II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah dampak tindakan seseorang atau suatu

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, maka

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengantar Bisnis. Kelebihan dan Kelemahan Bentuk-Bentuk Pemilikan Bisnis. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis

I. PENDAHULUAN. Sumberdaya alam (baik renewable maupun non renewable) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Barang publik (public goods) sangat dibutuhkan oleh masyarakat, namun

Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan

Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis

BENTUK BADAN USAHA Oleh: Endra Murti Sagoro

EKONOMI. Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

BENTUK-BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS (ORGANISASI BISNIS)

Badan Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

Koperasi. By :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional

Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Modul ke: PENGANTAR BISNIS. Bentuk Kepemilikan Bisnis. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yanto Ramli, SS, MM. Program Studi Manajemen.

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

ekonomi K-13 PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN K e l a s A. BADAN USAHA a. Pengertian Badan Usaha Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

HUKUM DAGANG ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN BADAN USAHA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor-faktor yang ada di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. BUMN sebagai salah satu badan hukum publik yang bergerak di sektor

Universitas Gunadarma BAB I PENDAHULUAN. Pengantar Bisnis

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BADUNG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

Pertimbangan Menetapkan Bentuk Kepemilikan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN tentang Kehutanan, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa

BAB I PENDAHULUAN. baru serta keterbukaan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu hal yang

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

ekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang dilingkupi oleh aspek hukum, tehnis dan ekonomi. 1 Badan usaha

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG BENTUK HUKUM BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Template Standar Powerpoint

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

Sekretari


DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN

Kemampuan manajemennya lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para anggota. Di samping itu, semua keputusan diambil bersamasama.

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 865/KPTS-II/1999 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Apa Perjan, Persero dan Perdin

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan pokok yang harus

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

12FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. Pada era desentralisasi saat ini, pemberian wewenang dari pemerintah pusat kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) MALUKU ENERGI

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kekayan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) DISEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA

Pengantar Bisnis. Pertimbangan Menetapkan Bentuk Pemilikan Bisnis Alternatif Bentuk Pemilikan Bisnis. Fatmah Amir Abdat, SE, MM.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-3

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Eksternalitas Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah dampak tindakan seseorang atau suatu pihak terhadap kesejahteraan atau kondisi orang/pihak lain. (Mohammad Khusaini, 2006 : 7) Secara tradisional eksternalitas disimpulkan oleh Pigou (DJ.A.Simarmata, 1994 : 59) sebagai dampak-dampak pada produksi atau kesejahteraan yang tidak mempunyai harga atau yang mempunyai harga parsial. Definisi tentang eksternalitas antara lain : Menurut Meade dalam DJ.A. Simamarta (1994 : 65) : Eksternalitas adalah kejadian yang menimbulkan keuntungan berarti (mengakibatkan kerugian berarti) pada seseorang atau beberapa orang, yang tidak sepenuhnya merupakan peserta pengambilan keputusan atau berbagai keputusan, yang secara langsung atau tidak langsung memungkinkan kejadian bersangkutan dapat terjadi. Menurut Walter Nicholsaon yang diterjemahkan oleh Deliarnov (1999 : 609): Suatu eksternalitas terjadi bila aktivitas ekonomi seseorang yang membawa dampak bagi keadaan ekonomi orang lain tidak direfleksikan dalam operasi pasar.

Baumaol menyatakan bahwa eksternalitas adalah saling ketergantungan yang tidak mempunyai kompensasi yang bersangkutan dalam pasar. Sedangkan menurut Kolm eksternalitas satu orang pada orang lain bila keputusan orang pertama mengenai orang kedua tanpa persetujuan orang kedua (DJ.A.Simarmata 1994: 58-59). Dengan kata lain eksternalitas akan timbul bila memenuhi syarat: 1. Adanya pengaruh akibat suatu tindakan. 2. Tidak adanya kompensasi atas pengaruh tersebut.. B. Jenis-Jenis Eksternalitas Eksternalitas dibagi atas dua jenis yaitu ; 1. Technical externality, yaitu tindakan konsumsi/ produksi mempengaruhi tindakan konsumsi/ produksi orang lain tanpa kompensasi. 2. Pecunary externality, yaitu tindakan konsumsi/produksi yang lebih menenkankan pada unsur harga dalam perekonomian yaitu kendala anggaran. Akibat tindakan komsumsi /produksi seseorang maka harga input menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Jenis-Jenis eksternalitas menurut Jhon F.Due dan Ann Friedlaender yaitu : 1. Eksternalitas konsumsi, terjadi apabila kemakmuran dari suatu orang dipengaruhi oleh pola-pola konsumsi orang lain. 2. Eksternalitas produksi, terjadi apabila keluaran (output) suatu perusahaan juga bersifat sebagai masukan (input) bagi fungsi produksi perusahaan lain.

