BAB V Kesimpulan dan Saran Pada Bab terakhir ini, peneliti akan memberikan kesimpulan dan saran berkaitan dengan penelitian yang telah dibuat. Kesinpulan berisi tentang hasil dari peneletian yang dilakukan. Sedangkan untuk saran, peneliti akan mencoba memberikan solusi atas kekurangan yang dihadapi pada objek penelitian sehingga mampu memberikan efek positif dalam pengembangan objek penelitian dalam hal ini adalah implementasi program CSR Koperasi LPA Pusur Lestari. A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis data oleh penulis tentang pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat Bina Swadaya Konsultan dalam mengimplementasikan program CSR PT Tirta Investama melalui Koperasi LPA Pusur Lestari dalam upaya pemberdayaan petani Daerah Aliran Sungai Pusur Klaten-Boyolali, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Koperasi LPA Pusur Lestari merupakan sebuah wujud program pemberdayaan masyarakat yang di inisiasi ileh PT Tirta Investama dan diimplementasikan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Bina Swadaya Konsultan melalui beberapa fase dan proses. Program pemberdayaan masyarakat tersebut merupakan sebuah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap publik eksternalnya. 2. Pelibatan LSM dalam program CSR merupakan inisiatif yang baik agar terjamin keseimbangan antara perusahaan dan masyarakat agar mampu memanfaatkan program secara maksimal tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Namun, keterlibatan LSM belum mampu memberikan efek maksimal dalam implementasi program. Hal ini disebabkan karena masih terdapat beberapa kekurangan dalam hal implementasi yang ditandai dengan kurang berkembangnya program SLIP maupun koperasi. 145
3. Pendekatan yang dilakukan terhadap petani berupa komunikasi interpesonal sudah cukup efektif, namun upaya penyebaran informasi mengenai program atau koperasi masih kurang efektif karena hanya memanfaatkan komunikasi personal atau dalam bahasa jawa dinamakan getok tular. Dalam kehidupan masyarakat Daerah Aliran Sungai Pusur cara penyebaran informasi seperti ini sering terhambat karena adanya ketidak harmonisan hubungan sosial yang terjalin antar kelompok dalam masyarakat. 4. Implementasi Koperasi LPA Pusur Lestari oleh Bina Swadaya Konsultan melalui tahap Sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi belum berjalan dengan optimal. Hal ini disebabkan karena pendekatan yang dilakukan oleh Bina Swadaya Konsultan dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat belum berjalan dengan sempurna, sehingga belum terjadi kedekatan secara emosional. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat yang masih minim. 5. Dalam badan tubuh koperasi LPA Pusur Lestari kurang adanya partisipasi dari anggota. Hal ini disebabkan karena rasa kepemilikan dan kebersamaan dari anggota koperasi sangat kurang sehingga anggota tidak mempunyai rasa emosional untuk memajukan koperasi LPA pususr Lestari. 6. Setelah program dijalankan dan seiring berkembangnya koperasi yang sudah hampir satu setengah tahun, masih banyak masyarakat yang tidak antusiasme terhadap program pemberdayaan masyarakat dan tidak tertarik untuk menjadi anggota koperasi. Hal ini disebabkan karena rasa kekecewaan yang mendalam terhadap berdirinya PT Tirta Investama di lingkungan mereka. Masyarakat sadar jika kehidupan mereka terganggu dengan adanya PT Tirta Investama. B. Saran Setelah mengetahui kesimpulan yang diambil, ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan sebagai masukan yang diharapkan dapat membantu 146
meningkatkan mutu pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat Bina Swadaya Konsultan dalam mengimplementasikan program CSR PT Tirta Investama melalui Koperasi LPA Pusur Lestari, sebagai berikut: 1. Koperasi LPA Pusur Lestari merupakan sebuah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama terhadap publik eksternalnya. Maka dari itu strategi implementasi harus dikembangkan dengan baik agar tujuan dari program tersebut dapat tercapai. Strategi tersebut mulai dari pelibatan Lembaga terkait seperti LSM, ormas, maupun pemerintah setempat. Kerjasama yang baik dan pelaksanaan peran yang baik akan mendukung sukses atau tidaknya program itu berjalan. 