PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA KREDITOR AKIBAT ACTIO PAULIANA DALAM HUKUM KEPAILITAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KURATOR DALAM MENJALANKAN TUGAS PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT

PENGARUH UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN UNDANG- UNDANG HAK TANGGUNGAN TERHADAP KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN APABILA DEBITUR PAILIT

AKIBAT HUKUM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TERHADAP STATUS SITA DAN EKSEKUSI JAMINAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

WANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG ASURANSI JIWA

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

HAK-HAK NORMATIF PEKERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

PRINSIP DEBT FORGIVENESS DALAM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA

TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI KABUPATEN BADUNG

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

PENGATURAN DAN PENERAPAN PRINSIP PARITAS CREDITORIUM DALAM HUKUM KEPAILITAN DI INDONESIA

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT OLEH MAHKAMAH AGUNG TERKAIT DENGAN PUTUSAN PAILIT PT. DIRGANTARA INDONESIA

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITOR

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA TENAGA KERJA YANG DI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) AKIBAT DARI PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. dipastikan kapan akan terjadinya. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut yaitu

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :

Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa sehingga mengakibatkan banyak sekali debitor tidak mampu membayar utangutangnya.

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

PERAN PENGADILAN NIAGA SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERKARA KEPAILITAN

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. kepentingannya dalam masyarakat dapat hidup dan berkembang secara. elemen tidak dapat hidup sendiri-sendiri, tetapi

Oleh: Arga Jongguran Tio Debora Sitinjak. Ngakan Ketut Dunia Marwanto Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. meminjam maupun utang piutang. Salah satu kewajiban dari debitur adalah

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 2 Nomor 10 (2013) Copyright 2013

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

DAFTAR PUSTAKA. AbdulKadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia, Cetakan III, PT. Citra Aditua Bakti, Bandung.

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

TANGGUNG JAWAB SEKUTU TERHADAP COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP ( CV ) YANG MENGALAMI PAILIT

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

KEPAILITAN DEBITUR YANG TERIKAT PERKAWINAN YANG SAH DAN TIDAK MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN ABSTRACT

KEWAJIBAN PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT TERHADAP HUTANG PAJAK YANG BELUM DIBAYAR (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG

PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PELAKU USAHA DI INDONESIA DALAM PERJANJIAN REASURANSI DENGAN REASURADUR LUAR NEGERI

AKIBAT HUKUM BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN NO 77/PAILIT/2012/PN NIAGA. JKT.PST DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

KETENTUAN PENANGGUHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH KREDITUR SEPARATIS AKIBAT ADANYA PUTUSAN PAILIT. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Kepailitan dapat terjadi dengan makin pesatnya perkembangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Akuntansi forensik berperan dalam beberapa proses dalam perkara kepailitan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

AKIBAT HUKUM KEPAILITAN SUAMI/ISTRI TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI-ISTRI TANPA PERJANJIAN KAWIN. Oleh Putu Indi Apriyani I Wayan Parsa

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PERNYATAAN PAILIT. Saryana * ABSTRACT

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP DEBITOR YANG MELAKUKAN PERJANJIAN PEMISAHAAN HARTA PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang berkembang, baik dari sumber alam,

PERDAMAIAN ANTARA DEBITOR DAN KREDITOR KONKUREN DALAM KEPAILITAN PEACEFUL SETTLEMENT BETWEEN DEBTORS AND CREDITORS CONCURENT IN BANKRUPTCY

Universitas Kristen Maranatha

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH PERJANJIAN KERJA

DAFTAR REFERENSI. Asikin, Zainal. Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

MEKANISME PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT MELALUI PENGADILAN NIAGA I Gede Yudhi Ariyadi A.A.G.A Dharmakusuma Suatra Putrawan

HAK MEWARIS ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM PERDATA

PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG SAHAM MINORITAS PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

KEWENANGAN KREDITOR SEPARATIS TERHADAP EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN APABILA DEBITOR PAILIT Anton Ismoyo Aji, R.Suharto, Siti Malikhatun Badriyah Abstrak