3. Eksternalitas keuangan, timbul karena adanya saling ketergantungan dari hubunganhubungan produksi yang terdapat disetiap perekonomian, 4. Eksternalitas teknologi, terjadi apabila produsen dari suatu kegiatan tertentu tidak dapat membuat semua keuntungan menjadi kenyataan atau tidak dipaksakan untuk memikul semua biaya yang timbul akibat dari kegiatannya yang diderita oleh perusahaanperusahaan lain atau anggota-anggota masyarakat, sehingga timbul keuntungan atau kerugian eksternal. Ditinjau dari dampaknya, eksternalitas dapat dibagi dua, yaitu eksternalitas negatif dan eksternalitas positif. Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan, sedangkan eksternalitas negatif apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi sifatnya merugikan. Selain pemisahan menurut dampaknya, eksternalitas juga dapat dibedakan antara pihak-pihak yang melakukan dan pihak yang menerima akibat. Pemisahan cara ini adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 2. Gambar 2. Eksternalitas Pihak yang melakukan aktivitas Pihak yang menerima eksternalitas

Produsen 1 Produsen 4 2 Konsumen 3 Konsumen Keterangan: 1 = Eksternalitas produsen-produsen 2 = Eksternalitas produsen-konsumen 3 = Eksternalitas konsumen-konsumen 4 = Eksternalitas konsumen-produsen Jadi dalam perekonomian terdapat empat kemungkinan eksternalitas, yaitu: 1) Produsen-produsen, contohnya adalah dimana sebuah pabrik yang menimbulkan polusi air mengakibatkan kenaikan biaya produksi perusahaan lain yang menggunakan air sebagai salah satu faktor produksi. 2) Produsen-konsumen, contohnya adalah pabrik yang menyebabkan polusi sungai sehingga mengganggu penduduk yang menggunakan air sungai tersebut. 3) Konsumen-konsumen, yaitu tindakan seorang konsumen yang menimbulkan eksternalitas bagi konsumen lain. 4) Konsumen-produsen, yaitu tindakan seorang konsumen yang menimbulkan eksternalitas (positif atau negatif) terhadap produsen, misalnya olah raga yang dilakukan buruh

menyebabkan mereka menjadi sehat sehingga produktivitas meningkat dan menguntungkan produsen. C. Badan Usaha Milik Negar (BUMN) Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan suatu unit usaha yang sebagian besar atau seluruh modal berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan serta membuat suatu produk atau jasa yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. BUMN juga sebagai salah satu sumber penerimaan keuangan negara yang nilainya cukup besar. Berikut di bawah ini adalah penjelasan dari bentuk BUMN, yaitu persero dan perum beserta pengertian arti definisi : 1. Persero Persero adalah BUMN yang bentuk usahanya adalah perseoran terbatas atau PT. Bentuk persero semacam itu tentu saja tidak jauh berbeda sifatnya dengan perseroan terbatas / PT swasta yakni sama-sama mengejar keuntungan yang setinggi-tingginya / sebesar-besarnya. Saham kepemilikan Persero sebagaian besar atau setara 51% harus dikuasai oleh pemerintah. Karena Persero diharapakan dapat memperoleh laba yang besar, maka otomatis persero dituntut untuk dapat memberikan produk barang maupun jasa yang terbaik agar produk output yang dihasilkan tetap laku dan terus-menerus mencetak keuntungan. 2. Perum / Perusahaan Umum

Perusahaan umum atau disingkat perum adalah perusahaan unit bisnis negara yang seluruh modal dan kepemilikan dikuasai oleh pemerintah dengan tujuan untuk memberikan penyediaan barang dan jasa publik yang baik demi melayani masyarakat umum serta mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan. D. Perseroan Terbatas (PT). Perseroan terbatas (PT), dulu disebut juga naamloze vennootschaap (NV), adalah persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen, yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.

Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut. Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya Profesional. Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris.dalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili Perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian yang amat besar ( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang Saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan. Perseroan terbatas adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang berbadan hukum. Sejak 1 Mei 1848, perseroan terbatas diatur dalam KUHD, namun aturan itu tidak sesuai dengan prinsip ekonomi Indonesia yang berazaskan demokrasi sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, maka dibentuk peraturan baru yang dituangkan dalam UU No. 1 Tahun 1995 yang mengatur bahwa sebuah PT harus didirikan dengan syarat harus memiliki etikat yang baik, azas kepatutan, dan azas kepantasan. Kemudian setelah mengikuti berbagai perkembangan akhirnya dikeluarkan UU No. 40 Tahun 2007, dimana adanya tambahan tentang Prinsip Tata Kelola Perseroan yang baik. E. Kegiatan Pertambangan

