BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan sebuah harapan bersama yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah sebuah instansi resmi yang bertujuan memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan. Sekolah merupakan lembaga formal guna mencetak generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi muda di dalam sekolah adalah siswa atau peserta didik. Proses kegiatan mencerdaskan generasi muda atau peserta didik dalam sekolah sering disebut dan dijumpai pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa yang dilakukan di dalam kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sekolah sebagai lembaga resmi tentu mempunyai aturan atau tata tertib yang harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat yang ada di dalamnya. Tata tertib di dalam sekolah dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan di sekolahan. Tata tertib sekolah dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu tata tertib yang harus dipatuhi oleh siswa atau yang sering disebut tata tertib bagi siswa dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh guru dan karyawan atau yang sering disebut dengan tata tertib bagi guru dan karyawan. Siswa adalah anggota masyarakat yang sedang melaksanakan proses atau kegiatan pendidikan. Kegiatan pendidikan adalah suatu usaha sadar yang direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan dirinya dan mengoptomalkan potensi yang dimilikinya. Jenjang pendidikan yang dilalui oleh 1

2 siswa adalah jenjang pendidikan dasar yaitu SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau yang sederajat, serta jenjang pendidikan menengah yaitu SMA (Sekolah Menengah Atas) atau yang sederajat. Siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan individu yang dalam proses masa perkembangan. Perkembangan individu siswa sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Siswa sering mencoba hal-hal yang baru atau yang dianggap asing baginya. Arus globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi di Indonesia menimbulkan banyak sisi negatif terutama bagi peserta didik (Siswa). Dampak negatif yang muncul akibat pesatnya arus globalisasi dan perkambangan ilmu pengetahuan teknologi dapat dibuktikan dengan siswa susah diatur dan cenderung melakukan pelanggaran-pelanggaran tata tertib. Pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa dalam sekolah dapat dicontohkan tidak memakai baju sesuai dengan aturan, merokok, menonton vidio porno, membawa kartu remi dan main judi, membolos, berkelahi sesama teman, tawuran antar pelajar bahkan sampai melakukan kegiatan mesum. Pelanggaran yang lebih berat dilakukan oleh pelajar dapat dicontohkan seperti tindakan kriminal, pembunuhan, perampokan, pencurian, perampasan, prostitusi, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba), minum-minuman keras dan lain sebagainya yang semua itu merupakan tindakan melanggar hukum atau dilarang oleh hukum. Berikut ini akan disajikan contoh pelanggaran siswa yang diambil dari social media. 1. Lumajang, Jawa Timur, geger video berdurasi kurang dari delapan menit, direkam di handphone. Film mempertontonkan adegan intim sang pelajar

3 dengan pasangannya, keduanya berlaku bak suami istri. (Metrotvnews.com. 21 November 2013) 2. Tiga siswa yang tengah membolos ditangkap warga dan aparat TNI sedang berpesta narkoba di sebuah taman kota di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Selasa (Kompas.com. 12 Februari 2013). 3. Bangka. Keuntungan yang menggiurkan dari menjual toto gelap (togel) membuat Dv (18) seorang pelajar perempuan nekat ikut menjadi pengedar (Tribunnews.Com. 13 November 2013). 4. Akibat kedapatan pesta minuman keras saat jam pelajaran, empat siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, digelandang petugas Satpol PP saat tengah berpatroli (Sindonews.com. 13 November 2013). 5. Tiga siswa SMP di Padangsidimpuan ditangkap polisi selagi asyik berpesta narkoba di sebuah lahan kosong di Jalan By Pass Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua (Sindonews.com. 1 Mei 2012). 6. Empat pelajar tewas ketika menghindari tawuran pelajar dengan SMK Lodaya. Mereka terjun ke Sungai Cimahi dan akhirnya ditemukan tewas tenggelam (Republika.Co.Id. 16 November 2013). Banyaknya pelanggaran-pelangaran yang dilakukan oleh pelajar (siswa) menunjukan bahwa kesadaran hukum seorang siswa masih rendah. Pelanggaranpelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh peserta didik harus segera ditindak lanjuti agar tidak menjadi sebuah penyakit yang menular kepada generasi berikutnya. Pendidikan kesadaran hukum harus benar-benar diterapkan agar siswa

4 sebagai seseorang pelajar sadar akan statusnya dan menjadi generasi penerus bangsa yang taat pada hukum. Sekolah adalah instansi yang mencetak, memproses dan membentuk siswa agar menjadi orang yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah sebagai lembaga formal dalam proses kegiatan pendidikan dapat dibagi menjadi dua macam kegiatan yaitu intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Intrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dalam jam-jam aktif pembelajaran, sedangkan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam persekolahan. Intrakurikuler dan ekstrakurikuler mempunyai tujuan yang sama untuk membentuk dan menanamkan nilai-nilai positif bagi peserta didik. Salah satu ekstrakurikuler yang ada di sekolah adalah kegiatan Kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan bertujuan untuk membentuk manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang kuat mental, bermoral, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, dan sehat jasmasni dan rohani. Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menyebutkan: Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Tujuan Gerakan Pramuka salah satunya adalah membentuk setiap pramuka untuk tata hukum, yang dalam hal ini dapat dikhususkan taat pada tata tertib sekolah bagi siswa atau pramuka. Sebagai calon guru PPKn sudah sepantasnya untuk menjadi Pembina dan pelaksana dalam kegiatan Kepramukaan. Hal ini

