BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dakwah merupakan proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam ensiklopedia islam diartikan sebagai ajakan kepada islam. Jadi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Demikianlah seterusnya. Hingga Islam masuk ke indonesia pun juga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka. tepat sehingga mencapai hasil yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Khaliq, Syaikh Abdurrahman, Metodhe dan Strategi Dakwah Islam, terjemahan Marsuni Sasaky, Jakarta : Pustaka al-kautsar, 1996

BAB I PENDAHULUAN. canggih, manusia telah mampu menembus batas-batas geografis, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Arab. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga. terwujud khairul ummah ( Enjang AS dan Aliyudin, 2007 : 3 ).

Pendidikan Agama Islam

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah. Hal ini di mungkinkaan karena adanya berbagai media (Channel) yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

KATA PENGANTAR. mencurahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai informasi setiap hari dan setiap saat, berbagai pandanganpun

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia secara individual menjadi manusia yang berakhlakul karimah,

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Sebagai bukti shahihnya, berbagai kasus kejahatahan sosialtindakan

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak yatim adalah mereka yang sudah tidak memiliki orang tua lagi dan

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia dalam segala ruang lingkup kehidupannya, tidak memandang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keharusan. Mengingat tidak selamanya komunikan dapat mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. hal yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai kemiripan untuk. komunikasi dan dakwah, maka komunikator selaku dai bisa dengan tepat

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dakwah merupakan suatu amanah yang diembankan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penyampaian pesan dakwah dari da i kepada mad u. Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. ini sering diterjemahkan sebagai character (Amin, 1:2016). dan mendo akan kedua orangtuanya. Dengan demikian orangtua tidak

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

B. Penegasan Istilah.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat mengkomunikasikan pesan dan informasi. Penggunaan media

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai metode dan media yang besumber pada Al-Qur'an, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

SKRIPSI. Oleh : AISYAH NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Media Dakwah KH.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

BAB I PENDAHULUAN. peran di lingkungannya secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain untuk memberikan informasi dan bahkan dapat merubah sikap,

BAB I PENDAHULUAN. menuju kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. dan mengembangkan potensi atau kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi yang penulis maksud,

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Setelah satu masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengembang dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan sasaran bertahap menuju pada kehidupan yang Islami. Suatu proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan, dirumuskan, dan dievaluasi secara terus menerus oleh pengembang dakwah dalam rangka mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah direncanakan atau dirumuskan. 4 Sasaran dakwah harus dirumuskan agar dakwah dapat dilakukan secara efisien, efektif, dan agar sesuai dengan kebutuhan. Bisa berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan pengetahuan, tingkat sosial ekonomi, dan pekerjaan, tempat tinggal, dan lain sebagainya. 5 Menurut Syeikh Muhammad al-khadir Husain, dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. 6 Dakwah adalah suatu istilah yang sangat dikenal dalam dunia Islam. Dakwah dan Islam merupakan dua bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya, karena Islam tidak akan tumbuh dan berkembang tanpa adanya dakwah. Dakwah Islam meliputi wilayah yang luas dalam semua aspek kehidupan. Ia memiliki 4 Didin Hafidhuddin. Dakwah Aktual. (Jakarta : Gema Insani, 1998), h. 77 5 Ibid, h. 79 6 Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta : Kencana, 2004), h. 11 1

2 berbagai ragam bentuk, metode, media, pesan, pelaku, dan mitra dakwah. Kita sendiri tidak bisa terlepas dari kegiatan dakwah, baik sebagai pendakwah maupun sebagai mitra dakwah. Apapun yang berkaitan dengan dengan Islam, kita pastikan ada unsur dakwahnya. Dakwah adalah denyut nadi Islam. Islam dapat bergerak dan hidup karena dakwah. Aktivitas dakwah sebagai proses komunikasi penyampaian ajaran ideal Islam, selama ini dirasa belum mempunyai power untuk membawa masyarakat kepada perubahan yang lebih baik. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah karena dakwah yang selama ini dilakukan cenderung kering, impersonal, dan hanya bersifat informatif belaka, beum menggunakan teknikteknik komunikasi yang efektif. 7 Situasi ini merupakan cermin wajah dakwah yang belum berpijak diatas realitas sosial yang ada. 8 Beberapa hal yang penting diketahui dalam dakwah adalah, bahwa ada dua segi dakwah yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan, yaitu menyangkut isi dan bentuk, substansi dan forma, pesan dan cara penyampaiannya, esensi dan meode. Proses dakwah menyangkut kedua-duanya sekaligus dan tidak terpisahkan. Hanya saja, perlu disadari bahwa isi, substansi, pesan, dan esensi senantiasa mempunyai dimensi universal yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam hal ini substansi dakwah adalah pesan keagamaan itu sendiri, itulah sisi 7 Toto Tasmara. Komunikasi Dakwah. (Jakarta : PT. Gaya Media Pratama, 1997), h. 15-19 8 Yunan Yususf. Metode Dakwah Sebuah Pengantar Kajian. (Jakarta : Prenada Media, 2003), h. 16-17