ANALISA MENGENAI PUTUSAN PENGADILAN NIAGA NO.22/PAILIT/2003/PN

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT TERHADAP PIHAK KETIGA 1 Oleh : Ardy Billy Lumowa 2

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

KEPAILITAN PT ASURANSI JIWA BUANA PUTRA YANG IZIN USAHANYA TELAH DICABUT : STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229 K/PDT

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

PENGURUSAN HARTA PAILIT PEMBERESAN HARTA PAILIT TUGAS KURATOR. Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

ABSTRACT. Bankruptcy is a general confiscation of all property and the administration

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disebut

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

KEDUDUKAN KREDITUR SEPARATIS DALAM HUKUM KEPAILITAN

Dosen Pengampu: Ayub Torry Satriyo Kusumo, S.H., M.H. DISUSUN OLEH Asawati Nugrahani (E )

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, istilah hukum perusahaan berasal dari hukum dagang dan

JURNAL PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KURATOR TERHADAP PELAKSANAAN PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT ABSTRACT

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB KURATOR ATAS PENJUALAN ASET MILIK DEBITOR YANG TELAH DINYATAKAN PAILIT DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA KREDITOR ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 73

TINJAUAN YURIDIS TENTANG HAK KREDITOR DALAM MELAKSANAKAN EKSEKUSI SELAKU PEMEGANG JAMINAN DENGAN HAK TANGGUNGAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang TUJUAN KEPAILITAN TUJUAN KEPAILITAN. 22-Nov-17

BAB I PENDAHULUAN. pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan

PERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI TERHADAP KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS (STUDI TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG No.05/PAILIT/2012/PN/NIAGA.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan kecanggihan teknologi dan sumber informasi semakin menunjang

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI Oleh : Anak Agung Cynthia Tungga Dewi Ni Made Ari Yuliartini Griadhi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Perlindungan hukum terhadap tertanggung dalam hal terjadinya kepailitan terhadap perusahaan asuransi mutlak diperlukan apabila suatu perusahaan asuransi mengalami kepailitan. Hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan kekhawatiran bagi para tertanggung untuk mendapatkan hak-haknya dari perusahaan asuransi yang dinyatakan pailit. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum yang normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan terkait dengan norma hukum tertulis yaitu dengan cara meneliti bahan kepustakaan yang berupa bahan hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan dimana dalam hal ini adalah Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa undang-undang tersebut memberikan perlindungan hukum terhadap tertanggung berupa penunjukan kurator yang melakukan pengurusan dan pemberesan terhadap harta pailit serta penentuan kedudukan hukum tertanggung pemegang polis berdasarkan sifat piutang masing-masing, menjadi kreditur preferen, kreditur konkuren, maupun kreditur separatis. Kata Kunci : Kepailitan, Perusahaan Asuransi, Perlindungan Hukum, Tertanggung ABSTRACT Legal protection of the insured in case of bankruptcy of the insurance company is absolutely necessary if an insolvent insurance company. It is intended that do not pose a concern for the insured to get their rights from the insurance company declared bankrupt. The research method adopted is that normative legal research is conducted legal research associated with written legal norms ie by examining the literature in the form of primary legal materials that legislation which in this case is Law No. 37 of 2004 on Bankruptcy and Suspension of Payment as well as Law No. 2 of 1992 on Insurance Business. From the research it can be stated that the law gives legal protection to the insured in the form of the appointment of a curator who perform the maintenance and settlement of the bankruptcy estate and the determination of the legal position of the insured policyholder based on the nature of the individual receivable, become preferred creditors, unsecured creditors, or creditors separatist. Keywords : Bankruptcy, Insurance, Legal Protection, Insured I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1