Kegiatan pertambangan pada dasarnya merupakan proses pengalihan sumber daya alam menjadi modal nyata ekonomi bagi Negara dan selanjutnya menjadi modal sosial, yang diharapkan mampu meningkatkan nilai kualitas insan bangsa untuk menghadapi hari depannya secara mandiri. Dalam proses pengalihan tersebut perlu memperhatikan interaksi antara faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga dampak yang terjadi dapat diketahui sedini mungkin (Soelistijo, 2005). Dampak dari kegiatan pertambangan menurut Mohammad (2000) dapat bersifat positif bagi daerah pengusaha pertambangan. Sedangkan Kusnoto dan Kusumodirdjo (1995) mengatakan bahwa kegiatan pertambangan bersifat negatif terhadap ekosistem daerah setempat. Munculnya dampak positif maupun negatif dari usaha pertambangan, terjadi pada tahap eksplorasi, eksploitasi, dan tahap pemrosesan serta penjualan hasil tambang (Noor, 2005). Kontribusi pengusahaan pertambangan terhadap pembangunan secara nasional melalui penerimaan negara sangat besar, namun terhadap pembangunan daerah dan masyarakat di sekitar kegiatan pertambangan baik melalui program community development maupun program pembangunan lainnya belum menjamin kesejahteraan sosial-ekonomi (Saleng, 2004). Pengusahaan pertambangan yang lokasinya relatif terpencil atau daerah atau daerah yang baru dibuka, masyarakat pendatang jauh lebih maju dan sejahtera serta mampu/memiliki semangat bersaing (competition spirit) yang tinggi dibandingkan masyarakat asli setempat. Menurut pandangan Developmentalis alam harus dimanfaatkan dan didayagunakan untuk mengatasi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan manusia. Sumberdaya alam seperti lahan, hutan, perairan, keanekaragaman hayati harus didayagunakan untuk menghasilkan barang ekonomi. Sebaliknya menurut pandangan Enviromentalis, sumberdaya alam tersebut tidak boleh

dieksploitasi karena akan merubah ekosistem secara keseluruhan. Umumnya pandangan Enviromentalis beralasan karena alam akan cukup memenuhi kebutuhan hidup manusia tetapi tidak akan cukup memenuhi kerakusan manusia. Kemiskinan terjadi bukanlah karena sumberdaya alam tidak dimanfaatkan, nelainkan akibat dari eksploitasi sumberdaya alam (Saragih dan Tungkot, 2001). F. Dampak Kegiatan Pertambangan dari Aspek Sosial Ekonomi Menurut Erickson (1979) dalam Khoslah H.A Nawawi dampak sosial ekonomi ialah dampak yang terjadi pada sistem ekonomi, menyangkut struktur ekonomi dan kondisi ekonomi. Gunawan Suranto dalam Armado (2008) menyatakan bahwa pembangunan suatu proyek sejak di dalam perencanaan memang sudah bertujuan untuk meningkatkan sosial ekonomi sehingga secara teoritis dampak setiap proyek haruslah positif bagi masyarakat setempat, propinsi, nasional, ataupun internasional. Komponen yang dianggan penting dalam penetapan aspek ekonomi adalah sebagai berikut: a. Pola Perkembangan Penduduk Pola perkembangan penduduk yang perlu diketahui adalah jumlah penduduk, umur, perbandingan kelamin, dan sebagainya. b. Pola Perpindahan Pola perpindahan ini juga erat hubungannya dengan perkembangan penduduk, pola perpindahan yang perlu diketahui adalah pola perpindahan keluar dan masuk ke suatu daerah secara umum, serta pola perpindahan musiman dan tetap. c. Pola Perkembangan Ekonomi

Pola perkembangan ekonomi masyarakat ini erat hubungannya pula dengan pola perkembangan penduduk, perpindahan, keadaan sumber daya alam yang tersedia dan sumber pekerjaan yang tersedia. d. Penyerapan Tenaga Kerja Dampak penyerapan tenaga kerja tidak selalu berupa dampak langsung, tetapi juga dampak yang tidak langsung, artinya timbulnya sumber-sumber pekerjaan baru dan ini merupakan komponen berikutnya yang penting. e. Berkembangnya Struktur Ekonomi Yang dimaksud di sini adalah timbulnya aktivitas perekonomian lain akibat adanya proyek tersebut sehingga merupakan sebagai sumber-sumber pekerjaan yang baru. f. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Maksudnya adalah dengan adanya proyek tersebut meningkatkan pendapatan masyarakat secara umum. g. Perubahan Lapangan Pekerjaan Dengan timbulnya lapangan pekerjaan yang baru, baik langsung ataupun tidak langsung, karena tidak selamanya dapat menguntungkan. h. Tata Guna Usaha Yang dimaksud di sini adalah timbulnya lapangan usaha akibat adanya proyek tersebut dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.