3 pertama dalam dakwah. Sisi kedua, meskipun tidak kurang pentingnya dalam dakwah, yakni sisi bentuk, forma, cara penyampaian dan metode. 9 Selain hal diatas, sebuah media dakwah juga penting untuk dimengerti didalam proses komunikasi dakwah. Membicarakan media dakwah, tentunya tidak lepas dari metode yang dilakukan dalam melakukan dakwah. Pengembangan metode dakwah sangat berkait dengan media yang harus menyertainya. Seorang da i misalkan harus mampu memilih media dakwah yang relevan dengan kondisi mad u yang telah dipelajari secara komprehensif dan berkesinambungan. Kegiatan dakwah yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi audiens tersebut akan lebih memberikan hasil yang jelas. 10 Dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan aktivitas dakwah. Hal ini dapat dilihat dari dua fungsi utama pondok pesantren, yaitu sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam. Sepanjang sejarah perjalanan umat Islam (Indonesia), ternyata kedua fungsi utama tersebut telah dilaksanakan oleh pondok pesantren (pada umumnya) dengan baik, walaupun dengan berbagai kekurangan yang ada. Dari pondok pesantren lahir para juru dakwah, para mu alim, ustadz, para kiai pondok pesantren, tokoh-tokoh masyarakat, bahkan yang memiliki profesi sebagai pedagang, pengusaha ataupun bidang-bidang lainnya. 9 Ahmad Aras. Paradigma Dakwah Kontemporer. (Semarang : Walisongo Press IAIN Walisongo, 2006), h. 14-16 10 Siti Muriah. Metodologi Dakwah Kontemporer. Cet I (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000), h. 12-13

4 Seperti halnya pondok pesantren seni As-Salim yang berlokasi di kabupaten Sidoarjo, keberadaan pondok pesantren ini juga memiliki peran aktif dalam melakukan dakwah Islam. Pondok pesantren seni As-Salim dikenal sebagai pondok seni, dikarenakan para santri disana memiliki kemampuan dan keterampilan yang bermacammacam. Mulai dari seni lukis dan seni musik. Itu semua tidak luput dari intervensi dakwah pimpinan pondok (KH. Miftachul Munir) yang turut membina dan mendidik santri guna menjadi manusia yang kreatif sekaligus bertakwa kepada Allah SWT. Dari seni lukis, para santri yang memiliki potensi berkarya melalui lukisan diarahkan untuk mempelajari seni lukis yang berkaitan dengan nilai islami. Seperti halnya seni kaligrafi, ornament islami, dan lain sebagainya. Sedangkan yang memiliki potensi bemusik diarahkan kepada aliran musik yang berbau religi, seperti musik banjari, nasyid, dan lain sebagainya. Santri pondok pesantren seni As-Salim bukan hanya yang bermukim di dalam pondok saja, melainkan banyak pula santri yang bermukim di rumah. Santri yang bermukim di rumah biasanya mengikuti kegiatan pengajian dan istighosah di harihari tertentu. Seperti hari Ahad dimana acara istighosah rutinan dan sholat dhuha berjamaah. Dan hari Rabu malam Kamis dimana ada kajian kitab yang dipimpin langsung oleh KH. Miftachul Munir. Tidak hanya itu, santri podok pesantren seni As-Salim juga termasuk para remaja dan anak-anak yang tinggal di area pesanten. Mereka adalah para anak yatim piatu yang turut di asuh oleh KH. Miftahul Munir. Jumlah santri pondok

5 As-Salim yang bermukim di luar (rumah masing-masing) lebih banyak dibandingkan dengan yang bermukim di dalam pondok. As-Salim bukan hanya pondok pesantren saja, melainkan sebuah yayasan yang memiliki berbagai lembaga di dalamnya. Seperti TPA (Tempat Penitipan Anak) As-Salim, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) As-Salim, dan TPQ (Taman Pendidikan al-qur an) As-Salim. Jadi, santri KH. Miftachul Munir tidak hanya para santri yang bermukim di dalam pondok saja, melainkan meliputi para remaja dan anak-anak yatim piatu di area pondok serta para murid PAUD As-Salim yang di didik keislamannya sejak dini. Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis pada keunikan dari beberapa faktor yang telah disebut diatas, yakni pesantrennya, santrinya dan juga gaya berdakwah Kyainya. KH. Mifachul Munir menamai pondok pesantrennya dengan embel-embel seni. Hal ini dikarenakan keahlian dan hobi beliau dalam bidang seni, baik seni musik maupun seni lukis. Para santri yang dibina oleh KH. Miftachul Munir mayoritas adalah anak yatim dan yatim piatu. Anak yatim maupun yatim piatu biasanya identik dengan kata nakal. Hal itu terjadi mungkin disebabkan karena hilangnya kasih sayang dan didikan dari orang tua. Dari kenakalan tersebut, KH. Miftachul Munir mencoba menggali potensi mereka di bidang seni, baik seni musik maupun seni lukis yang bernuansa Islami. Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul Media Dakwah KH. Miftachul Munir di Pondok Pesantren Seni As-Salim Kemiri Sidoarjo dalam Pembinaan Akhlak Santri.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang ingin penulis angkat adalah 1. Bagaimana proses penerapan media dakwah KH. Miftachul Munir dalam membina akhlak santri? 2. Apa saja kelebihan dan kekurangan media dakwah KH. Miftachul Munir dalam membina akhlak santri? C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini yakni untuk : 1. Memahami dan mendeskripsikan proses penerapan media dakwah KH. Miftachul Munir di pondok pesantren seni As-Salim dalam membina akhlak santri. 2. Mengetahui segala kelebihan dan kekurangan media dakwah KH. Miftachul Munir dalam membina akhlak santri. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khasanah ilmu dakwah dan komunikasi dalam memajukan dakwah Islamiyah. 2. Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi para pelaku dakwah (da i), baik secara perorangan maupun kolektif dalam menggunakan media dakwah, agar perkembangan dakwah bisa dicapai secara lebih baik.