Asuransi merupakan perjanjian diantara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri dengan pihak tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita oleh tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Dibalik perlindungan akan rasa aman yang diberikan dari jasa asuransi, perusahaan asuransi seperti halnya perusahaan lainnya tidak terlepas dari ancaman pailit. Apabila suatu perusahaan asuransi mengalami kepailitan, maka hak dan kewajiban untuk mengurusi dan menguasai kekayaan yang termasuk harta pailit sudah tidak ada pada perusahaan asuransi. Hal ini tentu menimbulkan kekawatiran bagi para tertanggung untuk mendapatkan hak-haknya dari perusahaan asuransi yang dinyatakan pailit. Maka dari itu diperlukan adanya suatu aturan hukum yang dapat memberikan perlindungan terhadap tertanggung dalam hal terjadinya kepailitan terhadap perusahaan asuransi. 1.2 TUJUAN Setiap karya tulis ilmiah mempunyai tujuan yang ingin dicapai baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Tujuan umum yaitu untuk melatih diri dalam upaya menyatakan pikiran secara tertulis dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya bidang pendidikan hukum kepailitan. Tujuan khusus yaitu untuk mengetahui dan memahami mengenai perlindungan hukum dan upaya hukum bagi tertanggung dalam hal terjadi kepailitan terhadap suatu perusahaan asuransi. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum yang normatif (legal research). Landasan teoritis yang digunakan merupakan undang-undang, norma-norma maupun teori-teori yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Sumber bahan hukum yang digunakan yaitu bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum melalui kegiatan studi pustaka, studi dokumen dan studi catatan hukum, kemudian mengkaji dan mencatat bahan hukum tersebut dengan menggunakan sistem kartu. Analisis terhadap bahan hukum dilakukan dengan analisis kualitatif, dimana dengan 2

menerapkan penafsiran dari ketentuan peraturan kepailitan dan asuransi untuk selanjutnya disajikan secara deskriptif dan sistematisasi 1. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Perlindungan Hukum Bagi Tertanggung dalam Hal Terjadinya Kepailitan Perusahaan Asuransi Dalam hal terjadi kepailitan pada perusahaan asuransi, tertanggung mendapatkan perlindungan hukum dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (yang selanjutnya disebut UU Kepailitan dan PKPU) dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian (yang selanjutnya disebut UU UP). 1. Perlindungan hukum yang Diberikan oleh UU Kepailitan dan PKPU Dalam hal perusahaan asuransi yang dinyatakanpailit oleh Pengadilan Niaga, tertanggung diberikan perlindungan hukum berupa penunjukan kurator dan hakim pengawas oleh hakim pengadilan seperti yang disebutkan dalam pasal 15 ayat (1)UU Kepailitan dan PKPU. Selanjutnya pasal 16 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU menyatakan bahwa semenjak putusan pailit diucapkan, hak Debitur pailit untuk menguasai dan mengurus kekayaan yang termasuk dalam harta pailit diambil alih oleh kurator. Pasal 185 ayat (2) UU Kepailitan dan PKPU menyatakan bahwa Kurator melakukan pemberesan dengan penjualan di muka umum atau apabila dibawah tangan, dilakukan dengan persetujuan hakim pengawas. 2. Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh UU UP Peraturan mengenai asuransi yakniuu UP juga memberikan perlindungan hukum kepada tertanggung berupa penentuan kedudukan hukum tertanggung dalam hal terjadinya kepailitan terhadap perusahaan asuransi, yang mana dalam hal terjadi kepailitan, hak pemegang polis mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada pihak-pihak lainnya kecuali dalam hal kewajiban untuk Negara, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 20 ayat (2) UU UP menjadi jaminan bahwa pemegang polis dalam hal kepailitan perusahaan asuransi memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari kreditur-kreditur lainnya. Pada umumnya dalam menetapkan apakah suatu utang piutang telah jatuh tempo, dapat dilihat dari perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak. 2 Dalam hal ini polis asuransi merupakan bukti utama telah terjadi perjanjian asuransi antara penanggung dan 1 Zainal Asikin dan Amirudin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 64 2 CST Kansil, 1995, Hukum Perusahaan Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, Hal.50 3