5 dikarenakan guru PPKn adalah seseorang yang dapat menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada peserta didiknya. Salah satu tujuan dari Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah menghasilkan Pembina Gerakan Pramuka. Tujuan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai berikut ini. 1. Menghasilkan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Tatanegara, Sosiologi, dan Antropologi yang propesional, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, serta mampu beramal menuju terwujudnya masyarakat madani. 2. Menghasilkan Pembina generasi muda yang handal melalui Pendidikan Pramuka dalam rangka membentuk nation and character building (UMS. 2010:117). Kewajiban guru PKn untuk dapat membina atau melaksanakan Pendidikan Kepramukaan juga didukung dengan diwajibkannya kegiatan Kepramukaan dalam setiap instansi sekolah dasar dan menengah, hal ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda yang salah satu cirinya adalah taat kepada hukum. Berdasarkan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler, Lampiran III menyatakan Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari Sekolah Dasar hingga sekolah Menengah Atas. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/terdekat (Mendikbud. 2013). Garis besar dari latar belakang masalah di atas adalah mengenai kurangnya kesadaran hukum pada siswa. Pendidikan Kepramukaan adalah lembaga pendidikan nonformal yang salah satu tujuanya menanamkan ketaatan pada hukum.

6 Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan merumuskan judul Peran Gerakan Pramuka dalam Rangka Pembinaan Kesadaran Hukum pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 (Studi Deskriptif Kesadaran Hukum Taat Tata Tertib Sekolah). B. Perumusan Masalah Perumusan masalah atau sering diistilahkan dengan problematika yaitu menunjukkan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Permasalahan yang dirumuskan dengan jelas bertujuan agar proses pemecahannya terarah dan terfokus. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk-bentuk peran Gerakan Pramuka dalam rangka pembinaan kesadaran hukum pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana langkah-langkah Gerakan Pramuka dalam rangka pembinaan kesadaran hukum taat Tata Tertib Sekolah pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014? 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Gerakan Pramuka dalam rangka pembinaan kesadaran hukum taat Tata Tertib Sekolah pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014?

7 4. Bagaimana solusi yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka pembinaan kesadaran hukum taat Tata Tertib Sekolah pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk peran Gerakan Pramuka dalam rangka pembinaan kesadaran hukum pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah Gerakan Pramuka dalam rangka pembinaan kesadaran hukum taat Tata Tertib Sekolah pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014. 3. Untuk menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi Gerakan Pramuka dalam rangka pembinaan kesadaran hukum taat Tata Tertib Sekolah pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/ 2014. 4. Untuk mendeskripsikan solusi yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka pembinaan kesadaran hukum taat Tata Tertib Sekolah pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014.

8 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk kegiatan penelitian yang sejenis waktu yang akan datang. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada sekolah mengenai peran Gerakan Pramuka dalam rangka pembinaan kesadaran hukum pada siswa kelas VII di SMP 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014. b. Memberikan sumbangan kepada pembina Gerakan Pramuka di SMP Negeri 2 Kartasura agar lebih giat dan aktif dalam melaksanakan kegiatan Pramuka dalam rangka pembinaan kesadaran hukum taat Tata Tertib Sekolah pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014. E. Daftar Istilah Daftar istilah merupakan penjelasan judul yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian, adapun daftar istilah dari judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

9 1. Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Menuurut Pusat Departemen Pendidikan Nasional (2008:1155), peranan fungsi seseorang atau sesuatu dalam kehidupan adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan ada pada dari seesorang pada situasi sosial tertentu. Jadi peran adalah perilaku yang tercermin dari kedudukan sosial seseorang. 2. Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh Pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan. 3. Pembinaan Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:152), pembinaan adalah proses, cara perbuatan membina, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 4. Taat Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:1116), taat berarti senantiasa tunduk, patuh. Sedangkan Ketaatan dirumuskan bahwa 1) kepatuhan, 2) kesetiaan, 3) kesalehan. 5. Tata Tertib Sekolah Tata Tertib adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh sekolah untuk dilaksanakan dan ditaati anggotanya.

10 6. Siswa Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:1477), siswa adalah murid atau pelajar. Jadi siswa atau peserta didik adalah pelajar yang menjadi subjek pembelajaran yang berada dalam lembaga pendidikan dan merupakan pelaku kegiatan pembelajaran.