7 E. Konseptualisasi 1. Media Dakwah Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa Inggris media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti tengah, antara, rata-rata. Dari pengertian ini ahli komunikasi mengartikan media sebagai alat yang menghubungkan pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (penerima pesan). Dalam bahasa Arab media sama dengan washilah atau dalam bentuk jamak, wasail yang berarti alat atau perantara. Secara terminologi, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikator kepada khalayak. 11 Wilbur Schramm didalam bukunya Big media Little Media.1977, mendefinisikan media seagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. 12 Lebih lanjut beberapa definisi media dakwah dakwah dapat dikemukakan sebagai berikut : a. A. Hasjmy menyamakan media dakwah dengan sarana dakwah dan menyamakan alat dakwah dengan medan dakwah. b. Asmuni Syukir, media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. c. Wardi Bachtiar, media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah. 11 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2000), h. 131 12 Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah. (Jakarta : Amzah, 2009), h. 113

8 d. Mira Fauziyah, media dakwah adalah alat atau sarana yang digunakan untuk berdakwah dengan tujuan supaya memudahkan penyampaian pesan dakwah kepada mad u. 13 2. Pembinaan Akhlak Santri Pembinaan akhlak adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 14 Sedangkan akhlak secara etimologi yaitu bentuk jamak dari khuluq yang merupakan akar kata dari khalaqa (menciptakan), khaliq (pencipta), dan makhluq (yang diciptakan), yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. 15 Secara terminologis, akhlak menurut Imam Ghozali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, beliau menerangkan : Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. 16 Definisi tersebut disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sifat dan amal perbuatan lahir disini ialah sifat dan amal yang dijelmakan oleh anggota lahir manusia, misalnya kelakuan-kelakuan yang dikerjakan oleh mulut, tangan, gerakan badan dan sebagainya. Disamping sifat dan amal lahir, juga akhlak meliputi sifat dan amal batin yaitu yang dilakukan oleh batin manusia yakni hati. 13 Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta : Kencana, 2004), h. 403-404 14 Departement Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), h. 134 15 Yanuar Ilyas. Kuliah Akhlaq. (Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam(LPPI), 2005), h. 1 16 Ibid, h. 2

9 Agar terwujud akhlak dan perbuatan yang baik, maka perlu diadakan pembinaan. Adapun yang dimaksud pembinaan akhlak adalah cara-cara bagaimana memperbaiki, menanamkan, dan mengembangkan nilai-nilai akhlak untuk meningkatkan budi pekerti anak didik agar nantinya terbentuk suatu kepribadian yang diwarnai akhlak mulia. 17 F. Sistematika Pembahasan Secara garis besar untuk memberikan gambaran pembahasan secara menyeluruh dan sistematis dalam proposal ini, peneliti membaginya dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Pada bab I berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, konseptualisasi, dan sistematika pembahasan. Kemudian pada bab II berisi tentang kajian kepustakaan yang didalamnya memuat kajian pustaka, dan penelitian terdahulu yang relevan. Adapun kajian pustaka didalamnya terdapat beberapa ulasan materi seperti media dakwah, pembinaan akhlak, dan teori pembaruan agama. Sedangkan pada bab III ini menjelaskan tentang metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini, didalamnya meliputi, jenis dan pendekatan penelitian, subyek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data. Kemudian bab IV berisi tentang pokok penting dalam penelitian ini, yakni hasil penelitian berupa penyajian dan analisis data. Didalamnya terdapat setting 17 Mangun Harjana. Pembinaan Arti dan Metodenya. (Yogyakarta : Kanisius, 1986), h. 6

10 penelitian yakni tentang sejarah singkat Pondok Pesantren Seni As-Salim Kemiri Sidoarjo serta biografi KH. Miftachul Munir. Pada penyajian data, penulis sajikan proses penerapan media dakwah KH. Miftachul Munir serta kelebihan dan kekurangannya yang berdasarkan pada observasi dan wawancara. Dan yang terakhir dalam bab ini adalah temuan penelitian dan analisis data, yang kami kaitkan dengan teori. Terakhir, terdapat bab V sebagai penutup yang berisi kesimpulan, saran serta rekomendasi penulis pada para pembaca.