tertanggung, dan dalam polis, seperti dalam pasal 304 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) ditentukan saat mulai berlaku dan berakhirnya bahaya bagi si penanggung. 2.2.2 Upaya Hukum Yang Dapat Ditempuh Oleh Tertanggung Untuk Memperoleh Haknya Apabila Perusahaan Asuransi Dinyatakan Pailit Dalam hal Debitur adalah perusahaan asuransi, permohonan pailit hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan kepada Pengadilan Niaga. Maka sesuai dengan ketentuan pasal 26 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU, upaya hukum yang dapat ditempuh tertanggungapabila perusahaan asuransi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga untuk mendapatkan hak-hak berupa pembayaran dari piutangnya, yaitu tertanggung (pemegang polis) asuransi dapat menuntut hak yang menyangkut harta pailit dengan mengajukan klaim asuransi kepada kurator, karena adanya pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga atas permohonan Menteri Keuangan,segala hak dan kewajiban perusahaan asuransi telah diambil alih oleh kurator. Setelah adanya putusan pailit dari Pengadilan Niaga, kurator akan menentukan pembagian pembayaran utang-utang Debitur pailit kepada para Kreditur menurut besar kecilnya piutang masing-masing. Pembayaran utang-utang tersebut akan dibayar menurut kedudukannya berdasarkan sifat piutang masing-masing Kreditur, baik Kreditur preferen, Kreditur konkuren, maupun Kreditur separatis. 3 Klaim adalah permohonan atau tuntutan seorang pemilik polis terhadap perusahaan asuransi untuk pembayaran sesuai dengan pasal-pasal dari sebuah polis. 4 Kesepakatan yang terjadi diantara para pihak tersebut perlu dibuat dalam suatu bukti tertulis. Polis asuransi adalah dokumen yang memuat kontrak antara pihak yang ditanggung dengan perusahaan asuransinya. Baik berupa ringkas dan sederhana, maupun panjang dan kompleks, polis asuransi menyatakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari phak-pihak yang membuat kontrak itu. Kurator menurut pasal 201 UU Kepailitan dan PKPU, setelah berakhirnya tenggang waktu untuk melihat daftar pembagian sebagaimana dimaksud dalam pasal 192 UU Kepailitan dan PKPU, atau dalam hal telah diajukan perlawanan setelah putusan perkara perlawanan tersebut diucapkan, wajib segera membayar pembagian yang sudah ditetapkan. Merupakan tugas kurator untuk melakukan pembagian terhadap harta pailit kepada kreditur 3 Ahmad Yani dan Gunawan Wijaya, 2004, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 25 4 A. Hasymi Ali, 1993, Pengantar Asuransi, Cet. I, Bumi Aksara, Jakarta, Hal. 55 4

secara prorate dan menurut sifat piutangnya kepada kreditur Preferen (kreditur yang diutamakan) dan kepada kreditur Konkuren. III. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam hal terjadinya kepailitan dalam perusahaan asuransi, pasal 15 ayat (1)UU Kepailitan dan PKPU memberikan perlindungan hukum berupa penunjukan kurator dan hakim pengawas oleh hakim pengadilan yang melakukan pengurusan dan pemberesan terhadap harta pailit. Sedangkan pasal 20 ayat (2) UU UP memberikan perlindungan hukum berupa penentuan kedudukan hukum tertanggung pemegang polis menjadi kreditur preferen, Kreditur konkuren, maupun Kreditur separatis. 2. Upaya hukum yang dapat ditempuh oleh tertanggung untuk memperoleh haknya apabila perusahaan asuransi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga adalah dengan mengajukan permohonan pembayaran klaim asuransi kepada kurator, karena dengan adanya pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga atas permohonan Menteri Keuangan, segala hak dan kewajiban perusahaan asuransi telah diambil alih oleh kurator. DAFTAR PUSTAKA Asikin, Zainal dan Amirudin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Muhamad, Abdulkadir, 2002, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Citra Aditya Abadi, Bandung. Hasymi Ali, A, 1993, Pengantar Asuransi, Cet. I, Bumi Aksara, Jakarta. Kansil, CST, 1995, Hukum Perusahaan Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta. Yani, Ahmad dan Gunawan Wijaya, 2004, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 131 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4443. Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3467. 5