumas, konsumsi bahan bakar akan semakin tinggi karena menimbulkan hambatan yang lebih tinggi. Penggunaan jenis pelumas mesin yang tepat akan memperpanjang usia pemakaian mesin serta mengurangi konsumsi bahan bakar (Ashim dan Tabah, 2013). Mesin sepeda motor merupakan suatu struktur yang memiliki massa dan kekakuan. Sehingga memiliki kemampuan untuk bergetar atau mengalami vibrasi. Getaran yang terjadi pada mesin dapat disebabkan oleh eksitasi getaran yang berasal dari lingkungan luar atau dari dalam mesin itu sendiri. Getaran mesin dari dalam disebabkan oleh komponen mesin yang mempunyai sifat bahan elastis, ketika komponen mesin bergerak secara berputar atau translation dapat menimbulkan getaran. Sedangkan getaran dari luar dapat disebabkan oleh besarnya kecepatan putaran mesin (RPM), komponen mesin (bearing) yang sudah mengalami kerenggangan, pemakaian pelumas yang sudah mengalami kerusakan, dan setang seher (connecting rod) yang sudah mengalami kerusakan (keausan), sehingga menimbulkan getaran yang kuat (getaran tidak normal) jika mesin berputar pada putaran mesin tinggi, karena setang seher adalah batang yang menghubungkan kruk as (crank shaft) dengan seher (piston). Pada saat minyak pelumas digunakan untuk melumasi dan suhu mesin motor mulai meningkat akibat adanya pembakaran bahan bakar, viskositas minyak pelumas mulai berubah (Atmanto, 2000). Setiap pelumas dalam penggunaannya akan mengalami penurunan kualitas dari waktu ke waktu, tergantung pada jenis pelumas, kondisi operasi dan lingkungan. Ketika kualitas pelumas memburuk,

3 maka akan mengubah komposisi dan sifat fungsionalnya. Selama proses pemakaian pelumas yang sudah mengalami kerusakan, maka sejumlah produk yang tidak diinginkan terbentuk, yang dapat menyebabkan endapan varnish, penurunan kinerja aditif, pembentukan senyawa asam yang akan mengakibatkan kerusakan pada mesin, seperti korosi, katup menempel, peningkatan keausan di permukaan internal mesin dan lain-lain. Semua elemen mesin yang terbuat dari logam akan bergerak relatif antara satu dengan lainnya dan dapat mengalami hambatan yang besar karena gesekan permukaan. Jika viskositas pelumas rendah maka pelumas tersebut akan mudah terlepas akibat besarnya tekanan dan percepatan dari bagian-bagian yang bergerak dan saling bergesekan tersebut, sehingga akan memperbesar gesekan, mempercepat tingkat keausan dari bagianbagian yang bergesekan tersebut, serta menimbulkan getaran mesin yang semakin besar. Karakteristik getaran (misalnya amplitudo, frekuensi) dari mesin dapat diukur dengan accelerometer. Salah satu contoh penelitian terkait getaran adalah menganalisis spektrum frekuensi getaran mesin sepeda motor pada kondisi oli standar dan oli tidak standar yaitu Sunarko (2010), dengan acuan pengukuran pada putaran mesin sebesar 20 km/jam, 40 km/jam, dan 60 km/jam dengan menggunakan sensor accelerometer tipe accelboard schematic V 202 serta data acqusition (DAQ), didapat bahwa frekuensi getaran mesin pada oli tidak standar lebih besar dari pada oli standar. Oleh sebab itu penulis akan mengembangkan penelitian yang dilakukan Sunarko dengan membuat suatu alat uji untuk mengetahui seberapa besar penurunan kualitas pelumas mempengaruhi getaran pada mesin dengan menggunakan sensor accelerometer MMA7361 berbasis

4 mikrokontroler. Kelebihan sensor accelerometer yaitu tegangan keluaran sensor bersifat analog sehingga mudah untuk dimodifikasi secara langsung (misalkan dikuatkan), mempunyai ukuran kecil dan ringan dapat digunakan pada posisi dengan ruang yang sangat terbatas. Selain itu MMA7361 juga mempunyai tegangan statik (DC) yang menunjukkan tegangan keluaran sensor pada kondisi diam. Untuk menggetahui respon dari sensor accelerometer MMA7361 akibat getaran, sensor diletakan di speaker yang terhubung dengan signal generator. Data hasil dari alat penelitian ini disimpan dalam memori Micro Secure Digital (Micro SD) melalui jalur komunikasi Serial Peripheral Interface (SPI) pada mikrokontroler ATmega32, dan dilakukan sistem akuisisi data pada komputer melalui port USB untuk mengetahui hubungan antara jarak tempuh sepeda motor dengan frekuensi getaran akibat penurunan kualitas pelumas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, permasalahan yang ada pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana cara untuk mengetahui karakteristik sensor accelerometer MMA7361 terhadap getaran? 2. Bagaimana merancang hardware dan software sistem sensor berbasis accelerometer MMA 7361 yang prinsip kerjanya berfungsi sebagai sensor vibrasi untuk alat uji penurunan kualitas pelumas pada kendaraan bermotor? 3. Bagaimana agar data-data hasil penelitian dapat tersimpan di dalam Micro SD berupa suatu file dengan format ekstensi text document (*.txt)?

5 4. Bagaimana memanfaatkan RTC DS1307 agar dapat memberikan informasi pewaktuan pada data yang terekam di dalam Micro SD? 5. Bagaimana membuat program akuisisi data untuk menampilkan keluaran dari sensor ke komputer menggunakan perangkat lunak Delphi? 6. Bagaimana pengaruh perubahan kualitas pelumas terhadap frekuensi getaran? C. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini hanya untuk merancang hardware dan software sistem sensor berbasis accelerometer MMA 7361 yang prinsip kerjanya berfungsi sebagai sensor vibrasi untuk alat uji penurunan kualitas pelumas pada kendaraan bermotor dengan mesin jenis 150 CC. 2. Pengambilan data dilakukan pada mesin motor usai menempuh jarak tertentu (km) dalam keadaan dingin sesuai dengan range temperatur accelerometer MMA7361 (-45 o C sampai 85 o C). 3. Data yang direkam hanya informasi waktu dari RTC DS1307 dan nilai tegangan dari alat uji penurunan kualitas pelumas kendaraan bermotor. 4. Akuisisi data ke komputer menggunakan perangkat lunak Delphi. 5. Mengubah sinyal getaran domain waktu ke domain frekuensi mengggunakan Fast Fourier Transform (FFT) dengan perangkat lunak Matlab. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui karakteristik sensor accelerometer MMA7361.

6 2. Merancang dan mengaplikasikan sensor accelerometer MMA7361 sebagai alat uji penurunan kualitas pelumas pada kendaraan bermotor (150 CC). 3. Mengukur tegangan dan menganalisis frekuensi sinyal yang dihasilkan pada setiap getaran dengan metode Fast Fourier Transform (FFT). E. Manfaat Penelitian Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka hasil dari penelitian ini akan membawa beberapa manfaat yaitu: 1. dapat mengetahui karakteristik dan cara kerja sensor accelerometer MMA7361 sebagai sensor vibrasi; 2. dapat menganalisis gelombang dari sinyal getaran yang dihasilkan oleh alat uji penurunan kualitas pelumas pada kendaraan bermotor dengan menggunakan metode Fast Fourier Transform ( FFT); 3. dapat mengetahui hubungan getaran dengan penurunan kualitas pelumas pada mesin kendaraan bermotor.