2. Sebagai lembaga yang menjamin keseimbangan antara perusahaan dan masyarakat agar perusahaan menjalankan kewajibannya dengan baik, maka LSM hendaknya berperan aktif dan cermat dalam pendekatan terhadap masyarakat. Hal ini bisa dilaksanakan dengan selalu mengevaluasi dan memperbaiki segala tahap kegiatan yang telah dilaksanakan seperti sosialiasi, pelaksanaan, dan internalisasinya. 3. Media dalam pengiriman pesan berupa informasi terhadap masyarakat seharusnya bisa dikembangkan seiring dengan beragamnya media saat ini. Media surat resmi dari pemerintah setempat atau desa akan lebih efektif daripada komunikasi personal atau getok tular. Hal ini disebabkan karena aspek formal dalam format surat tersebut akan menimbulkan kepercayaan dari masyarakat daripada hanya mendapat informasi dari orang lain lewat mulut kemulut. Selain itu, agar pendekatan yang dilakukan oleh Bina Swadaya Konsultan terhadap masyarakat lebih maksimal, maka diperlukan pendekatan dalam sekup yang lebih kecil. Pendekatan yang dilakukan hanya dalam sekup Desa, maka banyak warga yang tidak terjangkau atas informasi akan adanya sosialisasi/penyuluhan. Lebih baik pendekatan melalui tingkat RT/RW mengingat jumlah petani dalam sebuah desa yang terlalu banyak. Maka dengan mempersempit pendekatan sosialisasi dalam sekup RT/RW diharapkan mampu membangun relasi yang lebih dekat 147
dengan masyarakat sehingga terbangun kedekatan yang emosional antara masyarakat dan Bina Swadaya Konsultan. 4. Fungsi koperasi untuk mencapai tujuan seperti yang dimaksud di atas sulit tercapai apabila koperasi yang dijalankan tidak berdasarkan atas asas kekeluargaan serta gotong royong yang mengandung unsur kerja sama. Agar koperasi dapat berfungsi dan memiliki nilai manfaat bagi anggota dan masyarakat sekaligus menunjang perkembangan perekonomian nasional, selain ada program SLIP kerja sama antara Bina Sawdaya Masyarakat dan PT Tirta Investama, maka koperasi perlu mendapat perhatiaan dari pemerintah. Peranan pemerintah dalam gerakan koperasi antara lain dengan : a. Memberi bimbingan berupa penyuluhan, pendidikan ataupun melakukan penelitian bagi perkembangan koperasi serta bantuan konsultasi terhadap permasalahan koperasi. b. Melakukan pengawasan termasuk memberi perlindungan terhadap koperasi berupa penetapan bidang kegiatan ekonomi yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk tidak diusahakan oleh badan usaha lainnya; c. Memberikan fasilitas berupa kemudahan permodalan, serta pengembangan jaringan usaha dan kerja sama. 5. Walaupun manfaat koperasi sangat dirasakan bagi para anggota, namun kadang kala ada anggota yang tidak bertanggung jawab atau lepas tanggungjawab terhadap koperasi tempatnya bernaung. Lepas tanggung jawab adalah ketidak jujuran anggota atau pengurus, pengelolaan yang tidak demokratis, kurangnya kesadaran untuk mengembalikan pinjaman, kurangnya kesadaran untuk menghidupkan koperasi demi kelangsungan koperasi itu sendiri. Koperasi dapat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh partisipasi aktif anggota. Partisipasi menentukan kelangsungan dan berkembangnya lapangan usaha atau unit usaha koperasi. Dengan demikian tanggungjawab berupa kesadaran berkoperasi sangat 148
diperlukan dan menjadi perhatian agar koperasi dapat hidup tumbuh dan berkembang maju. Kesadaran berkoperasi yang dimaksud antara lain: 1. keinginan untuk memajukan koperasi. 2. kesanggupan mentaati peraturan dalam koperasi seperti kewajiban terhadap simpan pinjam. 3. mentaati ketentuan-ketentuan baik sedagai anggota, pengurus dan badan pengawas. 4. membina hubungan sosial dalam koperasi. 5. melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi. Dalam tata perekonomian Indonesia, fungsi koperasi tertuang dalam Undang- Undang No.25 Tahun 1992 Pasal 4 tentang Perkoperasian, yakni: 1. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. 4. berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 5. Melihat dari aspek histori, masyarakat tidak sejalan dengan adanya program. oleh karena itu, lebih baik pendekatan tidak hanya dilaksanakan melalui aspek pemberdayaan. Namun, perlu ada pendekatan aspek yang lebih dalam dan dasar untuk masyarakat setempat. Antara lain dengan pemberian penyegaran jasmani dan motivasi agar masyarakat tidak terbelenggu dengan masalah yang dihadapi dan bisa diajak keluar dari masalah yang sedang mereka alami. Hal ini bisa dilakukan dengan mendatangkan praktisi ekonomi, maupun motivator. 149